Anda di halaman 1dari 12

Herpes Mulut Tidak Hanya Terjadi di Alat Kelamin"

tipe 2, virus ini akan terus berada di syaraf dalam keadaan laten dan sewaktu-waktu penyakit ini dapat kambuh lagi.

Oleh : drg. Martha Mozartha

Bila mendengar kata herpes, masih banyak orang yang mengidentikkannya dengan penyakit kelamin yang menular. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun tidak juga sepenuhnya benar. Mengapa demikian? Karena herpes juga dapat terjadi di sekitar rongga mulut.

Gmbr. Infeksi herpes pada penderita dua hari setelah onset (sumber : http://www.lib.uiowa.edu)

Perlu diketahui, bahwa penyakit herpes dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu herpes zooster (yang lebih dikenal dengan cacar air) dan herpes simpleks. Keduanya sama-sama disebabkan oleh virus, namun jenis virusnya berbeda, di mana herpes zooster disebabkan oleh virus varicela zoster (VVZ) sedangkan herpes simpleks disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV). Perbedaan jenis virus ini tentu saja membuat manifestasi klinisnya juga berbeda. Dalam artikel ini akan lebih banyak dibahas mengenai herpes simpleks, terutama yang terjadi di daerah rongga mulut.

Serangan pertama atau disebut infeksi primer dari HSV tipe 1 biasa terjadi pada anak-anak dan remaja, sedangkan infeksi primer dari HSV tipe 2 lazim dijumpai setelah pubertas dan ditularkan secara seksual. Selama terjadi serangan, virus keluar dari persyarafan menuju kulit atau membran mukosa di mana ia berkembang biak dan menimbulkan gejala klinis. Setelah setiap serangan, virus ini akan kembali ke serabut syaraf dan kembali memasuki fase laten yaitu keadaan istirahat.

HSV sendiri ada dua macam meski keduanya dapat saling berhubungan, yaitu tipe 1 yang dikaitkan dengan infeksi di daerah bibir dan rongga mulut dan tipe 2 yang bermanifestasi di genital (alat kelamin). Begitu seseorang terinfeksi HSV baik tipe 1 maupun

Pertama kali seseorang merasakan serangan virus herpes simpleks ini, umumnya keluhannya jauh lebih berat daripada serangan kambuhan (rekuren) meski ada sebagian kasus dimana keluhan pasien sangat ringan bahkan tidak terasa apa-apa. Gejala umum dari infeksi HSV tipe 1 adalah yang disebut herpetic gingivostomatitis. Periode inkubasi umumnya 4 hingga 5 hari kemudian gejala diawali dengan demam. Pasien dapat merasa rasa sakit, panas dan perih

atau gatal terutama pada saat makan dan minum. Gusi dapat membengkak dan mudah berdarah.

Bagaimana cara penularannya?

Gambar. Herpes labialis, vesikel telah pecah dan menjadi krusta ( Sumber : http://dermnetnz.org/viral/herpes-simplex.html )

Infeksi ini dapat diteruskan dari seseorang yang sedang mengalami infeksi aktif, atau dari penderita tanpa gejala apapun. Pada saat sedang dalam keadaan aktif, virus berada di saliva (liur) dan sekresi genital dan dapat berada di situ selama sedang terjadi serangan klinis dan beberapa hari atau minggu setelahnya. Penyebaran virus dapat terjadi dengan kontak langsung dengan sekresi yang terinfeksi atau dengan kontak langsung dengan kulit penderita di daerah yang terinfeksi. Kenyataan bahwa penyakit ini sering ditularkan selama kegiatan vaginal, anal ataupun oral seks membuat penyakit herpes sering dikategorikan sebagai sexual transmitted disease.

