Anda di halaman 1dari 18

PLANET

Planet-planet dalam Tata Surya: 1. Merkurius 2. Venus 3. Bumi 4. Mars 5. Jupiter 6. Saturnus 7. Uranus 8. Neptunus Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:

mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang; mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat); tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan, telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya Berdiameter lebih dari 800 km

Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet. Hingga 24 Agustus 2006, sebelum Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union = IAU) mengumumkan perubahan pada definisi "planet" sehingga seperti yang tersebut di atas,

terdapat sembilan planet termasuk Pluto, bahkan benda langit yang belakangan juga ditemukan sempat dianggap sebagai planet baru, seperti: Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB 313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini berubah statusnya menjadi "planet kerdil/katai." Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang. Sebelumnya, planet-planet anggota tata surya ada 9, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Namun, tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan sepakat untuk mengeluarkan Pluto dari daftar planet sehingga jumlah planet di tata surya menjadi hanya 8.

Planet dalam tata surya


Menurut IAU (Persatuan Astronomi Internasional) sesuai dengan defenisi yang baru, maka terdapat delapan planet dalam sistem Tata Surya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Merkurius Venus Bumi Mars Yupiter Saturnus Uranus Neptunus

Sejarah
Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengertian istilah planet berubah dari sesuatu yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap latar belakang bintang-bintang yang tetap), menjadi benda yang bergerak mengelilingi Bumi. Ketika model heliosentrik mulai mendominasi pada abad ke-16, planet mulai diterima sebagai sesuatu yang mengorbit Matahari, dan Bumi hanyalah sebuah planet. Hingga pertengahan abad ke-19, semua obyek apa pun yang ditemukan mengitari Matahari didaftarkan sebagai planet, dan jumlah planet menjadi bertambah dengan cepat di penghujung abad itu. Selama 1800-an, astronom mulai menyadari bahwa banyak penemuan terbaru tidak mirip dengan planet-planet tradisional. Obyek-obyek seperti Ceres, Pallas dan Vesta, yang telah diklasifikasikan sebagai planet hingga hampir setengah abad, kemudian diklasifikan dengan nama baru "asteroid". Pada titik ini, ketiadaan definisi formal membuat "planet" dipahami sebagai benda 'besar' yang mengorbit Matahari. Tidak ada keperluan untuk menetapkan batas-

batas definisi karena ukuran antara asteroid dan planet begitu jauh berbeda, dan banjir penemuan baru tampaknya telah berakhir. Namun pada abad ke-20, Pluto ditemukan. Setelah pengamatan-pengamatan awal mengarahkan pada dugaan bahwa Pluto berukuran lebih besar dari Bumi, IAU (yang baru saja dibentuk) menerima obyek tersebut sebagai planet. Pemantauan lebih jauh menemukan bahwa obyek tersebut ternyata jauh lebih kecil dari dugaan semula, tetapi karena masih lebih besar daripada semua asteroid yang diketahui, dan tampaknya tidak eksis dalam populasi yang besar, IAU tetap mempertahankan statusnya selama kira-kira 70 tahun. Pada 1990-an dan awal 2000-an, terjadi banjir penemuan obyek-obyek sejenis Pluto di daerah yang relatif sama. Seperti Ceres dan asteroid-asteroid pada masa sebelumnya, Pluto ditemukan hanya sebagai benda kecil dalam sebuah populasi yang berjumlah ribuan. Semakin banyak astronom yang meminta agar Pluto didefinisi ulang dari sebuah planet seiring bertambahnya penemuan obyek-obyek sejenis. Penemuan Eris, sebuah obyek yang lebih masif daripada Pluto, dipublikasikan secara luas sebagai planet kesepuluh, membuat hal ini semakin mengemuka. Akhirnya pada 24 Agustus 2006, berdasarkan pemungutan suara, IAU membuat definisi planet yang baru. Jumlah planet dalam Tata Surya berkurang menjadi 8 benda besar yang berhasil membersihkan lingkungannya (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan sebuah kelas baru diciptakan, yaitu planet katai, yang pada awalnya terdiri dari tiga obyek, Ceres, Pluto dan Eris.

