Anda di halaman 1dari 20

BAB III ANALISIS INTERVENSI KEGIATAN

A. Analisis Mendalam terhadap Intervensi Kegiatan Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) harus dimulai sejak dini yaitu sejak masih bayi. Salah satu faktor yang berperan penting dalam meningkatkan penting penerus kualitas dalam di masa SDM adalah dengan dan ASI memberikan air susu ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan persiapan kegiatan generasi pemeliharaan depan. anak Pemberian

merupakan hal yang sangat penting bagi tumbuh kembang (fisik dan mental) dan kecerdasan bayi. leh karena itu! pemberian ASI perlu mendapat perhatian para ibu dan tenaga kesehatan agar proses menyusui dapat terlaksana dengan benar ("#"! "#$). %aktor keberhasilan dalam menyusui! antara lain ("#$)& ". $. (. ). *. 'omitmen ibu untuk menyusui Dilaksanakan secara dini (early initiation) Posisi menyusui yang benar baik untuk ibu maupun bayi Menyusui atas permintaan bayi (on demand) Diberikan secara eksklusif. ASI eksklusif atau lebih tepat disebut pemberian ASI secara eksklusif! artinya bayi hanya diberi ASI saja! tanpa tambahan cairan lain! seperti susu formula! jeruk! madu! air teh! air putih! juga tanpa tambahan makanan padat! seperti pisang! pepaya! bubur susu! biskuit! bubur nasi ataupun tim mulai lahir sampai usia + bulan. 'eunggulan ASI telah diketahui! tetapi para ibu cenderung tidak menyusui bayinya secara eksklusif. ,al ini dapat dilihat dengan semakin besarnya jumlah ibu menyusui yang memberikan makanan tambahan lebih a-al sebagai pengganti ASI ("#$! "#(). Menurut Saleh ($#"")! terdapat berbagai alasan yang dikemukakan oleh para ibu sehingga dalam pemanfaatan ASI secara

eksklusif kepada bayinya rendah! antara lain adalah pengaruh iklan atau promosi pengganti ASI! ibu bekerja! lingkungan sosial budaya! pendidikan! pengetahuan yang rendah serta dukungan suami yang rendah. Di Indonesia! penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah menunjukan dengan jelas adanya kecenderungan semakin meningkatnya jumlah ibu yang tidak menyusui bayinya. Data .iset 'esehatan Dasar (.iskesdas) $#"# menunjukkan! bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia hanya "*!(/. Masalah utama rendahnya pemberian ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya dan kurangnya pengetahuan ibu hamil! keluarga dan masyarakat ("#(). 0erdasarkan hasil sur1ei! diketahui bah-a sebanyak *" orang ibu (*+!#)/) memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya! sedangkan sebanyak (2 orang ibu ()#!++/) tidak memberikan ASI eksklusif dengan alasan ASI ibu tidak mau keluar! bayi tidak mau menyusu dengan ibu! ibu merasa anak menangis dikarenakan lapar dan ASI ekslusif tidak bisa mengenyangkan bayinya! serta masih banyak ibu yang membuang kolostrum dengan anggapan bah-a itu tidak baik untuk bayinya. Sesuai Penelitian Salfina ($##()! masih tingginya angka tidak diberikannya ASI eksklusif terhadap bayi akan berkontribusi terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia di masa mendatang serta berdampak pula terhadap tingginya angka kesakitan maupun angka kematian ("#(). .endahnya cakupan praktik pemberian ASI secara eksklusif tersebut disebabkan berbagai hal! namun yang tersering ditemukan adalah rendahnya kesadaran tentang pentingnya pemberian ASI sesuai anjuran. ,al ini sesuai dengan keadaan yang terjadi di kelurahan 3empaka yaitu masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu akan pentingnya pemberian ASI eksklusif. Pihak Puskesmas 3empaka telah berupaya memberikan inter1ensi yaitu konseling ASI secara indi1idu dan melalui kelas ibu hamil! namun upaya tersebut belum mampu meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif ("#)).

'esadaran ibu terhadap pentingnya pemberian ASI 4ksklusif tidak terlepas dari sikap ibu itu sendiri. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (5otoatmodjo! $##(). Menurut 5e-comb yang dikutip oleh 5otoatmodjo ($##()! bah-a sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak! bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan! yaitu ("#*)& ". $. Menerima. Menerima diartikan bah-a orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Merespon. Memberikan ja-aban apabila ditanya! mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. (. ). Menghargai. Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap. 0ertanggung ja-ab. 0ertanggung ja-ab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Salah satu upaya yang dapat membantu meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif di kelurahan 3empaka adalah melalui kegiatan peer breastfeeding atau konselor sebaya ASI. Aidam ($##*) dalam .ahma-ati ($#"") mengemukakan bah-a! kegiatan konseling laktasi dan pelatihan konseling gi6i bagi ibu7ibu dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada bayi #7+ bulan! serta meningkatkan pengetahuan dan pertumbuhan fisik anak usia "$7") bulan. ,al serupa juga dikemukan oleh Alberna6 ($##8) dalam .ahma-ati ($#"") yang menyatakan bah-a konseling laktasi dapat mencegah pengehntian menyusui dini! efektif dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif ("#+). Adanya program konselor sebaya ASI ini merupakan suatu upaya untuk mengoptimalkan kegiatan konseling ASI eksklusif. 'onselor sebaya membantu meningkatkan keberhasilan menyusui dengan memberikan dukungan dengan konsep dari ibu7ke7ibu. 'onselor sebaya memiliki pengalaman pribadi dan mendapatkan pelatihan

untuk membantu ibu menyusui. Ibu yang memiliki konselor sebaya sering memilih untuk menyusui. Pekerjaan konselor adalah untuk membantu ibu dengan mendorong mereka untuk menyusui anaknnya dengan ASI eksklusif ("#2). Adapun peran dari konselor ASI sebaya! antara lain ("#2)& ". $. (. ). *. Membantu ibu hamil bersiap7siap untuk menyusui 0erkomunikasi dengan ibu tentang pikiran mereka pada saat menyusui Membantu ibu baru bisa menyusui Menjelaskan cara untuk mencegah masalah menyusui 0erkomunikasi dengan ibu tentang cara7cara untuk memecahkan masalah menyusui 'onselor ASI sebaya! juga disebut sebagai 9pekerja kesehatan masyarakat:! berasal dari lingkungan yang sama! berbicara dengan bahasa yang sama! dan berbagi kepercayaan budaya yang sama dengan klien mereka. 'onselor ASI sebaya bekerja berdampingan dengan medis dan tenaga profesional kesehatan dalam menangani kebutuhan ibu baru melalui pendidikan! konseling! dan dukungan ("#8). Selama beberapa dekade terakhir! penelitian telah dilakukan untuk mengetahui keefektifan peer counseling ASI. 'onseling ASI dengan konselor sebaya merupakan ASI sarana efektif untuk meningkatkan cakupan menyusui dan meningkatkan kesehatan bayi. Diharapkan program konselor sebaya dapat membantu meningkatkan kesadaran ibu memberikan ASI secara eksklusif kepada anaknya! sehingga cakupan pemberian ASI eksklusif dapat meningkat ("#8).

%aktor Internal

'ekuatan& ". 'oordinasi cukup baik $. 'ader dan konselor kelompok

'elemahan& ". Pengetahuan a-al kader dan konselor

kooperatif (. Sarana dan prasarana kegiatan pemberdayaan memadai %aktor 4ksternal ). Peluang& ". Ada dukungan dari pihak puskesmas dan kelurahan

rendah $. 'urangnya pengalaman (. Peerencanaan kurang optimal Ancaman& ". ;angka singkat $. Pendanaan kurang -aktu pemberdayaan

Strategi S & Strategi < & Strategi S=& Strategi <=&

B. Prosed r Intervensi Kegiatan !. Metode Pela"sanaan Intervensi Kegiatan Inter1ensi yang diberikan kepada masyarakat 'elurahan

3empaka yaitu berupa kegiatan konseling. Adapun yang menjadi konselor dalam kegiatan konseling ASI adalah para ibu menyusui yang bertempat tinggal di daerah Posyandu 0atu para Intan ibu 'elurahan 3empaka. Sebelum menjadi konselor!

diberikan penyuluhan terlebih dahulu oleh fasilitator yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang ASI. Selain diberikan instrumen lain& a. Penyajian Materi penyuluhan! pendukung ibu dalam diberikan buku saku sebagai sebaya. melakukan konseling

Metode yang digunakan dalam kegiatan inter1ensi ini! antara

") Penyuluhan yang dilakukan oleh fasilitator %asilitator memberikan penyuluhan kepada "# ibu yang menjadi Suharjo sasaran ($##() kegiatan dalam konselor 4milia sebaya. edukatif Menurut untuk ($##>) Penyuluhan

merupakan

sebuah

pendekatan

menghasilkan perilaku! maka terjadi proses komunikasi antar pro1ider dalam hal ini fasilitator dan masyarakat yang di-akili oleh konselor. Dari proses komunikasi ini ingin diciptakan masyarakat yang mempunyai sikap mental dan kemampuan untuk ada memecahkan di dalam pengaruh masalah yang baik dihadapinya. menyatakan 4imilia bah-a ($##>) penelitiannya

penyuluhan

terhadap tingkat pengetahuan maupun sikap ibu dalam memberikan ASI 4ksklusif. Emilia# Ri"a $. Pengar h Pen% l han ASI E"s"l si& terhadap Pengetah an dan Si"ap Sime l I' (amil di M "im La re)E Ke*amatan Tengah Ka' paten Sime l e +NA,- Tah n

.//0. Medan1 2niversitas S matera 2tara# .//3 Materi yang diberikan oleh fasilitator dalam kegiatan penyuluhan meliputi & a) Pemutaran 1ideo tentang ASI b) Definisi ASI 4ksklusif c) ?atar 0elakang Asi 4ksklusif d) ?andasan ,ukum Pemberian Asi 4ksklusif e) =ujuan dan manfaat ASI 4ksklusif f) Akibat tidak memberikan ASI g) 'omposisi ASI h) 'erugian susu buatan i) 3ara menyusui yang benar j) MP7ASI k) Mutu @i6i MP7ASI l) %ungsi dan tujuan konselor sebaya

$) 'onseling yang dilakukan oleh konselor 'onselor memba-ahi * teman sebaya sebagai sasaran penyampaian bantuan yang materi yang diberikan dalam klien dengan $ kali untuk cara pertemuan. <algito ($#"#) mengatakan! konseling adalah diberikan masalah pada seorang memecahkan kehidupannya

-a-ancara (face to face) dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi klien untuk mencapai kesejahteraannya. 0erdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ?ina ($#"$)! mengungkapkan bah-a ibu yang mendapatkan konseling menyusui! memiliki peluang untuk memberikan ASI 4ksklusif dibandingkan denagn ibu yang tidak mendapatkan konseling menyususi secara lengkap. ?ina. Pengar h Konseling Men% s i terhadap Pem'erian ASI E"s"l si& di Ka' paten A*eh Tim r Tah n ./!.. Medan1 2niversitas S matera 2tara# ./!. Materi yang diberikan oleh konselor dalam kegiatan konseling kepada teman sebaya meliputi& a) Definisi ASI 4ksklusif b) ?atar 0elakang Asi 4ksklusif c) ?andasaan ,ukum Pemberian Asi 4ksklusif d) =ujuan dan manfaat ASI 4ksklusif e) Akibat tidak memberikan ASI f) 'omposisi ASI g) 'erugian susu buatan h) 3ara menyusui yang benar i) MP7ASI j) Mutu @i6i MP7ASI b. Diskusi dan =anya ;a-ab ") Diskusi dan tanya ja-ab oleh fasilitator

'egiatan diskusi dia-ali dengan pemberian materi oleh fasilitator. 'onselor memberikan tanggapan dengan menyampaikan beberapa pertanyaan terkait materi yang diberikan dan fungsi konselor sebaya itu sendiri. $) Diskusi dan tanya ja-ab oleh konselor 'egiatan diskusi dan tanya ja-ab konselor ini dilakukan di dalam sebuah kelompok kecil. 'onselor menyampaikan terlebih dahulu beberapa materi tentang ASI. Sasaran memberikan tanggapan dengan mengajukan pertanyaan kepada konselor. c. Pre-Post Test (ida%ati# ,iri Narapidana N r 4. Pengar h Peremp an di Emotional Lem'aga

5reedin Te*hni6 e +E5T- terhadap Pening"atan (arga Pemas%ara"atan Kelas IIA Bogor. 7a"arta1 2niversitas Indonesia# .//3 ") Pre-Posttest konselor Pada tahap Pretest! diberikan -aktu selama "* menit kepada "# konselor untuk menja-ab soal yang diberikan. ,asil pretest digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan tentang ASI oleh fasilitator. Posttest dilaksanakan dengan memberikan soal yang sama kepada "# konselor. 'onselor diberikan -aktu "* menit untuk menja-ab soal yang diberikan. ,asil posttest digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan sesudah diberikan penyuluhan tentang ASI oleh fasilitator. $) Pre-Post Test kepada sasaran Pada tahap Pretest! diberikan -aktu "# menit kepada * sasaran yang diba-ahi oleh masing7masing konselor untuk menja-ab soal yang diberikan. ,asil pretest digunakan

untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan konseling tentang ASI oleh konselor. Posttest dilaksanakan dengan memberikan soal yang sama kepada * sasaran yang diba-ahi oleh masing7masing konselor. Sasaran diberikan -aktu "# menit untuk menja-ab soal yang diberikan. ,asil posttest digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan sesudah diberikan konseling tentang ASI oleh konselor. .. Sasaran Intervensi Kegiatan Dalam pelaksanaan promosi kesehatan dikenal adanya ( (tiga) jenis sasaran! yaitu (") sasaran primer! ($) sasaran sekunder dan (() sasaran tersier. Kementerian Kesehatan RI. Promosi Kesehatan di ,aerah Bermasalah Kesehatan# Pand an 'agi Pet gas Kesehatan di P s"esmas. 7a"arta# ./!! a) Sasaran Primer Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan

sesungguhnya adalah pasien! indi1idu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat. Ibu menyusui merupakan sasaran primer dalam kegiatan pemberdayaan konselor ASI sebaya ini. Mereka diharapkan dapat merubah baik pengetahuan maupun sikap tentang ASI 4ksklusif. b) Sasaran sekunder Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat! baik pemuka informal (misalnya pemuka adat! pemuka agama dan lain7lain) maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan! pejabat pemerintahan dan lain7lain)! organisasi kemasyarakatan dan media massa. Mereka diharapkan dapat

turut serta dalam upaya meningkatkan pengetahuan orang disekitarnya terkait ASI 4ksklusif. c) Sasaran =ersier Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan perundang7undangan di bidang kesehatan dan bidang7bidang lain yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam upaya meningkatkan cakupan ASI 4ksklusif dengan memberlakukan kebijakanAperaturan perundang7undangan ataupun menyediakan sumber daya (dana! sarana! dan lain7lain). d- Pengorganisasian Intervensi Kegiatan e- Ran*angan Pengem'angan Media Ada $ jenis media yang digunakan dalam kegiatan pemberdayan konselor ASI sebaya ini! yaitu& 8id%a9ati. Pengar h Pengetah an Pen% l han dan Si"ap Kesehatan Sis9a terhadap dalam Se"olah

Pen*egahan ,emam Berdarah ,eng e di Ke*amatan Medan ,enai. Medan1 2niversitas S matera 2tara# ./!/ ") Media cetak 0entuk media yang digunakan adalah buku saku yang diberikan kepada konselor sebagai bahan dasar pemberian konseling kepada sasaran. Media ini mengutamakan pesan7 pesan 1isual yang terdiri dari hambaran sejumlah kata! gambar atau foto dalam tata -arna. Ada beberapa kelebihan dari media cetak ini! antara lain tahan lama! biaya rendah! mudah diba-a kemana7mana serta mudah pembuatannya. $) Media 4lektronik 0entuk media yang digunakan adalah 1ideo yang berisi informasi tentang ASI 4ksklusif. Media ini merupakan

media yang bergerak dan dinamis dapat dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elktronika. Media elktronika memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dipahami! lebih menarik! mengikut sertakan banyak ($#"") indera! penyajinya dapat dikendalikan dapat diulang7ulang. Penelitian yang dilakukan oleh 4lfian dkk mengemukakan terdapat perbedaan efektifitas saat diberikan penyuluhan dengan media dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan berupa 1ideo dibandingkan dengan media seperti flipchart. : l"arnain# El&ian.# d"". Per'edaan E&e"ti&itas antara Metode Pen% l han dengan 5lip*hart dan Mengg na"an Video $ompa*t ,is* +V$,- dalam Mening"at"an Pengetah an dan Si"ap I' 7em'er# ./!! &- Indi"ator Ke'erhasilan Eval asi Pelatihan Kader Pos%and 0erikut e1aluasi input! proses! ,esa Mela% dan output Ilir terhadap (amil terhadap Inisiasi Men% s i ,ini. 7em'er1 2niversitas

pelaksanaan pelatihan kader posyandu Desa Melayu Ilir& a. Eval asi Inp t Input yang terdapat pada kegiatan pelatihan kader

posyandu diantaranya adalah materi pelatihan! pemberi materi! metode pelatihan! dan hasil pretest kader. 0erikut e1aluasi berdasarkan input pada kegiatan pelatihan kader posyandu& ") Materi Pelatihan 0erdasarkan hasil identifikasi masalah secara garis

besar masalah kesehatan yang berkaitan dengan prioritas pemecahan masalah antaralain status gi6i! status imunisasi

bayi! imunisasi ==! biaya persalinan! stiker P)'! kunjungan posyandu! dan pengadaan alat penunjang posyandu yang minim. 0erikut tabel mengenai inter1ensi pemberian materi terhadap permasalahan kesehatan yang telah diidentifikasi&

Ta'el

;.!

Intervensi Pem'erian Materi Terhadap Permasalahan Kesehatan di ,esa Mela% Ilir

No . ".

$.

(.

). *.

+.

2.

Materi Pelatihan Masalah Kesehatan Kader Penilaian status gi6i Status gi6i kurang yang balita dan pelatihan masih tinggi yaitu pengisian 'MS sebesar )(!)8/ 3akupan status Pengenalan imunisasi secara manfaat! dampak! lengkap yang masih dan metode minim yaitu sebesar imunisasi. $)!$)/ Pengenalan 3akupan status manfaat! dampak! imunisasi == secara dan metode lengkap yang masih imunisasi minim Materi mengenai 0iaya persalinan atau tata cara dan syarat minimnya penggunaan penggunaan ;ampersal ;ampersal Materi mengenai Minimnya penggunaan manfaat Stiker P)' stiker P)' a. Materi mengenai pengenalan posyandu guna meningkatkan pengetahuan kader. b. Materi pelatihan mengenai teknik komunikasi dan penyuluhan yang baik bagi kader Minimnya kunjungan agar informasi ibu ke posyandu dapat disampaikan secara jelas. c. Pelatihan instrument posyandu guna meningkatkan skill atau kemampuan kader. Materi Perilaku ,idup 0ersih dan 7 Sehat 0erdasarkan tabel! diketahui bah-a materi yang

diberikan kepada kader posyandu telah sesuai dengan

masalah

yang

diidentifikasi

secara

garis

besar

yang

berkaitan dengan prioritas pemecahan masalah. Materi juga telah ditambah dengan materi mengenai Perilaku ,idup 0ersih dan Sehat yang ditujukan sebagai materi pendukung terhadap pelatihan kader. $) Pemberi Materi 0erdasarkan pelaksanaan kegiatan! diketahui pemberi materi pada setiap materi yang diberikan. 0erikut tabel mengenai daftar pemberi materi pelatihan kader posyandu. Ta'el ;.. Pem'eri Materi Pelatihan Pos%and No. Materi Pem'eri Materi 'epala BP= Dinkes ". ;ampersal dan P)' Puskesmas Dalam Pagar 'epala 0agian @i6i Penilaian status gi6i $. Puskesmas Dalam balita di posyandu Pagar 'epala 0agian (. Pelatihan P,0S Promkes Puskesmas Dalam Pagar Pengenalan ). Mahasis-a Posyandu Pelatihan pelayanan *. dan penyuluhan Mahasis-a posyandu +. Pengisian 'MS Mahasis-a 2. Status Imunisasi Mahasis-a Pelatihan Instrumen 8. Mahasis-a Posyandu 0erdasarkan tabel diketahui bah-a sebanyak ( materi telah disampaikan bidang oleh materi oleh ahli maupun dan petugas * yang materi telah ini

menguasai disampaikan mempelajari

tersebut mahasis-a yang

sebanyak

kesehatan

yang

diberikan

tersebut.

,al

membuktikan bah-a pemberi materi telah sesuai dengan materi yang berkaitan dengan kesehatan. () Metode pelatihan 0erdasarkan pelaksanaan kegiatan! diketahui metode pelatihan pada setiap materi yang diberikan. 0erikut tabel mengenai metode pemberian dan pelatihan materi pelatihan kader posyandu.

Ta'el ;.< Pem'eri Materi Pelatihan Pos%and No. Materi Metode 3eramah dan tanya ". ;ampersal dan P)' ;a-ab Penilaian status gi6i 3eramah dan =anya $. balita di posyandu ;a-ab 3eramah dan =anya (. Pelatihan P,0S ;a-ab Pengenalan 3eramah dan =anya ). Posyandu ;a-ab Pelatihan pelayanan 3eramah dan =anya *. dan penyuluhan ;a-ab posyandu 3eramah! =anya +. Pengisian 'MS ;a-ab! dan simulasi

2. 8.

3eramah dan =anya ;a-ab Pelatihan Instrumen 3eramah! =anya Posyandu ;a-ab! dan simulasi Status Imunisasi 0erdasarkan tabel diketahui bah-a ) materi

dissampaikan dengan metode ceramah dan tanya ja-ab! sedangkan $ materi yang berhubungan dengan praktek kader di posyandu disampaikan dengan metode ceramah! tana ja-ab! dan simulasi. ,al ini membuktikan bah-a metode penyampain materi telah sesuai dengan materi dan praktek kader posyandu. )) ,asil Pretest kader 41aluasi input dilakukan dengan penilaian terhadap pengetahuan kader posyandu sebelum dilakukan pelatihan! untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader sebelum pelatihan. 41aluasi dilakukan dengan penilaian pretest dari peserta pelatihan. Ta'el ;.= (asil Pretest Kader Pos%and ,esa Mela% Ilir 5o . Inisial .t Preetest ". 5A " +( $. S $ *( (. MM ( +# ). MC ( +# *. M? ( *# +. M5 ( ++ 2. A ( *( 8. .A ( 2# >. ' ( ++ ,asil pretest ini menunjukkan bah-a tingkat mengamati hasil

pengetahuan kader posyandu di Desa Melayu Ilir sebelum

diberikan pelatihan masih rendah. 0erdasarkan klasifikasi penilaian yaitu nilai *#7*> dikategorikan rendah! nilai +#7+> masuk kategori cukup! nilai 2#72> masuk kategori baik! dan nilai D8# masuk kategori sangat baik! dapat terlihat bah-a sebanyak ( orang kader (((!(/) memiliki tingkat

pengetahuan yang rendah. 'emudian sebanyak * orang kader (**!*/) memiliki tingkat pengetahuan cukup! dan sisanya hanya " orang kader (""!"/) yang memiliki tingkat pengetahuan baik. sedangkan rata7rata nilai preetest kader adalah +#!" yang berarti bah-a nilai ini masih dalam kategori cukup. '.Eval asi Proses 41aluasi proses pada pelatihan kader posyandu dilakukan dengan cara menilai antusias! keaktifan dan absensi kehadiran kader saat pelatihan. Selama pelatihan kader sangat antusias dan aktif memberikan pertanyaan kepada pemateri atau fasilitator. Ta'el ;.> ,a&tar (adir Kader Pelatihan ,esa Mela% Ilir $*727$#"( 5o Inisial .t ,adir ". 5A " ,adir $. S $ ,adir (. MM ( ,adir ). MC ( ,adir *. M? ( ,adir +. M5 ( ,adir 2. A ( ,adir 8. .A ( ,adir >. ' ( Kader Pos%and $+727 $#"( ,adir ,adir ,adir ,adir ,adir =idak ,adir ,adir ,adir ,adir

0erdasarkan

tabel

diatas

absensi

kehadiran

kader

posyandu pada pelatihan kader mengalami penurunan sebesar ""!""/ pada hari kedua. ,al tersebut disebabkan karena akti1itas pekerjaan kader tersebut. 5amun jumlah kader yang hadir sudah mencapai target dari indikator keberhasilan sebesar 8#/! untuk hari pertama target mencapai >#/! yaitu sebanyak > orang hadir dari "# target sasaran. Sedangkan hari kedua! mencapai target 8#/! yaitu sebanyak 8 orang yang hadir dari "# orang target sasaran. *. Eval asi 4 tp t 41aluasi output dilakukan dengan menilai pada $ aspek yaitu perubahan pengetahuan dan perbaikkan administrasi. ") 41aluasi Pengetahuan 41aluasi pengetahuan dilakukan dengan menilai hasil posttest dan membandingkan dengan hasil pretest. Ta'el ;.; (asil Pretest dan Posttes Kader Pelatihan Kader Pos%and Preete 'et 5o Inisial .t st Postest naik " 5A " +( 2+ naik $ S $ *( 8+ naik ( MM ( +# 8( naik ) MC ( +# >+ naik * M? ( *# 2+ 7 + M5 ( ++ 7 naik 2 A ( *( 8# naik 8 .A ( 2# >+ turun > ' ( ++ )+ ,asil pretest dan posttest menunjukkan bah-a terjadinya peningkatan sebesar 22!8/! yang mengalami

penurunan

pengetahuan

sebesar

""!"/

dan

""!"/

missing data. Missing data terjadi karena kader tersebut tidak hadir pada saat posttest! sehingga tidak dapat dinilai perubahan tingkat pengetahuannya. ,asil tersebut diuji secara statistik dengan menggunakan Bji Dependent TTest hasilnya menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan antara pengetahuan kader sebelum dilakukan pelatihan dengan setelah dilakukan pelatihan pada kader posyandu di Desa Melayu Ilir! perbedaan tersebut

memperlihatkan adanya peningkatan pengetahuan. ,asil tersebut sama halnya dengan hasil penelitian =in

Suharmini ($#"$) yang berfokus pada materi pelatihan tumbuh kembang anak usia dini! pelatihan kader posyandu memberikan dampak bertambahnya pemahaman para kader posyandu mengenai karakteristik tumbuh kembang anak usia dini dan bertambah pula keterampilan dalam mendeteksi secara dini disfungsi tumbuh kembang anak ("#)). $) 41aluasi terhadap administrasi posyandu Dari hasil kegiatan pelatihan posyandu tersebut terjadi dua perubahan adminitrasi menuju perbaikan yaitu& a) =erbentuknya struktur organisasi kelompok kerja (Pokja) Posyandu desa Melayu Ilir! yang distribusinya merata ke setiap -ilayah .=.

b)

=erbitnya surat keputusan resmi (S') 'epala desa Melayu Ilir untuk pengesahan strukur organisasi pokja posyandu di Desa Melayu Ilir secara administratif.

c)

Adanya

perbaikkan

form

pencatatan

kegiatan

posyandu yang lebih lengkap! sehingga memudahkan tenaga kesehatan ataupun pihak lainnya untuk

melakukan inter1ensi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai