Anda di halaman 1dari 23

KONFIGURASI ROUTING STATIK PADA LINUX CENTOS

I Putu Hariyadi
putu.hariyadi@stmikbumigora.ac.id

Mengaktifkan fitur forwarding


# nano /etc/sysctl.conf Temukan parameter "net.ipv4.ip_forward , dan lakukan pengaturan nilai parameter tersebut dengan nilai 1 (enable) untuk mengaktifkan fitur forwarding, sebaliknya nilai 0 (disable) untuk menonaktifkan fitur forwarding.
net.ipv4.ip_forward = 1

Simpan perubahan konfigurasi yang dilakukan pada file tersebut dengan menekan: CTRL-O > Enter. Untuk keluar dari editor nano, gunakan: CTRL-X

3 Cara Konfigurasi Routing Statik

1. 2. 3.

Terdapat 3 cara untuk mengkonfigurasi routing statik di Linux CentOS yaitu: Format Perintah Route (sementara) Format Argumen Perintah IP (permanen). Format Argumen Network/Netmask (permanen).

Format Perintah Route (Sementara)

Sintak penulisan: route add -net alamat-network-yg-tidak-dikenali netmask alamat-subnetmask-dari-network-yg-tidakdikenali gw alamat-ip-dari-router-lawan-yg-bisadigunakan-untuk-menjangkau-network-yg-tidakdikenali dev interface-diri-sendiri-yg-menghubungkanke-router-lawan Konfigurasi routik statik dengan cara ini bersifat sementara karena hanya tersimpan di memori komputer, dan akan hilang ketika komputer di-restart atau service network di-restart.

Studi Kasus 1: Format Perintah Route

Solusi Studi Kasus 1: Format Perintah Route


Konfigurasi di Router R1 # route add net 11.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw 10.0.0.1 dev eth0

Untuk menjangkau Network C: 11.0.0.0/8 # route add net 12.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw 10.0.0.1 dev eth0
Untuk menjangkau Network D: 12.0.0.0/8

Solusi Studi Kasus 1: Format Perintah Route


Konfigurasi di Router R2 # route add net 9.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw 10.0.0.2 dev eth0

Untuk menjangkau Network A: 9.0.0.0/8 # route add net 12.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw 11.0.0.2 dev eth1
Untuk menjangkau Network D: 12.0.0.0/8

Solusi Studi Kasus 1: Format Perintah Route


Konfigurasi di Router R3 # route add net 9.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw 11.0.0.1 dev eth0

Untuk menjangkau Network A: 9.0.0.0/8

# route add net 11.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw 11.0.0.1 dev eth0


Untuk menjangkau Network B: 11.0.0.0/8

Format Argumen Perintah IP (Permanen)

Membuat file konfigurasi routing dengan format penamaan route-namainterface di direktori /etc/sysconfig/network-scripts, sebagai contoh untuk interface eth0 nama file yang dibuat adalah routeeth0, sedangkan untuk interface eth1 nama file yang dibuat adalah route-eth1. Sintak penulisan parameter pada file routenamainterface adalah sebagai berikut: alamat-network-yg-tidak-dikenali/alamat-subnetmaskdalam-format-bit-count-dari-network-yg-tidak-dikenali via alamat-ip-dari-router-lawan-yg-bisa-digunakanuntuk-menjangkau-network-yg-tidak-dikenali dev interface-diri-sendiri-yg-menghubungkan-ke-router-lawan

Studi Kasus 2: Format Argumen Perintah IP

Solusi Studi Kasus 2: Format Argumen Perintah IP


Konfigurasi di Router R1 # nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0 11.0.0.0/8 via 10.0.0.1 dev eth0

Untuk menjangkau Network C: 11.0.0.0/8


12.0.0.0/8 via 10.0.0.1 dev eth0

Untuk menjangkau Network D: 12.0.0.0/8

Me-restart service network menggunakan perintah service network restart.

Solusi Studi Kasus 2: Format Argumen Perintah IP


Konfigurasi di Router R2 # nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0 9.0.0.0/8 via 10.0.0.2 dev eth0

Untuk menjangkau Network A: 9.0.0.0/8


# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth1 12.0.0.0/8 via 11.0.0.2 dev eth1

Untuk menjangkau Network D: 12.0.0.0/8

Me-restart service network menggunakan perintah service network restart.

Solusi Studi Kasus 2: Format Argumen Perintah IP


Konfigurasi di Router R3 # nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0 9.0.0.0/8 via 11.0.0.1 dev eth0

Untuk menjangkau Network A: 9.0.0.0/8


11.0.0.0/8 via 11.0.0.1 dev eth0

Untuk menjangkau Network B: 11.0.0.0/8

Me-restart service network menggunakan perintah service network restart.

Format Directive Network/Netmask (Permanen)

Membuat file konfigurasi routing dengan format penamaan route-namainterface di direktori /etc/sysconfig/network-scripts, sebagai contoh untuk interface eth0 nama file yang dibuat adalah routeeth0, sedangkan untuk interface eth1 nama file yang dibuat adalah route-eth1. Sintak penulisan parameter pada file routenamainterface adalah sebagai berikut: ADDRESS?=alamat-network-yg-tidak-dikenali NETMASK?=alamat-subnetmask-dari-network-yg-tidakdikenali GATEWAY?= alamat-ip-dari-router-lawan-yg-bisadigunakan-untuk-menjangkau-network-ygtidak-dikenali

Format Directive Network/Netmask (Permanen)


Dimana ? adalah nomor urut routing statik yang dimasukkan. Nilainya dimulai dari 0 untuk yang pertama, 1 untuk yang kedua dan selanjut-nya.

Studi Kasus 3: Format Perintah Network/Netmask

Solusi Studi Kasus 3: Format Directive Network/Netmask


Konfigurasi di Router R1 # nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0 ADDRESS0=11.0.0.0 Untuk menjangkau NETMASK0=255.0.0.0 Network C: 11.0.0.0/8 GATEWAY0=10.0.0.1 ADDRESS1=12.0.0.0 Untuk menjangkau NETMASK1=255.0.0.0 Network D: 12.0.0.0/8 GATEWAY1=10.0.0.1 Me-restart service network menggunakan perintah service network restart.

Solusi Studi Kasus 3: Format Directive Network/Netmask


Konfigurasi di Router R2 # nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0 ADDRESS0=9.0.0.0 Untuk menjangkau NETMASK0=255.0.0.0 Network A: 9.0.0.0/8 GATEWAY0=10.0.0.2 # nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth1 ADDRESS0=12.0.0.0 Untuk menjangkau NETMASK0=255.0.0.0 Network D: 12.0.0.0/8 GATEWAY0=11.0.0.2 Me-restart service network menggunakan perintah service network restart.

Solusi Studi Kasus 3: Format Directive Network/Netmask


Konfigurasi di Router R3 # nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0 ADDRESS0=9.0.0.0 Untuk menjangkau NETMASK0=255.0.0.0 Network A: 9.0.0.0/8 GATEWAY0=11.0.0.1 ADDRESS1=10.0.0.0 Untuk menjangkau NETMASK1=255.0.0.0 Network B: 10.0.0.0/8 GATEWAY1=11.0.0.1

Me-restart service network menggunakan perintah service network restart.

Tabel Routing

Untuk menampilkan informasi tabel routing digunakan perintah route n.

1.
2.

3.
4.

Terdapat beberapa kolom/field pada output dari perintah route n, yaitu: Destination: alamat jaringan tujuan. Gateway: alamat ip router lawan yang digunakan untuk menjangkau jaringan tujuan tersebut. Genmask: alamat subnetmask dari jaringan tujuan. Iface: interface yang digunakan untuk menjangkau gateway atau router lawan.

Ping & Traceroute

Untuk memverifikasi komunikasi antar host digunakan perintah ping. Sintak penulisan: ping alamat-ip-host Untuk menampilkan informasi rute yang dilalui (router-router yang dilalui) sepanjang jalur dari host sumber ke host tujuan digunakan perintah tracert di sistem operasi windows atau traceroute di sistem operasi Linux. Sintak penulisan: C:\> tracert alamat-ip-host-tujuan Windows # traceroute alamat-ip-host-tujuan Linux

Ada Pertanyaan?

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai