Anda di halaman 1dari 5

SANG PEMIMPI

Karya Andrea Hirata Oleh :

Charisma Aziza 2i (Two I)*coucok

SINOPSIS :
Arai adalah sepupu jauh dari Ikal. Ia sudah tidak punya keluarga lagi setelah ayahnya meniggal dunia, sejak itu Arai tinggal bersama dengan keluarga Ikal. Betapa kuat hati Simpa Keramat ini, begitulah julukan dari orang Melayu untuk seseorang yang hanya hidup sebatang kara dan tidak memiliki keluarga lagi,istilah ini juga berarti dalam keluarganya hanya ia yang masih hidup.Mereka berdua telah menjadi keluarga sejak kelas 3 SD. Setelah sekiranya mereka SMP,Ikal dan Arai mengenal Jimbron yang gagapnya bukan main dan sangat gila kuda pada saat di masjid. Jimbron juga sama seperti Arai, hidup sebatang kara dan tidak punya saudara lagi. Sebetulnya,beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovanny. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai, Jimbron menjadi anak asuh sang pendeta.Pendeta berdarah Italia itu tak sedikit pun bermaksud mengubah keyakinan Jimbron agar ikut dengan agama Ayah angkatnya. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid. Keheranan mereka yang kedua adalah Jimbron sangat menyukai kuda. Kata orang-orang, hal ini ada sangkutpautnya dengan sebuah film di televisi balai desa yang ditonton Jimbron seminggu sebelum ayahnya wafat.Jimbron adalah pemuda yang mudah mengantuk tapi jika sedikit saja ia mendengar tentang kuda, maka telinga layunya sontak berdiri. Jimbron segera menjadi pecinta kuda yang fanatic-nya bukan main.Dan perkenalan mereka di Masjid pula yang membuat mereka saling kenal dan menjadi sahabat yang sama sama memiliki mimpi. Ketiganya melewati kisah persahabatan yang terjalin dari kecil hingga mereka bersekolah di SMA Negeri Manggar, SMA pertama yang berdiri di Belitung bagian timur. Demi memenuhi kebutuhan hidup, Ikal dan Arai harus bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari dan pergi ke sekolah setelahnya. Mereka hanya di gaji dengan sebungkus mie instan tiap hari sebagai makan siang .Namun begitu, mereka tetap gigih belajar sehingga selalu berada dalam peringkat lima teratas dari 160 murid di sekolahnya. Sekolah mereka merupakan SMA negeri pertama yang bergengsi di Belitong, sebelumnya satu-satunya SMA yang terdekat berada di Tanjung Pandan. Sekolah tersebut berada 30 kilometer dari rumah Ikal dan Arai sehingga mereka harus menyewa kamar dan hidup jauh dari orang tua. Kadang mereka juga bekerja sambilan yaitu sebagai penjaga tempat golf. Mereka juga pernah bekerja sebagai part time office boy di kompleks kantor, hanya saja gaji mereka bisa telat berbulan. Selama masa SMA, banyak kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh Arai dan Ikal. Mereka pernah mengejek Pak Mustar saat upacara bendera di pagi hari sehingga Pak Mustar marah dan mengejar mereka. Mereka juga pernah menyusup ke bioskop yang tidak mengizinkan anak sekolah masuk untuk menonton film dewasa. Pak Mustar mengetahui hal tersebut sehingga Arai dan Ikal diberi hukuman keesokan harinya. Disana juga terdapat guru yangbernama, Pak Balia, yang mengajarkan cara membuat kalimat yang indah. Salah satu kalimat yang tercamkan dipikiran Ikal, Arai, Jimbron yakni Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu diatas almamater suci tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Sartre, Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Disanalah

orang belajar science,sastra dan seni hingga merubah peradaban . Pada saat itulah mereka mengkristalisasikan harapan agung mereka, yakni bersekolah ke Prancis! mereka ingin menginjakkan kaki mereka di Almamater suci : Sorbonne. Harapan itu selanjutnya menghantui mereka setiap hari. Begitu tinggi cita-cita mereka. Suatu ketika,Semangat Ikal seakan surut untuk melanjutkan sekolah karena pada akhirnya ia akan seperti apa yang dia lihat di resoran maupun tempat lain. Ikal menjadi malas belajar dan sangat pesimis dalam kehidupannya karena ia melihat dirinya sendiri,Arai,dan Jimbron sedang bekerja mencuci piring kotor dan menjadi kernet. Karena pikiran yang pesimis dan malas belajar itulah ia mempersembahkan peringkat 75 bagi ayahnya. Sungguh sangat megecewakan, tetapi walau demikian ayah Ikal tetaplah bangga pada anaknya. Maka pada saat beliau mengambil rapot,sungguh sangat perih hati Ikal, dengan sikap pesimisnya ia terpuruk pada urutun 75. Ikal pun tak kaget jika nanti ayahnya tidak datang, dan Arai pun marah padanya. Tapi ayah Ikal datang dan seperti biasanya ia kemudian mengambil rapot dan langsung pulang. Arai dengan emosinya memarahi Ikal karena telah mengecewakan ayahnya. Pada akhirnya, Jimbron harus berpisah dengan Ikal dan Arai yang akan meneruskan kuliah di Jakarta. Tak terasa tiga tahun terlewati. Mereka berdua pergi merantau ke Pulau Jawa. Berbekal ijazah SMA mereka mencoba mencari pekerjaan. Setelah lama mencari, akhirnya Ikal mendapat pekerjaan di sebuah Kantor Pos yang ada di Jakarta dan Arai di Kalimantan. Hidup mandiri terpisah dari orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya cita-cita besar, sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi. Setelah lulus kuliah Ikal mengetahui bahwa ada pengumuman beasiswa stata dua, tanpa pikir panjang Ikalpun mencoba mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa itu. Selepas Ikal keluar dari ruangan pewawancara dia kemudian mendengar suara yang cukup dia kenal. Tanpa diduga pula bahawa itu memang suara Arai, sungguh tak disangka setelah sekian lama tak bertemu akhirnya Ikal bertemu dengan Arai yang juga sedang mengajukan beasiswa untuk kuliah di Eropa. Berbulan-bulan Ikal dan Arai menanti kepastian penguji beasiswa. Untuk pertama kalinya mereka pulang ke kampung halamannya. Mereka bertemu Jimbron yang sudah menikah dengan Laksmi dan mempuyai anak. Malamnya Ikal berjalan jalan untuk menikmatisuasana yang telah lama ia rindukan.Saat-saat yang ditunggu datang. Mereka bersama-sama membuka surat itu. Dan Mereka pun terbelalak melihat tulisan Universitas yang menerima mereka. Berulang-ulang, orang tua Ikal mengucapkan Alhamdulillah dan Araipun demikian,karena di kertas itu tertulis nama universitas yang menerima mereka, disana jelas tertulis : Universit de Paris, Sorbonne, Prancis.

Sudut Pandang :
Sudut Pandang orang ketiga,yaitu dia,mereka.

Tema :
Tentang perjuangan seseorang yang ingin meraih mimpi,dengan kekuatan persahabatan yang terjalin kuat serta kekuatan meraih mimpi sehingga mengantarkan anak dari Belitong bersekolah ke Perancis.

Latar :
Di kampung Melayu,di Pulau Belitong.

Alur :
Menceritakan tentang sebuah kehidupan tiga orang anak Melayu Belitong yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron yang penuh dengan tantangan, pengorbanan dan lika-liku kehidupan yangmemesona sehingga kita akan percaya akan adanya tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dankekuasaan Allah.

Tokoh dan Penokohan :


1. Ikal : Anak kampung yang berasal dari keluarga miskin,yang sekaligus sepupu jauh dari Arai,yang memiliki mimpi seperti Arai. 2. Arai : Menjadi saudara angkat Ikal sejak kelas 3 SD,setelah Ayahnya meninggal.Seseorang yang mampu melihat keindahan dibalik sesuatu ,optimis,selalu melihat peristiwa dari segi positif,spontan,dan jenaka. 3. Jimbron : Anak yatim piatu yang diasuh oleh pastur katholik yang bernama Geovanny,seseorang yang polos,mengetaui dan mencintai tentang semua jenis kuda dan karakteristiknya.

Gaya Bahasa :
Novel ini menggunakan gaya bahasa yang tidak terlalu baku dan mudah dipahami.

Amanat :
Dalam novel ini memiliki pesan,yaitu Jangan pernah untuk berhenti bermimpi,karena setiap mimpi yang kita impikan pasti akan terwujud dengan usaha dan kerja keras yang kita lakukan, percaya akan mimpi kita dan berdoa juga mewujudkannya.Selama jantung kita belum berhenti berdetak maka mimpi kita belum berhenti.

Anda mungkin juga menyukai