Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas JL Seiabudi
Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas JL Seiabudi
+ + =
C
DS x
DS DS x C x NQ
) 5 , 0 ( 8
) 1 ( ) 1 ( 25 , 0 1
2
3600 1
1
2
Q
x
DS x GR
GR
x c NQ
=
Tundaan (D) dihitung sebagai indikator tingkat pelayanan simpang
sebagai tundaan rata-rata suatu pendekat. D = DT + DG, sedangkan
Tundaan suatu simpang diperoleh sebagai (Q x D) / Qtotal.
Menurut Akcelik (1988),
C
x NQ
A x c DT
3600 1
+ = ;
) 1 (
) 1 ( 5 , 0
2
DS x GR
GR x
A
=
DG
i
= (1 Psv) x P
T
x 6 + (Psv x 4
Untuk menghitung jumlah kendaraan terhenti tiap pendekat dihitung
dengan rumus :
NS = 3600 9 , 0 x
c x Q
NQ
x ; dan
Nsv = Q x NS,
NS
total
= N
SV
/ Q
total
Kreteria tingkat pelayanan yang menyatakan waktu tunda (delay) pada
lampiran
8
5. Kinerja pelayanan Simpang /pertemuan jalan
Dari deskripsi empat buah simpang pertemuan jalan di sepanjang ruas
jalan Setiabudi Bandung, masing-masing telah diketahui data volume
lalulinats jam puncak ( peak hour) tiap lengan, data geometrik simpang
dan type klasifikasi simpang. Proses analisis kinerja tiap simpang tak
bersinyal dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1) Simpang tak Bersinyal
Gambar 1
Diagram alir Analisa Simpang tak bersinyal
INPUT DATA
Kondisi geometrik Simpang
Data lalu lintas lalu lintas
Kondisi Lingkungan
PERHITUNGAN KAPASITAS SIMPANG
1. Lebar pendekat dan tipe simpang
2. Kapasitas dasar
3. Faktor penyesuaian lebar pendekat
4. Faktor penyesuaian median jalan utama
5. Faktor penyesuaian ukuran kota
6. Faktor penyesuaian tipe lingkungan, hambatan
samping dan kendaraan tak bermotor
7. Faktor penyesuaian belok kiri
8. Faktor penyesuaian belok kanan
9. Faktor penyesuaian belok kanan
10. Kapasitas
PERHITUNGAN PERILAKU LALU-LINTAS
1. Perhitungan Derajat Kejenuhan
2. Peritungan Tundaan Lalu lintas ( delay)
3. Perhitungan Peluang antrian
4. Penilaian perilaku lalu-lintas
Keperluan Penyesuaian Asumsi sesuai kebutuhan
Akhir analisa
TIDAK
PERUBAHAN
YA
9
Dengan berpedoman pada diagram alir dan deskripsi data tiap
simpang di atas, maka diperoleh hasil masing-masing perhitungan
kinerja simpang tak bersinyal, yaitu Simpang jalan S Bajuri, Simpang
jalan Gegerkalong Girang dan Simpang jalan Hegarmanah sebagai
berikut .
- Simpang jalan Sersan Bajuri-Setiabudi
Bentuk Simpang adalah simpang tiga tak bersinyal type 3.2.4
dengan data arus lalu lintas jam puncak (peak hour) tiap pendekat
Tabel 1
Volume arus lalu lintas jalan Setiabudi di luar terminal
Jenis
Kendaraa
n
ARAH PENDEKAT ( smp)
A B C
LT ST RT LT ST RT LT ST RT
MC - 701 - 170 654 - 15 - 222
LV - 896 - 260 901 - 35 - 287
HV - 82 - 27 155 - 4 - 20
UM - - - - - - - - --
unit 2361 - 621 2327 - 67 - 745
SMP
1679 - 457 1710 - 54 - 529
Dari daftar di atas diperoleh bahwa :
Q
total
= 4429 smp/jam
Rasio belok kiri ( PLT ) = 0,11
Rasio belok kanan (PRT) = 0,12
Rasio jalan minor terhadap jalan utama = 0,132
Berpedoman pada metoda MKJI tahun 1997 untuk simpang tak
bersinyal maka hasil perhitungan elemen simpang diperoleh sebagai
berikut:
1). Perhitungan ratio belok dan ratio arus lalu lintas
- Faktor Penyesuaian Belok Kiri (F
LT
)
F
LT
= 0,84 + 1,61 . P
LT
P
LT
=
C B A
C B A
LT LT LT
+ +
+ +
= 0,11
F
LT
= 0,84 + 1,61 . 0,11 = 1.03
10
- Faktor Penyesuaian Belok Kanan (F
RT
)
F
RT
= 1,09 0,922 . P
RT
untuk 3 lengan
P
RT
=
C B A
C B A
RT RT RT
+ +
+ +
= = 0,12 ; F
RT
= 0,98
2). Perhitungan faktor penyesesuaian lebar pendekat ( Fw)
Lebar ratarata semua pendekat
W
I
= ( A/2 + B/2 + C/2) / 3
= (6,8/2 + 11,02/2 + 8,2/2) / 3 = 4,34 m
Maka F
w
= 0,73 + 0,0760 . W
I
= 1,2
Dengan tipe simpang 3.2.4 diperoleh nilai kapasitas dasar (C
o
) = 3200
smp/jam, maka :
Type
Simpang
Lebar Pendekat (meter)
Wi
Lajur
Kapasitas
Dasar
Jalan
Minor
W
C
Jalan Mayor
Jalan
Mayor
Jalan
Minor W
A
W
B
W
AB
3.2.4
8,22 6,8 11,02 8,91 4,3
4
4 2 3.200
3). Perhitungan faktor penyesesuaian ratio arus jalan minor (F
MI
)
F
MI
= 1,19 x P
MI
2
1,19 x P
MI
+ 1,19
P
MI
= Q
MI
/ Q
TOT
= 583 / 4429 = 0,132
F
MI
= 1,19 x 0,132
2
1,19 x 0,132 + 1,19 = 1,15
4). Perhitungan kapasitas simpang
C = C
o
x F
W
x F
M
x F
CS
x F
RSU
x
F
LT
x F
RT
x F
MI
Dengan ukuran penduduk spesifikasi kota besar adalah 1-3 juta, faktor
penyesuaian jalan mayor tanpa median (F
M)
= 1,00, maka diperoleh:
C
= 3200 x 1,18 x 1,0 x 1,05 x 0,98 x 1,03 x 0,98 x 1,15
= 4587 smp/jam
Kapasitas
dasar
Lebar
Pendeka
t rata-
rata
Median
jalan
utama
Ukura
n kota
hambata
n
samping
belok
kiri
belok
kanan
Rasio
FMI/FM
A
kapasitas
Co
(SMP/jam
)
FW FM FCS FRSU FLT FRT FMI
C
(smp/jam
)
3200 1,18 1,0 1,05 0,98 1,03 0,98 1,15 4587
11
5). Perhitungan Derajat Jenuh ( DS)
DS = Q
TOT
/ C,
Maka diperoleh DS = 4429 / 4587 = 0,96
Selanjutnya, tundaan yang terjadi serta prosentase peluang antrian yang
dapat terjadi, dapat dihitung sebagai berikut :
1). Perhitungan Tundaan Simpang (D)
Rumus: D = DG + DT
I
(det/smp)
DG = Tundaan geometrik simpang
DG = (1 - DS) x (P
T
x 6 + (1 - P
T
) x 3) + DS x 4
dimana: DG = tundaan geometrik simpang
DS = derajat kejenuhan
P
T
= ratio belok total
Maka diperoleh:
DG = (1 0,96 ) x (0,23 x 6 + (1 0,23) x 3) + 0,96 x 4
= 6,2 det/smp
DT
1
= Tundaan lalu lintas simpang
DT
I
= 1,0504 / (0,2742 0,2042 . 0,96) (1 0,96) . 2
= 6,9 det/smp
Maka diperoleh Tundaan Simpang (D) = 13,1 det/smp
2). Perhitungan tundaan lalu lintas jalan mayor (DT
MA
)
DT
MA
= 1,05034 / (0,346 0,246 . DS) (1 - DS) . 1,8
= 1,05034 / (0,346 0,246 .0,96) (1 0,96) . 1,8
= 27,8 det/smp
3). Perhitungan tundaan lalu lintas jalan minor (DT
MI
)
DT
MI
= ( Q
TOT
x DT
I
- Q
MA
x DT
MA
) / Q
MI
= ( 4429 x 6,9 3846 x 27,8) / 583 = 131 det/smp
4). Perhitungan peluang antrian (QP)
QP% = 9,02 . DS + 20,66 . DS
2
+ 10,49 . DS
3
= 9,02 . 0,96 + 20,66 . 0,96
2
+ 10,49 . 0,96
3
= 37,37 %
12
QP% = 47,71 . DS - 24,68 . DS
2
+ 56,47 . DS
3
= 47,71 . 0,96 - 24,68 . 0,96
2
+ 56,47 . 0,96
3
= 45,81 27,74 + 49,96 = 68,03 %
Arus
Lalu
Lintas
Deraja
t jenuh
Tundaan
lalu
lintas
simpang
Tundaan
lalu lintas
Jl. Utama
Tundaan
lalu lintas Jl.
Minor
Tundaan
geometrik
simpang
Tundaan
simpang
Peluang Antrian
Q
(smp/jam
)
DS DTI DTMA DTMI DG D
QP%
BA
QP%
BB
4429 0,96 6,9 27,8 131 6,2 13,1 68,37 37,37
Jadi, rentang peluang antrian yang dapat terjadi pada simpang jalan Dr.
SetiabudiSersan Bajuri adalah sebesar 37,37 % - 68,37 %
- Pelayanan simpang Geger Kalong Girang
Dari deskripsi data survai di atas telah diperoleh data arus lalu
lintas pada jam puncak (peak hour) adalah :
Q
total
= 5259 smp/jam
Rasio belok kiri ( PLT ) = 0,135
Rasio belok kanan (PRT) = 0,06
Rasio jalan minor terhadap jalan utama = 0,103
Maka elemen simpang Gegerkalong Girang sebagai berikut:
1). Perhitungan Kapasitas Simpang
D
S
= Q/C ; C = C
O x
F
W
x F
M
x F
CS
x F
RSU
x F
LT
x F
RT
x F
MI
C
O
= 3200 untuk simpang 3.2.4
W
A
= 12,6 m ; W
B
= 12,9 m ; W
C
= 6,7 m
75 , 12
2
9 , 12 6 , 12
2
=
+
=
+
=
B A
AB
W W
W m
73 , 9
2
7 , 6 75 , 12
2
=
+
=
+
=
C AB
i
W W
W m
F
W
= perhitungan lebar pendekat = 0,62 + 0,065 Wi
F
W
= 0,62 + 0,065 (9,73) = 1,2525 ; Maka:
13
Type
Simpang
Lebar Pendekat (meter)
Wi
Lajur
Kapasitas
Dasar
Jalan
Minor
W
C
Jalan Mayor
Jalan
Mayor
Jalan
Minor W
A
W
B
W
AB
3.2.4
6,7 12,6 12,9 12,7
5
9,73 4 2 3.200
F
M
= 1,0 karena tidak terdapat median lalu lintas
F
CS
= Faktor penyesuaian terhadap ukuran suatu kota, diambil 1,05
F
RSU
= Untuk lingkungan komersil dan hambatan samping cukup tinggi
dengan rasio kendaraan tak bermotor < 0,93%, maka F
RSU
yang digunakan
adalah 1-0,02 = 0,98.
