Anda di halaman 1dari 4

CRITICAL REVIEW PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA BIALO KABUPATEN BULUKUMBA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah MKP Perencanaan Partisipatif (TKP 447)

Dikerjakan Oleh : Raden Harya A 21040111120018

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA BIALO KABUPATEN BULUKUMBA
Dalam jurnal ini menjelaskan bagaimana peranan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan suatu desa yang terkait infrastruktur. Dimana di jurnal ini mengambil studi kasus pada daerah Desa Bialo Kabupaten Bulukumba. Pengambilan wiayah studi di Desa Bialo suduh cukup baik, meliha disana mempunyai keragaman jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan dan masyarakanya yang heterogen. Dengan begitu wilayah studi tersebut dapat mewakili kondisi pedesaanyang berada di daerah lainnya. Jurnal ini memiliki dua pokok bahasan besar yaitu bentuk partisipasi masyarakat dan aspek aspek yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat. Bentuk partisipasi masyarakat dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan pemeliharaan. Tahap persiapan merupakan proses awal sebelum dilaksanakannya pembangunan infrasrtuktur desa. Dalam tahap persiapan terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaanya. Pertama adalah sosialisasi kepada seluruh masyarakat dan juga lembaga lembaga yang terdapat di desa ini. Sosialisasi ini bertujuan untuk memeberitahukan masyarakat untuk dapat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan infrastruktur desa mereka sendiri. selain itu dengan adanya sosialisasi ini juga memberikan pemahaman akan pelaksanaan program. Sosialisasi ini dirasakan sangat penting, karena proses ini merupakan awal dari partisipasi masyarakat dan juga memberikan gambaran apa yang akan dikerjakan oeh masyarakat nantinya. Maka dari itu diharapkan bahwa sosialisasi ini dapat dihadiri oleh seluruh masyarakat yang terlibat nantinya. Selanjutnya setelah sosialisasi, proses berikutnya adalah musyawarah. Musyawarah disini dimaksudkan untuk menyerap aspirasi masyarakat tentang kegiatan yang akan dilakukan pada program pembangunan. Musyawarah dilakukan dari tingkat dusun, dimana setelah itu dilanjutkan musyawarah ditingkat desa. Selanjutnya dalam musyawarah desa ini semua hal diputuskan bersama oleh kepala dusun, tokoh masyarakat, BPD dan perangkat desa serta anggota masyarakat. Dalam proses musyawarah ini sangat terlihat sekali partisipasi masyarakat. Masyarakat dapat memberikan aspirasi dalam proses pembangunan desanya bersama pemerintah serta perangkat desa lainya.

Setelah musyawarah selesai dihasilkan Daftar Usulan Rencana Kegiatan (DURK). DURK ini selanjutnya digunakan sebagai dasar pembiayaan yang akan digunakan. Dari sekian banyak usulan yang telah dirumuskan tidah semua akan dilaksanakan. Daftar tersebut akan disesuaikan dengan APB Desa. Dalam hal tersebut terdapat tiga program yang akan dibiayai dan dilaksanakan yaitu pembangunan MCK, pemeliharaan kantor desa, dan pembangunan pagar makam desa. Dalam proses ini tidak ada keikusertaan masyarakat, semua keputusan dan pengaloksian dana dilakukan oleh perangkat desa. Hal tersebut membuat mayarakat tidak dapat terjun langsung dalam pengalokasian dana tersebut. Selanjutnya tahap kedua adalah pelaksanaan. Pada tahap ini merupakan realisasi dari proses perencanaan sebelumnya. Pada tahap ini partisipasi masyarakat sangat besar, dimana masyarakat yang akan melaksanakan hasil dari perencanaan yang ada. Disini masyarakat cenderung berpartisipasi dalam bentuk untuk menyumbang tenaga. Selain itu masyarakat juga berpartisipasi dalam bentuk pemberian dana. Besaran partisipasi masyarakat dalam bentuk dana bervariasi sesuai dengan kemampuan masyarakat berkisar Rp 10.000,00 sampai Rp 100.000,00. Bentuk lain dari partisipasi masyarakat adalah menyumbang materil. Materil dalam hal ini berupa bahan bangunan seperti pasirr, batu, semen, dll. Partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan dinilai cukup baik. Dimana kontribusi masyarakat dalam tahap ini mencakup seluruh kegiatan pelaksanaan ini. Tahap terakhir dari proses ini adalah tahap pemeliharaan. Pada tahap pemeliharaan ini partisipasi masyarakat dinilai masih cukup rendah. Hal tersebut disebabkan kurangnya sistem yang kurang dalam pengelolaan atau pemeliharaan. Selain itu masyarakat berpikiran bahwa bangunan yang telah dibangun masih berkondisi baik. Hal ini seharusnya dapat diantisipasi oleh pemerintah desa dengan melakukan intervensi di masyarakat dalm proses pemeliharaan ini. Hal yang terakhir yang dibahas dalam jurnal ini adalah aspek aspek yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat. Aspek aspek yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat terdapat beberapa yaitu jumlah keluarga sejahtera, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan homogenitas masyarakat. Aspek jumlah keluarga sejahtera dan jenis pendidikan ini berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga, dana, dan juga materil. Sedangkan tingkat pendidikan berkaitan dengan kemampuan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi yang penting dalam tahap persiapan.

Proses pembangunan di Desa Bialo sudah menerapkan konsep pasrisipasi masyarakat. Tahap tahap yang dijalankan dalam proses ini dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan pemeliharaan sudah melibatkan masyarakat di dalamnya. Namun terdapat kekurangan yaitu dalm tahap pemeliharaan, dimana peran masyarakat kurang terlihat didalamnya. Hal itu dapat diantisipasi dengan adanya intervensi dari pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai