Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN TEORITIS

Konsep Dasar Fraktur atau patah tulang adalah terputusanya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan ioleh ruda paksa (Kapila Selecta 2000 : 346). Fraktur adalah terputusanya kontuinitas tulang rawan efislsis atau tulang rawan sendi. (Subroto Supardan 1995 : 502) Tulang merupakan suatu jaringan dinamis yang tersusun dari 3 jenis sel : osteoblas rasteosit dan osteoklas, seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut penosteum yang mengandung sel-sel yang dapat berpreliterasi dalam proses pertumbuhan tranversal tulang panjang (Sylvia Ardeson 1995 : 77). Tulang tungkai bawah (crovis) terdiri dari tibia / tulang kering dan fibula / tulang betis yang merupakan tulang pipa yang terbesar sesuah tulang paha yang membentuk persendian lutut dengan tulang femur (Syaifuddin 1991 : 337). a. Tibia Terletak pada medial dan fibula ujung atas memperlihatkan / bagian paling atas dan pinggir tulang) terdiri dari kendel medial dan lateral permukaan superior memperlihatkan dua dataran permukaan superior memperlihatkan dua dataran permukaan sendi untuk femor. Sedangkan batang pada sisi anterior membentuk kristal tibia, medical memperupakan sub kuroneus posterior merupakan linea poplitea.

b. Fibula Terletak disebalah lateral tungkai bawah, pada ujung atas terentuk kepala dan disertai dengan bagian luas fibia, sedangkan batangnya samping dan tekanan dalam otot tungkai dan memberi banyak kaitan pad aujung bawah lebih memanjang menjadi maleotos lateralis / moleuluy pibula. Adapun fungsi dari tulang civis 1. Sebagai penopang yaitu : kaki 2. Tempat melekat muskulus 3. Perlindungan organ lunak

4. Memperhatikan organ pada posisi yang tepat 5. Menyimpan kalsium 6. Memproduksi sel darah

Etiologi Penyebab utama fraktur adalah trauma akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Kecelakaan kerja atau terjatuhnya dari ketinggian. Latihan olah raga berat dan malnutrisi, memudahkan terjadinya trauma, trauma yang terjadi dapat langsung mengenal tulang atau tekanan (Dora R Igdatavicius 1991 : 722). a. Trauma Trauma yang langsung menyebabkan fraktur pada daerah yang terkena trauma, biasa di sebabkan karena suatu benda yang bergerak yang kemudian mengenai tulang. Trauma tidak langsung adalah trauma di langusngkan oleh sumbu tulang dan terjadi patah tulang dari tempat lain. b. Klasifikasi fraktur secara umum adalah 1. Komplit / tidak komplit b. Komplit : bila ada garis melalui seluruh penampang tulang atau mengenai kedua korteks tulang c. Non Komplit : idak meleset seluruh penampang tu;lang (patah retak). 2. Bentuk garis patah dan hubungan dengan mekanisme trauma o o o o o Garis patah melintang : trauma angulasi atau langsung Garis patah oblik : trauma ongulasi Garis spiral : trauma rotasi Fraktur kompresi : trauma aksial fleksi pada tulang spongiosa Fraktur ovulsi : trauma tarikan / fraksi otot pada insersinya.

3. Jumlah garis patah o o o Fraktur kominutif Fraktur segmental Fraktur multipel

4. Bergeser / tidak bergeser o Fraktur undis placea (tidak bergeser)

Fraktur displased (bergeser)

5. Terbuka / tertutup 6. Komplikasi tanpa komplikasi

Tanda dan Gejala Menurut Sachalera 1996 : 98 o Ada riwayat trauma o Nyeri di tempat o Hilang fungsi tulang o Pembengkakan o Deformitas o Ganguan mobilitasi o Krepitan o kadang terjadi kenaikan suhu tubuh

Gambar-gambar beberapa fraktur

Proses penyembuhan tulang : 1. Tahap I penyembuhan hematoma Selama 24 jam bekuan darah terbentuk pada daerah fraktur fibrin dilepaskan dan terbentuk duidaerah. Secara protektif menurup tulang yang rusak sebagai dari pertumbuhan jaringan kapiler dan fibrolas. Hematoma itu berubah dan membentuk jaringan granulasi.

2. Tahap II pembentukan fibio kartilago Terjadi pada hari ke 3 sampai 2 minggu pada ujung perioteum pendolleum dan sumsum tulang mensuplai sel yang berfoliforasi dan berdefenesni menjadi felano kartilago dan jaringan penyambung fuibiosa. Periosyteium meninggio setelah beberapa hari berkombinasi dengan peninggian perosteum jaringan granulasi membentuk pembatas disekitar ujung, setiap pragmen semakin lama semakin besar dan membentuk sumbatan yang menghubungkan sisi fraktura.

3. Tahap III pembentukan kalus 3 sampai 10 hari setelah cidera jaringan granulasi berubah menjadi kalus sementara, pada fraktur yang tidak komplek, prokalus biasanya mencapai ukuran maksimal pada hari 14-21 setelah cidera pada masa ini body aligmen sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai