Anda di halaman 1dari 13

1

HUKUM TINDAK PIDANA KHUSUS

A. Pengertian Pertama kali dikenal istilah Hukum Pidana Khusus, sekarang diganti dengan istilah Hukum Tindak Pidana Khusus. Timbul pertanyaan apakah ada perbedaan dari kedua istilah ini. Seacara prinsipil tidak ada perbedaan antara kedua istilah ini. Oleh karena yang dimaksud dengan kedua istilah itu adalah UU Pidana1 yang berada di luar Hukum Pidana Umum yang mempunyai penyimpangan dari Hukum Pidana Umum baik dari segi Hukum Pidana Materil maupun dari segi Hukum Pidana F rmal. Kalau tidak ada penyimpangan tidaklah disebut hukum Pidana Khusus atau Hukum Tindak Pidana Khusus. Hukum tindak pidana khusus mengatur perbuatan tertentu atau berlaku terhadap rang tertentu yang tidak dapat dilakukan leh rang lain selain rang tertentu. Oleh karena itu hukum tindak pidana khusus harus dilihat dari substansi dan berlaku kepada siapa Hukum Tindak Pidana Khusus itu. Hukum Tindak pidana khusus ini diatur dalam UU di luar Hukum Pidana Umum. Penyimpangan ketentuan hukum pidana yang terdapat dalam UU pidana merupakan indikat r apakah UU pidana itu merupakan Hukum Tindak Pidana Khusus atau bukan. Sehingga dapat dikatakan bah!a Hukum Tindak Pidana Khusus adalah UU Pidana atau Hukum Pidana yang diatur dalam UU pidana tersendiri. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat P mpe yang mengatakan " Hukum Pidana Khusus mempunyai tujuan dan fungsi tersendiri UU Pidana yang dikuali#ikasikan sebagai Hukum Tindak Pidana Khusus ada yang berhubungan dengan ketentuan Hukum $dministrasi %egara terutama mengenai penya&lahgunaan ke!enangan. Tindak pidana yang menyangkut penyalahgunaan ke!enangan ini terdapat dalam perumusan tindak pidana k rupsi.

'ang dimaksud UU Pidana adalah UU yang memuat atau mengatur perumusan tindak pidana, dan berlakunya ketentuann hukum pidana. Khusus untukm hukum tindak pidana khusus diharuskan adanya indicat r penyimpangan terhadaphukum pidana materil dan (uga # rmal.

B. Dasar hukum dan kekhususan. UU Pidana yang masih dikuali#ikasikan sebagai Hukum Tindak Pidana Khusus adalah UU % ) *rt 1+,, -Hukum Pidana .k n mi/, UU % 01 tahun 1+++ ( UU % 12 tahn 1221 dan UU % 1 3Perpu31221 dan UU % 13Perpu31221. Hk. Tp. Khusus Mengatur Perbuatan tertentu 4 Untuk rang3g l ngan tertentu Hk Tindak Pidana Khusus Menyimpang dari Hukum Pidana Matriil dan Hukum Pidana F rmal. Penyimpangan diperlukan atas dasar kepentingan hukum. *asar Hukum UU Pidana Khusus mdilihat dari hukum pidana adalah Pasal 120 KUHP. Pasal 120 ini mengandung pengertian " 1. Semua ketentuan yang ada dalam 5uku 6 KUHP berlaku terhadap UU di luar KUHP sepen(ang UU itu tidak menentukan lain. 1. $danya kemungkinan UU termasuk UU Pidana di luar KUHP, karena KUHP tidak mengatur seluruh tindak pidana di dalamnya -tidak lengkap dan tidak mungkin lengkap/. Hk. TP. Khusus
Hk. $dministrasi Hk. Pidana .k n mi - UU % ) *rt 1+,,/.

UU Hk Pidana 7 KUHPM

UU Pidana TP. K rupsi4 TP. %ark tika TP Ter risme

37 UU lain

Hubungan " Hk. TP Khusus 8 Hk Pidana Umum " Hk. Pidana Umum 8 Hk. TP.Pid Khusus

Ps 120 KUHP

Melengkapi Perundang&undangan Pidana " a. UU pidana dalam arti sesungguhnya, yaitu hak memberi pidana dari negara4 b. Peraturan Hukum Pidana dalam arti tersendiri, adalah memberi sanksi pidana terhadap aturan yang berada di luar hukum pidana umum

