Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

PELATIHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


OPTIMALISASI USAHA TANI BERBASIS ZERO WASTE FARMING
TANGGAL 30 NOVEMBER TAHUN 2013

Oleh :
KELOMPOK. 1 IV A
AJAT JUHAEDI

04.1.10.0497

DASENG AHMAD SYAMSUDIN

04.1.10.0529

EDI SUPRAPTOMO

04.1.10.0531

IDRUS MUHAMAD MUSTOFA

04.1.10.0533

MATRIMAN

04.1.10.0540

SALMON LOKDEN

04.1.10.0529

SEBASTIANUS KAKI

04.1.10.0552

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN


SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) BOGOR

TAHUN 2013
PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Program terkait pertanian di Indonesia telah diformulasi oleh Kementrian
Pertanian dalam wujud Empat Sukses Program Pembangunan Pertanian yaitu:
(1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada berkelanjutan, (2) Peningkatan
Diversifikasi Pangan, (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor serta
(4) Peningkatan Kesejahteraan Petani Pertanian.
Pengembangan pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah
hasil pertanian seperti jerami padi merupakan aktivitas yang relevan dengan
empat sukses program pembangunan pertanian di atas, terutama pada empat
sukses yang pertama (swasembada berkelanjutan) dan empat sukses yang ke tiga
(peningkatan nilai tambah dan daya saing ekspor) serta empat sukses yang ke
empat ( peningkatan kesejahteraan petani)
Undang-undang SP3K nomor 16 tahun 2006 juga mengamanahkan bahwa
kegiatan penyuluhan harus memperhatikan kondisi lingkungan, agar lingkungan
pertanian tetap terjaga, lestari dan semakin meningkat kualitasnya setelah di
hujani pupuk dan bahan kimia laiinnya yang menyebabkan degradasi lahan.
Selanjutnya, mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor,
yang merupakan komponen dari sistem pembangunan pertanian secara
keseluruhan di Indonesia juga dituntut untuk memberi kontribusi demi
tercapainya

empat

sukses

program

pertanian

tersebut

serta

berusaha

mengembangkan inovasi dalam memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti


jerami padi dalam mendukung pertanian Indonesia yang berkelanjutan
(Sustainable Agriculture of Indonesia).
Berdasarkan pemikiran tersebut, mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian, khususnya yang tergabung dalam kelompok I kelas IV A yang saat ini
berada di semester VII akan melaksanakan Pelatihan Pertanian Berkelanjutan
dengan Tema Optimalisasi Usaha Tani Berbasis Zero Waste Farming. Pelatihan
yang di tujukan untuk pengurus kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan
penyuluh pertanian.

Kegiatan pelatihan tersebut akan dilaksanakan di Desa Kecamatan


Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Alasan utama dipilihnya lokasi tersebut adalah;
petani setempat belum memanfaatkan jerami padi hasil budidaya sebelumnya
untuk memperbaiki strukrtur tanah lahan usaha. Selain itu belum tumbuhnya
kesadaran petani dalam melaksanakan usaha tani dengan orientasi sadar
lingkungan. Alasan lain, adalah kurangnya sosiaslisasi penyuluh kepada petani
dan masyarakan terhadap pentingnya menjaga lingkungan pertanian agar tetap
lestari.
Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pelatihan pertanian berkelanjutan ini adalah
sebagai berikut:
1.

Petani memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian


lingkungan pertnaian

2.

Petani diharapkan dapat memanfaatkan jerami padi yang dihasilkan dari


usahataninya menjadi pupuk organik.

3.

Petani mendapatkan nilai tambah yang lebih baik melalui peningkatan


penghasilan tambahan

4.

Penyuluh memiliki spirit untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pelatihan
Pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM (human investment) untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian
meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum
yang disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif
pendek, untuk membekali seseorang dengan keterampilan kerja. (Payaman
Simanjuntak, 2005)
Pelatihan (training) adalah sebuah proses sistematis untuk mengubah
perilaku kerja seorang/sekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja
organisasi. Pelatihan terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang
diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pelatihan berorientasi ke
masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan
kemampuan (kompetensi) yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya.
(Ivancevich, 2008)
Defiinisi lain menyatakan bahwa pelatihan adalah Proses mengajarkan
karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan
untuk menjalankan pekerjaan mereka. Pelatihan merupakan salah satu usaha
dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan,
baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena
adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja,
strategi, dan lain sebagainya. (Gary Dessler, 2009).
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pelatihan merupakan upaya
yang dilakukan oleh organisasi tertentu (pemerintah, swasta, NGO dan organisasi
lainnya) dalam rangkan meningkatkan mutu sumberdaya manusia terutama
meninkgatnya keterampilan dan kinerja.
Tujuan Pelatihan
Tujuan umum pelatihan sebagai berikut : (1) untuk mengembangkan
keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih
efektif, (2) untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan secara rasional, (3) untuk mengembangkan sikap, sehingga


menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman sesama dan dengan
manajemen (pimpinan).
Komponen
Sedangkan komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh
Mangkunegara (2005) terdiri dari : 1) Tujuan dan sasaran pelatihan dan
pengembangan harus jelas dan dapat di ukur, 2) Para pelatih (trainer) harus
ahlinya yang berkualitas memadai (profesional), 3) Materi pelatihan dan
pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capai, 4) Peserta
pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
Tahapan
Mangkunegara (2005) menjelaskan bahwa tahapan-tahapan dalam
pelatihan dan pengembangan meliputi:
1.

Identifikasi Kebutuhan Pelatihan


Kegiatan identifikasi pelatihan diperlukan untuk menyiapkan
rencana/program

pelatihan. Hasil identifikasi kebutuhan pelatihan

diperlukan sebagai dasar untuk merencanakan anggaran untuk pelatihan.


Pelatihan yang baik adalah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Tidak ada manfaatnya jika pelatihan yang dilaksanakan tidak
atau kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk itu, sebagai
langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Menggali informasi langsung dari masyarakat sasaran melalui diskusi
kelompok yang terfokus. Dalam hal ini perlu diadakan suatu
pertemuan/diskusi khusus antara kelompok masyarakat sasaran dengan
fasilitator/penyuluh. Dalam diskusi ini ditanyakan, apa masalah yang
dihadapi oleh kelompok masyarakat tersebut, pengetahuan atau
keterampilan apa yang dibutuhkan oleh mereka dan apakah perlu ada
pelatihan bagi mereka. Perlunya pelatihan biasanya terkait dengan

permasalahan yang dihadapi oleh kelompok dalam melaksanakan


kegiatannya.

Usul

perlunya

pelatihan

datang

dari

kelompok

masyarakat itu sendiri, demikian pula jenis pelatihannya.


b. Menggali informasi melaui kegiatan Pengkajian Desa Secara
Partisipatif/Participatory Rural Appraisal (PRA). Melalui pelaksanaan
PRA

yang

dilanjutkan

dengan

pembuatan

rencana-rencana

peningkatan kegiatan di tingkat kelompok dapat diperoleh informasi


kebutuhan pelatihan yang berasal dari masyarakat sendiri.
c. Menggali informasi melalui wawancara dengan beberapa tokoh
masyarakat/anggota

kelompok

tani/masyarakat,

disertai

dengan

pengamatan langsung terhadap kondisi masyarakat/kelompok tersebut.


d. Penelitian konvensional yang dilakukan oleh ahli. Melalui penelitian
terhadap masyarakat yang bersangkutan yang mencakup tingkat
pengetahuan dan tingkat keterampilan masyarakat dalam melakukan
usahanya yang berkaitan dengan kehutanan dapat diperoleh informasi
mengenai kebutuhan pelatihan. Informasi dari hasil penelitian ini
masih

perlu

dikonsultasikan

lagi

dengan

pemuka/kelompok

masyarakat tersebut untuk memperoleh kepastian pelatihan yang


diperlukan.
2.

Pemilihan Bentuk Dan Jenis Pelatihan


Berdasarkan hasil diskusi atau penggalian informasi melalui
pelaksanaan PRA atau wawancara dapat diketahui adanya kebutuhan
pelatihan atau pelatihan yang diinginkan oleh kelompok masyarakat tadi.
Jika ada beberapa usulan jenis pelatihan sedangkan dana untuk itu terbatas,
maka perlu dilakukan pemilihan jenis pelatihan yang menjadi prioritas
untuk dilaksanakan. Pemilihan jenis pelatihan dilakukan melalui suatu
diskusi dengan masyakat yang bersangkutan dalam suatu pertemuan
khusus. Juga disesuaikan dengan ketersediaan dana.

3.

Penyusunan Kurikulum Dan Silabus Pelatihan


Pada pelatihan formal jangka pendek maupun jangka panjang,
perlu dibuat kurikulum dan silabusnya. Dalam kurikulum mata ajaran yang
akan diberikan pada pelatihan biasanya terdiri dari dua kelompok yakni :
a. Kelompok Inti
Mata ajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah mata ajaran
utama dan sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta untuk
meningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kegiatan yang
dilatihkan atau untuk melakukan kegiatan dalam rangka memecahkan
masalah yang dihadapi.
b. Kelompok Penunjang
Mata ajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah mata ajaran
yang sebaiknya dikuasai peserta pelatihan yang berguna untuk
menunjang pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan
kegiatan ya ng dilatihkan.

Bagi mata pelajaran yang diperlukan

silabusnya terdiri dari teori dan praktek.


4.

Modul Pelatihan
Pada pelatihan formal diperlukan perencanaan yang detail, selain
perlu disiapkannya kurikulum dan silabus, juga diperlukan modul
pelatihan. Untuk itu perlu disusun modul dari tiap mata ajaran yang
diberikan.

5.

Metodologi Pembelajaran
Pelatihan masyarakat merupakan pendidikan non formal, dengan
demikian sifatnya berbeda dengan pendidikan formal yang dilaksanakan di
sekolah-sekolah. Dalam pelatihan non formal bagi orang dewasa, ada
karakteristik peserta yang harus diperhatikan yakni :
a.

Orang dewasa mempunyai pengalaman dan pengalaman masingmasing orang berbeda satu sama lain.

b.

Lebih suka menerima saran-saran daripada digurui.

c.

Biasanya menilai dirinya lebih rendah daripada kemampuan


sebenarnya yang ada pada dirinya.

d.

Biasanya lebih menyenangi hal-hal yang bersifat praktis.

e.

Biasanya

membutuhkan

waktu

belajar

yang

relatif

lama,

membutuhkan suasana akrab dan menjalin hubungan yang erat.


f.

Lebih suka dihargai daripada disalahkan.

g.

Hanya mau belajar dengan baik jika mereka menganggapnya perlu


bagi mereka.

h.

Lebih memperhatikan hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi


kebutuhannya.

i.

Menyukai cara belajar yang melibatkan peran mereka.

RENCANA KEGIATAN
Tema Kegiatan
Tema dari kegiatan ini adalah Pelatihan Pertanian Berkelanjutan, dalam
Optimalisasi Usaha Tani Berbasis Zero Waste Farming System
Waktu dan Tempat
Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakn pada tangal 30 November 2013,
di Kelompok tani . Desa . Kecamatan Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa
Barat. (Jadwal pelaksanaan kegiatan terlampir pada lampiran.1)
Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan pelatihan ini adalah; Pengurus kelompok tani,
Penyuluh petanian dan pejabat desa dan tokoh masyarakat setempat.
Input (Masukan)
Input atau masukan sumberdaya yang mendukung pelaksanaan kegiatan
pelatihan ini antara lain:
1.

Kurikulum

dan

buku

panduan

pelatihan

pertanian

berkelanjutan

(pembuatan pupuk organik)


2.

Sumberdaya Manusia, yang terdiri dari:


a. Mahasiswa STPP Bogor yang telah terlatih menyelenggarakan
pelatihan bidang pertanian
b. Mahasiswa STPP Bogor yang telah terlatih menjadi panitia dalam
melaksanakan penyuluhan pertanian berkelanjutan terutama dalam
pembuatan pupuk organik jerami (Susunan panitia terlampir pada
lampiran. 2)
c. Dosen Pengampu Manajemen Pelatihan, yang juga telah memiliki
pengalaman luas dalam melaksanakan training bagi penyuluh pertanian.

3.

Sarana dan prasarana pelatihan.

