Ronald Tejoprayitno NIM: 030.09.

213

Aspek Etiko-Medikolegal Praktek Kedokteran

Dokter harus peka terhadap keputusan etis. Tujuan ilmu kedokteran yaitu memperpanjang kehidupan, bukan untuk memperpanjang kematian. Kaidah-kaidah dalam Bioetik: 1. 2. 3. 4. Otonomi Justice Do no harm Beneficence

Bioetik merupakan disiplin baru : kombinasi dari IPA dan IPS dengan tujuan untuk meningkatkan peradaban manusia Etika dan moralitas: berbeda. Etika adalah proses berpikir mencari alasan mengapa moralitas ada. Pada zaman Hippocrates : etika berpegang pada teori Deontologi (Perbuatan). Tetapi sekarang etika berpegamg pada teori Teleologi (tujuan yang baik) dan Utilitarian (akibat yang baik) Prima facie (Jika context berubah maka text juga berubah). Tergantung dari sisi mana kita melihat (context). Malpraktek: dokter gagal mencapai standard/lalai/kurang terampil. Ditandai dengan adanya 4D. 4D : pelayanan tidak memenuhi standar, kurang terampil, adanya akibat langsung, pada pasien. Untuk mengendalikan malpraktek sangat perlu dibuat suatu hukum/ketentuan sebagai social engineering. Persepsi dari pasien terhadap dokter yang malpraktek yaitu apriori (menduga terjadi cacat akibat kelalaian dokter/rumah sakit) sedangkan pada pengadilan menganut aposteriori (asas praduga tak bersalah) sehingga harus dibuktikan dulu di pengadilan. Untuk mematahkan kasus malpraktek di pengadilan cukup dengan mematahkan 1D. Sebenarnya cacat yang terjadi pada pasien tidak selalu akibat kesalahan dokter tapi juga bisa merupakan interaksi multifaktor. Kelalaian medic merupakan malprakterk tersering. Merupakan ketidaksengajaan.

Untuk membuktikan D4 (adanya akibat langsung dari tindakan medik yang menyebabkan sakit/cacat) butuh dipastikan oleh ahlinya melalui keterengan ahli di pengadilan. Pada kasus malpraktik yang merupakan saksi ahli biasanya dokter karena hanya dokter yang mengerti ilmu kedokteran. Tapi saksi ahli ditetapkan oleh hakim. Persetujuan tindak medik jika beresiko tinggi harus tertulis. Jika tidak, maka bisa dalam bentuk lisan