Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Sorotan terhadap perkembangan sosial ekonomi belakangan ini semakin marak. Meskipun tak secara terang-terangan, jelas masalah yang hendak dikemukakan adalah praktek dunia usaha yang tak sehat. Membicarakan persoalan moral yang sering dianggap oleh umum sebagai tindakan "sok suci", belakangan mulai bias dipahami. Banyak seminar, tulisan serta komentar-komentar para cendekiawan mengenai topik-topik krisis moral : korupsi, kolusi, oligopoli, manipulasi dan sebagainya. Bahkan, kini bermunculan lembaga-lembaga sosial yang secara spesifik menangani persoalan etika, seperti etika bisnis dan etika profesi. enomena ini menandai adanya suatu kesadaran untuk mencari alternatif solusi persoalan sosial di luar pertimbangan material dan rasional semata, tetapi juga pertimbangan - petimbangan etik. !rang mulai percaya bahwa krisis politik, ekonomi lingkungan hidup, serta budaya seperti belakangan kita hadapi, bukan saja karena kesalahan epistemologi dan manajemen, tetapi justru berakar pada sikap mental manusia sebagai pelaku. Misalnya, menurut pengamat asing krisis moneter sekarang ini disebabkan oleh melemahnya kepercayaan pasar terhadap perekonomian kita, yang salah satunya tidak transparan. "tas dasar keprihatinan semacam itulah barangkali belakangan ini kita melihat upaya-upaya mencari rumusan-rumusan etika kontemporer yang lebih tepat. Berbagai isu yang berhubungan dengan #orporate $o%ernance - disingkat CG- menjadi populer di &ndonesia di penghujung abad ke-'(, tepatnya setelah terjadinya krisis ekonomi dalam bulan )uni *++,. &su semacam itu menguat kembali setelah runtuhnya beberapa raksasa bisnis dunia seperti -nron and .orld#om di "S*, dan tragedi jatuhnya /&/ dan !ne-tel di "ustralia pada permulaan abad ke '*. &su #$ semakin gempar setelah berbagai lembaga keuangan multilateral, seperti .orld Bank dan "0B mengungkap bahwa penyebab krisis keuangan yang melanda berbagai negara, terutama di "sia, tak lain adalah buruknya pelaksanaan #orporate $o%ernance. 0alam hal ini, &ndonesia merupakan 1egara yang paling menderita serta paling lambat bangkit dari dampak tersebut 2"0B '(((3. 0i &ndonesia, krisis ekonomi ini telah berkembang dan bersifat multi dimensi, karena diikuti krisis politik serta berbagai masalah dalam negeri lainnya. /al ini diperparah oleh lemahnya mekanisme berbagai institusi penyangga sistem perekonomian negara. 4eadaan menjadi semakin parah karena rendahnya kadar penegakan hukum sebagai benteng terakhir yang diharapkan dapat menjamin tegaknya aturan dan berjalannya system yang ada. "palagi, larinya modal dalam negeri ke negara lain 2 capital flights3 sangat besar jumlahnya, sehingga secara teknis menyebabkan &ndonesia dianggap bangkrut. 0alam kondisi demikian, tidak mengherankan bila lembaga keuangan

terbesar di dunia 2&M 3 datang menawarkan program penyelamatan ekonomi kepada &ndonesia. 5embaga ini mensyaratkan adanya perbaikan serta peningkatan praktik #$ di &ndonesia 24urniawan 6 &ndriantoro '(((3. Letter of intent yang ditandatangani pemerintah 7& bersama lembaga ini menjadi tonggak awal dimulainya reformasi sistem #$ nasional secara legal-formal'. /al ini diwujudkan melalui pembentukan 84omite 1asional Mengenai 4ebijakan #orporate $o%ernance9 melalui 4eputusan Menteri 4oordinator Bidang -kuin tahun *+++. :ada tahun berikutnya, dihasilkan kode etik untuk pelaksanaan #$ melalui 8#ode for $ood #orporate $o%ernance9 2'(((3. 1amun demikian, hingga tulisan ini selesai, penerapan kode etik itu belum bersifat wajib 2mandatory3 atau masih bersifat himbauan 2optional3 dan hanya ditujukan pada perusahaan yang tercatat di pasar modal. Masalahnya sekarang, #orporate $o%ernance itu harus seperti apa;

BAB II PERMASALAHAN Berbagai isu yang berhubungan dengan #orporate $o%ernance - disingkat CGmenjadi popular di &ndonesia di penghujung abad ke-'(, tepatnya setelah terjadinya krisis ekonomi dalam bulan )uni *++,. &su semacam itu menguat kembali setelah runtuhnya beberapa raksasa bisnis dunia seperti -nron and .orld#om di "S*, dan tragedi jatuhnya /&/ dan !ne-tel di "ustralia pada permulaan abad ke '*. &su #$ semakin gempar setelah berbagai lembaga keuangan multilateral, seperti .orld Bank dan "0B mengungkap bahwa penyebab krisis keuangan yang melanda berbagai negara, terutama di "sia, tak lain adalah buruknya pelaksanaan #orporate $o%ernance. 0alam hal ini, &ndonesia merupakan negara yang paling menderita serta paling lambat bangkit dari dampak tersebut 2"0B '(((3. 0i &ndonesia, krisis ekonomi ini telah berkembang dan bersifat multi dimensi, karena diikuti krisis politik serta berbagai masalah dalam negeri lainnya. /al ini diperparah oleh lemahnya mekanisme berbagai institusi penyangga sistem perekonomian negara. 4eadaan menjadi semakin parah karena rendahnya kadar penegakan hukum sebagai benteng terakhir yang diharapkan dapat menjamin tegaknya aturan dan berjalannya sistem yang ada. "palagi, larinya modal dalam negeri ke negara lain 2 capital flights3 sangat besar jumlahnya, sehingga secara teknis menyebabkan &ndonesia dianggap bangkrut. 0alam kondisi demikian, tidak mengherankan bila lembaga keuangan terbesar di dunia 2&M 3 datang menawarkan program penyelamatan ekonomi kepada &ndonesia. 5embaga ini mensyaratkan adanya perbaikan serta peningkatan praktik #$ di &ndonesia 24urniawan 6 &ndriantoro '(((3. Letter of intent yang ditandatangani pemerintah 7& bersama lembaga ini menjadi tonggak awal dimulainya reformasi sistem #$ nasional secara legal-formal'. /al ini diwujudkan melalui pembentukan 84omite 1asional Mengenai 4ebijakan #orporate $o%ernance9 melalui 4eputusan Menteri 4oordinator Bidang -kuin tahun *+++. :ada tahun berikutnya, dihasilkan kode etik untuk pelaksanaan #$

'

melalui 8#ode for $ood #orporate $o%ernance9 2'(((3. 1amun demikian, hingga tulisan ini selesai, penerapan kode etik itu belum bersifat wajib 2mandatory3 atau masih bersifat himbauan 2optional3 dan hanya ditujukan pada perusahaan yang tercatat di pasar modal. Masalahnya sekarang, #orporate $o%ernance itu harus seperti apa; semua bidak berfungsi<berperan dan berjalan sesuai dengan aturan mainnya, sehingga permainan dapat dilaksanakan secara baik. Sebagai sebuah sistem, permainan akan menjadi lancar dan menarik, jika semua komponennya berjalan sesuai dengan fungsi atau peranannya dan berinteraksi secara harmoni. Sebaliknya, jika bidak dan pemain tidak mengikuti aturan main yang ditetapkan, akan terjadi kekacauan 2disorder3 dengan akibat tidak tercapainya tujuan permainan yang diinginkan. :ada intinya, system adalah adalah kesatuan antar komponen sehingga bila satu komponen berjalan menyimpang, maka system akan menjadi kacau. 0ari metafora di atas, jelas bahwa #$ sebenarnya merupakan suatu sistem=, yang terdiri dari berbagai perangkat<kelembagaan serta aturan main 2code of conduct3 dan hukum yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan 2cheks and balances3 agar sistem dapat bekerja secara optimal. Secara umum, #$ dapat dibedakan dengan fenomena manajemen lainnya melalui pemahaman istilah sederhana berikut. Manajemen dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang akan menjamin bahwa segala sesuatu >dilakukan secara benar? 2doing things right3 atau manajemen berhubungan dengan akti%itas manages the >things? 2@akala *++A3. Sementara #$ adalah mekanismeB untuk >melakukan sesuatu yang benar, secara benar? 2doing the right things right3, dengan penekanan makna pada >the right things?. Melalui pembedaan yang sangat mendasar ini, terlepas dari setuju atau tidaknya seseorang, pembelajaran yang bisa dipetik dalam hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 4onsep manajemen, merupakan hal yang sudah dikenal, diterapkan untuk jangka waktu panjang dan berkembang secara pesat. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, berbagai teknik manajemen telah menjadi semakin canggih dan %ariatif. @etapi konsep ini dianggap belum mampu menjawab pertanyaanC kenapa dengan manajemen yang canggih sekalipun, perusahaan kelas dunia seperti -nron bisa runtuh; Salah satu kelemahan dari konsep ini adalah tidak dipisahkannya prinsip yang >benar? dengan yang >salah? sebelum dilakukan 2do3 secara >benar?. "rtinya, terlepas dari apakah sesuatu hal itu >benar? atau >salah? semuanya dikerjakan >secara benar? atau telah sesuai dengan prosedur. 0alam kasus -nron, misalnya, pengelola perusahaan melalui teknik yang canggih dan meng-gunakan prosedur formal yang legal, mampu melakukan >dandanan? 2make-up3 sedemikian rupa terhadap kinerja usaha perusahaan sehingga mampu menutupi kondisi perusahaan yang sebenarnya. 0ibalik hal tersebut, sebagaimana terbukti belakangan, keadaan internal perusahaan ini jauh dari kondisi sehat 2Dandstra '(('3. Berbeda dengan konsep ini, #$ memberikan penekanan pada the right things sebelum dikerjakan secara benar. Berkaitan dengan ini hal yang paling mendasar adalah sebelum memutuskan atau melakukan sesuatu perlu dipertimbangkan apakah hal tersebut >benar? 2right3 atau >salah? 2wrong3 sebelum dilakukan 2do3 dengan >benar?. 0engan demikian, konsep #$ sama sekali tidak berlawanan dengan konsep manajemen, tetapi lebih bersifat saling mendukung satu sama lainnya. @egasnya, melakukan >sesuatu secara benar? adalah penting, tetapi memutuskan apakah

yang akan dilakukan itu adalah >sesuatu yang benar? merupakan hal yang lebih penting. "dalah sesuatu yang mudah diucapkan namun sulit untuk dilakukan jika kita berbicara mengenai kriteria suatu dikotomi antara sesuatum yang >benar? dengan >salah?. Menurut penulis, hal ini lebih bermuara kepada masalah moralitas, dan dalam konteks #$, aplikasi dari dikotomi ini berkaitan dengan etika bisnis indi%idu yang berada di dalam sebuah system 2akan dibahas lebih detail pada bagian kendala penerapan #$3. Berikut ini merupakan contoh-contoh kasus etika bisnis yang sebagian besar terjadi di &ndonesia: Manipulasi laporan keuangan :@ 4"& 0alam kasus tersebut, terdeteksi adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. &ni merupakan suatu bentuk penipuan yang dapat menyesatkan in%estor dan stakeholder lainnya. 4asus ini juga berkaitan dengan masalah pelanggaran kode etik profesi akuntansi. Skandal -nron, .orldcom dan perusahaan-perusahaan besar di "S .orldcom terlibat rekayasa laporan keuangan milyaran dollar "S. 0alam pembukuannya .orldcom mengumumkan laba sebesar ES0 =,A milyar antara )anuari '((* dan Maret '(('. /al itu bisa terjadi karena rekayasa akuntansi. :enipuan ini telah menenggelamkan kepercayaan in%estor terhadap korporasi "S dan menyebabkan harga saham dunia menurun serentak di akhir )uni '(('. 0alam perkembangannya, Scott Sullifan 2# !3 dituduh telah melakukan tindakan kriminal di bidang keuangan dengan kemungkinan hukuman *( tahun penjara. :ada saat itu, para in%estor memilih untuk menghentikan atau mengurangi akti%itasnya di bursa saham. 4asus :roduct 7ecall 4asus penarikan @ylenol oleh )ohnson 6 )ohnson dapat dilihat sebagai bagian dari etika perusahaan yang menjunjung tinggi keselamatan konsumen di atas segalanga, termasuk keuntungan perusahaan. )ohnson 6 )ohnson segera mengambil tindakan intuk mengatasi masalahnya. 0engan bertindak cepat dan melindungi kepentingan konsumennya, berarti perusahaan telah menjaga trustnya. 4asus obat anti nyamuk /it :ada kasus /it, meskipun perusahaan telah meminta maaf dan berjanji untuk menarik produknya, ada kesan permintaan maaf itu klise. :enarikan produk yang kandungannya bisa menyebabkan kanker tersebut terkesan tidak sungguhsungguh dilakukan. :roduk berbahaya itu masih beredar di pasaran. 4asus Baterai laptop 0ell 0ell akhirnya memutuskan untuk menarik dan mengganti baterai laptop yang bermasalah dengan biaya ES0 B,* juta. "danya %ideo clip yang menggambarkan bagaimana sebuah note book 0ell meledak yang telah beredar di internet membuat perusahaan harus bergerak cepat mengatasi masalah tersebut. 0ari ketiga kasus di atas, /it merupakan contoh yang kurang baik dalam menangani masalahnya. :aradigma yang benar yaitu seharusnya perusahaan memperhatikan adanya hubungan sinergi antara etika dan laba. 0i era kompetisi yang ketat ini, reputasi baik merupakan sebuah competiti%e ad%antage yang harus dipertahankan. 0alam jangka panjang, apabila perusahaan meletakkan

keselamatan konsumen di atas kepentingan perusahaan maka akan berbuah keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan. 0ugaan penggelapan pajak &M= diduga melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat :emberitahuan Masa :ajak :ertambahan 1ilai 2 S:@ Masa ::13 ke kantor pajak untuk tahun buku 0esember '((* dan 0esember '(('. )ika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, dapat direstitusi atau ditarik kembali. 4arena itu, &M= melakukan restitusi sebesar 7p FG,, miliar. ,G( penanam modal asing 2:M"3 terindikasi tidak membayar pajak dengan cara melaporkan rugi selama lima tahun terakhir secara berturut-turut. 0alam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen berkonspirasi dengan para pejabat tinggi negara dan otoritas terkait dalam melakukan penipuan akuntansi. Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga merugikan banyak pihak dan pemerintah. 4emungkinan telah terjadi mekanisme penyuapan 2bribery3 dalam kasus tersebut. :ihak pemerintah dan 0:7 perlu segera membentuk tim auditor independen yang kompeten dan kredibel untuk melakukan audit in%estigatif atau audit forensik untuk membedah laporan keuangan dari ,G( :M" yang tidak membayar pajak. 4orporasi multinasional yang secara sengaja terbukti tidak memenuhi kewajiban ekonomi, hukum, dan sosialnya bisa dicabut iHin operasinya dan dilarang beroperasi di negara berkembang. -tika terhadap komunitas masyarakat @indakan 4ejahatan 4orporasi :@. 5apindo Brantas 2@erhadap Masyarakat dan 5ingkungan /idup di Sidoarjo, )awa @imur3 @elah satu bulan lebih sejak terjadinya kebocoran gas di areal eksplorasi gas :@. 5apindo Brantas 25apindo3 di 0esa 7onokenongo, 4ecamatan :orong, 4abupaten Sidoarjo. 4ebocoran gas tersebut berupa semburan asap putih dari rekahan tanah, membumbung tinggi sekitar *( meter. Semburan gas tersebut disertai keluarnya cairan lumpur dan meluber ke lahan warga. tak kurang *( pabrik harus tutup, +( hektar sawah dan pemukiman penduduk tak bisa digunakan dan ditempati lagi, demikian juga dengan tambaktambak bandeng, belum lagi jalan tol Surabaya-$empol yang harus ditutup karena semua tergenang lumpur panas. :erusahaan terkesan lebih mengutamakan penyelamatan asset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan social yang ditimbulkan. 1amun 5apindo Brantas akhirnya sepakat untuk membayarkan tuntutan ganti rugi kepada warga korban banjir 5umpur :orong, Sidoarjo. 5apindo akan membayar 7p',G juta per meter persegi untuk tanah pekarangan beserta bangunan rumah, dan 7p*'(.((( per meter persegi untuk sawah yang terendam lumpur. -tika terhadap buruh dan pekerja

BenI, 4asus :ailit 0alam -konomi $lobal. Merjer bisnis telepon genggam perusahaan BenI dan Siemens menjadi BenI-Mobile awalnya bagai angin harapan, terutama bagi para pekerja pabrik di )erman. 1amun karena penjualan tidak menunjang dan banyak produk yang dipulangkan oleh pembelinya karena bermasalah, akibatnya dua pabrik BenI, di Meksiko dan @aiwan, terpaksa ditutup. 4arena itu BenI melakukan restrukturisasi dan mem-:/4 sejumlah pekerja./al ini sangat merugikan pihak buruh dan karyawan. :ara pekerja merasa hanya dijadikan bahan mainan perusahaan yang tidak serius. BAB III PEMBAHASAN 3.1. Moral Dalam Dun a B !n ! Sejalan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin ":-# di !saka )epang dan dengan diperjelasnya istilah untuk menjadikan "sia :asifik ditahun '((( menjadi daerah perdagangan yang bebas sehingga baik kita batas dunia akan semakin "kabur" 2borderless3 world. /al ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan 2opportunity3 dan keuntungan 2profit3. 4adangkala untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk menghalalkan segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak. 0engan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. 1amun perlu kita pertanyakan apakah yang diharapkan oleh pemimpin ":-# tersebut dapat terwujud manakala masih ada bisnis kita khususnya dan internasional umumnya dihinggapi kehendak saling "menindas" agar memperoleh tingkat keuntungan yang berlipat ganda. &nilah yang merupakan tantangan bagi etika bisnis kita. )ika kita ingin mencapai target pada tahun '((( an, ada saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan keatas. "pakah hal ini dapat diwujudkan ; Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-"bisnis". )adi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Empamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan.

Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen. 4enapa hal perlu ini dibicarakan; &su yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa diimbangi dengan dunia bisnis yang ber "moral", dunia ini akan menjadi suatu rimba modern yang di kuat menindas yang lemah sehingga apa yang diamanatkan EE0 *+BG, :asal == dan $B/1 untuk menciptakan keadilan dan pemerataan tidak akan pernah terwujud. Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. "gama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan 2rule3 yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 3.". Et ka Dalam Dun a B !n ! "pabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu 2sign3 yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. 0unia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika 2patokan<rambu-rambu3 yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. -tika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji 2good conduct3 yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. -tika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Mengapa ; 0unia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. @entu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. "rtinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. )adi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian. 0alam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah 3.3. Pengen#al an # r

"rtinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. 0isamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. &nilah etika bisnis yang "etis". 3.$. Pengem%angan tanggung &a'a% !o! al (!o) al re!*on! % l t+, :elaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. "rtinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya eJcess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. )adi, dalam keadaan eJcess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. 3.-. Mem*erta.ankan &at # r #an t #ak mu#a. untuk terom%ang-am% ng ole. *e!atn+a *erkem%angan n/orma! #an teknolog Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi. 3.0. Men) *takan *er!a ngan +ang !e.at :ersaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Entuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut. 3.1. Menera*kan kon!e* 2*em%angunan %erkelan&utan3 0unia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan

lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar. 3.4. Meng. n#ar ! /at -5 (5ata%ele)e6 5ongkal kong6 5onek! 6 5olu! #an 5om ! , )ika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara. 3.7. Mam*u men+atakan +ang %enar tu %enar "rtinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit 2sebagai contoh3 karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. )uga jangan memaksa diri untuk mengadakan >kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait. 3.18. Menum%u.kan ! ka* !al ng *er)a+a antara golongan *engu!a.a kuat #an golongan *engu!a.a ke%a'a. Entuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya 2trust3 antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Kang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis. 3.11. 5on!ekuen #an kon! !ten #engan aturan ma n +ang tela. # !e*akat %er!ama Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa; Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu. 3.1". Menum%u.kem%angkan ke!a#aran #an ra!a mem l k ter.a#a* a*a +ang tela. # !e*akat )ika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis. :erlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundangundangan. /al ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.

4ebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. 0engan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi, serta optimis salah satu kendala dalam menghadapi tahun '((( dapat diatasi. DUNIA BISNIS :erubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. 5angkah apa yang harus ditempuh; 0idalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. 4alau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. @erjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. @indakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para pengusaha terhadap etika bisnis. Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. @etapi harus diingat dalam praktek bisnis seharihari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi akti%itas bisnis yang dijalankan. -tika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. 4eberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lainlain. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. @ata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. 0engan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. /ubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. :erubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. :asalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. )alinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. "kibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. /al lni

*(

menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional. #ontoh lain adalah produk-produk hasil hutan yang mendapat protes keras karena pengusaha &ndonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga. BAB I9 5ESIMPULAN DAN PENU:UP $.1 5e! m*ulan 0ari pembahasan di atas kita tahu bahwa petilaku etis dan kepercayaan 2 trust3 dapat mempengaruhi operasi perusahaan. 4esimpulan yang dapat diambil yaitu: *. Berkaca dari beberapa contoh kasus di atas, kita dapat melihat etika dan bisnis sebagai dua hal yang berbeda. Memang, beretika dalam berbisnis tidak akan memberikan keuntungan dengan segera, karena itu para pelaku bisnis harus belajar untuk melihat prospek jangka panjang. '. 4unci utama kesuksesan bisnis adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain. =. 4emajuan teknologi informasi khususnya internet telah menambah kompleksitas kegiatan >public relation? dan >crisis management? perusahaan. B. :roduct recall dapat dilihat sebagai bagian dari etika perusahaan yang menjunjung tinggi keselamatan konsumen. 0alam jangka panjang, etika semacam itu justru akan menguntungkan perusahaan. G. :erilaku tidak etis khususnya yang berkaitan dengan skandal keuangan berimbas pada menurunnya akti%itas dan kepercayaan in%estor terhadap bursa saham dunia yang mengakibatkan jatuhnya harga-harga saham. F. Sanksi hukuman di &ndonesia masih lemah jika dibandingkan dengan sanksi hukuman di "S. 0i "merika, pelaku tindakan criminal di bidang keuangan dikenai sanksi hukuman *( tahun penjara sedangkan di &ndonesia hanya diberi sanksi teguran atau pencabutan iHin praktek.

$." Penutu* Penutu*

**

:elanggaran etika bisnis itu dapat melemahkan daya saing hasil industri dipasar internasional. &ni bisa terjadi sikap para pengusaha kita. 5ebih parah lagi bila pengusaha &ndonesia menganggap remeh etika bisnis yang berlaku secara umum dan tidak pengikat itu. 4ecenderungan makin banyaknya pelanggaran etika bisnis membuat keprihatinan banyak pihak. :engabaian etika bisnis dirasakan akan membawa kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi nasional. 0isadari atau tidak, para pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan negara. :ara pelaku bisnis dan profesi akuntansi harus mempertimbangkan standar etika demi kebaikan dan keberlangsungan usaha dalam jangka panjang.

DA;:AR PUS:A5A
1. http:<<centralmakalah.blogspot.com<'((+<('<etika-bisnis.html 2. http:<<journal.uii.ac.id<indeJ.php<)SB<article<%iew<++A<+'+ 3. blog.trisakti.ac.id/anitarosmalina/files/2011/12/ etika-bisniscoba.pdf 4. http:<<insidewinme.blogspot.com<'((,<*'<kasus-etika-bisnis-

perusahaan.html G. http:<<mutiaraHa.wordpress.com<'(**<(+<*+<kasus-etika-bisnisperusahaan-studi-kasus-etika-perusahaan-dan-pembahasan-kasusmanipulasi-laporan-keuangan<

*'

Anda mungkin juga menyukai