F
LT
= 0,84 + 1,61 . P
LT
=> P
LT
= 0,13
maka, F
LT
= 0,84 + 1,61 (0,13) = 1,05
F
RT
= 1,09 - 0,922 . P
RT
=> P
RT
= 0,06
maka, F
RT
= 1,09 - 0,922 (0,06) = 1,03
F
MI
= factor penyesuain rasio arus jalan minor 3.2.4 diambil 1,3
maka Kapasitas simpang dapat dihitung sebagai berikut :
C = C
O x
F
W
x F
M
x F
CS
x F
RSU
x F
LT
x F
RT
x F
MI ;
C = 6019 smp/jam
Jadi, derajat jenuh diperoleh D
S
= Q/C = 5259/6019= 0,87
Kapasitas
dasar
Lebar
Pendekat
rata-rata
Median
jalan
utama
Ukuran
kota
hambatan
samping
belok
kiri
belok
kanan
Rasio
FMI/FMA
kapasitas
Co
(SMP/jam)
FW FM FCS FRSU FLT FRT FMI
C
(smp/jam)
3200 1,3 1,0 1,05 0,98 1,05 1,03 1,3 6019
2. Perhitungan Perilaku Lalu Lintas
1) Perhitungan Tundaan Simpang
DT
1
=
( )
2 ) 1 (
2042 , 0 2742 , 0
0504 , 1
x DS
xDS
= 10,62 det/smp
2) Tundaan pada Lalu Lintas Utama Jalan Mayor (DT
MA
)
14
DT
MA
=
( )
8 , 1 ) 1 (
246 , 0 346 , 0
05034 , 1
x DS
xDS
= 7,8 det/smp
3) Tundaan Lalu Lintas Jalan Minor Rata-Rata (DT
MI
)
DT
MI
=
( ) ( )
MI
MA MA TI TOT
Q
xDT Q xD Q
= 35,11 det/smp
4) Tundaan Geometrik (DG) Untuk DS 1
DG = (1 DS)(PT x 6) + (1 PT) x 3 + (DS x 4) = 6,05 det/smp
5) PerhitunganTundaan Simpang (D)
D= DG + DT1 = 6,05 + 10,62 = 16,67
6) Peluang Antrian
a. Peluang antrian batas atas
QP % = 47,71 x DS 24,68 x DS
2
+ 56,47 x DS
3
= 47,71 x 0,87 24,68 x (0,87)
2
+ 56,47 (0,87)
3
= 60,02 %
b. Peluang antrian batas bawah
QP % = 9,02 x DS + 20,66 x DS
2
+ 10,49 x DS
3
= 9,02 x 0,87 + 20,66 x (0,87)
2
+ 10,49 (0,87)
3
= 30,39%
Arus
Lalu
Lintas
Derajat
jenuh
Tundaan
lalu
lintas
simpang
Tundaan
lalu
lintas Jl.
Utama
Tundaan
lalu lintas
Jl. Minor
Tundaan
geometrik
simpang
Tundaan
simpang
Peluang
Antrian
Q
(smp/ja
m)
DS DTI DTMA DTMI DG D
QP%
BA
QP%
BB
5259 0,87 10,62 7,8 35,11 6,05 16,67 60,02 30,39
Peluang antrian yang terjadi pada simpang Setiabudhi Geger Kalong
Girang adalah sebesar 30,39 % s/d 60,02 %
- Kinerja pelayanan simpang Hegarmanah
Dari volume jam puncak (peak hour) arus lalu lintas simpang Hegarmanah di
atas dapat diketahui bahwa Q
total
= 5553 smp/jam, Rasio belok kiri ( PLT )
= 0,23 ; Rasio belok kanan (PRT) = 0,00 dan Rasio jalan minor terhadap
15
jalan utama = 0,09, Maka perhitungan elemen simpang Gegerkalong Girang
sebagai berikut:
1) Perhitungan Kapasitas simpang
a) Perhitungan lebar pendekat
W
A
=9,4 m ; W
B
= 8,5 m ; W
C
= 6,2 m
W
AB
= 95 , 8
2
5 , 8 m 4 , 9
2
=
+
=
+
B A
W W
Wi = 58 , 7
2
2 , 6 95 , 8
2
=
+
=
+
c AB
W W
FW = 0,62 + 0,065*7,58 = 1,11
Type
Simpang
Lebar Pendekat (meter)
Wi
Lajur
Kapasitas
Dasar
Jalan
Minor
W
C
Jalan Mayor
Jalan
Mayor
Jalan
Minor W
A
W
B
W
AB
3.2.4 6,2 10,9 8,5 7,95 7,95 4 2 3.200
b) Factor penyesuaian median jalan utama
FM = diambil 1,0 ; FCS = diambil 1,05
c) Factor penyesuaian tipe lingkungan, hambatan samping (FRSU ) untuk
rasio kendaraan tak bermotor kurang 10 %, dihitung diperoleh = 0,98
d) Factor penyesuaian % belok kiri
FLT = factor penyesuaian terhadap belok kiri
FLT = 0,84 + 1,61.PLT = 1,21
e) Factor penyesuaian belok kanan
FRT = 1,09 0,922*PRT = 1,09 0,922*0 = 1,09
f) Factor penyesuaian rasio arus jalan minor
FMI = factor penyesuaian arus jalan minor, diambil = 1,3
C = C
O
.F
W
.F
M
.F
CS
.F
RSU
.F
LT
.F
RT
.F
MI
C = 3200*1,11*1*1,05*0,98*1,21*1,09*1,3 = 6.267
Jadi, DS =
C
Q
= 89 , 0
267 . 6
553 . 5
=
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa kinerja pelayanan simpang
tidak stabil, lalu lintas padat, arus kendaraan tiap lajur tersendat, antrian
16
sering terjadi dan kecepatan rencana tidak tercapai, dimana kecepatan yang
ada dilapangan lebih rendah dari kecepatan rencana.
2) Perhitungan Perilaku Lalu Lintas
a) Perhitungan tundaan simpang
DT
1
=
( )
2 ) 1 (
2042 , 0 2742 , 0
0504 , 1
x DS
xDS
= 11,45 det/smp
b) Tundaan pada Lalu Lintas Jalan Mayor
DT
MA
=
( )
8 , 1 ) 1 (
246 , 0 346 , 0
05034 , 1
x DS
xDS
= 8,07 det/smp
c) Tundaan Pada Lalu Lintas Jalan Minor Rata-rata
DT
MI
=
( ) ( )
MI
MA MA TI TOT
Q
xDT Q xD Q
= 45,09 det/smp
d) Tundaan Geometrik
DG = (1 DS)(PT x 6) + (1 PT) x 3 + (DS x 4 = 3,99 det/smp
e) Tundaan Simpang
D
44 , 15
45 , 11 99 , 3
=
+ =
+ = DTI DG
f) Peluang Antrian
Peluang antrian batas atas
QP %
% 76 , 62
89 , 0 * 47 , 56 89 , 0 * 68 , 24 89 , 0 * 71 , 47
* 47 , 56 * 68 , 24 * 71 , 47
3 2
3 2
=
+ =
+ = DS DS DS
Peluang antrian batas bawah
QP %
% 79 , 31
89 , 0 * 49 , 10 89 , 0 * 66 , 20 89 , 0 * 02 , 9
* 49 , 10 * 66 , 20 * 02 , 9
3 2
3 2
=
+ + =
+ + = DS DS DS
Jadi, peluang antrian yang terjadi pada simpang Hegarmanah adalah
sebesar 31,79% sampai dengan 62,76 %.
17
2). Simpang Jalan Geger Kalong Hilir ( simpang bersinyal )
Simpang Gergerkalong Hilir merupakan simpang bersinyal,
yaitu pergerakan lalu lintas tiap lengan diatur dengan lampu lalu
lintas. Proses analisis kinerja simpang dilakukan sebagai berikut
Gambar 2 : Diagram alir Analisa Simpang bersinyal
Adapun perhitungan kinerja simpang bersinyal Gergerkalong Hilir
dihitung secara tabelaris sebagai berikut:
PERUBAHAN
Ubah penentuan fase
sinyal, lebar pendekat,
aturan membelok dsb.
Perhitungan Kapasitas simpang
Kapasitas
Keperluan untuk perubahan
Perhitungan Waktu Sinyal
1) Tipe pendekat
2) Lebar pendekat efektif
3) Arus jenuh dasar
4) Faktor-faktor penyesuaian
5) :Rasio arus/arus jenuh
6) :Waktu siklus dan waktu hijau
Penggunaan Sinyal
Fase sinyal
Waktu antar hijau dan hilang
Data Masukan
- Kondisi Geometrik
- Volume arus lalu lintas
- Pengaturan lalu-lintas
- Kondisi lingkungan
Perhitungan Perilaku Lalu-lintas
1) Persiapan
2) Panjang antrian
3) Kendaraan terhenti
4) Tundaan
2
PERHITUNGAN ANTRIAN DAN WAKTU TUNDA ( DELAY )
SIMPANG JALAN GEGERKALONG HILIR - JALAN SETIABUDI BANDUNG
Kode
Arus
Lalu Kapsitas Derajat Rasio Jumlah kendaraan antri (smp) Panjang Rasio E Kend Tundaan
Pendekat Lintas smp/jam Kejenuhan hijau Total NQ antrian Kendaraan terhenti Lalu lintas Geometrik Rata-rata Total
smp/jam DS GR N1 N2 NQ1+NQ2=
maks (m)
Stop
smp/jam smp/jam det/smp
rata-rata
det/smp det/smp smp.det
Q C Q/C g/c NQ QL NS Nsv DT DG D=DT+DG D x Q
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
BST 2250 3496 0,644 0,39216 0,403 29,11 29,51 42 78,873 1,056 2131,083 14,570 4,223 18,793 42284
CRT 611 949 0,644 0,18774 0,402 8,984 9,39 14,9 58,431 1,379 443,1461 23,019 5,516 28,535 17438
ART 190 296 0,644 0,10587 0,400 2,908 3,31 7,7 58,113 2,287 83,27603 29,440 9,147 38,587 7349
Tot.
