Anda di halaman 1dari 45

GIZI PADA PENYAKIT JANTUNG

dr. Reni Zuraida, M.Si Blok Kardiologi


Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung 8 Juni 2010

PREVALENSI AND INSIDENSI


Dari 61 juta orang Amerika dg CVD (Cardiovascular Disease), 13 juta CHD (Coronary Heart Disease) Framingham Heart Study : 7 per 1000 laki-laki usia 35-44 thn 68 per 1000 laki-laki usia 85-94 thn Wanita 10-15 thn kemudian baru terkena CHD setelah laki-laki

PREVALENSI AND INSIDENSI


82% CHD pd wanita diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat : diet yg tdk sehat, kurangnya aktivitas, merokok, dan overweight

PREVALENSI AND INSIDENSI

INDONESIA
Penyakit kardiovaskuler (PKV) terutama PJK merupakan penyakit revalen dan mjd pembunuh utama dinegara2 industri. Di Indonesia PKV menurut SKRT : 1972 : PKV menduduki urutan ke-l1, 1986 : menduduki muffin ke-3, dan 1992 : penyebab kematian pertama ( > 40 tahun ) 1995 : penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian pertama pada usia dewasa (di atas 35 tahun) untuk wilayah perkotaan dan penyebab kematian kedua untuk wilayah pedesaan di Indonesia (Jalal & Atmojo 1998).

PREVALENSI AND INSIDENSI


Di Indonesia : Saat ini penyakit jantung tidak hanya diderita oleh orangtua, melainkan juga segala usia. Penyebab umumya adalah gaya hidup yang tidak sehat, antara lain kebiasaan merokok, kurang olahraga dan stres.

MORTALITY
Sampai usia 65 thn :
Pria kulit hitam laju kematian krn CHD tertinggi, disusul oleh pria kulit putih Wanita kulit hitam laju kematian krn CHD lebih tinggi daripada wanita kulit putih Secara keseluruhan : pria yg meninggal krn CHD > wanita

25% penurunan CHD karena dilakukan pencegahan, 75% oleh perubahan kebiasaan yg mempengaruhi faktor risiko

PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI


Penyebab utama CHD adalah aterosklerosis perubahan struktur dan komposisi lapisan intima arteri mengakibatkan aliran darah tidak mencukupi.

Aterosklerosis
Aterosklerosis etiologinya adalah multifaktorial tetapi ada berbagai keadaan yang erat kaitannya dengan aterosklerosis yaitu : 1. Faktor Genetik/Riwayat Keluarga dan PJK, 2. Stroke, 3. Penyakit Pembuluh Darah Perifer, 4. Usia, 5. Kelamin Pria, 6. Kebiasaan Merokok, 7. DISLIPIDEMIA Faktor resiko utama 8. Hipertensi, 9. Obesitas, 10. Diabetes Melitus, 11. Kurang Aktifitas Fisik dan 12. Menopause.

PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI


Penyebab utama CHD adalah aterosklerosis perubahan struktur dan komposisi lapisan intima arteri mengakibatkan aliran darah tidak mencukupi.

PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI


Aterosklerosis :
Pd coronary arteries MI dan angina Pd cerebral arteries stroke Pd peripheral circulation intermittent claudication (rasa nyeri pd kaki atau tungkai sewaktu berjalan dan sembuh sehabis istirahat) dan gangrene (kematian jaringan tubuh setempat krn gangguan peredaran darah)

(Tear =sobekan)

ATHEROSCLEROSIS

ATHEROSCLEROSIS Some of the factors that cause endothelial injury are : Hypercholestrolemia Oxidized LDL Hypertension Cigarette smoking Diabetes Obesity Homocysteine Diets high in saturated fat and cholesterol

PREVENTION OF CHD
The primary prevention of CHD involves the assessment and management of risk factors in asymptomatic person. Person with multiple risk factors are the target population for primary prevention Risk factor reduction has been shown to reduce CHD even in older adults, and thus is warranted (garansi, jaminan) for all ages

PREVENTION OF CHD
Blood Lipid and Lipoprotein
A high serum cholesterol level causes CHD and mortality Lipoproteins have come to the forefront as predictors of risk Lipoprotein :
1. Chylomicron 2. VLDL 3. IDL 4. LDL 5. HDL

PREVENTION OF CHD
Total Cholesterol
A total cholesterol measurement captures cholesterol contained in all lipoprotein fractions : 60-70% is carried on LDL, 20-30% on HDL, and 10-15% on VLDL. There is a direct, positive relationship between total serum cholesterol and CHD

PREVENTION OF CHD
Total Cholesterol
Populations that consume diets high in saturated fatty acids have increased blood cholesterol levels and CHD incidence and mortality. Within populations, the blood cholesterol level is a positive, strong predictor of CHD mortality. Lowering total cholesterol and LDL-C reduces CHD risk. A 10% reduction in total cholesterol would decrease CHD incidence by about 30%

PREVENTION OF CHD

Total Cholesterol
Numerous factors affect serum cholesterol levels, including age; diets high in fat, saturated fat, and cholesterol, genetics; endogenous sex hormones, exogenous steroids, drugs, body weight; glucose tolerance; physical activity level; diseases (diabetes, thyroid, liver); and season of the year

PREVENTION OF CHD Total Triglycerides (TG)


The TG-rich lipoproteins include chylomicrons, VLDL, and any remnants or intermediary products formed in catabolism IDL, chylomicrons and VLDL remnants are known to be atherogenic.

PREVENTION OF CHD Total Triglycerides (TG)


Postprandial TG measurements may be more predictive of CHD risk than fasting levels, with endothelial dysfunction seen after consumption of a high-fat meal as one posible explanation

PREVENTION OF CHD

Total Triglycerides (TG)


TG levels are classified as :
normal (<150 mg/dl) borderline high (150-199 mg/dl) high (200-499 mg/dl) very high (>500 mg/dl)

DISLIPIDEMIA
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL Triad Lipid.
Tujuan dari diet ini : Untuk mencukupkan kadar kolesterol yang ada dalam darah, yang secara tidak langsung bersamaan dengan proses pengurangan berat badan.

Pedoman Klinis Kadar Lipid Sehubungan Dengan Resiko PKV


Angka patokan kadar lipid yang memerlukan pengelolaan, penting dikaitkan dengan terjadinya komplikasi kardiovaskuler. Dari berbagai penelitian jangka panjang di negara-negara barat, yang dikaitkan dengan besarnya resiko untuk terjadinya PKV, dikenal Patokan Kadar Kolesterol Total sbb :

1. Kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman (desirable) adalah < 200 mg/dll
2. Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai dikendalikan (bordeline high) adalah 200-23 9 g/dl

3. Kadar yang tinggi dan berbahaya bagi pasien (high) adalah mg/dl .

> 240

Konsensus Dislipidemia Indonesia


Aspek diet yg perlu diperhatikan dalam menangani dislipidemia: 1. Gizi Seimbang 2. Lemak Total 3. Lemak jenuh 4. Lemak tidak jenuh rantai tunggal 5. Lemak tidak jenuh rantai ganda 6. Kolesterol 7. Protein 8. Karbohidrat 9. Keseimbangan kalori 10. Serat 11. Alkohol 12. Garam

Konsensus Dislipidemia Indonesia


Aspek diet yang perlu diperhatikan dalam menangani dislipidemia: 1. Gizi Seimbang Diet terapeutik apapun harus memadai dalam keseimbangan zat-zat gizi/diet seimbang sesuai dengan nilai kecukupan yang dianjurkan. Pada pelaksanaannya harus terdiri dari bermacam-macam makanan dari semua kelompok makanan dengan mengacu pada slogan "4 sehat 5 sempurna". 2. Lemak Total Lemak total pada Diet Tahap I dan Diet Tahap II sebaiknya < 30% kalori total. Pengurangan lemak total mempermudah pengurangan lemak jenuh (penurunan berat badan pada pasien dengan obesitas).

Pengurangan asupan lemak total dapat dicapai dengan 2 cara :


a. Cara pertama, karbohidrat kompleks dapat menjadi substitusi isokalori b. Cara yang kedua, lemak yang tinggi asam lemak jenuh dapat dihilangkan dari diet tanpa penggantian

Lanjutan..konsensus dislipidemia indonesia


3. Lemak Jenuh Lemak jenuh terdiri dari 3 asam lemak utama yang dapat meningkatkan kolesterol yang mempunyai panjang rantai karbon 12 (asam laurat), 14 (asam miristat) dan 16 (asam palmitat). Makanan yang kaya ketiga asam lemak jenuh ini adalah target utama yang harus dikurangi.

4. Lemak Tidak Jenuh Rantai Tunggal Pada kedua tahap diet terapeutik, lemak tak jenuh rantai tunggal, terutama asam oleat, dapat mencapai 15% kalori total.

Lanjutan..konsensus dislipidemia indonesia


5. Lemak Tidak Jenuh Rantai Ganda Ada dua kelompok utama lemak tak jenuh rantai ganda, yang biasa disebut asam lemak omega-6 dan omega-3. Asam lemak omega-6 utama adalah asam linoleat. Substitusi lemak jenuh tinggi dengan makanan kaya asam linoleat menghasilkan penurunan kadar kolLDL.

6. Kolesterol Studi epidemiologis menunjukkan bahwa peningkatan asupan kolesterol meningkatkan rata-rata kadar kolesterol serum pada suatu populasi sehingga meningkatkan resiko PKV

Klasifikasi Asam Lemak


Nomenklatur JENUH Rantai pendek Butirat Kaproat Rantai sedang Kaprilat Kaprat Rantai panjang 8:0 10:0 Minyak kelapa Minyak kelapa, sawit 4:0 6:0 Mentega Mentega Nomen pendek Sumber

Laurat
Miristat Palmitat Stearat

12:0
14:0 16:0 18:0

Minyak kelapa
Mentege, m.kelapa, pala Lemak hewan,minyak tumbuhan Lemak hewan,minyak tumbuhan

Lanjutan..klasifikasi asam lemak


Nomenklatur
TIDAK JENUH Tunggal Oleat Ganda Omega-6/linoleta Arakidonat Omega 3/linolenat Eikosapentaenoat/EPA Dokosaheksaenoat/DHA 18:2 20:4 18:3 20:5 22:6 Minyak jagung, kapas, kc kedelai,wijen, bunga matahari, minyak biji2an Minyak kacang tanah Minyak kc kedelai, kecambah, gandum Minyak ikan tertentu ASI, minyak ikan tertentu 18:1 Sebagian besar lemak & minyak terutama minyak zaitun

Nomen pendek

Sumber

CASTROL OIL

CORN OLI

Cottonseed oil

Fish Oil

Linseed Oil

Peanut Oil

Palm

Soybean Oil

Rapeseed Oil Sesame Oil

Walnut

Flaxseed

Turnips

Lanjutan..konsensus dislipidemia indonesia


7. Protein Asupan protein pada Diet Tahap I dan Diet Tahap II rata-rata adalah 15% dari kalori total. Pada beberapa hewan penelitian, protein nabati (contohnya protein kedelai) menurunkan kadar kolesterol dibandingkan dengan protein hewan;

8. Karbohidrat Karbohidrat sebaiknya merupakan penyumbang > 55% dari jumlah kalori total pada Diet Tahap I dan Diet Tahap II, dan sebaiknya berupa karbohidrat kompleks.

Lanjutan..konsensus dislipidemia indonesia


9. Keseimbangan kalori Obesitas yang merupakan akibat ketidakseimbangan asupan kalori tubuh sehari-hari harus dicegah dalam penanganan dislipidemia. Keseimbangan positif antara asupan kalori dan penggunaan energi sering meningkatkan kadar kolesterol pada fraksi VLDL dan LDL, meningkatkan trigliserida, menurunkan kol-HDL dan meningkatkan tekanan darah. Penurunan berat badan akan menurunkan kadar kolesterol total pada banyak orang, menurunkan kol-LDL dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kol-HDL.

Lanjutan..konsensus dislipidemia indonesia


10. Serat Serat makanan adalah polimer karbohidrat yang tak dapat dicerna. Satu jenis serat dapat larut dalam air; jenis ini menambah massa feses (tinja) & membantu menormalkan fungsi kolon. Serat yang larut dalam air, misalnya pektin (apel, kesemek), beberapa jenis gum, mempunyai potensi menurunkan kolesterol. Asupan serat dalam menu sehari-hari sebaiknya 20-30g/hari untuk orang dewasa.

Lanjutan..konsensus dislipidemia indonesia


1. Alkohol Alkohol mempengaruhi metabolisme lipoprotein beberapa cara : a. meningkatkan konsentrasi trigliserida serum dan b. meningkatkan kadar kol-HDL, namun belum jelas apakah peningkatan kol-HDL yang diinduksi oleh alkohol mempunyai efek proteksi terhadap PKV asupan alkohol tidak dapat direkomendasikan 2. Garam Tekanan darah berhubungan dengan asupan natrium. Banyak bukti ilmiah pembatasan asupan garam dapur (natrium klorida) akan menurunkan rata-rata tekanan darah dan mengurangi resiko PKV.

Instalasi Gizi RSCM Diet Dislipidemia terdiri dari dua jenis : 1. Dislipidemia tahap I mengandung kolesterol dan lemak jenuh lenih tinggi dari diet tahap II 2. Dislipidemia tahap II Lama pemberian diet : Keberhasilan diet diukur dengan mengukur kadar kolesterol darah setelah 4-6 minggu dan 3 bulan dg diet tahap I jika tidak tercapai, perlu dinilai penerimaan dan kepatuhan pasien terhadap diet ini. Jika tujuan tidak tecapai biarpun pasien patuh pindah ke diet tahap II

STANDAR DIET DISLIDEMIA TAHAP I


Bahan makanan Nasi Energi (kkal) 1200 2,5 1600 3,5 2000 5,5 2500 6,5

Ikan
Daging Tempe Sayuran Buah Susu Minyak kelapa sawit Gula

2
1/2 3,5 2 3 2,5 10

3
1 4 3 3 4 10

3
1 4 3 3 1 5 10

4
1,5 5,5 3 4 2 6 10

NILAI GIZI TAHAP I


Nilai Gizi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Lemak jenuh (g) Kolesterol (g) Karbohidrat (g) Serat (g)

Energi (kkal)
1200 1201 47 15,7% 29,5 22,1% 12,4 9,3% 173,8 180 59,9% 22,1 1600 1602 65 16% 43 24% 13,3 7,4% 140 229 57% 23 2000 2002 73 14,5% 48 21,5% 14,3 6,4% 135 309 61,7% 23 2500 2477 95 15% 62 22% 16,1 6% 192,5 371 60% 25,5

STANDAR DIET DISLIDEMIA TAHAP II


Bahan makanan Nasi Energi (kkal) 1200 2,5 1600 4 2000 5,5 2500 6,5

Ikan
Daging Tempe Sayuran Buah Susu Minyak jagung Gula

2,5
1 3 2 3 3 10

2
1,5 3 3 3 3 10

2
1,5 4 3 3 1 5 10

4
1,5 5 3 4 2 6 10

NILAI GIZI TAHAP II


Nilai Gizi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Lemak jenuh (g) Kolesterol (g)

Energi (kkal)
1200 1217 51,5 1600 1576 64 2000 1976 72 2500 2451 94

17%
34 25% 4,5 3,2% 121,5

16,4%
43 24,6% 5,3 3% 133,7

14,6%
48 22,2% 6,0 2,7% 133,8

15,3%
62 22,8% 7,8 2,8% 366

Karbohidrat (g)
Serat (g)

58%
44

56,7%
23

61,8%
23,03

59,7%
26,4

Anda mungkin juga menyukai