Anda di halaman 1dari 39

BAB 1 PENDAHULUAN Luka bakar menyebabkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cedera

oleh sebab lain. Biaya yang diperlukan dalam penanganannya pun relatif tinggi. Di Amerika Serikat, kurang lebih 25 . orang mengalami luka bakar setiap tahunnya. Dari angka tersebut, !!2. penderita luka bakar membutuhkan tindakan emergensi, dan sekitar 2! penderita luka bakar meninggal dunis. Di "ndonesia, belum ada angka pasti mengenai luka bakar, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk serta industri, angka luka bakar terseut semakin meningkat #Sjamsuhidajat, 2 ! $. Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan etiologi, kedalaman serta luasnya luka bakar yang menentukan gejala klinis serta beratnya luka bakar. Luka bakar menyebabkan terjadinya hipermetabolisme akibat stimulasi sitokin%sitokin berlebihan yang menyebabkan meningkatnya respons stres akibat proses infeksi. &roses inflamasi umumnya meningkat segera setelah trauma terjadi dan bertahan sekitar 5 minggu paska trauma. 'espons metabolisme yang terjadi diantaranya peningkatan suhu, kebutuhan (2, glukosa serta peningkatan produksi )(2. *omplikasi yang terjadi pada pasien luka bakar antara lain, gagal napas, syok dan infeksi sistemik ke berbagai organ yang dapat menyebabkan kematian. Seringkali pasien luka bakar mengalami syok akibat kehilangan banyak cairan atau sepsis, sehingga diperlukan pemantauan hemodinamik ketat. +atalaksana penanganan luka bakar di ruang pera,atan intensif harus bersifat holistik yang mencakup tatalaksana jalan napas dan oksigenasi, resusitasi cairan, pemberian antibiotika, tatalaksana nutrisi, penanganan nyeri hingga pera,atan luka untuk menurunkan mortalitas #D-ulfikar, 2 !2$

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka bakar adalah luka yang disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. &anas dapat dipindahkan le,at hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia. #"dris, !../$ 2.2. Etiologi 0tiologi luka bakar dapat dibagi menjadi Scald Burns, Flame Burns, Flash Burns, Contact Burns, Chemical Burns, Electrical Burns, Frost Bite. #1eschke, 2 /$ Luka karena uap panas, biasanya terjadi karena air panas, merupakan kebanyakan penyebab luka bakar pada masyarakat. Air pada suhu 2 3) menyebabkan luka bakar parsial atau dalam dengan ,aktu hanya dalam 4 detik. &ada 2.3), luka bakar yang sama terjadi dalam ! detik. #1eschke, 2 2.2.2 Flame Burns Luka terbakar adalah mekanisme kedua tersering dari injuri termal. 5eskipun kejadian injuri disebabkan oleh kebakaran rumah telah menurun seiring penggunaan detektor asap, kebakaran yang berhubungan dengan merokok, penyalahgunaan penggunaan cairan yang mudah terbakar, tabrakan kendaraan bermotor dan kain terbakar oleh kompor atau pemanas ruangan juga bertanggung ja,ab terhadap luka terbakar. #1eschke, 2 2.2.3. Flash Burns Flash burns adalah berikutnya yang paling sering. Ledakan gas alam, propan, butane, minyak destilasi, alkohol dan cairan mudah terbakar lain seperti aliran listrik menyebabkan panas untuk periode ,aktu. 6lash burns memiliki distribusi di semua kulit yang terekspos dengan area paling dalam pada sisi yang terkena. #1eschke, 2 /$
2

2.2.1. Scald Burns

/$

/$

2.2.4. Contact Burns Luka bakar kontak berasal dari kontak dengan logam panas, plastik, gelas atau bara panas. *ejadian ini terbatas. Balita yang menyentuh atau jatuh dengan tangan menyentuh setrika, o7en dan bara kayu menyebabkan luka bakar yang dalam pada telapak tangan. #1eschke, 2 2.2.5. Chemical Burns Luka bakar yang diakibatkan oleh iritasi -at kimia, apakah bersifat asam kuat atau basa kuat. *ejadian ini sering pada karya,an industri yang memakai bahan kimia sebagai bagian dari proses pengolahan atau produksinya. &enanganan yang salah dapat memperluas luka bakar yang terjadi. "rigasi dengan 8S #8a)l ..9$ atau akuabides atau cairan netral lainnya adalah pertolongan terbaik, tidak dengan cara menetralisirnya. #1eschke, 2 2.2.6. Electrical Burns Sel yang teraliri listrik akan mengalami kematian yang bisa menjalar dari sejak arus masuk sampai bagian tubuh tempat arus keluar. Luka masuk adalah tempat aliran listrik memasuki tubuh, luka keluar adalah tempat keluarnya arus dari tubuh menuju bumi:ground. Sulit secara fisik menentukan berat ringannnya kerusakan yang terjadi, mengingat perlu banyak pemeriksaan klinis dan penunjang lainnya untuk menge7aluasi keadaan penderita. ;angguan jantung, ginjal, kerusakan otot sangat mungkin terjadi. Besarnya luka masuk atau luka keluar tidak berhubungan dengan kerusakan jaringan sepanjang aliran luka masuk sampai keluar. 5aka dari itu setiap luka bakar listrik dikelompokan pada derajat """. #1eschke, 2 /$ 2.2. . Frost Bite Adalah luka akibat suhu yang terlalu dingin. &embuluh darah perifer mengalami 7asokonstriksi hebat, terutama di ujung%ujung jari, hidung dan telinga. 6ase selanjutnya akan terjadi nekrosis dan kerusakan yang permanen. <ntuk tindakan pertama adalah sesegera mungkin menghangatkan bagian tubuh tersebut dengan pemanas dan gerakan%gerakan untuk memperlancar sirkulasi. #1eschke, 2 /$ /$ /$

2.3.

!on" Ke#$s"%"n J"#ing"n 1. !on" Ko"g$l"si Daerah yang langsung mengalami kerusakan #koagulasi protein$ akibat

pengaruh panas. #5ar-uki, !..4$ 2. !on" St"tis Daerah yang berada langsung di luar -ona koagulasi, terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi gangguan perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas kapiler dan respons inflamasi lokal. &roses ini berlangsung selama !2%2= jam pasca cedera dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan. #5ar-uki, !..4$ 3. !on" Hi&e#e'i Daerah di luar -ona statis, ikut mengalami reaksi berupa 7asodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler. #5ar-uki, !..4$

2.4. ("se L$%" B"%"# Dalam perjalanan penyakit dibedakan 4 fase pada luka bakar, yaitu > ". ("se ")"l* f"se "%$t* f"se s+o% &ada fase ini problem yang berkisar pada gangguan saluran nafas karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. &ada fase ini juga terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit, akibat cedera termis yang bersifat sistemik. #Latief dkk, 2 !$ ,. ("se setel"- s+o% ,e#"%-i# . /i"t"si . f"se s$,"%$t 6ase ini berlangsung setelah syok berakhir : dapat di atasi. Luka terbuka akibat kerusakan jaringan #kulit dan jaringan diba,ahnya$ dapat menimbulkan masalah, yaitu > #Latief dkk, 2 !$ &roses inflamasi a. &roses inflamasi yang terjadi pada luka bakar berbeda dengan luka sayat elektif? proses inflamasi di sini terjadi lebih hebat disertai eksudasi dan kebocoran protein. b. &ada saat ini terjadi reaksi inflamasi lokal yang kemudian berkembang menjadi reaksi sistemik dengan dilepaskannya -at%-at yang berhubungan dengan proses immunologik, yaitu kompleks lipoprotein #lipid protein complex, burn-toxin$ yang menginduksi respon inflamasi sistemik #S"'S @ Systemic Inflammation syndrome$. 2$ "nfeksi yang dapat menimbulkan sepsis &roses penguapan cairan tubuh disertai panas : energi #e!aporati!e heat loss$ yang menyebabkan metabolisme. #Latief dkk, 2 0. ("se l"n1$t 6ase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. 5asalah pada fase ini adalah timbul penyulit dari luka bakar berupa parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain yang terjadi karena kerapuhan jaringan atau organ%organ stuktural, misalnya bouttoni"rre deformity. #Latief dkk, 2 !$ !$ perubahan dan gangguan proses esponse !$

2.5. P"tofisiologi *ulit merupakan barrier yang kuat untuk transfer energi ke lapisan di ba,ahnya. Area luka di bagain kulit terbagi menjadi 4 -ona, yaitu -ona koagulasi, -ona stasis dan -ona hiperemia. #De,i$

!$ Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. &embuluh kapiler yang terkena suhu tinggi rusak sel darah yang di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. 2$ 5eningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula dengan memba,a serta elektrolit. Aal ini menyebabkan berkurangnya 7olume cairan intra7askuler. +ubuh kehilangan cairan antara B 9 % ! 9, CBlood #olume D setiap ! 9 luka bakar. *erusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan tambahan karena penguapan yang berlebih #insensible water loss meningkat$. 4$ Bila luka bakar lebih dari 2 9 akan terjadi syok hipo7olemik dengan gejala yang khas yaitu > gelisah, pucat dingin berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun dan produksi urine menurun #kegagalan fungsi ginjal$. =$ &ada luka bakar daerah ,ajah dapat terjadi kerusakan mukosa jalan nafas karena gas, asap atau uap panas yang terhisap. ;ejala yang timbul adalah sesak nafas, takipneu, stridor, suara serak dan berdahak ber,arna gelap karena jelaga. Dapat juga terjadi keracunan gas )( atau gas beracun lain. )( akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga tak mampu mengikat oksigen lagi. +anda keracunan yang ringan adalah lemas,
6

bingung, pusing, mual dan muntah. &ada keracunan berat terjadi koma. Bila lebih 2 #sunarso$ 2.6. Kl"sifi%"si ,e#/"s"#%"n %e/"l"'"n l$%" Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama ,aktu kontak, maka semakin luas dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi. #"dris, !../$ 2.6.1. L$%" ,"%"# /e#"1"t s"t$ Ditandai dengan luka bakar superfisial dengan kerusakan pada lapisan epidermis. +ampak eritema. &enyebab tersering adalah sengatan sinar matahari. &ada proses penyembuhan terjadi lapisan luar epidermis yang mati akan terkelupas dan terjadi regenerasi lapisan epitel yang sempurna dari epidermis yang utuh diba,ahnya. +idak terdapat bula, nyeri karena ujung%ujung saraf sensorik teriritasi. Dapat sembuh spontan selama 5%! hari. #"dris, !../$ 2.6.2. L$%" ,"%"# /e#"1"t /$" *erusakan terjadi pada lapisan epidermis dan sebagian dermis diba,ahnya, berupa reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi. &ada luka bakar derajat dua ini ditandai dengan nyeri, bercak%bercak ber,arna merah muda dan basah serta pembentukan blister atau lepuh.biasanya disebabkan oleh tersambar petir, tersiram air panas. Dalam ,aktu 4%= hari, permukaan luka bakar mengering sehingga terbentuklah krusta tipis ber,arna kuning kecoklatan seperti kertas perkamen. Beberapa minggu kemudian, krusta itu akan mengelupas karena timbul regenerasi epitel yang baru tetapi lebih tipis dari organ epitel kulit yang tidak terbakar didalamnya. (leh karena itu biasanya dapat terdapat penyembuhan spontan pada luka bakar superfisial atau partial thic$ness burn. #"dris, !../$ 9 hemoglobin terikat )(, penderita akan meninggal.

;ambar. ! Luka ini digolongkan ke dalam luka bakar derajat dua, karena epidermis berada diatas luka Dibedakan menjadi 2 #dua$> ". De#"1"t II /"ng%"l 2s$&e#fisi"l3 !. kerusakan mengenai sebagian superfisial dari dermis 2. apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea masih utuh penyembuhan terjasi spontan dalam ,aktu ! %!= hari. #"dris, !../$ ,. De#"1"t II /"l"' 2/ee&3 !. kerusakan mengenai hampir saluruh bagian dermis 2. apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea sebagian masih utuh. 4. &enyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa. Biasanya terjadi dalam ,aktu lebih dari satu bulan. #"dris, !../$

;ambar.2 ?luka bakar derajat dua dalam, luka ber,arna merah muda, lunak pada penekanan, dan tampak basah, sensasi nyeri sulit ditentukan pada anak.#sunarso$ 2.6.3. L$%" ,"%"# /e#"1"t tig" +erjadi kerusakan pada seluruh ketebalan kulit. 5eskipun tidak seluruh tebal kulit rusak, tetapi bila semua organ kulit sekunder rusak dan tidak ada kemampuan lagi untuk melakukan regenerasi kulit secara spontan: reepitelisasi, maka luka bakar itu juga termasuk derajat tiga. &enyebabnya adalah api, listrik,atau -at kimia. 5ungkin akan tampak ber,arna putih seperti mutiara dan biasnya tidak melepuh, tampak kering dan biasanya relatif anestetik. Dalam beberapa hari, luka bakar semacam itu akan membentuk eschar ber,arna hitam, keras, tegang dan tebal. #"dris, !../$

;ambar.4 ?luka bakar derajat tiga, luka kering tidak kemerahan dan ber,arna putih Selama periode pasca luka bakar dini sampai 5 hari, akan sulit untuk membedakan luka bakar derajat dua atau tiga, tetapi pada minggu kedua sampai minggu ketiga pasca luka bakar di mana tampak drainase dan eschar yang terpisah dari luka bakar derajat tiga. Setelah eschar diangkat, sisa jaringan diba,ahnya #biasanya lapisan subkutan$ akan membentuk jaringan granulasi, suatu massa yang terdiri dari sel%sel fibroblas dan jaringan penyambung yang kaya pembuluh darah kapiler. &ermukaan jaringan granulasi yang ber,arna merah tua itu terbentuk setelah 2! hari, dan dalam ,aktu ! sampai 2 minggu kemudian sebaiknya dilakukan s$in %raft. #"dris, !../$

;ambar = *lasifikasi luka bakar berdasarkan kedalaman luka


10

*lasifikasi

&enyebab

&enampakan luar

Sensasi

Eaktu

1aringan

Luka bakar Sinar dangkal #superficial api burn$ Luka bakar )airan sebagian dangkal partial% thickness burn$ uap

<F,*ering dan merah?8yeri dengan penekanan atau;elembung merah? berisi8yeri bila dan

penyembuhan parut 4 G 2+idak terjadi hari jaringan parut

paparan nyalamemucat

/%2 hari

<mumnya tidak parut? potensial untuk perubahan pigmen Aipertrofi, berisiko untuk kontraktur #kekakuan akibat jaringan parut yang berlebih$ terjadi jaringan

panascairan, berkeringat, terpapar memucatudara dengan penekanan panas

#tumpahan percikan$,

#superficial atau

paparan nyala api atau;elemb%teHt%color? +erasa panasborder%style> solid minyakborder%,idth> medium !pt !ptung berisi kering cairan berminyak, #rapuh$? basah atau ber,arna dari putih sampai merah? tidak memucat dengan +idak sembuh luka penekanan atau&utih berminyak+erasa panas,sampai abu%abu danhanya minyak,kehitaman? tidak tidak keringdengan memucatyang kuat nonedengan none?penekanan saja I2! hari

Luka bakar )airan sebagian dalam #deep partial% thickness burn$ uap api, panas

#tumpahan$, solid

Luka bakar )airan seluruh lapisan #full thickness burn$ uap api, listrik tegangan

dapat'isiko sangat #jikatinggi untuk bakarterjadi

bahan kimia,dan

elastis?penekanan mengenai I29kontraktur dari +BSA$

dengan penekanan
11

tinggi

+abel 2 *lasifikasi kedalaman luka bakar #Sunarso$ 2. . Pe#-it$ng"n L$%" B"%"# Ealaupun hanya perkiraan saja , the rule of nine, tetap merupakan petunjuk yang baik dalam menilai luasnya luka bakar> kepala, / persen, dan leher, 2 persen sehingga totalnya . persen. Setiap ekstrimitas atas, . persen > dan bagian anterior,2 H . persen. Badan bagian posterior, !4 persen, dan bokong 5 persen, sehingga total !J persen> dan setiap ekstrimitas ba,ah, 2 H . > dan genitalia , ! persen. #Syaifudin, 2 2$

;ambar 5. &erhitungan luas luka bakar berdasarkan 'ule of 8ine oleh Eallace <ntuk area luka bakar yang tersebar kita dapat memperkirakan persentasenya dengan menggunakan tangan dengan jari%jari pasien, dimana jari%

12

jari dalam keadaan abduksi, dimana sama dengan kurang lebih ! persen dari total luas permukaan tubuh pasien. #Syaifudin, 2 2$ &ada anak%anak terdapat perbedaan dalam luas permukaaan tubuh, yang umumnya mempunyai pertimbangan lebih besar antara luas permukaan kepala dengan luas ekstrimitas ba,ah dibandingkan pada orang de,asa. Area kepala luasnya adalah !. persen pada ,aktu lahir #! persen lebih besar daripada orang de,asa$. Aal ini terjadi akibat pengurangan pada luas ekstrimitas ba,ah, yang masing%masing sebesar !4 persen. Dengan bertambahnya umur setiap tahun, sampai usia ! tahun, area kepala dikurangi ! persen dan jumlah yang sama ditambah pada setiap ekstrimitas ba,ah. Setelah usia ! persentase orang de,asa. #Syaifudin, 2 2$ tahun, digunakan

'umus rule of nine dari Eallace tidak digunakan pada anak dan bayi karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. (leh karena itu, digunakan rumus ! untuk bayi, dan rumus ! % !5%2 dari Lund dan Bro,der untuk anak. #Syaifudin, 2 2$

13

Lahir%! ! G =5 G .! G !=!5 Area tahun *epala !. Leher 2 Badan bagian depan !4 Badan bagian!4 belakang &antat kanan 2.5 &antat kiri 2.5 ;enitalia #kemaluan$ ! Lengan kanan atas = lengan kiri atas = Lengan ba,ah kanan 4 Lengan ba,ah kiri 4 +angan kanan2.5 #telapak tangan depan dan punggung tangan$ +angan kiri #telapak2.5 tangan dan punggung tangan$ &aha kanan 5.5 &aha kiri 5.5 Betis kanan 5 Betis kiri 5 *aki kanan #bagian4.5 tumit sampai telapak kaki$ *aki kiri 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 +otal> 2.5 2.5 5 5 4.5 J J 5.5 5.5 4.5 J.5 J.5 2 2 4.5 . . 2.5 2.5 4.5 ..5 ..5 / / 4.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 tahun !/ 2 !4 !4 2.5 2.5 ! = = 4 4 2.5 tahun !4 2 !4 !4 2.5 2.5 ! = = 4 4 2.5 tahun !! 2 !4 !4 2.5 2.5 ! = = 4 4 2.5 tahun . 2 !4 !4 2.5 2.5 ! = = 4 4 2.5 de,asa 2ndK 4rdK +BSA / 2 !4 !4 2.5 2.5 ! = = 4 4 2.5

Kderajat dua saat ini merupakan luka bakar sebagian baik dangkal maupun dalam? derajat 4 sebagai luka bakar seluruh lapisan #full%thickness$ +abel 4. &enilaian luas area tubuh menurut Lund and Bro,der

14

Berdasarkan berat%ringannya luka bakar #American Burn Association$> I. L$%" B"%"# Be#"t 2 4"1o# B$#n In1$#+ 3 Derajat "", terbakar I259 area permukaan tubuh pada de,asa Derajat """, terbakar I259 area permukaan tubuh pada anak%anak Derajat """, terbakar I! 9 area permukaan *ebanyakan meliputi tangan, muka, mata, telinga, kaki atau perineum *ebanyakan pasien meliputi > % Luka inhalasi % Luka elektrikal % Luka bakar dengan komplikasi trauma II. L$%" B"%"# Se/"ng Derajat "", terbakar !5%259 area permukaan tubuh pada de,asa Derajat "", terbakar ! %2 9 are permukaan tubuh pada anak%anak Derajat """, terbakar L! 9 area permukaan tubuh.

III. L$%" B"%"# 5ing"n 2.6. 2.6.1 Derajat "", terbakar L!59 area permukaan tubuh pada de,asa Derajat "", terbakar L! 9 area permukaan tubuh pada anak%anak Derajat """, terbakar L29 area permukaan tubuh.#!$ Pen"t"l"%s"n""n P#e7-os&it"l !. Sedapat mungkin penanganan AB) #sesuai A+LS$ 2. 1auhkan dari sumber luka bakar 4. "ngatkan pada orang yang terbakar &an%an lari atau berdiri karena api akan lebih besar =. 'adam$an api dengan disiram air, tutup kain basah atau berguling 5. Bilas dengan air jika lu$a ba$ar $imiawi, jangan dengan anti karena akan timbul reaksi M panas
15

2. +rauma listrik M putuskan aliran /. &ada $eracunan C( biasanya karena terjebak dalam ruangan tertutup, timbul gejala seperti pusing, sakit kepala dan muntah%muntah, terapi dengan o$si%en murni J. Lepaskan pakaian dan perhiasan .. Early coolin%, siram air ! . 1angan es:ice%pack N !!. Luka bakar kimia > irigasi sebanyak%banyaknya, jangan netralisir. !2. Luka bakar listrik > padamkan sumber, gunakan non-conductin%) #Syaifudin, 2 2$

2.6.2. Pen"ng"n"n /i E'e#gensi +indakan penyelamatan ji,a sesuai dengan prosedur A+LS # *d!anced +rauma ,ife Support$. &enanganan> !. Bebaskan jalan nafas, perhatikan kemungkinan udem laring. 2. (ksigen lembab 5 liter:mnt 4. 'esusitasi cairan sesuai formula BaHter%&arkland, =. 5onitoring tanda%tanda 7ital, diuresis dari ,aktu ke ,aktu 5. &emasangan )F& bila luas luka bakar O = 9, dengan nilai normal pada fase akut adalah G 2 cmA2 2. 8;+ apabila diperlukan, /. *ateter untuk monitoring diuresis J. Antitetanus profilaksis .. Antibiotik spektrum luas ! . Analgetik, bila perlu golongan narkotik dengan penga,asan ketat !!. Debridement dalam narkose bila keadaan umum pasien sudah stabil. +indakan debridemen dapat diulangi sesuai kondisi pasien !2. &enutupan defek dengan skin grafting !4. &era,atan luka dengan antibiotik topikal #sil7ersulfadia-ine, 50B(,dll$ #Syaifudin, 2 2$ 2.6.3. In/i%"si #")"t 8
16

!. Derajat 2 I !59 pada de,asa, I ! 9 pada anak 2. Derajat 2 pada muka, tangan, kaki, perineum, atau persendian 4. Derajat 4 I 29 de,asa, setiap derajat 4 pada anak berapapun luasnya =. Disertai trauma jalan nafas, luka listrik dan komplikasi lain #Syaifudin, 2 2$ ". In/i%"si #")"t in"& 8 !. Derajat 2 lebih dari !59 pada de,asa, dan lebih dari ! 9 pada anak 2. Derajat 2 pada muka, tangan, kaki, perineum 4. Derajat 4 lebih dari 29 pada de,asa, dan setiap derajat 4 pada anak =. Luka bakar yang disertai trauma 7isera, tulang, dan jalan napas #Syaifudin, 2 2$ ,. Pe#")"t"n 5S Apabila termasuk kriteria luka bakar sedang dan berat #sesuai American Burn Association$ maka pasien dira,at > !. Di burn unit bila tersedia 2. 'a,at inap biasa:isolasi bila burn unit tidak tersedia 4. Dira,at di ")< sampai kondisinya stabil. *emudian dapat dipindahkan ke burn unit bila tersedia. =. +indakan definitif berupa 5. Debridement ulang, escarotomi:escarectomy 2. &enutupan defek dengan S+S;:6+S; /. 6isioterapi #Syaifudin, 2 2.9. 5es$sit"si :"i#"n 6ormula resusitasi cairan bu$an suatu patokan mutlak monitoring klinis dari ,aktu ke ,aktu lebih penting. #Da7id, 2 !. 6ormula 07ans%Brooke ! # ,5$ ml : kg BB : 9 LB darah #koloid$ ! #!,5$ ml : kg BB : 9 LB saline#elektrolit$ 2 ml glukosa 5onitoring > diuresis #I5 #4 %5 $ ml:jam$
17

2$

2$

)F& #IP2$ Ab G At 2. 6ormula BaHter #&arkland$ = ml : kg BB : 9 LB ringer lactate:asetat 5onitoring > diuresis 5 G ! )F& # I P 2 $, Ab % At 5 9 diberikan pada J jam pertama 5 9 sisanya diberikan dalam !2 jam berikutnya Eaktu dihitung sejak kejadian, bukan saat mulai pemberian cairan. 2.1;. Anestesi U'$' Anestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri : sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali #re7ersible$. *omponen trias anestesi ideal terdiri dari hipnotik, analgesi, dan relaksasi otot. )ara pemberian anestesi umum > !. &arenteral #intramuscular:intra7ena$. Digunakan untuk tindakan yang singkat atau induksi anestesi. <mumnya diberikan thiopental, namun pada kasus tertentu dapat digunakan ketamin, dia-epam, dll. <ntuk tindakan yang lama anestesi parenteral dikombinasikan dengan cara lain. 2. &arekteral. Dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau tindakan singkat. 4. Anestesi inhalasi, yaitu anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anestesi yang mudah menguap #7olaitile agent$ sebagai -at anestetik melalui udara pernafasan. Qat anestetik yang digunakan berupa campuran gas #dengan oksigen$ dan konsentrasi -at anestetik tersebut tergantung dari tekanan parsialnya. +ekanan parsial dalam jaringan otak akan menentukan kekuatan daya anestesi, -at anestetika disebut kuat bila dengan tekanan parsial yang rendah sudah dapat memberi anestesi yang adekuat. #Latief dkk, 2 !$ ml : jam,

18

Te%ni% Anestesi U'$' !. "8AALAS" dengan 'espirasi Spontan a. Sungkup ,ajah b. "ntubasi endotrakeal c. Laryngeal mask air,ay #L5A$ 2. "8AALAS" dengan 'espirasi kendali a. "ntubasi endotrakeal b. Laryngeal mask air,ay 4. A80S+0S" "8+'AF08A +(+AL #+"FA$ a. +anpa intubasi endotrakeal b. Dengan intubasi endotrakeal 2.1;.1. Anestesi Int#"<en" Anestetik intra7ena selain untuk induksi juga dapat digunakan untuk rumatan anestesia, tambahan pada analgesia regional atau untuk membantu prosedur diagnostic misalnya thiopental, ketamin, dan propofol. <ntuk anestesia intra7ena total biasanya menggunakan propofol. #Latief dkk, 2 b. +iopental +hiopental #pentotal,tiopenton$ dikemas dalam bentuk tepung atau bubuk ber,arna kuning, berbau belerang, biasanya dalam bentuk ampul 5 ! mg atau mg. Sebelum digunakan dilarutkan dalam aRuades steril sampai kepekatan !$

2,59 #! ml @ 25 mg$. +hiopental hanya boleh digunakan untuk intra7ena dengan dosis 4%/ mg:kg disuntikkan perlahan%lahan dihabiskan dalam 4 %2 detik. Larutan ini sangat alkalis dengan pA ! %!!, sehingga suntikan keluar 7ena akan menimbulkan nyeri hebat apalagi masuk ke arteri akan menyebabkan 7asokontriksi dan nekrosis jaringan sekitar. *alau hal ini terjadi dianjurkan memberikan suntikan infiltrasi lidokain. Bergantung dosis dan kecepatan suntikan thiopental akan menyebabkan pasien berada dalam keadaan sedasi, hypnosis, anestesia atau depresi nafas. #Latief dkk, 2 !$ +hiopental menurunkan aliran darah otak, tekanan likuor, tekanan intracranial dan diduga dapat melindungi otak akibat kekurangan (2 . Dosis rendah bersifat anti%analgesi. *ontra indikasinya adalah status asmatikus, syok,
19

anemia, disfungsi hepar, dispnue berat, asma bronchial, 7ersi ekstraksi, miastenia gra7is. *euntungannya adalah induksi mudah dan cepat, tidak ada delirium, masa pemulihan cepat, tidak ada iritasi mukosa jalan nafas, sedangkan kerugiannya adalah dapat menyebabkan depresi pernafasan, depresi kardio7askular, cenderung menyebabkan spasme taring, relaksasi otot perut dan bukan analgetik. #Latief dkk, 2 !$ +hiopental di dalam darah / 9 diikat oleh albumin, sisanya 4 9 dalam bentuk bebas, sehingga pada pasien dengan albumin rendah dosis harus dikurangi. +hiopental dapat diberikan secara kontinyu pada kasus tertentu di unit pera,atan intensif, tetapi jarang digunakan untuk anestesia inta7ena total. #Latief dkk, 2 c. &ropofol &ropofol adalah campuran !9 obat dalam air dan emulsi berisi ! 9 minyak kedelai, 2,259 gliserol dan lesitin telur. &ropofol menghambat transmisi neuron yang dihantarkan oleh ;ABA. &ropofol #dipri7an, recofol$ dikemas dalam cairan emulsi lemak ber,arna putih susu bersifat isotonic dengan kepekatan !9 #! ml @ ! mg$. Suntikan intra7ena sering menyebabkan nyeri, sehingga beberapa detik sebelumnya dapat diberikan lidokain !%2 mg:kg intra7ena. #Latief dkk, 2 !$ ,2 Dosis bolus untuk induksi 2%2,5 mg:kg, dosis rumatan untu anestesia intra7ena total =%!2 mg:kg:jam dan dosis sedasi untuk pera,atan intesif mg:kg. &engenceran propofol hanya boleh dengan dekstrosa 59. &ada manula dosis harus dikurangi, pada anak L 4 tahun dan pada ,anita hamil tidak dianjurkan. Sebaiknya menyuntikkan obat anestetik ini pada 7ena besar karena dapat menimbulkan nyeri pada pemberian intra7ena. #Latief dkk, 2 d. *etamin *etamin adalah suatu rapid acting non barbiturate general anesthesia. "ndikasi pemakain ketamin adalah prosedur dengan pengendalian jalan nafas yang sulit, prosedur diagnosis, tindakan ortopedi, pasien resiko tinggi, tindakan operasi sibuk dan asma. *etamin #ketalar$ kurang digemari untuk induksi anestesia, karena sering menimbulkan takikardi, hipertensi, hipersali7asi, nyeri kepala, pasca
20

!$

!$

anestesia dapat menimbulkan mual%muntah, pandangan kabur dan mimpi buruk. #Latief dkk, 2 !$ , 5% , J mg:kg intra7ena. *alau harus diberikan sebaiknya diberikan mida-olam #dormikum$ atau dia-epam #7allum$ terlebih dahulu dengan dosis #Latief dkk, 2 !$

Dosis bolus untuk induksi intra7ena ialah !%2 mg:kg dan untuk intramuscular 4%! mg. *etamin dikemas dalam cairan bening kepekatan !9 #! ml @ ! mg$, 59 #! ml @ 5 mg$ dan ! 9 #! ml @ ! mg$. #Latief dkk, 2 !$

e. (pioid (pioid #morfin, petidin, fentanil, sufentanil$ untuk induksi diberikan dosis tinggi. (pioid tidak menggangu kardio7askular, sehingga banyak digunakan untuk induksi pasien dengan kelainan jantung. <ntuk anestesia opioid digunakan fentanil dosis induksi 2 %5 mg:kg:menit. #Latief dkk, 2 2.11. Pen"t"l"%s"n""n &ersiapan prebedah dilakukan oleh pasien sebelumnya, sehingga diperlukan kunjungan pra anestesi yang bertujuan untuk mengurangi kesakitan operasi, meningkatkan sebelumnya kualitas meliputi pelayanan identitas kesehatan. &enilaian yang dilakukan fisik, penderita, anamnesis, pemeriksaan mg:kg dilanjutkan dengan dosis rumatan !$ ,4%!

pemeriksaan laboratorium, status fisik. Anamesis dilakukan untuk mengetahui ri,ayat pasien seperti, hipertensi, jantung, asma, alergi tidaknya terhadap makanan tertentu atau sesaat sebelum minum obat, serta ri,ayat operasi. #5ansjoer dkk, 2 $ Aal ini dikarenakan terdapat obat%obatan tertentu yang dapat menimbulkan efek samping sampai 4 bulan, seperti halotan. &emeriksaan fisik meliputi pemeriksaan gigidan pemeriksaan fisk sistemik tentang keadaan umum seperti inspeksi, perkusi, palpasi, auskultasi semua system organ. &emeriksaan
21

laboratorium harus sesuai indikasi. &emeriksaan yang biasa dilakukan seperti darah rutin dan urinalisa. &ada pasien diatas 5 tahun dilakukan pemeriksaan 0*; dan foto thoraH. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium dapat dinilai kebugaran pasien atau menggunakan penilaian dari ASA. #5ansjoer dkk, 2 *lasifikasi ASA > ASA " asien sehat organic, fisiologik, psikiatri, biokimia. ASA "" asien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang. ASA """ asien dengan penyakit sistemik berat, sehingga akti7itas rutin terbatas. ASA "F asien dengan penyakit sistemik berat, sehingga tak dapat melakukan akti7itas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat. ASA F asien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 2= jam. #5ansjoer dkk, 2 2.11.1. P#e'e/i%"si &emberian obat premedikasi bertujuan > a. <ntuk menimbulkan rasa nyaman pada pasien #menghilangkan kekha,atiran, memberikan ketenangan, membuat amnesia, memberikan analgesik$. b. <ntuk memudahkan:memperlancar induksi, rumatan, dan sadar dari anestesi. c. <ntuk mengurangi jumlah obat%obatan anestesi. d. <ntuk mengurangi timbulnya hipersali7asi, bradikardi, mual, dan muntah pasca anestesi. e. <ntuk menciptakan amnesia. f. <ntuk mengurangi stress fisiologis #takikardi, nafas cepat$. g. <ntuk mengurangi keasaman lambung : isi cairan lambung $ $

22

h. <ntuk mengurangi refleH yang membahayakan. #Latief dkk, 2 2.11.2. In/$%si Anestesi

!$

+indakan anestesi dengan cara intra7ena yaitu dengan induksi bolus dengan kecepatan 4 G 2 detik. Selama induksi intra7ena perlu dimonitoring tanda%tanda 7ital sign, pemberian oksigen. (bat yang biasa sering dipakai adalah propofol dengan dosis 2%4 mg:kgBB i7 dan ketamin dengan dosis ! G =,5 mg:kgBB i7. #Latief dkk, 2 !$

2.11.3. Post Anestesi Stress pasca operasi sering terjadi gangguan nafas, kardio7askular, mual% muntah, menggigil, kadang%kadang perdarahan. &asca operasi berada di ruang reco7ery. Di unit ini pasien dinilai tingkat pulih sadarnya. (bser7asi dan monitor tanda 7ital #nadi, tensi, respirasi$ Bila pasien gelisah harus diteliti apakah karena kesakitan #tekanan darah dan nadi cepat$ atau karena hipoksia #tekanan darah turun dan nadi cepat$ misal karena perdarahan #hipo7olemia$. Bila kesakitan beri analgetik 8SA"D:(pioid. 1ika hipoksia cari sebabnya dan atasi penyebabnya #obstruksi jalan nafas$ karena secret:lender atau lidah jatuh ke hipofharing$. (ksigen 7ia nasal kanul 4%= liter, selama pasien belum sadar betul tetep diberikan. &asien dapat dikirim kembali ke bangsal:ruangan setelah sadar, reflek jalan nafas sudah aktif, tekanan darah dan nadi dalam batas%batas normal. &asien bisa diberi makan dan minum jika flatus sudah ada, itu bukti peristaltik usus sudah normal. #Latief dkk,2 !$

23

2.11.4. De,#i/e'ent ".In/i%"si Debridement luka bakar diindikasikan pada luka bakar yang dalam misalnya luka bakar deep-dermal dan subdermal. Luka bakar yang dalam ini ditandai dengan permukaan yang keputihan, merah, kecoklatan, kuning atau bahkan kehitaman dan tidak adanya capillary refill ataupun sensibilitas kulit. #5ar-uki, !..4$ ,. Kont#"in/i%"si =&e#"si

*ondisi fisik yang tidak memungkinkan ;angguan pada proses pembekuan darah +idak tersedia donor yang cukup untuk menutup permukaan terbuka #raw surface$ yang timbul. #5ar-uki, !..4$

2.11.5. Te-ni% =&e#"si !. "nformed consent 2. &osisi terlentang dalam narkosa umum 4. )uci luka dengan 8ormal Saline #8a)l =. *eringkan dengan kasa steril 5. (leskan Sil7er Sulfadia-in #SSD$: Derma-in: Burna-in 2. Bebat dengan kassa lembab diseluruh area luka bakar /. Dapat juga dilakukan pera,atan luka terbukan dengan 50B( #moist eHposure burn ointment % berupa salep$ #5ar-uki, !..4$ 2.11.6. Pe#")"t"n &"s0" /e,#i/e'ent Balutan a,al harus dipertahankan selama 4%/ hari, kecuali timbul rasa sakit, berbau, basah dan komplikasi lain yang dapat muncul. *etika melepaskan balutan, perlengketan diatasi dengan normal saline untuk mengurangi perlengketan. Apabila terdapat hematoma atau seroma pada saat ganti balutan, atasi dengan membuat insisi kecil pada daerah yang paling menonjol dan keluarkan isinya. #5ar-uki, !..4$
24

.. 9$ sambil dilakukan

nekrotomi S bullektomi hingga bersih #debridement$

2.12.

Ko'&li%"si Akibat pertama dari luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.

2.12.1. S+o% -i&o<ole'i% &embuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi akan rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. 5eningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula dengan memba,a serta elektrolit. Aal ini menyebabkan berkurangnya 7olume cairan intra7askuler. *erusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan tambahan karena penguapan yang berlebihan, cairan yang masuk ke bula pada luka bakar derajat "" dan pengeluaran cairan dari kropeng pada luka bakar derajat """ . #Syaifudin, 2 2$ Bila luas luka bakar L 2 9 biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasi tetapi bila I 2 9 terjadi Syok hipo7olemik dengan gejala yang khas seperti gelisah, pucat, dingin , berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun dan produksi urin berkurang. &embengkakan terjadi perlahan lahan dan maksimal pada delapan jam. #Syaifudin, 2 2.12.2. U/e' l"#ing &ada kebakaran dalam ruangan tertutup atau bila luka terjadi di muka,. Dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas , asap, uap panas yang terhisap, udem yang terjadi dapat menyebabkan gangguan berupa hambatan jalan napas karena udem laring. ;ejala yang timbul adalah sesak napas, takipnea, stridor, suara serak, dan dahak ber,arna gelap karena jelaga. #Syaifudin, 2 2$ Setelah !2 G 2= jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi mobilisasi dan penyerapan cairan edema kembali ke pembuluh darah . ini ditandai dengan meningkatnya diuresis. #Syaifudin, 2 2$ 2$

2.12.3. SI5S 2s+ste'i0 infl"''"to#+ #es&one s+n/#o'e3 Luka bakar sering tidak steril. *ontaminasi pada kulit mati, yang merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah
25

infeksi. "nfeksi ini sulit untuk mengalami penyembuhan karena tidak terjangkau oleh pembuluh darah kapiler yang mengalami trombosis. *uman penyebab infeksi berasal dari kulitnya sendiri, juga dari kontaminasi kuman dari saluran nafas atas dan kontaminasi kuman di lingkungan rumah sakit. "nfeksi nosokomial ini biasanya berbahaya karena banyak yang sudah resisten terhadap antibiotik. #Syaifudin, 2 2$ &rosesnya dimulai oleh akti7asi makrofag, netrofil, dan pelepasan mediator G mediator, yang kemudian diikuti oleh > !. gangguan hemodinamik 2. perubahan mikro7askuler berupa 7asodilatasi, karena endotel depresi miokardium, dan edema jaringan, gangguan sirkulasi dan redistribusi aliran. mikroemboli, dan maldigesti aliran. 4. gangguan oksigenasi jaringan. *etiganya menyebabkan hipoksia seluler dan menyebabkan kegagalan fungsi organ. Tang ditandai dengan meningkatnya kadar limfokin dan sitokin dalam darah. #Syaifudin, 2 2.12.4. 4=( 2Multi Organ Failure3 Adanya perubahan permeabilitas kapiler pada luka bakar menyebabkan gangguan sirkulasi. Di tingkat seluler, gangguan perfusi menyebabkan perubahan metabolisme. &ada tahap a,al terjadi proses perubahan metabolisme anaerob yang diikuti peningkatan produksi dan penimbunan asam laktat menimbulkan asidosis. Dengan adanya nekrosis. #Syaifudin, 2 2$ gangguan sirkulasi dan perfusi, sulit untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel, iskemi jaringan akan berakhir dengan ;angguan sirkulasi makro menyebabkan gangguan perfusi ke jaringan G jaringan organ penting terutama otak, hepar, paru, jantung, ginjal, yang selanjutnya mengalami kegagalan menjalankan fungsinya. Dalam mekanisme pertahanan tubuh, terjadi gangguan pada sistem keseimbangan tubuh #homeostasis$, maka organ yang dimaksud dalam hal ini adalah ginjal. Dengan adanya penurunan atau disfungsi ginjal ini, beban tubuh semakin berat. #Syaifudin, 2 2$
26

2$

'esusitasi cairan yang inadekuat pada fase ini menyebabkan berjalannya proses sebagaimana diuraikan diatas. Sebaliknya bila terjadi kelebihan pemberian cairan #o7erload$ sementara sirkulasi dan perifer tidak atau belum berjalan normal, atau pada kondisi syok? cairan akan ditahan dalam jaringan paru yang manifestasi klinisnya tampak sebagai edema paru yang menyebabkan kegagalan fungsi paru sebagai alat pernafasan, khususnya pertukaran oksigen dengan karbondioksida, kadar oksigen dalam darah sangat rendah, dan jaringan hipoksik mengalami degenerasi yang bersifat irre7ersible. Sel G sel otak adalah organ yang paling sensiti7e? bila dalam ,aktu = menit terjadi kondisi hipoksik, maka sel G sel otak mengalami kerusakan dan kematian? yang menyebabkan kegagalan fungsi pengaturan di tingkat sentral. #Syaifudin, 2 2$ Sementara edema paru juga merupakan beban bagi jantung sebagai suatu pompa. &ada mulanya jantung menjalankan mekanisme kompensasi, namun akhirnya terjadi dekompensasi. #Syaifudin, 2 2.12.5. Kont#"%t$# *ontraktur merupakan salah satu komplikasi dari penyembuhan luka, terutama luka bakar. *ontraktur adalah jenis scar yang terbentuk dari sisa kulit yang sehat di sekitar luka, yang tertarik ke sisi kulit yang terluka. *ontraktur yang terkena hingga lapisan otot dan jaringan tendon dapat menyebabkan terbatasnya pergerakan. &ada tahap penyembuhan luka, kontraksi akan terjadi pada hari ke%= dimana proses ini bersamaan dengan epitelisasi dan proses biokimia dan seluler dari penyembuhan luka. *ontraktur fleksi dapat terjadi hanya karena kehilangan lapisan superfisial dari kulit. Biasanya dengan dilakukan eksisi dari jaringan parut yang tidak elastik ini akan menyebabkan sendi dapat ekstensi penuh kembali. &ada luka bakar yang lebih dalam, jaringan yang banyak mengandung kolagen akan meliputi neuro!ascular bundles dan ensheathed flexor tendons, juga permukaan 7olar dari sendi akan mengalami kontraksi atau perlekatan sehingga akan membatasi ran%e of motion. *ontraktur yang disebabkan oleh hilangnya 2$

27

kulit atau luka bakar derajat """ pada daerah persendian harus segera dilakukan s$in %raftin%. #Syaifudin, 2 2.13. P#ognosis &rognosis pada kasus luka bakar ditentukan oleh beberapa faktor, dan menyangkut mortalitas dan morbiditas atau burn illness se!erity and prediction of outcome ? yang mana bersifat bersifat kompleks. #5oenajat, 2 4$ Beberapa faktor yang berperan antara lain faktor penderita # usia, gi-i, jenis kelamin, dan kelainan sistemik$, faktor trauma # jenis, luas, kedalaman luka bakar, dan trauma penyerta$, dan faktor penatalaksanaan #prehospital and inhospital treatment$. #5oenajat, 2 4$ &rognosis luka bakar umumnya jelek pada usia yang sangat muda dan usia lanjut. &ada usia yang sangat muda #terutama bayi$ beberapa hal mendasar menjadi perhatian, antara lain sistem regulasi tubuh yang belum berkembang sempurna ? komposisi cairan intra7askuler dibandingkan dengan cairan ekstra7askuler, interstitial, dan intraselular yang berbeda dengan komposisi pada manusia de,asa, sangat rentan terhadap suatu bentuk trauma. Sistem imunologik yang belum berkembang sempurna merupakan salah satu faktor yang patut diperhitungkan, karena luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang bersifat imunosupresi. #5oenajat, 2 4$ 2$

28

BAB 3 LAP=5AN KASUS I/entit"s 8ama +anggal Lahir '5 Alamat +anggal 5asuk An"'nesis *eluhan <tama +elaah > 8y. 8 > ! 1anuari !.= > 5J. !.5. > Dusun "" &ondok U""" Belpap > 5 8o7ember 2 !4 pukul 2 .4 E"B 8 A$to"n"'nesis Luka bakar Aal ini dialami pasien sejak V J jam setelah kejadian. Aal ini terjadi akibat ketika pasien hendak membakar sampah dengan menggunakan minyak lampu sebanyak V ! liter, api yang dinyalakan menyambar ke arah kedua tungkai pasien, tangan kanan hingga siku kanan pasien, dan sebahagian ,ajah dan dada pasien. 5untah tidak dijumpai dan pingsan tidak dijumpai. Setelah kejadian, pasien segera diba,a ke 'S<& AA5. '&+ '&( P#i'"#+ S$#<e+ Air,ay Breathing +idak jelas +idak jelas #&ukul 2 .4 E"B$ )lear, Snoring> #%$, gurgling #%$, cro,ing #%$, )%Spine> stabil, jejas di atas kla7ikula #%$ Spontan, ''> 42 H:i, luka bakar di leher dan dada #P$, ketinggalan )irculation bernafas #%$, suara pernafasan #S&$> 7esikuler, kiri@kanan, suara tambahan #S+$> %:% Akral> A:5:*, pulsasi> #P$, regular, t:7> cukup,
29

Seorang perempuan, usia /4 tahun

frekuensi> !2 H:", +D> !! :2 mmAg, "F line terpasang dengan bore besar Disability 0Hposure )ompos mentis, pupil bulat isokor, W> ki 4 mm: ka 4 mm, ') P:P Luka bakar di kedua tungkai ba,ah #P$, tangan kanan hingga siku tangan kanan #P$, Luka bakar di sebahagian daerah ,ajah, leher, dan dada #P$ Pe'e#i%s""n (isi% *epala 5ata> konjungti7a palpebra inferior pucat #%:%$, sklera ikterik #%:%$, refleks cahaya #P:P$, pupil isokor diameter W ki 4 mm dan ka 4 mm, dan terdapat luka bakar di ,ajah V !9 grade "" A, terdapat luka bakar di leher V !9 grade "" A +oraks % % % "nspeksi Auskultasi &erkusi Dada simetris fusiformis, terdapat luka bakar pada dada kanan setentang mammae V 2,59 grade "" A Suara pernafasan #S&$> 7esikuler kanan@kiri, Suara tambahan #S+$> ronki #%$, Sonor pada kedua lapangan paru Stem 6remitus kanan @ kiri Abdomen simetris &eristaltik #P$ +impani Soepel ;enitalia perempuan, anus #P$ Superior dekstra> dijumpai luka bakar V =.59 grade "" A "nferior dekstra: sinistra> dijumpai luka bakar V 429 grade "" AP"" B >"',"# %e"/""n $'$' &"sien
30

% &alpasi Abdomen ;enital 0Htremitas "nspeksi Auskultasi &erkusi &alpasi

;ambar luka bakar pada kedua tungkai ba,ah

;ambar luka bakar pada tungkai tangan kanan

;ambar luka bakar pada sebagian daerah ,ajah, leher, dan dada

Di"gnosis Se'ent"#"

31

6lame burn =59 ;rade "" A P "" B Te#"&i "F6D 'inger Laktat ! gtt:i Folume &arkland@ =. / kg. =59 @ !22 "nj. )eftriaHone ! gr: J jam "nj. 'anitidine ! amp: !2 jam "nj. *etorolac ! amp: J jam cc

5en0"n" &emeriksaan 'adiologis> 6oto thoraH &eriksa darah lengkap, *;D ad 'andom, 0lektrolit, AS+, '6+, L6+, A;DA H"sil Pe'e#i%s""n 5"/iologi t"ngg"l 5 No<e',e# 2;13

)+' V 5/9, jantung membesar ke lateral kiri dengan apeks tertanam, pinggang jantung tidak menonjol. +ampak aorta elongasi. +ampak perselubungan di paratrakea kanan #7ascular$. +ampak kalsifikasi trakea. *esan> *ardiomegali, aorta elongasi