Arus 3052 Total 2658 total 67071
Kendaraan terhenti rata-rata stop/smp 0,871
Tundaan Simpang Rata-rata D1
(det/smp) 22
Keterangan Pol diambil 10%
Keterangan :
BST = Lengan Jalan Setiabudi lalu lintas menerus Lembang - Bandung
CRT = Lengan jalan S Bajuri lalu lintas belok kanan
ART = Lengan jalan Setiabudi lalu lintas belok kiri
3
Tabel 3
Hasil Perhitungan Kinerja Simpang tak bersinyal pada ruas jalan Dr Setiabudi
N0
Nama
dan type
Simpang
Arus
Lalu
lintas
Arah
Lalu
lintas
Volume jam
puncak
Rasio
jalan
Minor
Kapasitas
( C )
DS
Tundaaan Lalu
lintas
Tundaan
Geometrik
Tundaan
Simpang
Peluang
antrian
( % )
Panjang
Antrian
( m )
kpj
Smp *)
Jalan
Utama
Jalan
Minor
1
Simpang
Sersan
Bajuri
( 3/2/4 )
Jalan
utama +
jalan
Minor
LT 688 511 0.11
4587
0,96
27,8
131
6,2
13,1
33.37
s/d
68,37
ST 4688 3389
RT 745 529 0.120
Jumlah 6121 4429 0.132
2
Simpang
Gegerkalong
Girang
Jalan
utama +
jalan
Minor
LT 1063 708 0.135
6019
0,87
7.8
35.11
6.05
16.67
30.39
s/d
60.02
ST 5744 4234 0.805
RT 507 317 0.060
Jumlah 7314 5259
3
Simpang
Gegerkalong
Hilir
Jalan
utama +
jalan
Minor
BST 3516 2250 -- 3496 0.64 14.5
23.02
4.2 18.79 78.9
CRT 1227 529 0,710 949 0.64 5.5 28.53 58.4
ART 328 190 0,008 296 0.64 29.4 9.1 38.6 58.11
Jumlah 5071 3052
4
Simpang
Hegarmanah
Jalan
utama +
jalan
Minor
LT 1742 1268 0.230
6.267
0,89
8,07
45,09
3,99
15.44
31.79
s/d
62.76
ST 5945 4285
RT -- -- --
Jumlah 7687 5553
Keterangan
*) PCU : MC = 0,25 ; LV = 1,0 ; HV = 1,3
A. RT = arus lalu lintas belok kanan dari jalan Setiabudi arah Lembang
B. ST = Arus Lalu Lintas menerus dari Jalan Setiabudi arah Bandung
C. RT = arus Lalu Lintas belok kanan radi Jalan Gegerkalong Hilir ke arah Bandung
20
6. Analisis dan Pembahasan
Dari perhitungan parameter kinerja empat buah simpang di sepanjang
ruas jalan DR Setiabudi di atas, diantaranya adalah simpang tak
bersinal ( non traffic signal ) telah diketahui, bahwa
1) Derajat jenuh ( DS) pada setiap simpang diperoleh pada nilai yang
bervariasi, yaitu DS = 0,87 sampai dengan 0,96. Tundaan
geometrik simpang masing 6,2 dan 6,05 pada simpang S Bajuri
dan simpang Gergerkalong Girang. Kemudian 4,0 pada simpang
Hergarmanah
2) Tundaan simpang ( delay) adalah 13,1 - 16,7 detik/smp
3) Peluang antrian yang mungkin terjadi adalah dari batas bawah
30,4 33,4% dan batas atas 60,02 68,4.%
Sedangkan kinerja simpang bersinyal ( Simpang Gegerkalong Hilir) adalah
38,6 detik/smp dan panjang antrian pada ketiga lengan sampai lebih dari
25 meter, dan tinginya faktor hambatan samping maka berdampak
tehadap tejadinya peluang antrian yang tinggi yaitu 28,53 38.6 %.
Oleh sebab itu secara keseluruh, maka tingkat pelayanan arus
lalulintas di sepanjang ruas jalan DR Setiabudi digolongkan dalam
kalasifikasi D dengan arus lalu lintas tidak stabil, kendaraan padat, lalu
lintas tersendat, dan volume simpang lebih tinggi dari kapasitasnya.
Keadaan ini berakibat terhadap kerugian yang harus dipikul oleh
pengemudi, antara lain meningkatnya biaya operasional kendaraan ( BOK)
, tertundanya waktu perjalanan dan pertambak pula terhadap
kenyamanan, dan resiko biaya pemeliharaan jalan yang harus dipikul oleh
Pemerintah Daerah kota Bandung.
.
21
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan.
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil pengolahan tentang kinerja pelayanan
Terminal Ledeng dan Ruas Jalan DR Setiabudi Bandung studi yang telah diurakan
di atas, maka diperoleh kesimpulan hasil studi sebagai berikut :
1) Bahwa kinerja semua simpang di sepanjang Jalan DR Setiabudi pada jam
puncak (peak hour) dikategorikan pada tingkat pelayanan D ( level of
service ) dengan arus lalu lintas tidak stabil, lalu lintas padat, kendaraan
pada tiap lajur lalu lintas pada mulut simpang tersumbat, terjadi antrian
panjang dan kecepatan laju kendaraan rendah
2) Bahwa kinerja pelayanan ruas jalan DR Setiabudi Bandung
diklasikasikan dalam golongan tingkat pelayanan D, yaitu arus lalu lintas
tidak stabil, arus lalu lintas padat, sering terjadi antrian dan kemacetan
lalulintas dan kecetapan rata-rata kendaraan 27 kilometer/jam.
B. Saran/Rekomendasi
Dari fenomena rendahnya kinerja pelayanan dan kapasitas daya tampung terminal
Ledeng, serta rendahnya tingkat kinerja pelayanan ( level of service ) pada ruas
jalan dan simpang yang ada di sepanjang jalan DR Setiabudi Bandung, maka
disaran antara lain :
1) Agar Pemerintah daerah kota Bandung, instansi yang terkait, para praktisi
dan akademisi bersama-sama menetapkan kebijakan strategis, baik program
jangka panjang maupun jangka pendek mengembangkan sistem pelayanan
moda transportasi yang aman dan nyaman sesuai dengan kebutuhan
masyarakat di kawasan koridor utara kota Bandung, dan sistem
pengoperasian moda transpotasi kawasan Bandung Raya tahun 2025.
2) Diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan intensif dari pihak yang terkait
dengan pengelola sarana infrastruktur dan fasilitas Jalan raya, untuk secara
persuasif edukatif melaksanakan program penertiban penggunaan badan
jalan,serta peningkatan disiplin penguna jalan , khususnya ruas jalan DR
Setiabudi Bandung.
Semoga,
22
DAFTAR PUSTAKA
Adolp D. May, 1990 . Traffic Flow Fundamenatls ; Prentice hall, New
Yersey.
Cornes, Richard and Sandler, Todd, 1996. The Theory of Externalities, Public
Goods, and Club Goods. Cambridge University Press, United States of
America.
Clarkson H.Oglesby, R.Gary Hicks; 1975; Highway Engineering; John Wiley
& Sons, Fourth Edition
Edward K. Morlok. 1988, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi,
Erlangga, Jakarta
F.D Hobbs; Suprapto TM; 1995; Perencanaan dan Teknik Lalu lintas; Gajah
Mada University Press, Yogyakarta, Edisi kedua
Nachmias, David and Nachmias, Chava, 1987. Research Methods in The
Social Sciences. St. Martins Press, Inc. United States of America.
OFlaherty, CAO, 1997. Transport Planning and Traffic Engineering. John
Wiley & Sons, America.
Robert J.Kodoatie; 2003, Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur, Pustaka
Fajar, Yogyakarta
Rosenbloom, Sandra, 1992. Peak-Period Traffic Congestion: A State-of-The-
Art Analysis and Evaluation of Effective Solutions.
The Institute of Highways and Transportation,1997. Transport in The Urban
Environment. United Kingdom.
The Royal Commission on Environmental Pollutions Report, 1995. Transport
and The Environment. Oxford University Press.
23
TUGAS MATA KULIAH TEORI ALIRAN
( KULIAH MATRIKULASI S-3 )
Dosen Pengampu
IR. Wahyudi Kushardjoko MT
Dikerjakan oleh
Supratman Agus, LA5 00.8010
PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2 0 0 9