Depresi
Depresi merupakan satu masa terganggunya
fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri. Depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu.
B. Jenis kelamin
Perempuan : Laki-laki = 2 : 1
C. Usia
- Rata-rata usia 40 tahun
D. Status perkawinan
-
Sering
tidak mempunyai
Etiologi
Faktor organobiologi: berhubungan dengan disregulasi
dan respon klinik anti depresan mungkin merupakan peran langsung sistem noredrenergik dalam depresi.
Dopamin: Expresi emosi,motorik,kognitif,hedonia << aktivitas ............. DEPRESI
Serotonin: kontrol regulasi afek, agresi, tidur dan nafsu
makan.
Etiologi (2)
Faktor genetik: jalur penurunannya sangat
kompleks.
Anak biologis dari orang tua dengan gangguan
mood, beresiko mengalami gangguan mood walaupun dibesarkan oleh keluarga angkat. Kembar monozigot sebesar 50%, kembar dizigot sebesar 10-25%.
Etiologi (3)
Faktor psikososial:
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan:
menyebabkan perubahan berbagai neurotransmiter, sistem sinyal interneuron, hilangnya beberapa neuron dan penurunan kontak sinap, yang bertahan lama. Co: kehilangan orang yang dicintai.
Faktor kepribadian:
Pasien yang mengalami stresor akibat tidak adanya
penyimpangan kognitif spesifik yang menghasilkan kecenderungan seseorang menjadi depresi. Postulat Aaron Beck menyatakan trias kognitif dari depresi mencakup. Pandangan terhadap diri sendiri berupa persepsi negative terhadap dirinya. Tentang lingkungan yaitu kecenderungan menganggap dunia bermusuhan terhadapnya. Tentang masa depan yakni bayangan penderitaan dan kegagalan
Deskripsi umum. Kemunduran psikomotor secara umum merupakan gejala yang paling sering, meskipun agitasi psikomotor juga terlihat, terutama pada pasien lanjut. meremas tangan dan menarik rambut merupakan gejala dari agitasi. Secara sederhana, pasien depresi mempunyai postur tubuh yang dibungkukan, tidak ada gerakan spontan, sedih dan memalingkan wajah.
mereka merspon pertanyaan dengan satu-satu kata dan memperlihatkan perlambatan menjawab pertanyaan Pikiran. Pandangan negative terhadap dunia dn dirinya sendiri. Isi pikir merekaa sering meliputi rasa kehilangan, rasa bersalah, pikiran bunuh diri dan kematian. Sensorium dan kognitif orientasi. Kebanyakan pasien depresi tidak terganggu orientasinya baik orang, tempat dan waktu
Memori
Sekitar 50-75 persen dari pasien depresi mempunyai hendaya kognitif, kadang-kadang ditunjukkannya sebagai pseudodementia depresi. Umumnya pasien mengeluhkan tidak mampu konsentrasi dan gampang lupa.
keadaan mudah lelah ( rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktifitas
Nyeri
Nyeri adalah suatu gejala dalam merasakan
subyek dan pengalaman emosional serta termasuk suatu komponen sensori Biasanya dirasakan hanya dalam bentuk suatu sensasi, dengan gambaran yang dapat dibandingkan dengan sensasi lain (seperti sentuhan atau penglihatan) yang mengikuti untuk membedakan kualitas, lokasi, durasi dan intensitas dari suatu stimulus.
Klasifikasi nyeri
Nyeri fisiologis, terjadinya nyeri oleh karena
stimulasi singkat yang tidak merusak jaringan, Nyeri inflamasi, terjadinya nyeri oleh karena stimuli yang sangat kuat sehingga merusak jaringan. Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului dan disebabkan adanya disfungsi primer ataupun lesi pada sistem saraf yang diakibatkan: trauma, kompresi, keracunan toksin atau gangguan metabolik
merespon stimuli nosiseptor (reseptor rasa nyeri) karena terjadinya kerusakan jaringan tubuh akibat penyakit atau trauma. Nyeri ini biasanya berlangsung sementara. Nyeri kronik berhubungan dengan kelainan patologis yang telah berlangsung terus menerus
depresi. Penderita depresi sering mengeluh adanya rasa nyeri dan sebagian besar penderita nyeri kronik menjadi depresif. Terkadang didapatkan kesulitan menemukan penyebab yang primer (seperti masalah nyeri atau masalah depresinya) dan dalam menentukan faktor psikologis yang mengeksaserbasi rasa nyeri.
yang saling tumpang tindih, dimana terdapatnya penggabungan neurotransmiter yang sama dan memiliki jalur yang sama. Hubungan antara pusat-pusat otak terlibat dengan depresi dan rasa sakit dan daerah tubuh perifer terjadi di batang otak, dengan neurotransmisi disampaikan melalui tulang belakang.
batang otak, dua daerah di dalam batang otak telah diidentifikasi sebagai sumber neuron ini. - raphe nucleus dorsal berfungsi sebagai dasar untuk neuron serotonin, dan - lokus seruleus berfungsi sebagai dasar untuk neuron norepinefrin
difokuskan pada dua neurotransmitter : serotonin dan norepinefrin terlibat dalam patofisiologi dari nyeri kronis. Pada pasien dengan depresi , perubahan atau pengurangan dari dua neurotransmitter dan reseptor masing-masing menjadi disfungsional dari waktu ke waktu. Pada dasarnya , konsentrasi norepinefrin dan serotonin dan output menjadi tidak menentu pada pasien dengan depresi , dan antidepresan berusaha untuk mengembalikan " normal" laju pembakaran di daerah neuronal dan . aktivitas neurotransmitter di celah sinaptik.
ke berbagai daerah otak. Jalur serotonin berasal di inti raphe dan proyek untuk korteks frontal, ganglia basal, hipotalamus, dan daerah limbik. Jalur norepinefrin berasal dari lokus seruleus dan proyek untuk korteks frontal, daerah limbik, hipotalamus, dan otak kecil.
dikaitkan dengan korteks frontal dan daerah limbik. Kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan atau keuntungan, dan hilangnya kesenangan dapat dihubungkan ke hipotalamus
Teori psikologis
Teori psikodinamik Dalam teori psikoanalitik klasik
depresi disebut sebagai akibat dari kemarahan yang secara tidak sadar dimasukkan dalam batin, ketergantungan yang eksesif pada orang lain untuk harga diri, dan perasaan gagal dan sia-sia dalam meraih tujuan. Beberapa orang menyatakan bahwa depresi pada pasien nyeri kronik merupakan sebuah manifestasi gaya kepribadian yang tergambar dari konflik perkembangan dini dari kemarahan, rasa bersalah. Dalam perspektif ini, nyeri kronik dapat merupakan gejala dari gangguan depresi
jelas bisa termasuk spektrum gangguan depresi. Teori prilaku Depresi berdasarkan teori prilaku yang berkonsentrasi pada gejala depresi yang paling nyata, kurangnya motivasi yang digambarkan dengan berkurangnya prilaku yang aktif.
mengurangi prilakunya karena hendaya fisik atau karena takut akan cedera yang lebih parah. Dengan pembatasan pada prilaku dan kontak sosial, pasien nyeri kronis dapat mengurangi peluang untuk mencapai penguatan positif dan untuk bersentuhan dengan keuntungan sebelumnya dan hasilnya menjadi depresi.
Tatalaksana
Anti depresan
Trisiklik : amitriptilin
SSRI : Fluvoxamine, fluoxentin.