$pabila diperhatikan suatu undang&undang dari segi hukum pidana ada , substansi. 1. UU sa(a yang tidak mengatur ketentuan pidana -seperti UU % 1 Tahun 1+)9, UU % )31+:+ yang diubah dengan UU % 03122;, UU % :31+)9 yang diubah dengan UU % 9031+++, UU % 1131+++ yang diubah denghan UU % 0131229 , UU % 9 3 1229, UU % 1031+++ yang diubah dengan UU % 031229/. 1. UU yang memuat ketentuan pidana, makksudnya mengancam dengan sanksi pidana bagi pelanggaran terhadap pasal&pasal tertentu yang disebut dalam 5ab ketentuan pidana. -seperti UU % 131229, UU % 3 1+++, UU % :31+++, UU % )31++;, UU % 1:31++) yang diubah dengan UU % 0931222, UU % 1031229, UU % 10312212, UU % < 1;31222/. 0. UU Pidana, maksudnya undang&undang yang merumuskan tindak pidana dan langsung mengancam dengan sanksi pidana dengan tidak mengatur bab tersendiri yang memuat ketentuan pidana. -seperti UU % 0131+++, UU % 1231221, UU % 13Perpu31222, UU % 1,31221 yang diubah dengan UU % 1,31220/ 9. UU Hukum Pidana adalah undang&undang yang mengatur ketentuan hukum pidana. Undang&undang ini terdiri dari undang&undang pidana materil dan # rmal -undang&undang acara pidana/. Kedua undang& undang hukum pidana ini dikenal dengan sebutan =Kitab Undang& undang Hukum Pidana, Kitab Undang&undang Hukum $cara Pidana> -seperti KUHP, UU % :3 1+:1 tentang KUH$P, KUHP Militer/ Hukum Pidana Khusus ada yang berhubungan dengan Hukum administrasi - HP., Hk. Pidana Fiscal, UU % 01 th 1+++ khusus masalah penyalahgunaan ke!enangan/. *asar Hukum UU Pidana Khusus dilihat dari hukum pidana adalah Pasal 120 KUHP. Pasal 120 ini mengandung pengertian " 0. Semua ketentuan yang ada dalam 5uku 6 KUHP berlaku terhadap UU di luar KUHP sepen(ang UU itu tidak menentukan lain. 9. $danya kemungkinan UU termasuk UU Pidana di luar KUHP, karena KUHP tidak mengatur seluruh tindak pidana di dalamnya -tidak lengkap dan tidak mungkin lengkap/. C. Kekhususan T.P. Khusus. Hukum Tindak Pidana khusus mempunyai ketentuan khusus dan penyimpangan terhadap hukum pidana umum, baik dibidang Hukum Pidana Materiil maupun dibidang Hukum Pidana # rmal. Hukum Tindak Pidana Khusus berlaku terhadap perbuatan tertentu dan atau untuk g l ngan 3 rang& rang tertentu.

1. Kekhususan Hukum Tindak Pidana Khusus dibidang Hk. Pidana Materil. -Penyimpangan dalam pengertian menyimpang dari ketentuan HPU dan dpt berupa menentukan sendiri yg sebelumnya tidak ada dalam HPU disebut dengan ketntuan khusus -ket.khs/ 1.1. Hukum Pidana bersi#at elastis -ket.khs/ 1.1. Perc baan dan membantu melakukan tindak pidana diancam dengan hukuman. -menyimpang/ 1.0. Pengaturan tersendidiri tindak pidana ke(ahatan dan pelanggaran -ket. khs/ 1.9. Perluasan berlakunya asas terit rial -ekstera terit rial/. -menyimpang3ket.khs/ 1.,. Sub. Hukum berhubungan3ditentukan berdasarkan kerugian keuangan dan perek n mian negara. -ket.khs/ 1.;. Pega!ai negeri merupakan sub. Hukum tersendiri.-ket. khs/. 1.). Mempunyai si#at terbuka, maksudnya adanya ketentuan untuk memasukkan tindak pidana yang berada dalam UU lain asalkan UU lain itu menetukan men(adi tindak pidana. -ket.khus/. 1.:. Pidana denda ? 130 terhadap k rp rasi. -menyimpang/ 1.+. Perampasan barang bergerak , tidak bergerak -ket. khs/ 1.12. $danya pengaturan tindak pidana selain yang diatur dalam UU itu. -ket.khs/ 1.11. Tindak pidana bersi#at transnasi nal. -ket.khs/ 1.11. $danya ketentuan yurisdiksi dari negara lain terhadap tindak pidana yang ter(adi. -ket.khs/ 1.10. Tindak pidananya dapat bersi#at p litik - ket.khs/. 1.19. *apat pula berlaku asas retr acti<e . Pen!im"angan terhada" Hukum Pidana #$rmal. 1. Penyidikan dapat dilakukan leh @aksa1, K misi Pemberantasan Tindak Pidana K rupsi.0 1. Perkara pidana khusus harus didahulukan dari perkara pidana lain4 0. $danya gugatan perdata terhadap tersangka3terdak!a TP K rupsi. 9. Penuntutan Kembali terhadap pidana bebas atas dasar kerugian negara4 ,. Perkara pidana Khusus di adili di Pengadilan khusus -HP./4 ;. *ianutnya Peradilan 6n absentia4 ). *iakuinya ter b san terhadap rahasia bank4 :. *ianut Pembuktian terbalik4 +. Aarangan menyebutkan identitas pelap r4 12. Perlunya pega!ai penghubung4 11. *ianut TTS dan TT D. %uang &ingku" Tindak Pidana Khusus Buang lingkup tindak pidana khusus ini tidaklah bersi#at tetap, akan tetapi dapat berubah tergantung dengan apakah ada penyimpangan atau menetapkan sendiri ketentuan khusus dari UU Pidana yang mengatur substansi tertentu. C nt h " UU % + tahun 1+); tentang Tindak Pidana %ark tika merupakan tindak pidana khusus. Setelah UU % + tahun 1+); dicabut dengan UU % 11 tahun 1++) tidak terdapat
1

. Ketentuan dalam UU % . 013 1+++ ( UU % 0231221 K misi Pemberantasan Tindak Pidana K rupsi dapat melakukan penyidikan dan penuntutanTindak Pidana K rupsi., dapat mengambil alih perkara tindak pidana k rupsi baik pada tingkat penyidikan dan atau penuntutan -Ps : UU % 0231221/. 0 Menurut Hukum Pidana -KUH$P/ penyidik adalah POAB6, PP%S tidak ada disebutkan badan lain.

penyimpangan maka tidak lagi men(adi bagian tindak pidana khusus. *emikian (uga UU % 01 tahun 1+;9 tentang Aalu Aintas *e<isa telah dicabut dengan UU % 19 tahun 1+++ tentang Aalu Ainyas *e<isa dan Sistem %ilai Tukar Uang. Sehingga UU yang mengatur tentang Aalu Aintas *e<isa ini tidak lagi merupakan tindak pidana khusus. Buang lingkup tindak hukum tindak pidana khusus " 1. Hukum Pidana .k n mi -UU % ) *rt 1+,,/ 1. Tindak pidana K rupsi 0. Tindak Pidana Ter risme. Tindak pidana ek n mi merupakan tindak pidana khusus yang lebih khusus dari kedua tindak pidana khusus lainnya. Tindak pidana ek n mi ini dikatakan lebih khusus karena aparat penegak hukum dan pengadilannya adalah khusus untuk tindak pidana ek n mi. Misalnya @aksanya harus (aksa ek n mi, Paniteranya harus panitera ek n mi dan hakim harus hakim ek n mi demikian (uga pengadilannya harus pengadilan ek n mi.

ad 1. Hukum Pidana 'k$n$mi I. Pengertian( dan dasar Hukum


UU % ) *rt 1+,, tidak memberikan atau merumuskan dalam bentuk de#e& nisi mengenai hukum pidana ek n mi. Melalui ketentuan Ps 1 UU % ) *rt 1+,, pada intinya yang disebut tindak pidana ek n mi ialah pelanggaran sesuatu keten& tuan dalam atau berdasarkan Ps 1 sub 1e, Ps 1 sub 1e dan Ps 1 sub 0e.. @adi setiap ter(adi pelanggaran terhadap ketentuan Ps 1 UU % ) *rt 1+,, adalah tindak pidana ek n mi. Hukum pidana ek n mi diatur dalam UU % ) *rt 1+,, 9 tentang Pengusutan, Penuntutan dan Peradilan Tindak Pidana .k n mi. Tu(uan dibentuknya UU % ) *rt 1+,, adalah untuk mengadakan kesatuan dalam peraturan perundang&undangan ten& tang pengusutan, penuntutan dan peradilan mengenai tindak pidana ek n mi. UU ini merupakan dasar hukum dari Hukum Pidana .k n mi. *isebut dengan hukum pida& na ek n mi leh karena UU % ) *rt 1+,, mengatur secara tersendiri perumusan Hukum Pidana # rmal disamping adanya ketentuan hukum pidana # rmal dalam Hukum pidana umum -hukum acara pidana/. Selain itu (uga terdapat penyimpangan terhadap ketentuan hukum pidana materil -KUHP/. II. Kekhususan Hukum Pidana 'k$n$mi Hukum Pidana .k n mi mempunyai kekhususan tersendiri dibandingkan dengan pidana khusus yang lain..Menurut $ndi HamDah, kekhususan yang dimaksud adalah" a. Peraturan hukum pidana ek n mi bersi#at elastis mudah berubah& ubah4 b. Perluasan sub(ek hukum pidana -pemidanaan badan hukum/4 c. Peradilan in absentia4 Peradilan in absentia berlaku terhadap rang yang sudah meninggal dunia dan terhadap rang yang tidak duikenal. Untuk mengetahui siapa rang yang tidak dikenal ini pela(ari UU % ) *rt 1+,, dan UU % 1, Prp tahun 1+;1. d. Perc baan dan membantu melakukan pada delik ek n mi4 e. Pembedaan delik ek n mi berupa ke(ahatan dan pelanggaran4 #. Perluasan berlakunya hukum pidana

9 ,

UU % ) *rt 1+,, dikenal sebagai Hukum Pidana .k n mi. $ndi HamDah. 1+:0. Hukum Pidana Ekonomi. .rlangga @akarta hlm 1,& 91.

g. Penyelesaian di luar acara -schikking).6 h. Perkara TP. diperiksa dan diadili di Pengadilan .k n mi. 5erarti pengadilannya khusus Pengadilan .k n mi. Perlu diketahui bah!a sampai sekarang -tahin 122)/ belum ada Pengadilan ek n mi secara #isik akan tetapi #ungsinya tetap ada sesuai dengan ketentuan Pasal 0, ayat -1/ UU % ) *rt 1+,,, bah!a pada tiap&tiap Pengadilan %egeri ditempatkan se rang Hakim atau lebih dibantu leh se rang panitera atau lebih dan se rang @aksa atau lebih yang semata&mata diberi tugas untuk mengadili perkara tindak pidana ek n mi. Menurut Ps 0, ayat -1/ Pengadilan tersebut adalah Pengadilan .k n mi. i. Hakim, @aksa dan Panitera adalah hakim, (aksa, dan Panitera yang diberi tugas khusus untuk memeriksa dan mengadili perkara tindak pidana ek n mi, berarti bukan hakim, (aksa dan Panitera umum. (. Hakim, (aksa pada pengadilan ek n mi dapat dipeker(akan lebih dari satu pengadilan ek n mi. k. Pengadilkan ek n mi dapat bersidang di luar tempat kedudukan Pengadilan .k n mi

Schikking setrelah berlakunya UU % 1231++, dan UU % 1131+++ tidak berlaku lagi. $kan tetapi ketentuan penyelesaian perkara pidana di luar sidang pengadilan diatur dalam Ps :1 KUHP sepan(ang ancaman pidananya denda sa(a.

III.

Perumusan Tindak Pidana 'k$n$mi

Hukum Pidana .k n mi merumuskan tindak pidana ek n mi yang diatur dalam UU % ) *rt 1+,, adalah tindak pidana sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 sub 1e, sub 1e dan sub 0e Pasal 1 sub 1e ) sudah mengalami beberapa kali perubahan. Tindak pidana pasal 1 sub 1e adalah tindak pidana dalam Pasal 1;, 01 dan 00 UU % ) *rt 1+,,. Sedangkan tindak pidana Pasal 1 sub 0e adalah pelaksanaan suatu ketentuan dalam atau berdasar undang&undang lain, sekedar undang&undang itu menyebutkan pelanggaran itu sebagai pelanggaran tindak pidana ek n mi. Tindak pidana ek n mi dalam UU % ) *rt 1+,, ini lebih bersi#at hukum administrasi. Secara teliti pelanggaran terhadap UU % ) *rtr 1+,, disebut sebagai tindak pidana ek n mi leh karena berupa ke(ahatan yang meru&gikan keuangan dan perek n mian negara. 5erdasarkan ketentuan Pasal 1 sub 1e, sub 1e dan sub 0e UU % ) *rt 1+,, tindak pidana ek n mi ini terdapat dua kel mp k. Pertama tindak pidana yang berasal dari luar UU % ) *rt 1+,,, yaitu undang&undang atau staatblad sebagaimana disebutkan dalam Ps 1 sub 1e dan Ps 1 sub 0e. Kedua tindak pidana yang dirumuskan sendiri yaitu Ps 1;, Ps 01 dan Ps 00 sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 sub 1e. Tindak "idana berdasarkan Ps ). Tindak pidana Ps 1; merupakan pelanggaran karena tidak mengindahkan tuntutan pega!ai pengusut: -selanjutnya disebut penyidik/. Ps 1; merumuskan dengan sega(a tidak memenuhi tuntutan pega!ai pengusut, berdasarkan suatu aturan dari undang&undang ini. 5agi penyidik untuk dapat diberlakukan ketentuan Ps 1; harus diketahui dulu bah!a yang disidik itu adalah tindak pidana ek n mi bukan tindak pidana lain. Sebab apabila yang disidik itu bukan tindak pidana ek n mi bagi yang tidak mengindahkan tuntutan penyidik dikenakan ketentuan Ps 11; KUHP. @adi apabila yang disidik itu adalah tindak pidana ek n mi maka rang yang tidak memenuhi tuntutan penyidik diberlakukan Ps 1;. Tuntutan sebagai mana dimaksud dalam Ps 1; adalah " a.Tuntutan menyerahkan untuk disita semua barang yang dapat digunakan untuk mendapatkan keterangan atau yang dapat dirampas atau dimusnahkan -Ps 1: ayat -1/. b.Tuntutan untuk diperlihatkan segala surat yang dipandang perlu nuntuk dke& tahui penyidik agar penyidik ini dapat melakukan tugas dengan sebaik baik &nya. -Ps 1+ ayat -1/ c. Tuntutan untuk membuka bungkusan barang&barang&(ika hal itu dipandang perlu leh penyidik untuk memeriksa barang&barang itu -Ps 11 ayat -1/. Tindak Pidana berdasarkan Pasal * Tindak pidana ek n mi yang diatur dalam Ps 01 ini adalah tindak pidana yang berhubungan dengan berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan " a. pidana tambahan seperti termuat dalam Pasal ) ayat -1/ a,b, atau c4 d. tindakan tatatertib seprti dalam Pasal :4 e. suatu peraturan seperti terdapat dalam Pasal 124 #. tindakan tatatertib sementara. Seperti pada Pasal 1) dan 1:
)

Tertulis sub 1e harus dibaca sub ke 1., demikian (uga sub 1e dibaca sub ke 1 dst. Tindak pidana yang terdapat dalam Ps 1 sub 1e sudah beberapa kali diubah dan ditambah. Perubahan terakhir setelah Stb % 192 tahun 1::1 =Rechtenordonantie> dicabut leh UU % 12 tahun 1++, dan UU % 11 tahun 1++,. Rechtenordonantie ini mengatur ketentuan tentang bea masuk dan keluar sehingga disebut dengan UU 5ea. 5acalah secara teliti ketentuan Pasal 1 sub 1e, sub 1e dan sub 0e . Aalu cari yang mana tindak pidana itu yang telah dicabut dan UU mana yang mencabutnya. : Kata pengusut adalah istilah yang dikenal dalam H6B yang artinya sama dengan penyidik dalam KUH$P.

g. atau menghindari ketentuan a,b,c atau d tersebut di atas. Bumusan lengkap Ps 01 sbb" 5arang siapa senga(a berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan hukuman tambahan sebagai tercantum dalam Ps ) ayat -1/ a, b atau c, dengan suatu tindakan tatatertib seperti tercantum dalam Ps :, dengan suatu peraturan seperti termaksud dalam Ps 12 atau dengan suatu tindakan tatatertib sementara atau menghindari hukuman tambahan, tindakan tatatertib, peratur& an, tindakan tatatertib sementara seperti tersebut di atas. Menurut pembuat UU yang dimuat dalam pen(elasan Ps 01 ini agar dengan mudah dapat dipaksakan kepada tang bersalah untuk memenuhi pidana tambahan dan sebagi& nya, sebab pengusaha yang memnbandel banyak mempunyai alat untuk menghindari diri dari dibebankannya pelbagai pidana tambahan. Tindak Pidana 'k$n$mi berdasarkan Pasal ** Tindak Pidana .k n mi dalam Pasal 00 ini mirip dengan ketentuian Pasal 01 di atas. Perbedaannya terdapat pada unsur menarik bagian 8 bagian kekayaan untuk dihindar& kan dari beberapa tagihan atau pelaksanaan hukuman, tindakan tatatertib, atau tindak& an tatatertib sementara, yang di(atuhkan berdasarkan UU % )*rt 1+,,. %umusan se+ara lengka" sbb, 5arang siapa dengan senga(a, baik sendiri maupun dengan perataraan rang lain , menarik bagian kekayaan untuk dihindarkan dari tagihan&tagihan atau pelaksanaan suatu hukuman, tindakan tatatertib atau tindakan tatatertib sementara, yang di(atuhkan berdasarkan undang&undang ini. Ps 00 ini dimaksudkan untuk dapat mengatasi (ika rang yang dengan senga(a baik sendiri maupun perantaraan rang lain" a. menarik bagian kekayaan untuk dihindarkan dari tagihan atau pelaksanaan suatu pidana atau b. tindakan tatatertib atau tindakan tatatertib sementara yang di(atuhkan kepada& nya berdasarkan UU % ) drt 1+,,, karena sering rang mengghindari dari hukuman kekayaan itu. 5erarti untuk dapat dukenakan Pasal 00 hanya terbatas terhacdap " a. tagihan&tagihan4 b. pelaksanaan suatu tindakan tatatertib4 c. pelaksanaan suatu tindakan tatatertib sementara, yang kesemuanya a,.b,c harus berdasarkan UU % ) *rt 1+,,. Menurut Karni apa yang dimaksudkan dengan menarik bagian tagihan&tagihan dalam Ps 00 adalah mungkin sama dengan mencabut barang dari harta bendanya dalam Ps 0++ KUHP. Ps 0++ KUHP merupakan ke(ahatan yang dilakukan leh pengurus atau pembantu suatu k rp rasi yang dinyatakan (atuh pailit yang diperintahkan hakim untuk menyelesaikan urusan perniagaannya, akan tetapi ia mengurangi dengan (alan penipuan terhadap hak penagih. Kegiatan yang dilakukannya " 1. ... menyembunyikan keuntungan atau melarikan suatu bar#ang dari harta bendanya4 1. memindahkan sesuatu barang baik dengan menerima uang ..... 0. menguntungkan salah se rang yang berpiutang padanya dengan (alan apapun (uga pada !aktu (atuh pailit atau penyelesaian urusan dagang,... 9. tidak mencukupi ke!a(ibannya dalam mencatat segala sesuatu...

Tindak Pidana 'k$n$mi berdasarkan Ps 1 sub *e Pelaksanaan suatu ketentuan dalam atau berdasar undang&undang lain, sekedar undang&undang irtu menyebut pelanggaran itu sebagai tindak pidana ek n mi. Tindak pidana yang dimaksud dalam pasal ini hingga tahun 1+;, ada tiga undang&undang yang menyatakan pelanggaran terhadap undang&undang itu sebagai tindak pidana ek n mi. 1. UU % : Prp tahun 1+;1 A% % 91 tahun 1+;1 tentang Perdagangan barang& barang dalam penga!asan. 1. UU % + Prp tahun 1+;1 A% % 90 tahun 1+;1 tentang Pengendalian harga4 0. UU % 11 tahun 1+;, A% % ,9 tahun 1+;, tentang Pergudangan. I-. Peradilan Tindak Pidana 'k$n$mi Peradilan tindak pidana ek n mi yang diatur dalam UU % ) *rt 1+,, terdapat perbedaan dengan peradilan tindak pidana lainnya baik peradilan tindak pidana khusus maupun pada tindak pidana umum. Tingkat pertama Peradilan tindak pidana ek n mi diatur dalam Ps 0,, Ps 0;, Ps 0), Ps 0: Ps 0+. Pada tingkat 5anding diatiur dalam Ps 91, Ps 91, Ps 90, Ps 99, Ps 9, dan Ps 9;.. Pada tingkat kasasi diatur dalam Ps 9), Ps 9:. Pada tingkat pertama, Ps 0, ayat -1/ disebutkan bah!a pada tiap&tiap pengadilan negeri ditempatkan se rang hakim atau lebih dibantu leh se rang panitera atau lebih dan se rang (aksa atau lebih yang semata&mata diberi tugas untuk memeriksa dan mengadili perkara tindak pidana ek n mi. Ps 0, ayat -1/ dikatakan bah!a pengadilan pada tingkat pertama tindak pidana ek nimi adalah pengadilan ek n mi. 5erdasarkan kedua ketentuan ini berarti bah!a dengan adanya semata&mata maka hakim, paniteradan (aksa adalahb tugas khusus atau pengkhususan dari peradilan umum. Pengadilannya khusus hanya pengadilan ek n mi sa(a yang dapat memeriksa dan mengadili perkara pidana ek n mi bukan pengadilan negeri. Hanya l kasinya sa(a ada di pengadilan negeri. Ps 0, ayat -1/ memberikan arti pengadilan ek n mi ada di pengadilan negeri. Pengadilan ek n mi itu timbul ketika pada saat memeriksa dan mengadili perkara pidana ek n mi. Fisiknya tidak nampak akan tetapi #ungsinya ada.

12

Menurut Ps 0; se rang Hakim atau @aksa pada pengadilan ek n mi itu dapat dipeker(akan lebih dari satu pengadilan ek n mi. Perlu diketahui ketentuan ini dike& hendaki pada tahun 1+,, untuk mempercepat dan memberantas tindak pidana ek n & mi, ketika itu hakim di 6nd nesia tidak sebanding dengan tindak pidana yang ada. .. Oleh karena pada Ps 0; itu tidak disebut panitera berarti panitera tidak dapat dipeker& (akan lebih dari satu pengadilan ek n mi. Untuk mengatasi kesulitan terhadap percepatan, penyelesiaan tindak pidana ek n mi maka dalam Ps 0) diatur bah!a Pengadilan .k n mi dapat bersidang di luar tempat kedudukan pengadilan ek n mi. 5erarti dapat bersidang diluar !ilayah hukum pengadilan negeri apabila pada pengadilan negeri dalam lingkungan peng& adilan tinggi itu tidak terdapat hakim atau (aksa yang khusus diberi tugas memeriksa dan mengadili perkara tindak pidana ek n mi. Pada tingkat banding disebutkan Pada Ps 91 ayat -1/ bah!a pada tiap&tiap pengadilan tinggi untuk !ilayah hukumnya masing&masing diadakan pengadilan tinggi ek n mi yang diberi tugas memeriksa dan mengadili perkara pidana ek n mi pada tingkat banding. Ketentuan ini mempunyai (i!a yang sama dengan Ps 0, ayat -1/. -. Badan/Badan Pega0ai Penghubung. Si#at dari tindak pidana ek n mi mengancam dan merugikan kepentingan yang sangat gecompliceerd, sehingga rang biasa dan kadang&kadang Hakim dan @aksa sering tidak mempunyai gambaran yang sebenarnya menyebabkan timbul per&bedaan pendatpat antara (aksa dan hakim. Untuk mengatasi masalah yang berhubung&an dengan penyidikan, penuntutan dan peradilan terhadap perkara tindak pidana ek n mi, diperlukan badan&badan pega!ai penghubung. 5adan ini diangkat leh menteri yang bersangkutan -terkait/ berdasarkan persetu(uan Menteri Kehakiman. 5adan ini di!a(ibkan memberikan bantuan kepada penyidik, @aksa, dan Hakim baik di luar maupun di dalam Pengadilan. Menteri yang bersangkutan maksudnya adalah menteri yang ada hubungannya dengan materi perkara tindak pidana ek n mi itu apakah yang diperlukan bantuan terhadap badan pega!ai penghubung. @ika yang diperlukan itu mengenai lalu lintas de<isa, berarti yang dimintakan itu dari 5ank 6nd nesia, maka menteri yang bersangkutan adalah Menteri Keuangan. Pega!ai 5ank 6nd nesia dapat diangkat men(adi pega!ai penghubung leh Menteri Keuangan atas dasar persetu(uan Menteri Kehakiman. Orang yang dapat diangkat adalah rang yang ahli dibidang perek n mian. Oleh karena si#atnya memberi bantuan sa(a bantuan ini tidak mengikat terhadap penyelesaian perkara tindak pidana perek n mia. 5adan pega!ai penghubung ini bukanlah sebagai saksi ahli sebagaimana dalam Ps 112 ( Ps 1:2 KUH$P. -I.Tindakan Tatatertib Sementara Tindakan tatatertib sementara diatur dalam Ps 1) dan Ps 1: UU % ) *rt 1+,,. 6nstansi yang ber!enag mengambil tindakan tetatertib sementara ini adalah @aksa sebagaimana diatur dalam Ps 1) ayat -1/, dan Hakim sebagaimana diatur dalam Ps 1: ayat -1/ UU % ) *rt 1+,,. Selain kedua instansi ini tidak ber!enang mengam& bil tindakan tatatertib sementara. Ketentuan Ps 1) ayat -1/ dan Ps 1: ayat -1/ telah
+

B6 merdeka baru sepuluh tahun. Bakyat 6nd nesia belum banyak yang dapat sek lah pada (en(ang lebih tinggi. Pertama kali ada pendidikan untuk hakim dan @aksa pada sek lah hakim dan (aksa. -SH*/ setelah tahun ;2 an.

11

diubah leh UU % 1;3Prp31+;2. Secara akademik untuk dapat mengambil tindakan tatatertib sementara harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Ps 1) ayat -1/ dan Ps 1: ayat -1/ Ketentuan Ps 1) ayat -1/ sama dengan ketentuan Ps 1: ayat -1/. . $pabila dika(i ketentuan kedua pasal itu terdapat 9 -empat/ macam substansi, yaitu, syarat, !aktu, tu(uan dan tindakan yang harus dilakukan pengambilan tindakan tatatertib sementara. S!arat "engambilan Tatatertib sementa adalah" 1. ada hal&hal yang dirasa sangat memberatkan tersangka4 1. ada keperluan untuk mengadakan tindakan&tindakan dengan segera terhadap kepentingan&kepentingan yang dilindungi leh ketentuan&ketentuan yang disangka telah dilanggar leh tersangka 1aktu "engambilan tindakan tetatertib sementara 1. 5agi (aksa selama pemeriksaan dimuka pengadilan belum dimulai -Ps 1) ayat -1/ 1. 5agi hakim sebelum pemeriksaan di muka pengadilan .-Ps 1: ayat -1/ Tu2uan "engambilan tindakan tetatertib sementara 1. supaya tidak melakukan perbuatan&perbuatan tertentu 1. supaya tersangka berusaha agar barang&barang yang disebut dalam perintah untuk diadakan tindakan tatatertib sementara yang dapat disita, dikumpulkan dan disimpan ditempat yang ditun(uk dalam perintah tersebut. Tindakan Melaksanakan Tindakan Tetatertib Sementara 1. penutupan seluruh atau sebagian perusahaan dimana pelaggaran hukum disangka telah dilakukan4 1. penempatan perusahaan tersangka dimana tindak mpidana ek n mni itu disangka telah dilakukan, diba!ah pengampuan 0. pencabutan seluruh atau sebagian hak&hak tertentu, atau pencabutan seluruh atau sebagian keuntungan, yang telah atau dapat diberikan leh pemerintah kepada tersangka berhubung dengan perusahaan itu. Pelaksanaan Pengambilan Tindakan Tatateretib Sementara $pabila hakim telah menerima berkas perkara pidana ek &n mi harus diperha& tikan apakah @aksa sudah atau belum meng&ambil tindakan tatatertib sementara sesuai dengan ketentuan syarat, !aktu dan tu(uan. @aksa setelah menganbil tindakan tata&tertib sementara berdasarkan Ps 1) ayat -1/ dapat mengeluarkan perintah&perin& tah sebagaimana diatur dalam Ps 12 ayat -1/. $pabila @aksa sudah melaknakan, maka hakim berdasarkan ketentuan Ps 1: ayat -0/ dapat mengambil keputusan " a. memperpan(ang tindakan tatatertib sementara satu kali selama lamanya ; -enam/ bulan atas dasar hakim karena 2abatann!a, atau tuntutan 2aksa. b. mencabut atau merubah tindakan tatatertib sementara yang diambil @aksa atas da &sar hakim karena 2abatann!a, atau tuntutan 3aksa, atau "erm$h$nan terdak0a. Tindakan tataertib sementara berdasarkan ketentuan Ps 1) ayat -0/ dapat diubah atau dicabut leh @aksa atau Hakim asal perkara tindak pidana ek n mi itu belum diputus leh Hakim. @ika @aksa belum mengambil tindakan tatatertib sementara, maka Hakim berdasarkan Ps 1: ayat -1/ dapat mengambil tindakan tatatertib sementara. Setelah Hakim meng& ambil tindakan tatatertib sementara, hakim dapat mengeluarkan perintah&perintah sebagaimana diatur dalam Ps 12 ayat -1/. Tindakan tatatertib semntara yang diambil leh hakim dapat diperpan(ang dengan satu kali selama&lamanya ; bulan, atau diubah atau dicabut " a. leh hakim karena (abatannya b. atas tuntutan (aksa c. atas perm h nan terdak!a.

11

Mengingat tindakan tatatertib sementara kemungkinan dapat menim,bulkan kerugian yang besar, maka berdasarkan Ps 01 mengatur ketentuan mengganti keru& gian (ika tindak pidana ek n mi itu berakhir dengan" a. tidak di(atuhkan pidana p k k atau tindakan tatatertib. b. di(atuhkan pidana p k k atau tindakan tetatertib sehingga tindakan tatatertib sementara yang di(atuhkan dipandang terlalu berat. Uang pengganti kerugian itu dibebankan kepada kas negara. Aembaga yang berhak menghambil keputusan adalah pengadilan yang telah mengadili perkara tindak pidana ek n mi itu dalam tingkat penghabisan. -II. Sanksi Sanksi terhadap Pelanggaran Hukum Pidana .k n mi menganut sistem sanksi pidana dan tindakan tatatertib . Sistem ini dikenal dengan istilah = Double Track System>. Sanksi Pidana berupa sanksi pidana p k k dan pidana tambahan. Sanksi pi& dana ini sesuai dengan ketentuan Ps 12 KUHP. Sedangkan tindakan tatatertib seba& gaimana diatur dalam Ps : UU % ) *rt 1+,,. Tindakan tetatertib berupa penempatan perusahaan siterhukum berada diba& !ah pengampuan, ke!a(iban membayar uang (aminan, ke!a(iban membayar se(umlah uang sebagai pencabutan keuntungan dan ke!a(iban menger(akan apa yang dilalaikan tanpa hak, meniadakan apa yang dilakukan tanpa hak dan melakukan (asa& (asa untuk memperbaiki akibat satu sama lain, atas biaya siterhukum apabila hakim tidak menentukan lain.12. Sanksai pidana p k k sebelum ada perubahan diatur dalam Ps ; ayat -1/. yaitu sanksi pidana pen(ara dan denda. Sanksi pidana terhadap pelanggaran Ps 1 sub 1e, Ps 1 sub 1e dan Ps 1 sub 0e dianut sanksi pidana secara kumulati# atau alternati#, maksudnya di(atuhkan dua sanksi pidana p k k sekaligus -pidana pen(ara dan denda/ atau salah satu diantara dua sanksi pidana p k k itu. Perkembangan selan(utnya, ancaman pidana dalam hukum pidana ek n mi mengalami perubahan dan pemberatan. 1. UU % : *rt 1+,: selain menambah tindak pidana ek n mi terhadap keten& tuan Ps 1 sub 1e, memperberat ancaman hukuman yang terdapat dalam Ps ; ayat 1 huru# a yaitu kata&kata lima ratus ribu rupiah diubah men(adi satu (uta rupiah. 1. UU % ,3 P%PS3 1+,+ memperberat ancaman sanksi pidana terhadap keten& tuan Hukum Pidana .k n mi, tindak pidana k rupsi11, tindak pidana dalam buku ke 66 5ab 6 dan 66 KUHP,. dengan hukuman pen(ara sekurang&kurangnya satu tahun 11 dan setinggi&tingginya 12 tahun atau hukuman pen(ara seumur hidup atau hukuman mati. Untuk dapat dikenakan ketentuan ini apabila mengetahui, patut menduga bah!a tindak pidana itu akan menghalang&halangi terlaksana pr gram pemerintah, yaitu " a. memperlengkapi sandang pangan rakyat dalam !aktu yang sesingkat singkatnya4 b. menyelenggarakan keamanan rakyat dan negara4 c. melan(utkan per(uangan menentang imprealisme ek n mi p litik -6rian 5arat/. 0. UU % 11 3Peperpu31+,+ memperberat ancaman hukuman pidana denda yang semulanya satu (uta berdasarkan UU % :3*rt31+,: dikalikan dengan 02,
12

Aihat buku Pengantar Hukum Pidana .k n mi leh B.Eiy n hlm +1&122. Sedangkan sanksi pidana tambahan lihat hlm :,&+1. 11 Ketentuan hukum pemberantasan tindak pidana k rupsi pada !aktu itu adalah Peraturan Penguasa Perang Pusat % Prt3Peperpu3210931+,:.. 11 5erarti menganut sanksi pidana minimum khusus.

10

berarti dari satu (uta men(adi 02 (uta rupiah.. @ika tindak pidana itu dapat me& nimbulkan kekacauan dibidang perek n mian dalam masyarakat, maka pelanggar dihukum dengan human mati atau pen(ara seumur hidup atau pen(ara sementara selama&lamanya 12 tahun dan hukuman denda sebesar 02 kali (umlah yang ditetapkan pada ayat 1.Hakim harus men(atuhkan pidana secara kumulati#. 5.BS$M5U%F K. TPK 1

Anda mungkin juga menyukai