Sejarah nama-nama planet


Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet (lihat tabel nama planet di bawah). Pada abad ke-6 SM, bangsa Yunani memberi nama Stilbon (cemerlang) untuk Planet Merkurius, Pyoroeis (berapi) untuk Mars, Phaethon (berkilau) untuk Jupiter, Phainon (Bersinar) untuk Saturnus. Khusus planet Venus memiliki dua nama yaitu Hesperos (bintang sore) dan Phosphoros (pembawa cahaya). Hal ini terjadi karena dahulu planet Venus yang muncul di pagi dan di sore hari dianggap sebagai dua objek yang berbeda. Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memperkenalkan nama-nama dewa dalam mitologi untuk planetplanet ini. Hermes menjadi nama untuk Merkurius, Ares untuk Mars, Zeus untuk Jupiter, Kronos untuk Saturnus dan Aphrodite untuk Venus. Pada masa selanjutnya di mana kebudayaan Romawi menjadi lebih berjaya dibanding Yunani, semua nama planet dialihkan menjadi nama-nama dewa mereka. Kebetulan dewa-dewa dalam mitologi Yunani mempunyai padanan dalam mitologi Romawi sehingga planet-planet tersebut dinamai dengan nama yang kita kenal sekarang. Hingga masa sekarang, tradisi penamaan planet menggunakan nama dewa dalam mitologi Romawi masih berlanjut. Namun demikian ketika planet ke-7 ditemukan, planet ini diberi nama Uranus yang merupakan nama dewa Yunani. Dinamakan Uranus karena Uranus adalah ayah dari |Kronos (Saturnus). Mitologi Romawi sendiri tidak memiliki padanan untuk dewa Uranus. Planet ke-8 diberi nama Neptunus, dewa laut dalam mitologi Romawi.

Klasifikasi Planet Berdasarkan letaknya, dengan bumi sebagai batasnya, maka planet dibedakan menjadi: 1. Planet Inferior (Inferior Planets) Planet Inferior yaitu planet-planet yang lintasannya diantara bumi dan matahari, terdiri atas Merkurius dan Bumi. 2. Planet Superior (Superior Planets) Planet superior yaitu planet-planet yang lintasannya di luar bumi, terdiri atas Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Berdasarkan letaknya dengan planetoid sebagai batasnya, maka planet dibedakan menjadi: 1. Planet dalam (inner planets) Planet dalam merupakan planet-planet yang lintasannya terletak diantara bumi dan matahari. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Merkurius dan Venus 2. Planet Luar (outer planets) Planet luar merupakan planet-planet yang lintasannya di luar bumi dan matahari atau planetplanet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih panjang dari jarak rata-rata bumi ke matahari Kedudukan planet dalam atau planet luar ditinjau dari bumi selalu berubah-ubah karena pengaruh kecepatan edar planet yang berbeda-beda. Perubahan kedudukan ini menyebabkan adanya : 1. Elongasi Planet Dalam Yaitu sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan Bumi - Planet Dalam dan Bumi Matahari. Elongasi planet dalam tidak lebih besar dari 90 karena lintasan planet dalam lebih kecil dari lintasan bumi mengelilingi matahari. 2. Elongasi Planet Luar Yaitu sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan Bumi Planet Luar dan Bumi matahari. Elongasi planet luar dapat mencapai 180 karena lintasan planet luar lebih besar dari lintasan bumi mengelilingi matahari. Berdasarkan komposisi material penyusunannya, planet dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Jovian Planet (Giant Planet) Jovian Planet yaitu planet-planet raksasa yang komposisi materi penyusunannya bukan berupa batu/material yang padat, melainkan gas. Yang termasuk Jovian Planet yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus 2. Teresterial Planet (Telluric Planet) Teresterial Planet adalah planet-planet yang komposisi materi penyusunannya berupa batuan Yang termasuk Teresterial Planet antara lain Merkurius, Venus, Bumi, Mars

KOMET
Definisi Komet
Komet merupakan anggota tata surya yang terdiri atas pecahan benda angkasa, es dan gas yang membeku. Komet mengorbit matahari dalam suatu lintasan sangat elips. Strukturnya terdiri atas kepala dan ekor komet. Kepala komet mempunyai diameter lebih atas 65.000 km, meliputi inti komet dan selubung gas yang disebut koma, sedangkan ekor komet dapat mempunyai panjang sampai ribuan kilometer yang arahnya selalu menjauhi matahari. Klasifikasi Komet Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1) Komet berekor panjang, yaitu komet yang garis lintasannya sangat jauh melalui daerahdaerah yang sangat dingin di angkasa, sehingga berkesempatan menyerap gas-gas di daerah yang dilaluinya, ketika mendekati matahari komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya komet Kohoutek yang melintas ke dekat matahari setiap 75.000 tahun sekali dan Komet Halley setiap 76 tahun sekali.

Gambar 3.17 Komet kohoutek 2) Komet berekor pendek, yaitu komet yang garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang mempunyai kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya, ketika mendekati matahari komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tak berekor. Contohnya Komet Encke yang melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.

