Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Gizi lebih tidak hanya terjadi pada dewasa,tetapi juga pada anak dan remaja,dan dari tahun ke tahun pravelensinya terus meningkat,tidak hanya di negara maju tapi juga di negara-negara berkembang. Dalam 3 dekade terakhir pravalensi obesitas pada anak usia 6-17 tahun di Amerika serikat naik dari 7,6%10,8% menjadi 13%-14%. Sedangkan pada anak sekolah di Singapura naik dari 9% menjadi 19%. Di I ndonesia,dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia tahun 2000,jumlah penduduk yang overweight diperkirakan mencapai 76,7 juta (17,5%) dan obesitas berjumlah lebih dari 9,8 juta (4,7%). Survei yang dilakukan tahun 2003 pada remaja SLTP di Yogyakarta dan kabupaten Bantul menunjukkkan

bahwa 7,8% remaja Yogyakarta di perkotaan dan 2% remaja di pedesaan serta 2% remaja Bantul mengalami obesitas (Hadi,2005) Tahun 2007 angka obesitas pada remaja masih berada dibawah 9,1% dan pada tahun 2007 menjadi 19,1% (Lampung post,2009). Menurut data Hisobi (Himpunan Obesitas Indonesia) tahun 2006,peningkatan obesitas pada remaja usia 15-18 tahun di Sumatera barat dalam empat tahun terakhir terbesar di kota Padang yaitu sebesar 2% per tahunnya. Data yang diperoleh dari 10 SMA di kota Padang tahun 2005 meliputi empat SMA swasta menemukan 7% siswa mengalami obesitas dan 5% mengalami overweight (Putri,2007) Overweight dan obesitas pada remaja dibandingkan pada anak lebih beresiko tinggi untuk tetap menjadi obesitas dimasa dewasa,dimana sekitar 80% remaja obesitas akan mejadi dewasa obesitas,sedangkan pada anak sekitar 20%. Obesitas dapat menyebabkan resiko menderita penyakit kronik seperti hiperlipidemia,hipertensi,resistensi insulin, non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM), masalah psikososial seperti rendah diri,depresi dan deskriminasi (Hidayati, Irawan, & Hidayat, n.d). faktor resiko yang dimiliki remaja ini jika berlanjut sampai dewasa dapat mempercepat dapat munculnya penyakit daya

jantung,stroke,kanker,infertilitas,sehingga

menurunkan

sumber

manusia dan produktivitas bahkan menurunkan usia harapan hidup (Arisman, 2004). Masa remaja merupakan periode transisi dari masa anak-anak menuju dewasa, dengan rentang usia 10-18 tahun untuk perempuan dan 12-20 tahun untuk laki-laki. Pada masa ini kognitif berkembang mencapai tahap tertinggi. Remaja sudah memiliki pola pikir sendiri, sudah dapat berpikir secara abstrak dan dapat meramalkan suatu keadaan berdasarkan pengetahuan atau mampu membentuk atau menguji hipotesa mengenai suatu hal (Narendra, dkk, 2008). Dengan pengetahuan yang dimilikinya remaja dapat mempertimbangkan beragam penyebab serta solusi masalah. Remaja juga mampu berpikir logis tentang perilakunya dan mempertimbangkan pengaruhnya terhadap dirinya sendiri, sebaya, keluarga dan masyarakat (Potter & Perry, 2005) Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan. Tindakan yang didasari oleh pengetahuan dan kesadaran yang kuat akan lebih tahan lama dibanding tindakan yang tidak didasari oleh hal tersebut. Namun dalam kenyataan sehari-hari sering ditemukan suatu keadaan dimana perilaku seseorang sudah positif tapi pengetahuannya masih negatif atau sebaliknya pengetahuannya positif tapi tindakannya negatif (Notoadmojo, 2007). Hasil penelitian Rinderknecht dan Smith (2002 dikutip dalam Simon, dkk, 2004) menyatakan bahwa pengetahuan mengenai obesitas, diabetes, penyakit jantung dan hipertensi akan mempengaruhi perilaku makan seseorang, sehingga berpengaruh terhadap kejadian obesitas (Simon, dkk, 2004). Pencegahan terhadap obesitas lebih efektif dibandingkan dengan pengobatan, karena pengobatan kadar kegagalan nya dapat mencapai 90-95% (Anggoro, n.d). hasil yang ingin dicapai dalam pencegahan ini yaitu mencegah peningkatan pravelensi gizi lebih menjadi kurang dari 10% (Ridlo,2009). Obesitas pada masa anak dan remaja jika terus berlanjut sampai dewasa, upaya untuk menurunkan berat badan lebih sulit karena terjadinya hipertropik dan hiperplastik pada sel lemak (Hardian, 2008). Hal inilah yang menjadikan anak dan remaja sebagai populasi prioritas untuk strategi pencegahan obesitas, karena dibanding dewasa ada berbagai intervensi potensial yang dapat dilakukan pada

anak dan remaja, selain itu sekolah, tempat anak dan remaja banyak menghabiskan waktu, merupakan area yang dapat mempromosikan aktivitas fisik, olahraga dan makanan yang baik (Dehgan, Danesh, & Merchant 2005). Pencegahan obesitas pada anak dan remaja diarahkan pada peningkatan pengetahuan,dukungan sosial dan kondisi lingkungan yang kondusif (Simon, dkk, 2004). Tindakan pencegahan obesitas dapat dilakukan melalui pengaturan aktivitas fisik, mengatur pola makan, mengurangi sedentary behaviour dan istirahat (tidur) yang cukup (Dehgan,dkk, 2005). SMP 2 Padang merupakan salah satu sekolah favorit di padang yang sebagian besar murid nya berasal dari kalangan menegah ke atas. Posisinya yang dekat dengan pusat kota dan restoran siap saji memudahkan akses siswa terhadap makanan siap saji dan berjenis makanan jajanan lainnya sehingga siswa nya rentan terhadap timbulnya obesitas, selain itu ada sebagian siswa yang tiap hari diantar jemput dengan kendaraan bermotor ke sekolah oleh keluarganya. Hasil studi pendahuluan pada tanggal 11-12 juni 2009, dari 15 orang siswa yang ditimbang berat badannya, didapatkan 7 orang mengalami overweight dan 1 orang obesitas. Wawancara terhadap 15 orang siswa tersebut, mereka mengenal obesitas sebagai kelebihan berat badan, dengan banyak lemak di tubuhnya. Untuk penyebab nya, 14 orang mengatakan karena ngemil dan makan banyak sementara 1 orang lagi juga mengatakan karena banyak tidur. Menururut 6 orang siswa, obesitas dapat mengakibatkan penyakit jantung dan kolestrol tinggi, 3 orang mengatakan menimbulkan perasaan malu dan yang lainnya mengatakan tidak tahu. Untuk mencegah obesitas, 13 orang siswa mengatakan dengan diet, mengurangi porsi makan, tidak makan, 2 orang mengatakan diet dan olahraga. Dari 15 orang tersebut, 13 orang mengatakan mempunyai kebiasaan mengemil, suka makan gorengan, suka makan sambil nonton televisi dan berolahraga saat pelajaran olahraga saja, 2 orang mengatakan pada hari minggu sering lari dan tidak terlalu suka ngemil dan 5 orang mengatakan suka tidur larut malam yaitu sekitar jam 12 malam. Dalam upaya menekan peningkatan pravalensi obesitas perlu dilakukan usaha pencegahan yang dimulai sedini mungkin, karena

dibandingkan dengan pengobatan, pencegahan obesitas lebih mudah dan lebih memberikan hasil yang bersifat jangka panjang. Berdasarkan hal diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan tentang obesitas dengan upaya pencegahannya oleh remaja di SMP 2 Padang tahun 2013.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara pengetahuan tentang obesitas dengan upaya pencegahannya oleh remaja di SMP 2 Padang tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang obesitas dengan upaya pencegahannya oleh remaja di SMP 2 Padang tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya pengetahuan tentang obesitas oleh remaja di SMP 2 Padang tahun 2013 b. Diketahuinya upaya pencegahan obesitas oleh remaja di SMP 2 Padang tahun 2013 c. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan tentang obesitas dengan upaya pencegahannya oleh remaja di SMP 2 Padang tahun 2013.

D. Manfaaat Penelitian 1. Peneliti Bagi peneliti sendiri dapat memberikan pengalaman belajar yang berharga dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan selama melakukan pelajaran dan meningkatkan wawasan dan pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya.

2. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ALIFAH Adanya Proposal ini memberikan bahan sebagai ilmu pengetahuan dan sumber informasi dalam meningkatkan kemampuan calon perawat untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara pengetahuan tentang obesitas dengan upaya pencegahannya oleh remaja di SMP 2 Padang tahun 2013. 3. Peneliti selanjutnya Sebagai bahan masukan atau data awal untuk penelitian dalam melakukan penelitian selanjutnya tentang obesitas.

E. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini variabel Independennya adalah pengetahuan tentang obesitas dan variabel dependennya adalah upaya pencegahannya oleh remaja di SMP 2 Padang tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai