Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN REFLEKSI KASUS KOMUDA KELOMPOK B BLOK SISTEM REGULASI DAN METABOLISME

Nama NIM Tanggal komuda Tempat

: Fatimatus Solekhah : : 17 April 2013 : RSUD Wates

Pengalaman Ditemukan seorang laki-laki bernama Tn Widodo dengan umur 30 tahun yang merupakan pasien rujukan dari RS Elisabeth ke RSUD wates dengan keluhan muntah darah kehitaman kurang lebih 4 RRYL, nyeri perut, e.colli kurang lebih 1 maraker, demam tinggi, mengigau, meracau mulai dari tadi malam sejak dirujuk. Hasil pemeriksaan vital sign : Tekanan Darah : 150/80 Nafas : 158x/menit Suhu Badan : 37,9 Keadaan Lemah : Somnolen normal : 120/80 normal : 14-20x/menit normal : 36,6 37,2 normal : kompos mentis

Diagnosa kerja : Pemeriksaan encephalopaty hepar Usul pengobatan : Infus Asering 16 sevotaksin 19/81 16 vit K 1 lo Ranitidin Astrarsaneat Collistem 4xII Laktulosa Pengobatan yang sudah diberikan : Asring 1000cc Bilas lambung jernih PRC I colf II 45 (

Diagnosis: Diduga pasien mengalami sirosis hepar

Masalah yang dikaji 1. Apa itu pemeriksaan enchealopati hepar? Kenapa dilakukan? Apa tujuannya? 2. Apa tujuan di lakukan kumbah lambung pada pasien? Bagaimanakah prosedurnya? Dan apa yang di hasilkan dari tindakan kumbah lambung itu? 3. Apakah ada terapi lain yang di berikan kepada klien? 4. Apa itu sirosis?

Analisa 1. Ensefalopati hepatik adalah suatu kompleks gangguan susunan saraf pusat yang dijumpai pada pasien yang mengidap gagal hati. Kelainan ini ditandai oleh gangguan memori dan perubahan kepribadian (Corwin, 2001). Ensefalopati hepatik

(ensefalopati sistem portal, koma hepatikum) adalah suatu kelainan dimana fungsi otak mengalami kemunduran akibat zat-zat racun di dalam darah karena intoksikasi amonia dalam otak, yang dalam keadaan normal di metabolisme/ dibuang oleh hati. Dilakukannya pemeriksaan ensepalophati hepar karena ensephalopati hepatik adalah salah satu komplikasi dari sirosis hati. karena selain pasien mengalami sirosis hati pasien juga mengalami penurunan kesadaran yang masih di curigai adanya intoksikasi amonia dalam otak pasien. Tujuan dilakukan untuk menegakan diagnosis apakah pasien sirosis hepar dengan penurunan kesadaran mengalami ensephalopati hepar ( koma hepatkum) 2. Tujuan dilakukannya kumbah lambung adalah karena klien muntah darah kehitaman, untuk membersihkan sisa darah dan material lain yang ada di dalam lambung pasien. Cara melakukannya adalah dengan memasang NGT pada pasien kemudian di miringkan/ sesuai posisi yang nyaman, kemudian masukan cairan melalui corong/ alat yang bisa di gunakan untuk mempermudah tindakan. Masukan cairan kemuadian tampung cairan dari lambung ke dalam waskom. Beruang sampai cairan yang keluar berwarna jernih. Setelah dilakukan tindakan kumbah lambung diharapkan klien tidak mengalami mutah yang berwarna hitam lagi. 3. Terapi yang di butuhkan oleh klien adalah pengobatan untuk menurunkan suhu klien yang mencapai 37,9 yang seharussnya bisa diturunkan dengan paracetamol/ dengan menyarankan keluarga pasien untuk mengompres.

