Definisi
Demam dengue /DD dan demam berdarh dengue/ DBD (Dengue Hemoragic Fever) adalah penyakit demam akut oleh infeksi yang disebabkan virus dengue
Epidemiologi
Bersifat endemis (perkotaan) WHO : 50-100 juta kasus/th Insiden di Indonesia : 6-15 /100000 penduduk saat KLB : 35 /100000 penduduk Mortalitas : 2%
ETIOLOGI
Virus dengue serotype DEN-1, DEN-2, DEN3,DEN -4 Genus : Flavivirus Vektor : Aegypti dan albopticus
vektor
Aedes aegepti / Aedes albopictus
Patofisiologi
Patofisiologi
Anamnesis
Onset demam/penyakit, Jumlah intake oral, Perubahan status mental/kejang/ketidaks adaran Urin output Riwayat bepergian ke daerah endemis, kondisi penyerta Bepergian ke hutan dan berenang di air terjun Riwayat penggunaan narkoba dan seks bebas (HIV serokonversi akut). Riwayat keluarga atau tetangga yang mengalami DBD
Pemeriksaan fisik
Status mental Status hidrasi Status hemodinamik Takipnoe/pernapasan asidosis/efusi pleura, Nyeri abdomen/hepatomegali/asites Ruam dan manifestasi perdarahan (ptekie, ekimosis, purpura) Uji torniquet
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan labotorium - Trombositopeni (hari 3-8 demam) - Hematokrit meningkat >20% (hari 3 demam) - Leukopeni atau leukositosis - Limfositosis relatif + limfosit plasma biru - Pemeriksaan serologis IgM, IgG anti-dengue - Pemeriksaan NS1 (hari 1)
Perubahan metabolik : Hiponatremia Asidosis metabolik: syok Kadar urea nitrogen darah meninggi Pemeriksaan fungsi hati : Kadar transaminase sedikit meningkat Kadar albumin rendah, dapat menjadi tanda adanya hemokonsentrasi
Kelainan koagulasi : Masa protrombin memanjang Masa tromboplastin parsial memanjang Kadar fibrinogen turun dan peningkatan penghancuran fibrinogen merupakan petanda DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
Pemeriksaan fungsi ginjal: Ureum/kreatinin Elektrolit :parameter pemberian cairan Golongan darah dan Cross match (uji cocok serasi) : bila akan diberikan tranfusi darah atau komponen darah
Isolasi virus, pemeriksaan serologi atau biologi molekular. Di antara tiga jenis uji etiologi, yang dianggap sebagai baku emas adalah metode isolasi virus. (1-2 minggu, mahal) Diagnosis molekuler dengan deteksi materi genetik virus melalui pemeriksaan reverse transcriptionpolymerase chain reaction (RTPCR).
Pemeriksaan radiologis
Pematauan klinis: pedoman pemberian cairan. Efusi pleura posisi right lateral decubitus(RLD). Efusi pleura bilateral biasa terjadi pada pasien DSS.
Diagnosis
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah ini terpenuhi : Demam akut 2-7 hari, bersifat bifasik. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa: Uji tourniquet positif Petekia, ekimosis, atau purpura Perdarahan mukosa, saluran cerna, dan tempat bekas suntikan Hematemesis atau melena Trombositopenia <100.00/l. Kebocoran plasma yang ditandai dengan: Peningkatan nilai hematrokrit 20 % dari nilai baku sesuai umur dan jenis kelamin. Penurunan nilai hematokrit 20 % setelah pemberian cairan yang adekuat. Nilai Ht normal diasumsikan sesuai nilai setelah pemberian cairan. Efusi pleura, asites, hipoproteinemia.
Diagnosis Banding
1. Pada awal perjalanan penyakit, diagnosa banding mencakup infeksi bakteri, virus, atau infeksi seperti demam tifoid, campak,, demam chikungunya, leptospirosis, dan malaria. Adanya trombositopenia yang jelas disertai hemokonsentrasi dapat membedakan antara DBD dengan penyakit lain. 2. Chikungunya (DC). Pada DC tidak ditemukan perdarahan gastrointestinal dan syok. 3. ITP
Manifestasi Klinis
Demam akut 2-7 hari Cephalgia Myalgia Atralgia Rash Perdarahan Nyeri epigastric Efusi
Derajat DBD
Derajat I :
Demam Gejala tidak khas satu-satunya manifestasi perdarahan : uji torniquet positif.
