Biasanya katekolamin disekresikan hanya sebentar atau terus menerus, termasuk epinefrin dan norepinefrin, kadang juga dopamine ikut disekresikan. Efek biologis katekolamin sudah banyak diketahui. Stimulasi reseptor -adrenergik dihasilkan jika terjadi peningkatan tekanan darah, peningkatan kontraksi kardiak, glikogenolisis, gluconeogenesis dan relaksasi intestinal. Stimulasi reseptor -adrenergik terjadi pada peningkatan denyut kontraktilitasnya (Ann T Sweeney,2010). Sekresi katekolamin pada pheochromocytoma tidak memiliki regulasi yang sama dengan jaringan adrenal yang sehat. Tidak seperti medulla adrenal yang sehat, pheochromocytoma tidak diinervasi, dan katekolamin tidak dihasilkan dengan cepat oleh stimulasi neural. Trigger untuk pengeluaran katekolamin tidak jelas, tapi kebanyakan mekanisme sudah dipostulasikan, termasuk tekanan langsung, pengobatan, dan pergantian aliran darah pada tumor (Ann T Sweeney,2010). Kadar katekolamin relative juga berbeda pada pheochromocytoma. Kebanyakan pheochromocytoma mensekresikan norepineprin, walaupun disekresikan dari medulla adrenal normal yang disusun oleh 85% epineprin. Family pheochromocytoma memiliki pengecualian karena mereka mengeluarkan sejumlah besar epinefrin. Oleh karena itu manifestasi klinis family pheochromocytoma berbeda dari pheochromocytoma sporadic (Ann T Sweeney,2010). Pheochromacytoma, mensitesis katekolamin pada laju yang lebih tinggi sekitar 27 kali lebih tinggi dari medulla adrenal yang normal. Terjadinya over produksi persisten ini disebabkan oleh kegagalan feedback negatif pada tirosin hidroksilase. Katekolamin diproduksi dalam kuantitas yang tinggi dan disimpan dalam kapasitas besar dalam vesicular dan diakumulasi di sitoplasma. Katekolamin sitoplasma digunakan sebagai metabolism intraseluler, kelebihan katekolamin dan metabolitnya secara difus dihasilkan oleh sel pheochromocitoma yang terisi lebih banyak NE darpada E. Medulla adrenal pada orang dewasa berisi kedua kadar katekolamin, dimana paraganglioma ekstraadrenal jarang menskresikan epinefrin (Karagiannis, dkk, 2009). Secara tradisional, hipertensi pada pheochromocitoma merupakan hasil dari reaksi katekolamin yang bersirkulasi pada reseptor kardiovaskular. Aktivitas SNS bisa normal atau jantung dan
mengalami penurunan reflex akibat pengaturan ulang baroreseptor dan di tingkat neural menghasilkan NE yang merupakan kepentingan fisik yang minor dibandingkan dengan efek kadar katekolamin plasma yang meningkat. Akan tetapi, studi klinis dan eksperimental menunjukkan bahwa SNS masih intak, ditandai dengan peningkatan dan fungsi integral SNS untuk memelihara peningkatan tekanan darah dalam hal ini merupakan hipertensi yang diinduksi katekolamin. Peningkatan aktivitas simpatis selama meningkatnya katekolamin sirkulasi dipostulasikan bergantung pada pemrosesan saraf simpatis terhadap katekolamin, peningkatan frekuensi impuls simpatis neuronal, dan selektivitas desensitisasi presynaptic alfa 2-adrenergic receptors, yang berakibat pada peningkatan pelepasan NE neuronal selama stimulasi. Oleh karena itu, peningkatan aktivitas SNS dan kelebihan penyimpanan NE di nervus simpatis terminal, langsung atau secara reflex memediasi stimulus ke SNS untuk bisa melepaskan NE yang berlebihan ke kantong sinaptik dan menghasilkan suatu keadaan krisis hipertensi. Akses yang lebih mudah dapat dicapai NE yang dilepas dari neuron postganglionic dan pada sis reseptornya pada sel efektor dan menghasilkan simtom dengan peningkatan NE sirkulasi relatif yang kecil. Temuan ini dilaporkan untuk observasi spontan atau yang menimbulkan krisis hipertensi bisa terjadi tanpa peningkatan kadar katekolamin plasma dan nilai tekanan darah yang normal walaupun katekolamin meningkat. Hal ini akan menimbulkan hipertensi paroksismal yang memicu nyeri, perubahan emosional, intubasi, anestesi, atau insisi kulit bedah dan menjelaskan peningkatan katekolamin serum dan urin yang bisa terjadi 10 hari lebih lama setelah reseksi bedah pheochromocitoma (Karagiannis, dkk, 2009). Kebanyakan pheochromocitoma mensekresikan sejumlah neuropeptide Y (NPY) yang signifikan selama dengan NE. NPY memiliki efek kardiovaskular langsung dan tak langsung. Hal ini akan meningkatkan resistensi koroner dan vascular perifer terbebas dari mekanisme alfa adrenergic dengan berinteraksi oleh reseptor vaskular protein G yang berpasangan. Pada beberapa bantalan vascular, NPY tidak memiliki efek vasokonstriktor tetapi potensiasi NE penginduksi vasokonstriksi. NPY timbul untuk berkontribusi terhadap hipertensi pada sebagian besar pasien dengan pheochromocitoma. Sebaliknya, hanya sedikit PGLs mensekresikan NPY. pheochromocitoma mensekresikan lebih banyak peptide lain, yang berkontribusi kepada simtom klinis seperti PTHrP (hiperkalsemia), adrenocorticotrophin (ACTH; Cushings syndrome), eritropoietin (eritrositosis), dan IL-6 (demam). Sebagian besar pheochromocitoma
mensekresikan kromogranin A yang bisa dijadikan sebagai suatu tumor marker, dan banyak
peptide lainnya yang disekresikan yang belum didokumentasikan untuk menghasilkan suatu manifestasi klinis (Karagiannis, dkk, 2009).
Ann T Sweeney, MD, Pheochromocytoma, Department of Radiology, Harvard Medical School. 2010, apr 15. Available from: URL: http:// emedicine.medscape.com ... Endocrinology Adrenal Gland Karagiannis, Asterios; Mikhailidis, Dimitri P; Athyros, Vasilios G and Harsoulis, 2007, Pheochromocytoma: An Update On Genetics And Management Endocrinology J, Vol. 14 935 956, accessed on 17 Desember 2013, http://www.endocrinology-journals.org