Anda di halaman 1dari 1

Jurnas.

com | GABUNGAN Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengakui, 4 perusahaan dari 8 perusahaan yang menjadi terduga pelaku pembakaran lahan, seperti yang sebelumnya disebutkan Kementerian Lingkungan Hidup, memang merupakan anggotanya. Kendati demikian, dari 4 perusahaan tersebut, hanya 1 perusahaan yang mengalami kebakaran di areal kebun plasmanya, sedangkan 3 lainnya justru mengklaim mengalami kebakaran di luar areal konsesi perkebunan. Memang banyak perusahaan yang tak bisa kuasai lahan konsesi 100 persen lantaran banyak faktor, seperti lahan tumpang tindih, serta tidak mendapat pembebasan lahan. Makanya, ketika terjadi kebakaran di luar areal yang dikuasai itu menjadi rumit karena tidak jelas diketahui pemiliknya,kata Sekretaris Jenderal Gapki, Joko Supriyono, di sela konferensi pers di Jakarta, Selasa, (25/6). Pihaknya pun terus melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemda Kepulauan Riau untuk mengetahui dengan pasti penyebab kebakaran tersebut serta siap bekerja sama dengan pihak yang berwajib selama proses investigasi berlangsung. Menurut Joko, pihaknya pun siap mengerahkan para anggotanya, khususnya di Riau untuk pengoperasian armada pemadam mulai Rabu esok (26/6) menyusul tragedi kebakaran hutan dan lahan di Kepulauan Riau sejak beberapa hari lalu. Kami akan resmi fungsikan 20 unit armada pemadam ditambah 6 unit armada sumbangan yang akan disebar di beberapa kabupaten, seperti di Rokan Hulu, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Pelalawan, Siak, dan Kampar untuk membantu mengurangi asap,ujar Joko. Ia mengemukakan, dalam standar operasional perkebunan kelapa sawit, memang tidak diperbolehkan adanya kegiatan membakar lahan. Bahkan, pihaknya pun mengklaim, selama ini para anggota Gapki telah berupaya mempraktikkan tata kelola sawit yanga ramah lingkungan tanpa pembakaran. Dijelaskan Joko, selama ini tidak ada perusahaan yang melakukan ekspansi lahan di Kepulauan Riau, kecuali para petaninya lantaran mereka tidak memiliki permodalan seperti perusahaan untuk melakukan clearing mechanism lahan. Sebagian lahan di Riau itu gambut, jadi ketika sudah terbakar, cukup sulit dipadamkan. Makanya, ke depan perlu ada kontrol dari perusahaan, tetapi kadang kebakaran terjadi di luar perusahaan. Ini sudah masuk urusan tingkat provinsi, mestinya ada badan khusus yang menangani,katanya. Sebagai informasi, dari 9 juta hektar lahan sawit yang ada di Indonesia berdasarkan data Kementerian Pertanian, sebanyak 600 anggota Gapki menguasai sekitar 3 juta hektar, sedangkan jika dihitung dari seluruh perusahaan besar menguasai sekitar 5 juta hektarnya, di luar petani.

Anda mungkin juga menyukai