4. Sirosis hati merupakan penyakit hati kronis yang ditandai dengan kerusakan sel-sel hati oleh jaringan-jaringan ikat, diikuti dnegan parut serta sering diiringi pembentukan ratusan nodelus (benjolan). Penyakit ini mengubah struktur hati dari jaringan hati normal menjadi bejolan-benjolan kera yang abnormal dan mengubah pembuluh darah. penyakit sirosis dapat menyebabkan penyakit: Edema dan Asites terjadi ketika sirosis hati menjadi parah yang kemudian mengirim gejala dari komplikasi penyakit ini ke organ ginjal untuk menahan garam dan air di dalam tubuh. Awalnya kelebihan garam dan air diakumulasi dalam jaringan dibawah kulit karena efek gaya berat ketika berdiri atau duduk. Akumulasi atau penjumlahan kandungan air dan garam inilah yang kemudian disebut dengan Edema Ketika sirosis semakin memburuk keadaan akibat kelebihan garam dan air yang tertahan, cairan juga mungkin meningkat dalam rongga perut antara dinding perut dan organ-organ perut. Peningkatan dan tertahannya garam dan air disebut dengan Ascites yang menyebabkan pembengkakan perut, ketidaknyamanan perut dan berat badan yang semakin meingkat. Gejala Sirosis tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun Oleh karena itu, pasien sirosis ringan dan moderat mungkin menderita untuk waktu yang lama tanpa menyadari penyakitnya. Pada tahap ini tes fungsi hati dapat mendeteksi perubahan yang mengarah pada disfungsi hati, seperti:

Kegagalan membuat cukup protein seperti albumin yang membantu untuk mengatur komposisi cairan di dalam aliran darah dan tubuh.

Kegagalan membuat bahan kimia yang cukup diperlukan untuk pembekuan darah. Kurang mampu mengolah limbah kimia dalam tubuh seperti bilirubin sehingga menumpuk di dalam tubuh. Kurang mampu memproses obat, racun, dan bahan kimia lainnya yang kemudian bisa menumpuk di dalam tubuh Pada tahap akhir, sirosis hati terkait dengan banyak gejala. Sebagian besar gejalanya adalah akibat dari jaringan hati fungsional yang tersisa terlalu sedikit untuk melakukan tugas-tugas hati. Gejala yang dapat timbul pada fase ini adalah: Kelelahan. Kelemahan. Cairan yang bocor dari aliran darah dan menumpuk di kaki (edema) dan perut (ascites).

Kehilangan nafsu makan, merasa mual dan ingin muntah. Kecenderungan lebih mudah berdarah dan memar. Penyakit kuning karena penumpukan bilirubin. Gatal-gatal karena penumpukan racun.

Gangguan kesehatan mental dapat terjadi dalam kasus berat karena pengaruh racun di dalam aliran darah yang memengaruhi otak. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku, kebingungan, pelupa dan sulit berkonsentrasi. Selain itu, jaringan parut membatasi aliran darah melalui vena portal sehingga terjadi tekanan balik (dikenal sebagai hipertensi portal). Vena portal adalah vena yang membawa darah berisi nutrisi dari usus dan limpa ke hati. Normalnya, darah dari usus dan limpa dipompa ke hati melalui vena portal. Namun, sirosis menghalangi aliran normal darah melalui hati sehingga darah terpaksa mencari pembuluh baru di sekitar hati. Pembuluh-pembuluh darah baru yang disebut varises ini terutama muncul di tenggorokan (esofagus) dan lambung sehingga membuat usus mudah berdarah. Jika perdarahan usus terjadi, Anda mungkin muntah darah, atau mengeluarkan darah melalui kotoran (feses). Kondisi ini adalah kedaruratan medis yang harus segera ditangani

Referensi: 1. http://aanborneo.blogspot.com/2012/10/makalah-hepatik-ensefalopati.html 2. Suharjono, S. Rusdiana, Lestiono, H. Bagiyo. Penggunaan obat pada pasien sirosis hepatik ensefalopati. Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 5 No. 1 Januari 2010: 1 -8 3. http://majalahkesehatan.com/penyebab-gejala-dan-penanganan-sirosis-hati/ 4. http://emedicine.medscape.com/article/244631-overview

Dr. Pembimbing

(Dr. Maria Ulfa)

Anda mungkin juga menyukai