Di dalam rongga mulut dapat timbul vesikel (gelembung) berukuran kecil yang umumnya berkelompok dan dapat dijumpai di bagian dalam bibir, lidah, tenggorokan, langit-langit dan di bagian dalam pipi. Selanjutnya vesikel ini akan pecah dan menjadi ulkus (luka) yang dipermukaannya terdapat semacam lapisan kekuningan. Pada saat inilah rentan terjadi penularan karena vesikel tersebut mengeluarkan cairan yang mengandung jutaan virus herpes simpleks. Kelenjar getah bening setempat yaitu di sekitar leher dapat membesar dan saat ditekan terasa lunak.

Apa yang menjadi pemicu virus yang sedang dalam keadaan laten menjadi aktif kembali?

Selain herpetic gingivostomatitis, HSV tipe 1 juga dapat bermanifestasi di bibir dan sering disebut herpes labialis. Gejalanya kurang lebih sama dengan yang telah dikemukakan di atas.

Rekurensi atau kambuhnya penyakit ini sering dikaitkan dengan menurunnya imun tubuh, atau pada saat penderita mengalami stress emosional. Selain itu radiasi ultraviolet yaitu paparan sinar matahari yang berlebihan, faktor hormonal, atau adanya infeksi lain dan trauma pada daerah yang terkena juga dapat menjadi faktor pemicu aktifnya virus herpes simpleks ini. Namun pada banyak kasus ada juga kemungkinan penyakit herpes kambuh tanpa alasan yang jelas. Umumnya penyakit ini akan sembuh dalam waktu 7-10 hari tanpa menyisakan jaringan parut. Bila keluhan tidak begitu berat, infeksi HSV tipe 1 ini tidak membutuhkan perawatan. Namun

kebanyakan kasus membutuhkan perawatan dengan obat antivirus contohnya aciclovir.[](MM)

Herpes infeksi seringkali tidak menunjukkan gejala; jika gejala muncul mereka biasanya menyelesaikan dalam waktu dua minggu. di mana mereka tinggal sebagai seumur hidup, virus laten. Asimtomatik penumpahan sel virus menular dapat terjadi selama tahap ini. Prodromal (hari 0-1): Gejala sering mendahului kambuh. Gejala biasanya dimulai dengan kesemutan (gatal) dan kemerahan pada kulit di sekitar lokasi terinfeksi. Tahap ini dapat berlangsung dari beberapa hari sampai beberapa jam sebelum manifestasi fisik dari infeksi dan merupakan waktu terbaik untuk memulai pengobatan. Peradangan (hari 1): Virus mulai bereproduksi dan menginfeksi selsel di ujung saraf. Sel-sel yang sehat bereaksi terhadap invasi dengan pembengkakan dan kemerahan ditampilkan sebagai gejala infeksi. Pra-sakit (hari 2-3): Tahap ini didefinisikan oleh penampilan dari kecil, keras, papula meradang dan vesikula yang dapat gatal dan menyakitkan sensitif terhadap sentuhan. Dalam waktu, lepuh berisi cairan membentuk sebuah cluster pada bibir (labial) jaringan, daerah antara bibir dan kulit (vermilion border), dan dapat terjadi di hidung, dagu, dan pipi.

Lesi terbuka (hari 4): Ini adalah yang paling menyakitkan dan menular dari tahap. Semua vesikel kecil pecah dan bergabung untuk membuat satu besar, terbuka, ulkus menangis. Cairan secara perlahan keluar dari pembuluh darah dan jaringan yang meradang. Ini cairan yang encer yang penuh dengan partikel virus aktif dan sangat menular. Tergantung pada tingkat keparahan, orang dapat mengembangkan demam dan pembengkakan kelenjar getah bening di bawah rahang. Krusta (hari 5-8): Sebuah madu / kerak emas mulai terbentuk dari eksudat manis. Ini kerak kekuningan atau coklat atau keropeng tidak terbuat dari virus yang aktif tetapi dari serum darah yang mengandung protein yang berguna seperti albumin dan globulin. Hal ini muncul sebagai proses penyembuhan dimulai dan tidak boleh tergores atau diambil di. Sakit masih menyakitkan pada tahap ini, tetapi, lebih menyakitkan, bagaimanapun, adalah konstan retak keropeng sebagai salah satu bergerak atau peregangan bibir mereka, seperti dalam tersenyum atau makan. Virus akan tetap berisi cairan cairan keluar dari sakit melalui retakan. Penyembuhan (hari 9-14): kulit baru mulai terbentuk di bawah keropeng sebagai retret virus ke dalam latency. Serangkaian koreng akan membentuk selama sakit (Disebut Meier Kompleks), masingmasing lebih kecil dari yang terakhir. Selama fase iritasi, gatal, dan rasa sakit yang umum. Pasca-keropeng (12-14 hari): Sebuah area kemerahan bisa berlamalama di tempat infeksi virus sebagai sel-sel rusak yang diregenerasi. Shedding virus masih dapat terjadi selama tahap ini.

Infeksi berulang demikian sering disebut herpes simpleks labialis''''. HSV-1 dapat dalam kasus yang jarang ditularkan kepada bayi yang baru lahir oleh anggota keluarga atau staf rumah sakit yang memiliki luka dingin, hal ini dapat menyebabkan penyakit parah yang disebut neonatal herpes simpleks.

Infeksi ulang jarang terjadi di dalam mulut (stomatitis HSV intraoral'''') yang mempengaruhi gusi, ridge alveolar, palatum keras, dan bagian belakang lidah, mungkin disertai dengan herpes labialis''''.

Luka dingin adalah hasil dari virus mengaktifkan dalam tubuh. Setelah HSV-1 telah memasuki tubuh, tidak pernah meninggalkan.

Orang dapat mentransfer virus dari luka dingin mereka ke area lain dari tubuh, seperti mata, kulit, atau jari, ini disebut "autoinoculation."

Virus ini bergerak dari mulut ke diam-diam tinggal ("tetap laten") dalam sistem saraf pusat. Dalam kira-kira sepertiga orang, virus dapat "bangun" atau mengaktifkan kembali menyebabkan penyakit.

Infeksi mata, dalam bentuk konjungtivitis atau keratitis, dapat terjadi ketika mata yang digosok setelah menyentuh lesi.

Ketika terjadi reaktivasi, virus bergerak ke bawah saraf ke kulit di mana ia dapat menyebabkan lecet (luka dingin) di sekitar bibir, dalam mulut atau, dalam sekitar 10% dari kasus, di hidung, dagu, atau pipi.

Jari infeksi (herpes whitlow) dapat terjadi ketika seorang anak dengan luka dingin atau primer HSV-1 infeksi menyebalkan / nya jari

Wabah sakit dingin mungkin dipengaruhi oleh stres, haid, sinar matahari, kulit terbakar, demam, atau trauma kulit lokal. Prosedur bedah seperti operasi gigi atau saraf, tato bibir, atau dermabrasi juga memicu umum.

Jenis-Jenis Penyakit Hepatitis 21 November 2011 Gejala Hepatitis A

Dengan mewabahnya penyakit Hepatitis A di beberapa wilayah, Kami ingin memberikan informasi kepada Anda seputar Penyakit Hepatitis. Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis dikategorikan dalam beberapa golongan, yaitu hepatitis A,B,C,D,E,F dan G. Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis umumnya cenderung lebih banyak mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C.

Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntahmuntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus-menerus, tidak seperti demam yang lainnya pada demam berdarah, TBC, Typus, dll.

Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A

Penyakit Hepatitis A

Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian. Penyebaran virus hepatitis A (VHA) melalui kotoran/tinja penderita yang dapat menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah, seperti ikan atau kerang yang berasal dari kawasan air tercemar oleh kotoran manusia penderita. Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan terjadi, barulah kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A.

Pada minggu pertama, Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A akan mengalami penyakit kuning, letih dan sebagainya diatas. Penderita diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obatobatan yang mengurangi rasa mual dan muntah. Langkah-langkah lain yang dapat diambil sebagai usaha pencegahan adalah dengan mencuci tangan dengan teliti, dan suntikan imunisasi dianjurkan bagi seseorang yang berada disekitar penderita.

Penyakit Hepatitis B Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya di dunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.

Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Untuk langkah preventif, seseorang yang berada di lingkungan sekitar penderita penyakit dianjurkan melindungi diri dengan imunisasi vaksin Hepatitis B. Jika telah terdiagnosa Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.

Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi atau handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.

Pengobatan oral

Gejala Hepatitis B

Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.

Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.

Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.

Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.

Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan/homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan banyak kasus Hepatitis B.

Pengobatan dengan suntikan

Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.

Penyakit Hepatitis C

Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih.

Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian selsel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.

Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.

Gejala Hepatitis C

Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahuntahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah lelah, hilang selera makan, sakit perut, urin menjadi gelap dan kulit atau mata menjadi kuning yang disebut jaundice (jarang terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzim hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzim hati fluktuasi bahkan normal.

Tipe D (hepatitis delta) merupakan 50% hepatitis tiba-tiba dan parah, dengan angka kematian yang tinggi. Di Amerika serikat, 1% dari penderita hepatitis D mati dengan gagal hati dalam waktu 2 minggu dan infeksi kebanyakan menyerang para pemakai obatobatan intravena dan penderita hemofilia. Masa inkubasi adalah 190 hari. Tingkatkeparahan mencapai 2-70% Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit hepatitis ini antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol, penyakit autoimun, hasil komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari konsumsi obat-obatan maupun kehadiran parasit dan bakteri dalam hati (liver). Dari sekian banyak faktor, virus menduduki peringkat pertama sebagai penyebab paling banyak penyakit hepatitis.

Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C Ada lima macam hepatitis yang disebabkan virus, yakni virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C, virus hepatitis D, dan virus hepatitis E. Pada umumnya penderita hepatitis A & E dapat sembuh, sebaliknya B & C dapat menjadi kronis. Virus hepatits D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B dan dapat memperparah keadaan penderita.

Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.

Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk memastikan diagnosis hepatitis karena penderita hepatitis sering tidak bergejala atau tidak gejala tidak khas.

Semoga informasi ini bermanfaat dan berguna bagi Anda semua yang membacanya.

Pemeriksaan untuk hepatitis akut : - Enzim GOT, GPT - Penanda hepatitis A (Anti Hav IgM) - Penanda hepatitis B (HGsAg, Anti HBC IgM) - Penanda hepatitis C (Anti HCV, HCV RNA) - Penanda hepatitis E (Anti HEV IgM) Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian. Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Sebagai contoh, ikan atau kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia penderita.

Pemeriksaan untuk hepatitis kronis : - Enzim GOT,GPT - Penanda hepatitis B (HBsAg,HBe, Anti HBc, Anti HBe, HBV DNA) - Penanda hepatis C (Anti HCV,HCV RNA)

Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan terjadi, barulah kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A.

1. Gejala Hepatitis A Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.

Penanda imunitas : - Anti HAV - Anti HBs

2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A Hepatitis A Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang disebut penyakit kuning, letih dan

sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti obat analgesic/antipiretik untuk menurunkan demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.

Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.

Sedangkah langkah-langkah yang dapat diambil sebagai usaha pencegahan adalah dengan mencuci tangan dengan teliti, dan suntikan imunisasi dianjurkan bagi seseorang yang berada disekitar penderita.

1. Gejala Hepatitis B Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.

Hepatitis B 2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B. Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.

Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berperilaku seks kurang baik (ganti-ganti pasangan/homoseksual), pekerja

kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan banyak kasus Hepatitis B.

2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.

Hepatitis C

Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian selsel hati dan terdeteksi sebagai kanker hati. Sejumlah 85% dari kasus infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.

Hepatitis D

1. Gejala Hepatitis C Penderita Hepatitis C sering kali tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah : lelah, hilang selera makan, sakit perut, urin menjadi gelap dan kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzim hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzim hati mengalami fluktuasi bahkan normal.

Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.

Hepatitis E

Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri (selflimited), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.

Anda mungkin juga menyukai