Anda di halaman 1dari 6

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Krisis ekonomi telah menurunkan status gizi masyarakat, oleh karena itu upaya pemecahan masalah gizi dijadikan sebagai ujung tombak menuju sehat yang disebabkan oleh bencana kekeringan yang diikuti krisis ekonomi dan krisis moneter yang berkepanjangan sehingga menimbulkan krisis pangan (Irianto Aritonang, 2000). ecara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama gizi mikro. !izi makro adalah

yaitu kurang gizi makro dan kurang

kekurangan gizi yang pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein ( upariasa, 200"). !izi mikro adalah masalah gizi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. alah satu kekurangan gizi makro yaitu kurang energi protein (#epkes $I, 2002). % &asalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun demikian penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan media dan pelayanan kesehatan saja. &eskipun masalah gizi sering berkaitan dengan masalah pangan, pemecahannya tidak dengan sendirinya selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Kecuali dalam keadaan krisis (krisis ekonomi, bencana kekeringan, peperangan dan kekacauan sosial), masalah gizi adalah masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk seluruh anggotanya. 'leh karena itu

status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat dapat memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya (Irianton Aritonangi, 2000). !izi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, akti(itas ber)ikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. !izi kurang banyak terjadi pada usia kurang dari * tahun atau balita (Astuti,200"). ecara langsung gizi

kurang diakibatkan karena kurangnya konsumsi makanan. Kondisi gizi kurang dapat diketahui dari berat badan b

alita apabila ditimbang, berat badan berdasarkan atas berat badan berdasarkan umur (++,-) atau berat badan berdasarkan tinggi badan atau berat badan (++,.+ atau ++,/+) menurut levinson penyebab gizi kurang ini sangat komplek sehingga perlu mendapat perhatian bersama (#armanelly, 200"). &asalah gizi yang masih dihadapi di Indonesia /ada tahun 2000 jumlah gizi kurang pada balita menjadi *.%%1.203 orang. /erlu dicatat jumlah gizi kurang dan buruk yang meningkat cukup tajam dari tahun %343 ketahun %33* dan kemudian cenderung meningkat sampai tahun 200*. +erdasarkan hasil usenas tahun 2000 terdapat %*% kabupaten yang terbesar di 00 propinsi yang mempunyai pre(elensi gizi kurang 500 6 (#epKes $I, 2001). &enurut data dari #inas Kesehatan Kota .uban dari tiap tahun gizi kurang pada balita selalu maningkat

dari tahun 2001 jumlah balita yang terkena gizi kurang sebanyak *.303 balita dan /ada tahun 2004 jumlah gizi kurang menjadi 4.300 balita, pada tahun 2003 jumlah balita yang menderita gizi kurang 4.2"* balita, dan pada tahun 20%0 penderita gizi kurang sebanyak *.01* balita . #ata yang ada di jenu pada tahun 2004 terdapat balita gizi kurang sebanyak 20 balita (4,026) dari 241 balita. /ada tahun 2004 balita yang terkena gizi kurang meningkat menjadi 02 +alita (%0.316) dari 0%0 +alita yang ada didesa jenggolo. #ilihat dari data didesa jenggolo kurang gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan )isik maupun mental, mengurangi tingkat kecerdasan, kreti)itas dan produkti(itas penduduk (#jaiman,200"). /enyebab kurang gizi antara lain kebiasaan makan yang kurang mengandung kalori dan protein, penyakit in)eksi (Astuti,200"). 7konomi atau daya beli yang rendah, pendidikan orang tua yang rendah, pola asuh anak, pelayanan kesehatan (#epkes $I,2002). #ari keadaan diatas gizi kurang akan memba8a akibat terhambatnya proses tumbuh kembang pada anak. #ampaknya pada saat anak de8asa, tinggi badan tidak mencapai normal, selain itu anak mudah terkena in)eksi (#epkes $I, 2002) +erbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah gizi kurang. 9angkah a8al untuk mengelola gizi kurang adalah mengatasi kega8atan yang ditimbulkan. #an dilanjutkan dengan freequen freeding (pemberian makanan sering), pemantauan aseptabilitas (penerimaan tubuh

terhadap diet yang diberikan), pemerintah juga telah membuat $encana Aksi :asional ($A:) pencegahan dan penanganan gizi kurang. Aksi itu dilakukan dengan memberikan makanan tambahan pada balita. &elakukan promosi dan peningkatan pengetahuan keluarga tentang keluarga sadar gizi dan melakukan re(italisasi posyandu (&edia Indonesia, 200"). 9angkah ;langkah yang telah ditempuh untuk penanganan gizi kurang yang sekarang dilakukan adalah ditujukan terhadap )aktor penyababnya seperti < status ekonomi, konsumsi makanan sehari=hari, status imunisasi, penyakit yang diderita, kondisi tempat tinggal, serta tingkat pengetahuan atau pekerjaan orang tua. &emberikan moti)asi kepada orang tua tentang pentingnya memberikan makanan bergizi pada balita untuk mencegah terjadinya gizi kurang yang dapat menimbulkan dampak kegizi buruk. /engadaan makanan bergizi bisa cukup mengandung nutrien, karbohidrat dan makanan yang mengandung (itamin. #ari uraian diatas dapat disimpulkan masalah penelitian tingginya kejadian gizi kurang (%0,316) pada balita di #esa >enggolo Kecamatan >enu Kabupaten .uban pada tahun 2004. %.2 Identifikasi Masalah ?aktor ; )aktor yang menyebabkan masalah gizi kurang antara lain kehamilan, kebiasaan makan yang kurang mengandung kalori protein, lingkungan, )aktor budaya, penyakit in)eksi, status ekonomi, pendidikan ibu, pola asuh anak tingkat pengetahuan dan pelayanan kesehatan ( upariasa,200").

%.0

Pembatasan Masalah &engingat luasnya masalah yang menyebabkan gizi kurang maka

penelitian ini dibatasi hanya membahas tentang tingkat pengetahuan Ibu tentang gizi kurang pada balita. Karena tingkat pengetahuan merupakan )aktor

predisposisi dalam menentukan perilaku %.2 Rumusan Masalah #ari latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut < @ +agaimana tingkat pengetahuan Ibu tentang gizi kurang pada balita di Ailayah Kerja /uskesmas >enu di desa >enggolo@ %.* u!uan Penelitian

%.*.% u!uan Umum &engetahui tingkat pengetahuan Ibu tentang gizi kurang pada balita di 8ilayah kerja /uskesmas >enu di #esa >enggolo. %.*.2 u!uan "husus %) &engidenti)ikasi tingkat pengetahuan Ibu tentang !izi kurang pada balita di Ailayah Kerja /uskesmas >enu di #esa >enggolo. 2) &engidenti)ikasi tingkat pengetahuan Ibu tentang )aktor yang mempengaruhi !izi Kurang pada +alita didesa jenggolo Kecamatan >enu.

"

0) &engidenti)ikasi tingkat pengetahuan Ibu tentang #ampak dari gizi Kurang pada +alita di desa >enggolo Kecamatan >enu.

1.# Manfaat Penelitian 1.#.1 Manfaat Bagi Res$%nden Basil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para Ibu untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan peran serta dalam meningkatkan status gizi balita 1.#.& Manfaat Bagi Pr%fesi Basil penelitian dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan status gizi pada balita.dan lebih memperhatikan masalah ; masalah pada balita. %.".0 Manfaat Bagi Puskesmas Basil penelitian ini sebagai masukan dan bahan e(aluasi agar lembaga ; lembaga kesehatan setempat lebih meningkatkan program ; programnya kedepan.

Anda mungkin juga menyukai