H"sil Pe'e#i%s""n L",o#"to#i$' t"ngg"l 5 No<e',e# 2;13

32

Jenis Pe'e#i%s""n (AAL HE4=STASIS Eaktu &rotrombin "8' A&++ Eaktu +rombin KI4IA KLINIK Analisa ;as Darah pA p)(2 p(2 Bikarbonat #A)(4$ +otal )(2 B0 Saturasi (2 L(T Albumin K>D "/ 5"n/o' 5(T <reum )reatinin Ele%t#olit /"#"8atrium *alium *lorida

S"t$"n

H"sil

5$1$%"n

Detik Detik Detik

4 .5 #!4.4 $ 2.=. 2J.5 #4!..$ 2!.. #!2.J$

/.4/2 mmA; mmA; mmol:L mmol:L mmol:L 9 g:dL mg:dL mg:dL mg:dL m0R:L m0R:L m0R:L 2J.2 !J=./ !2. !2.J %/.J ...5 !.J ...2 24.2 .J !22 =.J .=

/.45%/.=5 4J%=2 J5%! 22%22 !.%25 #%2$ G #P2$ .5%! 4.=%=.J L2 L5 .2=% .J5 !45%!55 4.2%5.5 .J%! 2

H"sil Pe'e#i%s""n L",o#"to#i$' t"ngg"l 11 No<e',e# 2;13 Jenis Pe'e#i%s""n D"#"- leng%"& Aemoglobin Aematokrit 0ritrosit Leukosit +rombosit 5)F S"t$"n g9 9 2 ! : mm4 ! 4:mm4 ! 4:mm4 fL H"sil ! .4 4 .4 4.4= ! .!J =/. . ./ 5$1$%"n !!./%!2.! 4J%== =.2 %=.J/ =.5%!!. !5 %=5 J5%.5
33

5)A 5)A) 'DE 5&F &)+ &DE 8eutrofil Limfosit 5onosit 0osinofil Basofil KI4IA KLINIK Analisa ;as Darah pA p)(2 p(2 Bikarbonat #A)(4$ +otal )(2 B0 Saturasi (2 L(T Albumin K>D "/ 5"n/o' 5(T <reum *reatinin Ele%t#olit 8atrium #8a$ *alium #*$ *lorida #)l$

pg g9 9 fL 9 fL 9 9 9 9 9

4 .J 4=. !4.! ! .2 .5! !=.5 J..= 4. .5 /. .!

2J%42 44%45 !!.2%!=.2 /. %! .2

4/%J 2 %= 2%J !%2 %!

mmAg mmAg mmol:L mmol:L mmol:L 9

/.=22 2=. !2 .= !2.J !/.5 %5.J ...5

/.45%/.=5 4J%=2 J5%! 22%22 !.%25 #%2$ G #P2$ .5%!

g:dL mg:dL mg:dL mg:dL m0R:L m0R:L m0R:L

2.2 5J. 4!. ./2 !4/ 5./ ! .

4.=%=.J L2 L /! .5 % .. !45%!55 4.2%5.5 .2%! 2

(ollo) $& t"ngg"l 14 No<e',e# 2;13 S = 8yeri di seluruh badan Sens> )ompos 5entis, +D> !2 :J mmAg, 8adi> J5 H: menit, ''> 24 H: menit, +emp> 4/, 4o)

34

*epala> 5ata> konjungti7a palpebra inferior pucat #%:%$, sklera ikterik #%:%$, refleks cahaya #P:P$, pupil isokor, dan terdapat luka bakar V!9 grade ""A, terdapat luka bakar pada daerah leher V !9 grade ""A +oraks> "nspeksi> Dada simetris fusiformis, terdapat luka bakar V 2.59 grade ""A Auskultasi> S&> Fesikuler, S+> 'onkhi #%$ &erkusi> Sonor pada kedua lapangan paru &alpasi> Stem fremitus kanan@kiri Abdomen> "nspeksi> Abdomen simetris Auskultasi> &eristaltik #P$ &erkusi> +mpani &alpasi> Soepel Sistem genitourinari> ;enitalia perempuan, anus #P$ 0Htremitas> Superior dekstra> dijumpai luka bakar V =.59 yang telah didebridement grade ""A "nferior dekstra: sinistra> dijumpai luka bakar V 429 yang telah A P didebridement grade ""A P ""B 6lame Burn =59 ;rade ""AP""B "F6D 8a)l ..9 ! gtt:i "nj. )eftriaHone ! gr: J jam "nj. 'anitidine 5 mg: !2 jam "nj. *etorolac 4 mg: J jam ;F 5ebo >"',"# %e"/""n $'$' &"sien &ost >? t"ngg"l 6 No<e',e# 2;13

35

>"',"# %e"/""n $'$' &"sien &ost >? t"ngg"l 14 No<e',e# 2;13

36

37

BAB 4 KESI4PULAN Luka bakar masih merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas pada anak. *omplikasi terbanyak akibat luka bakar antara lain adalah gagal nafas, syok dan komplikasi sistemik ke berbagai organ. +atalaksana yang dilakukan mencakup tatalaksana holistik yang mencakup rumatan jalan napas, terapi cairan, dukungan nutrisi, pemberian antibiotika, penanggulangan nyeri akibat luka bakar dengan obat%obat antinyeri dan pera,atan luka.

38

DA(TA5 PUSTAKA Da7id S. &erdanakusuma. 'enan%anan ,u$a ba$ar. Airlangga <ni7ersity &ress, 2 2 2? !.#2$> = 4G=4=. Deirdre, )., 0lsayed, S., 'eid, (., Einston, B., Lindsay, '. Burn -ound Infection. )lin 5icrobiol 'e7. 2 De,i, T'S. ,u$a Ba$ar. /onsep 0mum dan In!esti%asi Berbasis /linis ,u$a *ntemortem dan 'ostmortem. 6* <" "dris, A.5. ,u$a Ba$ar dalam 'edoman Ilmu /edo$teran Forensi$ Edisi pertama, 1akarta > &+ Binarupa Aksara?!../ 1eschke 5;, 5lcak '&, 6innerty )), 8or bury EB. Burn si1e determines the inflamma- tory and hypermetabolic response) Crit Care 2. 2 Latief, Said. A, Suryadi, *artini, A. Dachlan. 5. 'us,an #2 &haros "ndonesia 5ansjoer, Arif, dkk #editor$? /apita Sele$ta /edo$teran 2ilid 3, edisi III G ,u$a Ba$ar? 1akarta, 5edia Aesculapius, 6akultas *edokteran <ni7ersitas "ndonesia, 2 . 5ar-oeki, Djohansjah. Ilmu Bedah ,u$a dan 'erawatannya, Airlangga <ni7ersity &ress, Surabaya !..4 > ! % !.. 5oenadjat, Tefta. ,u$a Ba$ar 4 'en%etahuan /lini$ 'ra$tis) 1akarta, 6akultas *edokteran <ni7ersitas "ndonesia, 2 4. 2 5 Sjaifudin 8oer. 'enan%anan ,u$a Ba$ar. Airlangga <ni7ersity &ress, 2 /?!!#!$>!%!! !$. 'etun&u$

'ra$tis *nastesiolo%i dan +erapi Intensif Fa$ultas /edo$teran 0I . 1akarta.

39

Anda mungkin juga menyukai