Anda di halaman 1dari 4

DISTRIBUSI FREKUENSI

1. Pengertian Untuk dapat memahami data dengan mudah, baik data kualitatif maupun data kuantitatif harus disajikan dalam bentuk yang ringkas dan jelas. Salah satu cara untuk meringkas data adalah dengan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kelompok (kelas) dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk ke dalam tiap data. a. Distribusi Frekuensi Data Kualitatif Contoh distribusi frekuensi data kualitatif berdasarkan jenis komputer yang paling banyak diminati yaitu dapat disajikan dalam pengelompokkan pada tabel. Tabel 1.1. Distribusi Frekuensi Pembelian Komputer dari 5 Merek Perusahaan Apple Compaq Gateway 2000 IBM Packard Bell Jumlah Frekuensi 13 12 5 9 11 50

Dari data di atas dapat dengan mudah diketahui bahwa Apple merupakan jenis komputer yang paling banyak diminati dan Gateway 2000 adalah jenis komputer yang peminatnya paling sedikit. Frekuensi relatif dari suatu kelas adalah proporsi item dalam setiap kelas terhadap jumlah keseluruhan item dalam data tersebut.

dengan, n adalah jumlah data. Frekuensi persentase dari suatu kelas adalah frekuensi relatif kelas tersebut dikalikan dengan 100. Frekuensi relatif merupakan proporsi. PERSENTASI = PROPORSI X 100. Distribusi frekuensi relatif adalah ringkasan dalam bentuk tabel dari sekelompok data yang menunjukkan frekuensi relatif bagi setiap data. Tabel 1.2. Distribusi Frekuensi Relatif dan Persentase Pembelian Komputer

Perusahaan Apple Compaq Gateway 2000 IBM Packard Bell Jumlah 50

Frekuensi Persentase 13 12 5 9 11

Frekuensi Relatif 0,26 0,24 0,10 0,18 0,22 1,00

b. Distribusi Frekuensi Data Kuantitatif Definisi tentang distribusi frekuensi berlaku juga baik untuk data kualitatif maupun kuantitatif. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kelas bagi distribusi frekuensi untuk data kuantitatif, yaitu jumlah kelas, lebar kelas, dan batas kelas. Jumlah Kelas Banyaknya kelas sebaiknya 7 dan 15, atau paling banyak 20. (tidak ada aturan umum). Menurut H.A. Sturges (1926) dalam Journal of The American Statistical Association, yang mengemukakan suatu rumus untuk menentukan banyakanya kelas sebagai berikut : k = 1 + 3,322 log n keterangan : k = banyaknya kelas n = banyaknya jumlah observasi rumus tersebut diberi nama Kriterium Sturges dan merupakan suatu perkiraan tentang banyaknya kelas. Misalnya, data dengan n = 100, maka banyaknya kelas k adalah sebagai berikut : k = 1 + 3,322 log 10 = 1 + 3,322(2) = 1 + 6,644 = 7,644 Jadi, banyaknya kelas sebaiknya 7. Interval Kelas Disarankan interval atau lebar kelas adalah sama untuk setiap kelas. Pada umumnya untuk menentukan besarnya kelas digunakan rumus : (1.2)

Keterangan :

c = perkiraan besarnya (class width, class size, class length) k = banyaknya kelas Xn = nilai observasi terbesar X1 = nilai observasi terkecil

Tabel 1.3. Contoh Interval Kelas Batas Kelas Modal (1) < 50 50 59 60 69 70 f (2) 5 11 20 64

Batas Kelas Batas kelas bawah menunjukkan kemungkinan nilai data terkecil pada suatu kelas. Sedangkan batas kelas atas mengidentifikasi kemungkinan nilai data terbesar dalam suatu kelas. Untuk contoh batas kelas akan disajikan pada tabel 1.4. berdasarkan hasil suatu penelitian terhadap 100 perusahaan untuk mengetahui besarnya modal yang dimiliki perusahaan-perusahaan tersebut. Tabel 1.4. Frekuensi Modal Perusahaan
Batas Kelas Modal (Jumlah Rp.) (1) 30 39 40 49 50 59 60 69 70 79 80 89 90 99 Jumlah Nilai Tengah/Mean (M) (2) 34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5 94,5 II III IIII IIII I IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII II IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII II (3) Sistem Tally Frekuensi (f) (4) 2 3 11 20 32 25 7 100

Dari tabel frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa ada dua perusahaan yang mempunyai modal antara Rp.30 Rp.39 juta, tiga perusahaan yang mempunyai modal antara Rp.40 Rp.49 juta, dan seterusnya. Contoh Bentuk Kurva Frekuensi

Anda mungkin juga menyukai