Pendahuluan
Istilah bahan tambahan berasal dari bahasa latin excipiens, dari kata kerja excipere yang artinya menerima, mengambil. Awalnya istilah ini digunakan untuk menyatakan senyawa yang berguna untuk menjamin bahwa produk obat mempunyai berat, konsistensi dan volume yang diperlukan untuk pemberian senyawa aktif pada dosis yang tepat pada pasien.
Pendahuluan
Pada tahun 1957, bahan tambahan didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan sebagai pembawa suatu sediaan obat. Pada tahun 1974, muncul istilah vehicle, yaitu senyawa inert yang ditambahkan pada suatu resep atau formula untuk menghasilkan konsistensi atau bentuk obat yang sesuai. Awalnya vehicle digunakan terbatas pada pembuatan pil, sekarang lebih banyak digunakan untuk bentuk sediaan tablet dan kapsul. Beberapa bahan alam yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan pil antara lain laktosa, glukosa, lycopodium, gliserin dan gelatin.
Bahan Aditif_Dr.RH. Pendahuluan 3
Pendahuluan
Formularium Nasional US pada tahun 1994 menyatakan bahwa bahan tambahan merupakan semua senyawa selain bahan aktif yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam formulasi, atau semua senyawa dalam formula selain bahan aktif. Termasuk di dalamnya adalah senyawa berfungsi untuk menjamin stabilitas, ketepatan dosis, memperbaiki karakteristik organoleptis dan kepatuhan pasien. Teknologi farmasi modern juga membutuhkan verifikasi sifat fisik bahan tambahan, yang penting dalam fase produksi maupun untuk kontrol pelepasan zat aktif, dengan tujuan untuk meningkatkan bioavailabilitas dan efikasi obat.
Bahan Aditif_Dr.RH. Pendahuluan 4
04/03/2012
04/03/2012
10
04/03/2012
13
14
04/03/2012
18
19
20
04/03/2012
21
22
23
24
04/03/2012
25