Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Furnace merupakan suatu alat yang digunakan untuk pemanasan. Berasal dari bahasa latin yaitu fornax yang memiliki arti pemanas. Pertama kali ditemukan di Balakot, peradaban lembah Indus (2500 1900 SM), digunakan untuk pemanasan keramik. Dalam era modern, perkembangan teknologi furnace semakin pesat seiring dengan bertambahnya waktu. Penggunaan furnace sebagai alat untuk pemanas tidak lagi menggunakan sistem konvensional. Saat ini telah ditemukan dan dikembangkan penggunaan furnace dengan menggunakan sistem elektris dengan berbagai kelebihan yang dimiliki. Seperti penggunaan temperatur yang tinggi dalam waktu singkat, temperatur dapat diatur sesuai kebutuhan, kerugian akibat penguapan udara panas sangat kecil, serta pengaturan kestabilan temperatur yang lebih baik. Furnace memiliki tingkat derajat temperatur yang tinggi, dalam pemanasan cetakan emas yaitu sekitar 1200oC. Dengan karakteristik yang demikian, bila furnace digunakan dalam jangka waktu yang lama, maka kestabilan dari temperatur tersebut harus selalu dijaga. Namun, sistem elektris yang ada pada furnace saat ini masih kurang mampu untuk menjaga kestabilan temperatur tersebut. Hal ini menyebabkan respon keluaran dari furnace selalu terlambat terhadap masukannya berdasarkan fungsi waktu. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem kontrol yang mampu mengatur dan menjaga kestabilan dari temperatur furnace agar kinerjanya dapat lebih maksimal. Metode penelaahan parameter neuro fuzzy telah banyak digunakan dalam proses sistem pengaturan, misal untuk sistem pengaturan temperatur, bahkan untuk metode yang telah lama digunakan yaitu metode kontrol on off. Penambahan karakterisitik predictive pada metode kontrol ini berfungsi meningkatkan kemampuan sistem kontrol terutama untuk memprediksi respon plant yang akan datang melalui following tracking. Pada penelitian ini, akan dilakukan suatu perancangan dan implementasi dari algoritma kontrol neuro fuzzy predictive control pada furnace dengan tujuan untuk memperkecil atau menghilangkan osilasi, serta memprediksikan respon yang akan datang

pada saat perubahan derajat temperatur furnace dinaikkan atau dalam mempertahankan temperatur pada saat kondisi stabil.

1.2 Permasalahan
Proses pemanasan cetakan logam mulia membutuhkan derajat temperatur yang tinggi, yaitu 1200oC. Dalam proses pemanas tersebut dibutuhkan kestabilan temperatur yang baik, supaya cetakan logam mulia tidak mengalami kerusakan.

1.3 Batasan Masalah


Karena permasalahan yang menyangkut kestabilan temperatur pada furnace sangat luas, maka diperlukan suatu batasan masalah pada tugas akhir ini, yaitu penggunaan PC (Personal Computer) berfungsi untuk me-monitoring dalam identifikasi ketahanan sistem jika terjadi perubahan temperatur. Implementasi algoritma neuro fuzzy predictive control sebagai kontroler temperatur furnace.

1.4 Tujuan
Pengaturan temperatur pada furnace memiliki sifat efektif, apabila dari segi energi dan waktu yang diperlukan sesuai dengan tingkat kebutuhan, serta menjaga kestabilan temperatur furnace dan implementasi metode neuro fuzzy predictive control dengan tujuan untuk meningkatkan performansi closed loop pada sistem proses.

1.5 Metodologi
Untuk dapat merealisasikan tujuan yang direncanakan, maka dalam pengerjaan tugas akhir ini dilakukan beberapa tahapan. Pertama, adalah mempelajari teori tentang sistem pengaturan temperatur, serta teori dari kontroler neuro fuzzy predictive control dan topik lain yang berhubungan. Selanjutnya, adalah merancang miniatur plant furnace dengan tujuan untuk mengetahui perilaku dari sistem yang akan diatur atau dikendalikan sebelum dilakukan perancangan kontroler. Langkah berikutnya adalah mengaplikasikannya ke plant secara langsung (direct) pada Personal Computer (PC) dan juga menguji secara online. Dari keseluruhan hasil yang diperoleh, kemudian data dan kinerja dari kontroler tersebut dianalisa. Yang terakhir adalah, dibuat suatu kesimpulan dari hasil perancangan dan implementasi pada penelitian ini.

1.6 Sistematika Laporan


Sistematika pembahasan tugas akhir ini terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan, dasar teori, perancangan sistem, analisa sistem, dan penutup. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, metodologi, sistematika laporan, serta relevansi dari tugas akhir yang dibuat. DASAR TEORI Dalam bab ini mengkaji tentang teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan. Dasar teori pada buku tugas akhir ini meliputi teori dasar fuzzy, neural network, neuro fuzzy, model predictive control, serta perumusan dari teori furnace PERANCANGAN SISTEM Bab ini membahas mengenai perancangan sistem pengaturan temperatur furnace yang meliputi perancangan miniatur plant, perancangan perangkat keras, perancangan kontroler, serta perancangan algoritma kontroler. ANALISA SISTEM Pada bagian ini akan membahas analisa dari pengujian sistem untuk struktur sistem pengaturan temperatur. Analisa yang dilakukan meliputi respons sistem secara closed-loop, serta mengetahui dari performansi kinerja kontroler dan implementasi langsung (direct) dengan PC untuk mengatur kestabilan temperatur pada furnace. PENUTUP. Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan akhir dari penelitian ini dan saran-saran mengenai kemungkinan pengembangan penelitian berikutnya.

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

1.7 Relevansi
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat menjadi referensi perencanaan dalam desain sistem pengaturan temperatur lebih lanjut, seperti pada penggunaan metode algoritma neuro fuzzy yang memiliki pengetahuan yang luas dalam aplikasi untuk suatu kontroler.

Anda mungkin juga menyukai