4.

Anggaran

Sekolah

Tinggi

Penyuluhan

Pertanian

Bogor

untuk

praktikummdengan jumlah anggaran sebesar Rp. 700.000,00 dan bantuan

ATK dari Jurusan Penyuluhan Pertanian sebaesar Rp.

(Rincian biaya

terlampir pada lampiran.3)

Output (Hasil Keluaran)


Output

yang

diharapkan

dari

pelaksanaan

kegiatan

ini

adalah

terlaksananya kegiatan pelatihan pertanian berkelanjutan di Desa Kecamatan


Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat
Outcome (Hasil Kegiatan)
Outcome atau hasil daro pelaksanaan kegiatan pelatihan ini adalah sebagai
berikut:
1.

Menghasilkan Petani inovator sebanyak 1 orang yang bergerak dalam


pengembangan pertanian berkelanjutan terutama dalam memanfaatkan
jerami padi menjadi komoditas bernilai tambah.

2.

Menghasilkan 5 orang petani yang terampil dalam pemanfaatan limbah


jerami padi menjadi pupuk organik

3.

Menghasilan 1 orang penyuluh yang aktif dalam pengembangan sistem


pertanian berkelanjutan

4.

Mendapat dukungan dari 2 tokoh masyarakat utama desa dalam


pengembangan usaha tani berbasis pertanian berkelanjutan.
Impact (Dampak)
Dampak yang nanti diharapkan setelah pelaksanaan kegiatan pelatihan ini

antara lain;
1.

Beralihnya petani di Desa setempat dari pelaksanaan usaha tani


konvensional menuju usaha tani yang ramah lingkungan.

2.

Meningkatnya pendapatan petani melalui produksi pupu organik dan

3.

Berkurangnya ketergantungan petani terhadap pupuk kimia

10

Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan meliputi; persiapan administratif
dan edukatif, pelaksanaan dan pelaporan pelatihan, tahapan tersebut telah dirinci
seperti dibawah ini:
1.

2.

3.

Persiapan administratif dan edukatif, terdiri dari:


a.

Menyiapkan surat edaran tentang adanya program pelatihan

b.

Membuat surat keputusan (SK) penyelenggaraan pelatihan

c.

Menyiapkan buku pedoman/petunjuk

d.

Undangan peserta pelatihan

e.

Menentukan Pelatih (Tutor)

f.

Menyiapkan banko daftar hadir dan identitas peserta

g.

Menyiapkan perlengkapan diklat (alat tulis, peta singkap, laptot dll)

h.

Mempersiapkan perlengkapan penunjang (sound system dll )

i.

Menyusun kebutuhan biaya

Pelaksanaan Kegiatan, tahapannya adalah sebagai berikut:


a.

Pembukaan dan perkenalan

b.

Dinamika kelompok

c.

Penyampaian materi

d.

Praktikum

e.

Penutupan

Evaluasi, pekerjaan dalam evaluasi antara lain:


a.

Membuat laporan hasil kegiatan

b.

Membuat rencana tindak lanjut (RTL)


Materi

Materi yang akan sampaikan dalam pelatihan ini adalah dinamika


kelompok, pertanaian berkelanjutan (urgensi, dan manfaat), tahapan pembuatan
pupuk organik dan praktikum cara membuat pupuk organik dari EM 4 dan Promi.

11

Instuktur atau Tutor Pelatihan


Instruktur atau tutor diharapkan dapat memaparkan lebih jelas pokokpokok materi yang akan disajikan dan juga mampu menjadi motivator, katalisator
dan dinamisator, para instruktur dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut:
1.

Ajat Juhaedi, materi yang akan disampaikan adalah Konsep Pertanian


Berkelanjutan

2.

Matriman dan Idrus Mustofa, pembawa materi Macam-macam Teori


Pembuatan Pupuk Organik.

3.

Sebastianus Kaki dan Edi Supraptomo, pembawa materi langkah pembuatan


Pupuk Organik (Praktikum)

4.

Salmon Lokden, pembawa materi Dinamika Kelompok

5.

Acara ini dipimpin dan diarahkan oleh ketua kelompok, yaitu Daseng
Ahmad Syamsudin.
Kebutuhan Sarana Pelatihan
Saran yang dibutuhkan untuk tercapainya tujuan dari pelatiahan pertanian

berkelanjutan ini adalah sebagaia berikut:


1.

Kebutuhan sarana pendukung dalam proses penyelenggaraan diklat


a. Undangan
b. Spanduk tema
c. Peta singkap
d. Kertas koran
e. Spidol
f. Pena + buku catatan (untuk peserta)

2.

Kebutuhan Teknologi dalam Pelatihan


a. satu buah Infokus
b. satu buah laptop
c. satu buah mic
d. Satu unit soundsystem sederhana
e. Alat dan bahan praktikum (Jerami, EM 4, dan Promi serta bahan lain
yang diperlukan)

12

Lampiran 3. Rincian Kebutuhan Biaya.

RINCIAN KEBUTUHAN BIAYA


No. Rincian Kebutuhan
a. Bagian Perlengkapan
1.
Spanduk tema
2.
ATK administrasi panitia
3.
Dokumentasi
4.
ATK Peserta
5.
Kertas koran (Blank)
6.
Spidol permanen
Jumlah a
b. Bagian Konsumsi
Snack
Makan
Jumlah b
c. Bagian Acara
1.
Honor Narasumber
2.
Honor Panitia
3.
STTPL

1.
2.
3.
4.
5.

Jumlah c
d. Akomodasi
Sewa Tempat
Biaya Transportasi Peserta
Biaya Transportasi Pejabat
Uang saku peserta
Biaya Transportasi Panitia
Jumlah d
Jumlah a+b+c+d

Satuan

Harga (Rp) Jumlah (Rp)

1 buah
1 paket
1 paket
10 paket
25 lembar
3 buah

7000,000
1000,00
10.000,00

70.000,00
25.000
30.000,00
125.000,00

20 dus
20 dus

5.000,00
15.000,00

100.000,00
300.000,00
400.000,00

4 orang
7 Orang
10 lembar

1 paket
10 orang
3 orang
10 orang
7 orang

50.000,00
-

150.000,00
150.000,00
675.000,00

13

Lampiran 1. Jadwal Kegiatna Pelatihan


JADWAL KEGITAN PELATIHAN
MANAJEMEN ADMINISTRASI KELOMPOKTANI
Hari/ Tanggal
Sabtu/30 Nov 2013

Jenis Kegiatan
Persiapan

Waktu (WIB)
Keterangan
07.30-08.00
Panitia

Mempersiapkan
seluruh perlengkapan
yang dibutuhkan
termasuk tempat, dsb
Pelaksanaan
Pengisian absensi

08.00-08.30

Panitia

Pembukaan

08.30 09.00

Pejabat

Istirahat

09.00 09.15

Snack

Dinamika Kelompok

09.15 09.45

Bermain peran

Penyampaian Materi

09.45 10.30

Teoritis

Membuat pembukuan
Kelompok

10.30 11.30

Praktikum

Penutupan

11.30 12.00

Pejabat

14

Lampiran 2
SUSUNAN KEPANITIAAN
PELATIHAN MANAJEMEN ADMINISTRASI KELOMPOKTANI

Penanggung Jawab:
Ir. Achmad Suwandi
Ait Maryani, SP., M.Pd.
Panitia Inti:
Ketua Pelaksana

: Daseng Ahmad Syamsudin

Sekretaris

: Ajat Juhaedi

Bendahara

: Idrus Mustafa

Panitia Acara :
Sie Acara

: Sebastianus Kaki

Sie Perlengkapan

: Salmon Lokden

Sie Akomodasi

: Edi Supraptomo

Sie Dokumentasi

: Matriman

15

DAFTAR PUSTAKA

H. Malayu S.P. Hasibuan, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi


Aksara. Jakarta
http://hastagfire.wordpress.com/2011/12/04/metode-latihan-dan-pengembangankaryawan/
http://liliramli.blogspot.com/2010/06/makalah-pengembangan-karyawanmelalui.html
Suandi Achmad dan Ida. 2005. Modul Manajemen Pelatihan, STPP Bogor
Tjutju Yuniarsi dan Suwanto, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta.
Bandung

16

Anda mungkin juga menyukai