Derajat II
Derajat I Perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain (gusi berdarah, perdarahan gastrointestinal, epistaksis).
Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun (<20 mmHg) Hipotensi kulit yang dingin, lembab penderita menjadi gelisah.
Derajat IV
Renjatan berat dengan nadi yang tidak dapat diraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur.
Komplikasi
shock encephalopathy convulsi encephalitis kerusakan hepar acute renal failure
Indikator fase shock : hari demam ke 4-5 suhu turun, kulit dingin dan lembab nadi cepat, lemah anak tampak gelisah Hipotensi Tekanan nadi < 20 mmHg leucopenia < 5000/mm3
Terapi :
1. Kebutuhan cairan rumatan: Jenis cairan (rekomendasi WHO) :
Kristaloid: RL, Asering, NaCl 0,9% Koloid : Dekstran 40, Plasma
Dengue Syok Sindrom, Gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok/presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
- Monitor gejala klinis dan laboratorium - Perhatikan tanda syok - Palpasi hati setiap hari - Ukur diuresis setiap hari - Awasi perdarahan - Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam
Ht naik atau trombosit turun Infus ganti ringer laktat tetesan disesuaikan
Monitor tanda vital/nilai Ht dan trombosit tiap 6 jam ada perbaikan Tidak gelisah Nadi kuat Tekanan darah stabil Diuresis cukup (12 ml/kgBB/jam) Ht turun (2 kali pemeriksaan) tidak ada perbaikan
Gelisah Distres pernapasan Frekuensi nadi meningkat Hematokrit tetap tinggi/ meningkat Tekanan nadi < 20 mmHg Diuresis kurang/tidak ada
Tetesan dinaikkan
10-15 ml/kgBB/jam tetesan dinaikkan bertahap
5 ml/kgBB/jam
Perbaikan
Perbaikan
sesuaikan tetesan
3 ml/kgBB/jam
Perbaikan
Gambar
Syok tidak teratasi Kesadaran menurun Nadi lembut/tidak teraba Tekanan nadi < 20 mmHg Distres pernapasan/sianosis Kulit dingin dan lembab Ekstremitas dingin Periksa kadar gula darah
Syok teratasi Kesadaran membaik Nadi teraba kuat Tekanan nadi > 20 mmHg Tidak sesak napas/sianosis Ekstremitas hangat Diuresis cukup 1 ml/kgBB/jam Cairan dan tetesan disesuaikan
10 ml/kgBB/jam
Lanjutkan cairan
20 ml/kgBB/jam
Evaluasi ketat Tanda vital Tanda perdarahan Diuresis Hb, Ht, trombosit Stabil dalam 24 jam Tetesan 5 ml/kgBB/jam Syok teratasi Ht turun
Tambahkan koloid/plasma
Dekstran/FPP 10-20 (max 30) ml/kgBB/jam
Koreksi asidosis
Evaluasi 1 jam
Tetesan 3 ml/kgBB/jam
Koloid 20 ml/kgBB
kedaruratan: Syok Muntah terus menerus Kejang Kesadaran turun Muntah darah Berak hitam Hematokrit cenderung meningkat setelah 2 kali pemeriksaan berturutturut Hemokonsentrasi (Ht meningkat = 20%)
Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik Nafsu makan membaik secara klinis tampak perbaikan Hematokrit stabil Tiga hari setelah syok teratasi Trombosit > 50.000/uL Tidak dijumpai distres pernafasan
PENCEGAHAN
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit DBD, pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk DBD. Pemberantasan sarang nyamuk DBD adalah kegiatan membrantas telur, jentik dan kepompong nyamuk DBD di tempat-tempat pembiakannya. Pemberdayaan masyarakat
PEMBERANTASAN
Cara Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD dilakukan dengan cara 3M yaitu : 1. 2. 3. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti : Bak mandi/WC, drum, dll. (M1) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti : Gentong Air, Tempayan, dll (M2). Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).
b. c. d. e. f. g. h. i.
Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak. Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan tanah. Menaburkan bubuk Larvasida. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung air. Memasang kawat kasa. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar. Menggunakan kelambu. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
Terima Kasih