Gambar 3.18 Komet encke

Gambar 3.19 Komet encke (Sumber: www.astrostudio.at)

Sejarah Komet
Pada tahun 1705, Edmond Halley memperkirakan bahwa komet terlihat pada tahun 1531, 1607, dan 1682 dan kembali lagi tahun 1758. Karena hal tersebut maka salah satu dari sekian banyak komet diberikan nama komet Halley. Rata-rata periode munculnya orbit komet Halley adalah antara setiap 76-79 tahun sekali. Komet Halley terakhir terlihat pada tahun 1986 yang lalu. Inti atau pusat dari Komet Halley di perkirakan kurang lebih 1.024 km. Inti dari Halley sangat gelap. Diperkirakan Komet Halley akan nampak lagi.

ASTEROID
Asteroid, pernah disebut sebagai planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma (ekor) sementara asteroid tidak. Asteroid pertama yang ditemukan adalah 1 Ceres, yang ditemukan pada tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi. Kala itu, asteroid disebut sebagai planetoid. Sudah sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam tatasurya kita diketemukan, dan kini penemuan baru itu rata-rata sebanyak 5000 buah per bulannya. Pada 27 Agustus, 2006, dari total 339.376 planet kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang cukup dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Di antara planet-planet tersebut, 13.350[1] memiliki nama resmi (trivia: kira-kira 650 di antara nama ini memerlukan tanda pengenal). Nomor terbawah tetapi berupa planet kecil tak bernama yaitu (3360) 1981 VA; planet kecil yang dinamai dengan nomor teratas (kecuali planet katai 136199 Eris serta 134340 Pluto) yaitu 129342 Ependes [2]. Kini diperkirakan bahwa asteroid yang berdiameter lebih dari 1 km dalam sistem tatasurya tatasurya berjumlah total antara 1.1 hingga 1.9 juta[3]. Astroid terluas dapam

sistem tatasurya sebelah dalam yaitu 1 Ceres, dengan diameter 900-1000 km. Dua asteroid sabuk sistem tatasurya sebelah dalam yaitu 2 Pallas dan 4 Vesta; keduanya memiliki diameter ~500 km. Vesta merupakan asteroid sabuk paling utama yang kadang-kadnag terlihat oleh mata telanjang (pada beberapa kejadian yang cukup jarang, asteroid yang dekat dengan bumi dapat terlihat tanpa bantuan teknis; lihat 99942 Apophis). Massa seluruh asteroid Sabuk Utama diperkirakan sekitar 3.0-3.61021 kg[4][5], atau kurang lebih 4% dari massa bulan. Dari kesemuanya ini, 1 Ceres bermassa 0.951021 kg, 32% dari totalnya. Kemudian asteroid terpadat, 4 Vesta (9%), 2 Pallas (7%), dan 10 Hygiea (3%), menjadikan perkiraan ini menjadi 51%; tiga seterusnya, 511 Davida (1.2%), 704 Interamnia (1.0%), dan 3 Juno (0.9%), hanya menambah 3% dari massa totalna. Jumlah asteroid berikutnya bertambah secara eksponensial walaupun massa masing-masing turun. Dikatakan bahwa asteroid ida juga memiliki sebuah satelit yang bernama Dactyl. Para ilmuwan mengatakan, sinar Matahari menyebabkan asteroid berputar lebih cepat. Kejadian tersebut mempertegas dinamika sistem tata surya. Dalam penelitian, kelompok ilmuwan internasional mempelajari dua asteroid. Batu luar angkasa yang pertama memiliki panjang 1.609 meter dan asteroid kedua memiliki panjang sekitar 114,3 meter. Hasil penelitian ini menegaskan teori yang mengatakan, sinar Matahari dapat memengaruhi rotasi asteroid karena batu luar angkasa ini cenderung berbentuk tidak rata dan tidak berputar sempurna. Ilmuwan Queens University Belfast Irlandia, Stephen Lowry, mengatakan bahwa penemuan tersebut meningkatkan pemahaman properti fisik dan sifat dinamis yang dimiliki asteroid. Penemuan ini sangat penting semenjak asteroid disisihkan dari formasi sistem tata surya bersama dengan komet. Dengan mempelajari keduanya, ilmuwan mampu menggali lebih dalam sifat sistem tata surya pada sekitar 4,5 miliar silam,? ujar Lowry. Teori YORP menggagas, panas Matahari berfungsi sebagai mesin penggerak asteroid yang memiliki permukaan tidak rata. Efek YORP dapat mempercepat atau memperlambat kecepatan rotasi? terang ilmuwan dari University of Helsinki,Finlandia, Mikko Kaasalainen. Lowry menambahkan, permukaan asteroid secara keseluruhan mampu menghasilkan tenaga putar,yang secara perlahan mengubah pula waktu yang dibutuhkan asteroid dalam menempuh putaran revolusi penuh. Ilmuwan Cornell University New York Patrick Taylor menjelaskan, energi Matahari memengaruhi putaran asteroid seperti angin memengaruhi kecepatan putar kincir angin. Putaran asteroid memperlihatkan bahwa sistem tata surya adalah tempat yang sangat dinamis. Di sana Matahari memengaruhi seluruh jagat raya, bukan hanya Bumi dan planet-planet, melainkan terhadap batu terkecil yang mengorbiti Matahari,? papar Taylor. Para ilmuwan melihat kecepatan putaran asteroid bernama 2000 PH5 yang mendekati Bumi meningkat hingga 1 milidetik per tahun. Asteroid tersebut mengorbit liar keluar dan masuk orbit Bumi. Dalam penelitian terhadap asteroid tersebut, para ilmuwan menggunakan fasilitas radar

dan teleskop besar. Asteroid tersebut berukuran relatif kecil. Ada asteroid yang lebih rentan terhadap efek YORP. Selain itu, asteroid 2000 PH5 berotasi sangat cepat. Satu hari di asteroid setara dengan 12 menit di bumi.

GALAKSI
A. Pengertian Galaksi Galaksi adalah sebuah system yang sangat besar, terdiri dari bintang-bintang dan materi antar bintang. Biasanya berisi beberapa triliun bintang, dengan massa antara beberapa juta bintang hingga beberapa kali dari matahari kita. Dengan luas beberapa ribu hingga 100.000 tahun cahaya. Galaksi memilki beberapa macam bentuk, yakni bentuk spiral, elips, dan juga tak beraturan. Galaksi itu tidak terdistribusi secara merata di ruang angkasa. Beberapa tidak memiliki tetangga dekat, namun ada juga yang berpasangan, dengan masing-masing mengorbit satu sama lain. Tapi kebanyakan dari mereka ditemukan dalam yang dinamakan cluster, kumpulan dari beberapa cluster adalah supercluster. Pada skala yang besar galaksi itu diatur dalam jaringan yang besar. Jaringan yang saling berhubungan terdiri dari staring atau filament galaksi relative kosong, daerah ini disebut dengan Void. Salah satu yang terbesar yang pernah memetakan struktur jaringan adalah jaringan yang dikenal dengan sebagai tembok besar. Lantas dimanakah letak matahari kita? Matahari terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa, tetapi hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota Bima Sakti. Bintang bintang anggota Bima Sakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga bintang: Alpha Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi, jarak antar bintang semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke arah pusat semakin besar. Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini. Dalam alam semesta, ada begitu banyak sistem seperti ini, yang mengisi setiap sudut langit sampai batas yang bisa dicapai oleh telekop yang paling besar. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm di Mt. Palomar mungkin sampai kira-kira satu milyar buah galaksi. Maka tidak salah jika kita mengira bahwa jika kita mempunyai teleskop yang lebih besar, kita akan dapat melihat jauh lebih banyak lagi. Sebelum kita memiliki metode pengukuran jarak yang cukup baik, para astronom mengira Bima Sakti adalah keseluruhan dari alam semesta. Bercak-bercak cahaya yang tampak di langit pada mulanya diklasifikasikan sebagai nebula (= kabut), yang juga adalah anggota Bima Sakti. Pada waktu itu, dikenal ada dua macam nebula, yaitu nebula gas dan nebula spiral. Adalah Harlow Shapley dan George Ellery Hale, dua orang astronom yang amat berjasa membangun pengertian kita tentang galaksi. Shapley inilah yang mengembangkan metode untuk mengukur jarak yang diterapkan untuk mengukur diameter Bima Sakti. Sedangkan Hale amat besar perannya dalam pengembangan teleskop-teleskop besar, yang digunakan untuk pengamatan bintang-bintang dan nebula. Atas jasa mereka sekarang kita tahu bahwa yang semula disebut

nebula spiral itu adalah galaksi yang juga seperti Bima Sakti, terdiri dari ratusan juta sampai milyaran bintang, dan berada amat jauh dari kita, jauh di luar Bima Sakti. Dan melalui jalan yang telah mereka rintis, kita menyadari bahwa Bima Sakti hanyalah satu dari begitu banyak galaksigalaksi yang bertebaran di alam semesta yang maha luas ini.

Gambar Alpha Centauri, bintang paling terang di Rasi Centaurus, terletak di lLangit Selatan

Sejarah Penelitian Galaksi


Pada tahun 1610, Galileo galilei menggunakan teleskop untuk mengkaji jalur terang di langit yang dikenal sebagai Milky way dan mendapati bahwa ia terdiri dari bintang-bintang malam yang banyak. Kemudian pada tahun 1755, Imanuel Kant, menggunakan hasil kerja oleh asrronomi Thomas Wright, menjangkau secara benar bahwa galaksi terdiri dari sejumlah buntang besar yang berputar, dikekalkan oleh gaya tarik galaksi yang disebut dengan gaya gravitasi. Kant mengatakan bahwa Nebula merupakan galaksi yang terasing yang pernah ditemukan. Pada akhir abad ke 18, Charles Messier mengumpulkan catalog mengandungi 109 nebula paling jelas, kemudian diikuti catalog 5000 nebula yang di himpun oleh William Harchel. Pada tahun 1845, Lord rose membina teleskop baru dan mampu membedakan antara nebula elliptical dan nebula spiral. Bagimanapun nebula tidak diterima sebagai galaksi yang terasing, perkara ini diselesaikan oleh Edwin Hubble pada awal 1920-an dengan menggunakan teleskop baru. Dia Berjaya menyelesaikan bagian luar setengan spiral. Hubble menggunakan sebuah teori yang masih dipergunakan hingga saat ini, teori tersebut dinamakan teori Hubble. Percobaan pertama yang dilakukan oleh Hubble adalah menjelaskan bima sakti dan kedudukan di dalamnya oleh William Harchel pada tahun 1785 dengan mengira denga cermat jumlah bintang pada kedudukan berlainan langit. Menggunakan pendekatan yang lebih baik.

B. Proses Terbentuknya Galaksi


Untuk pertama kalinya rahasiapembentukan galaksi mulai dari awal meledaknya bintang tua hingga proses evolusinya selama berjuta-juta tahun dan hingga akhirnya berbentuk seperti sekarang ini yang berhasil terpecahaka. Bahkan secara tiga dimensi galaksi itu terbentuk berhasil dipetakan. Teori lain mengatakan bahwa terbentuknya galaksi iru menggunakan model hierarch cal formation, yaitu proses selangkah demi selangkah dimana galaksi yang kecil bergabung dengan galaksi yang besar. Seseorang dapat berpikir tentang cara ini yaitu dengan

membayangkan aliran air yang bergabung dan membentung aliran sungai. Model teorikal ini meramalkan bahwa galaksi raksasa tumbuh lewat banyaknya penggabungan selama masa hidupnya. Namun bagaimana nanti ketika pertumbuhannya berhenti? Kapan suatu galaksi yang paling besar mendapatkan massa yang terbanyak?Untuk menjawab pertanyaan ini para anstronom mempelajari galaksi raksasa di dalam gugusan sama dengan kota kosmologikal yang memenuhi galaksi, meski galaksi paling terang dalam gugusan yang tumbuh kokoh dalam miliaran tahun terakhir tetap diperdebatkan, pengamatan kami menunjukkan hal itu terjadi saat galaksi itu meningkatkan massanya jadi 50% lebih besar, tutur kepala Kimvy tran dari University Of Zurich Swiss. Para Anstronom memakai suatu sekumpulan instrument besar dari teleskop dan alat-alat, termasuk ESO Very Large Telescope (VLT) dan Hubble Space Telescope, untuk mempelajari dalam detail yang luar biasa terhadap galaksi yang terletak 4 milliar tahun cahaya itu. Galaksi ini terletak didalam suatu system yang luar biasa, yaitu gabungan dari 4 kelompok galaksi yang menjadi satu gugusan. Secara terpisah, tim juga mengambil foto dengan VIMOS dan spektrumnya dengan FORS2, kedua instrumen itu melekat pada VLT. Dari pengamatan ini dan pengamatan lainnya, para astronom dapat mengidentifikasikan total 198 galaksi yang merupakan milik keempat kelompok ini. Galaksi yang paling terang di setiap kelompok berisi antara 100 hingga 1000 milliar bintang, suatu jumlah yang dapat dibandingkan dengan kebanyakan galaksi raksasa lain di dalam gugusan. Yang merupakan kejutan adalah di dalam 3 dari 4 kelompok ini, galaksi yang paling terang ini juga memiliki pasangan terang yang lain. Pasangan galaksi ini adalah sistem gabungan, tutur Tran. Galaksi terterang pada setiap kelompok ini bisa disusun dalam suatu urutan yang akan menunjukkan bagaimana galaksi yang terang terus tumbuh pada sekitar 5 milliar tahun yang lalu. Kelihatannya selama periode kanibalisme galaksi baru-baru ini, galaksi paling terang ini menjadi sedikitnya 50% lebih besar. Penemuan ini menyediakan pengesahan yang kuat dan unik dari hierarchical formation sebagaimana yang ditunjukkan baik pada kedua pembentukan galaksi dan gugusan. Bintang pada galaksi ini sudah tua sehingga kita harus memutuskan bahwa penggabungan baru-baru ini tidak akan menciptakan bintang generasi baru, tutur Tran. Kebanyakan bintang dalam galaksi ini lahir setidaknya 7 milliar tahun lalu. Tim ini terdiri oleh KimVy H. Tran (Institut Fisika Teoritik Universitas Zurih, Swiss), John Moustakas (Universitas New York, AS), Anthony H. Gonzales dan Stefan J. Kautsch (Universitas Florida, Gainesville, AS), dan Lei Bai dan Dennis Zaritsky (Obsevatorium Steward, Universitas Arizona, AS). Hasil penelitian yang dipresentasikan disini, telah dipublikasikan di dalam Astrophysical Journal Letters: The Late Stellar Assembly Of Massive Cluster Galaxies Via Major Merging, oleh Tran et al. (The Epoch Times/den)

C. Bentuk-bentuk Galaksi
1. Galaksi Spiral Galaksi spiral adalah galaksi yang berbentuk piringan dan mempunyai struktur lengan yang spiral. Galaksi spiral mempunyai 3 bagian utama yaitu bulge, halo dan piringan.

Bulge adalah daerah di bagian galaksi yang kepadatan bintangnya paling tinggi. Di daerah ini bintang tua akan lebih mudah untuk ditemukan daripada bintang yang muda, hal ini disebabkan pada daerah ini hanya sedikit dijumpai materi pembentik bintang. Bulge ini berbentuk ellipsoid seperti bola rugby. Bintang-bintang didalamnya bergerak denga kecepatan tingkat orbitnya secara acak, tidak sebidang dengan bidang galaksi. Dari perhitungan kecepatan orbit bintang-bintang didalamnya, didapat kesimpulan bahwa

terdapat sebuah benda bermassa yang sangat besar yang berada di pusat galaksi semuanya adalah galaksi spiral. Termasuk galaksi Andromeda.

Halo, halo berbentuk bola, ukuran komponen ini sangat besar hingga membentang melingkupi bulge dan piringan, bahkan lebih jauh daripada batas terluar piringan galaksi yang isa kita amati. Objek yang menjadi penyusun halo dibagi menjadi 2 kelompok: (a). Steller yaitu bintang-bintang yang berada di bagian halo.(b). Dark halo yaitu kelompk bintang-bintang tuayang jumlah anggotanya mencapai jutaan buah. Piringan adalah daerah yang berada di galaksi yang terdapat bintang-bintang muda serta debu antar bintang yang terletak di lengan spiral. Banyak ditemukannya bintang muda dan gas antar bintang yang berkaitan dengan erat, karena gas adalah materi utama pembentuk bintang. Di bebrapa lokasi bahkan ditemukan bintang-bintang muda yang masih diselimuti oleh gas, yang menandakan bahwa bintang-bintang tersebut terbentuk. Ciri-ciri galaksi spiral:

Mempunyai inti (pusat) yang berbentuk roda atau batang. Mempunyai selubung bulat yang membungkus pusat yang terdiri dari bintang dan gugus bintang. Mempunyai lengan spiral yang mengelilingi pusat di daerah khatulistiwa.

Gambar Galaksi yang Berbentuk Spiral

2. Galaksi Elips Sesuai dengan namanya, penampakan galaksi ini seperti elips. Tapi bentuk yang sebenarnya tidak kita ketahui dengan pasti, karena kita tahu apakah arah pandang kita dari depan, samping atau dari atas dari galaksi tersebut. Yang termasuk tipe galaksi ini adalah mulai dari galaksi yang berbentuk bundar sampai bentuk galaksi yang berebentuk bola pepat. Struktur galaksi tipe ini terlihat jelas. Galaksi elips sangat sedikit mengandung materi antar bintang. Contoh dari galaksi ini adalah M87, yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat di rasi virgo.

Gambar Galaksi Berbentuk Elips 3. Galaksi yang Tidak Beraturan Adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak memiliki bentuk yang khusus, tidak seperti tipe galaksi yang lainnya. Anggota dari galaksi terdiri dari bintang-bintang tua dan muda. Contoh dari galaksi tipe ini adalah awan Magellan besar dan juga Awan megellan kecul, dua buah galaksi tetangga terdekat bima sakti, yang hanya jarak sekitar 180.000 tahun cahaya dari bima sakti. Galaksi tak beraturan ini banyak mengandung materi antar bintang yang terdiri dari gas-gas debu.

Gambar Galaksi Tidak Beraturan 4. Galaksi Bima Sakti Galaksi bima sakti merupakan galaksi kita, galaksi bima sakti ini berbentuk spiral dan berebentuk seperti cakram, garis tengahnya kira-kira 100.000 tahun cahay (30.600pc). Diperkirakan galaksi berumur 12-14 biliun tahun dan terdiri dari 100 biliun bintang. Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun. Dengan kecepatan 300.000km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta kilometer. Jadi satu tahun cahaya adalah 9,5 juta km. ini berarti garis tengah galaksi kita sekitar 100.000 x 9,5 juta km, atau 950 ribu juta km. Untuk memudahkan perhitungan, maka

dipergunakan satuan jarak yaitu tahun cahaya. Denag satuan ini, tebal bagian galaksi kita sekitar 10.000 tahun cahaya. Lalu bagaimana dengan letak matahari? Matahari terletak sekitar 30.000 triliun dari pusat bima sakti . Matahari bukanlah bintang istimewa, tetapi hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota bima sakti. Bintang bintang anggotra bima sakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan matahsi adalah Proxima Centauri, yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin kearah pusat galaksi, jarak antar bintang semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi kearah pusat semakin besar. Cakram bintang Bima Sakti kira kira berdiameter 100.000 tahun cahaya (9.51017 km), dan diperkirakan rata rata mempunyai ketebalan 1000 tahun cahaya (9.51015 km). Bima Sakti diestimasikan mempunyai setidaknya 200 miliar bintang dan mungkin hingga 400 miliar bintang. Angka pastinya tergantung dari jumlah bintang bermassa rendah, yang sangat sulit dipastikan. Melebihi bagian cakram bintang, terletak piringan gas yang lebih tebal. Observasi terakhir mengindikasikan bahwa piringan gas Bima Sakti mempunyai ketebalan sekitar 12.000 tahun cahaya (1.11017 km) - sebesar dua kali nilai yang diterima sebelumnya. Sebagai panduan ukuran fisik Bima Sakti, sebagai misal kalau diameternya dijadikan 100 m, Tata Surya, termasuk awan oort, akan berukuran tidak lebih dari 1 mm. Cahaya galaksi memancar lebih jauh, tapi ini dibatasi oleh orbit dari dua satelit Bima Sakti yaitu Awan Magellan Besar dan Kecil (the Large and the Small Magellanic Clouds), yang memiliki perigalacticon kurang lebih 180.000 tahun cahaya (1.71018 km). Pada jarak ini dan lebih jauh selanjutnya, orbit-orbit dari obyek sekitar akan didisrupsi oleh awan magelan, dan obyek obyek itu kemungkinan besar akan terhempas keluar dari Bima Sakti. Perhitungan terakhir oleh teleskop Very Long Baseline Array (VLBA) menunjukkan bahwa ukuran Bima Saki adalah lebih besar dari yang diketahui sebelumnya. Ukuran Bima Sakti terakhir sekarang dipercaya adalah mirip seperti tetangga galaksi terdekat, galaksi Andromeda. Dengan menggunakan VLBA untuk mengukur geseran daerah formasi bintang-bintang yang terletak jauh ketika bumi sedang mengorbit di posisi yang berlawanan dari matahari, para ilmuwan dapat mengukur jarak dari berbagai daerah itu dengan assumsi yang lebih sedikit dari usaha pengukuran sebelumnya. Estimasi kecepatan rotasi terbaru dan lebih akurat (yang kemudian menunjukan dark matter yang terkandung di dalam galaksi) adalah 914,000 km/jam. Nilai ini jauh lebih tinggi dari nilai umum sebelumnya 792,000 km/jam. Hasil ini memberi

kesimpulan bahwa total masa Bima Sakti adalah sekitar 3 trillion bintang, atau kira kira 50% lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Gambar Galaksi Bima Sakti 5. Galaksi Andromeda Galaksi Andromeda dengan nama lain Messier 31, M31, atau NGC 224 galaksi di luar galaksi Bima Sakti yang dapat dilihat dengan mata telanjang, asalkan dilihat pada malam yang cerah, tanpa bulan dan tanpa polusi cahaya. Strukturnya mirip dengan galaksi Bima Sakti yaitu berbentuk spiral. Jaraknya sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Letaknya di langit adalah di belahan langit utara, sekitar 41 derajat di sebelah utara khatulistiwa langit, baik diamati sekitar bulan September, Oktober, November. Dengan mata telanjang, galaksi ini nampak seperti kabut tipis kecil di langit utara, tapi jika diamati dengan teropong yang dapat menampakkan bintang bintang redup di tepian galaksi Andromeda, ternyata ukuran Andromeda bisa lebih dari 7 kali diamter sudut bulan. Galaksi ini berisi sekitar 1 triliun bintang, dan bergerak mendekati Bima Sakti dengan kecepatan sekitar 300 km/detik. Galaksi Andromeda adalah galaksi yang berbentuk spiral. Jarak yang merentang antar bima sakti dan juga Andromeda itu tergolon dekat dalam pandangan anstronomi, sebab masih banyak karak antar galaksi yang jaraknya lebih fantastis.

Gambar Galaksi Andromeda

6. Galaksi Bertumbukan Penyebab adanya tumbukan antar galaksi yaitu adanya gaya gravitasi yang terdapat pada daerah galaksi. Gaya gravitasi ini menyebabkan galaksi-galaksi yang ada itu mengalami pergerakan, hingga akhirnya antar galaksi yang sama-sama mengalami gerak gravitasi ini mendekat dan akhirnya mengalami tumbukan galaksi. Lalu apa yang terjadi jika antar galaksi itu mengalami tumbukan?apakah akan terjadi kiamat? Menurut penelitian anstronomi jiak galaksi itu bertumbukan tidak terjadi kiamat, sebab dalam galaksi itu jarak antar bintang-bintang itu sangat jauh satu sama lain. Sehingga jika terjadi tumbukan kemungkinan kecil akan terjadi tabrakan bintang yang berada dalam galaksi tersebut, selain itu dalam galaksi mempunyai runag hampa yang sangat banyak sekali. Sehingga dengan alaasn bahwa jarak antar bintang yang satu dengan yang lainnya yang sangat jauh dan adanya ruang hampa yang sangat banyak dalam galaksi, memungkinkan jika galaksi mengalami tabrakan tidak terjadi kiamat.

Gambar Galaksi Bertumbukan 7. Gugus Galaksi

Gambar Gugus Galaksi

Seperti halnya bintang-bintang berkelompok dalam galaksi, galaksi-galaksi juga berkelompok membentuk gugus-gugus galaksi. Bima Sakti dan Andromeda beserta sekitar 25 galaksi sekitarnya (termasuk Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil) membentuk

sebuah gugus galaksi yang kita namakan Rumpun Lokal. Gugus galaksi pun bukannya hanya satu. Ada beribu-ribu gugus galaksi lain selain Rumpun Lokal. Misalnya saja Gugus Virgo yang beranggotakan sekitar 2.500 buah galaksi. Gugus-gugus galaksi yang saling berdekatan membentuk kelompok yang lebih besar lagi yang kita sebut superkluster. Rumpun Lokal (gugus galaksi tempat Bima Sakti berada) bersama-sama dengan gugus-gugus galaksi sekitarnya membentuk superkluster yang kita namakan Superkluster Virgo. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Milton Humason dan Edwin Powell Hubble, diperoleh kesimpulan bahwa galaksi-galaksi bergerak menjauhi Bumi (yang berarti menjauhi Bima Sakti) dengan kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak galaksi tersebut. Semakin jauh sebuah galaksi terhadap pengamat, semakin besar kecepatan menjauhnya. Hal ini teramati dari spektrum galaksi-galaksi tersebut yang mengalami pergeseran merah. Ini adalah pembuktian dari teori kosmologi yang meramalkan bahwa alam semesta mengembang. Dan galaksi-galaksi ini dibawa oleh ruang yang mengembang. Pengembangan alam semesta inilah yang menyebabkan spektrum dari galaksi-galaksi yang berada semakin jauh dari kita semakin besar pergeseran merahnya. Pergeseran merah yang disebabkan oleh ruang yang mengembang ini disebut pergeseran merah kosmis (pergeseran merah ekspansi). Dengan menganalisa spektrum cahaya galaksi, kita bisa mengetahui seberapa cepat sebuah galaksi menjauhi kita dengan melihat seberapa besar pergeseran spektrum galaksi tersebut.

Gambar Pergeseran Spektrum Galaksi

Jika sekarang yang kita amati adalah galaksi-galaksi saling menjauhi, ini berarti pada masa lalu jarak antar galaksi lebih dekat dibanding sekarang. Dan jika waktu kita telusur terus ke belakang, kita akan tiba pada waktu ketika galaksi-galaksi itu saling bersentuhan, saling bertumpuk menjadi satu. Dari sinilah lahirnya teori Dentuman Besar (Big Bang), yaitu teori terbaik yang kita miliki sekarang ini untuk menerangkan awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta bermula dari suatu keadaan terkompresi/terpadatkan dengan kerapatan yang tak terhingga besarnya, dan mulai mengembang semenjak suatu masa tertentu yang kita namakan Dentuman Besar. Dentuman Besar ini diperkirakan terjadi sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu. Dari situlah seluruh materi ruang dan waktu berasal, termasuk manusia. Bahwa di alam semesta ini terdapat banyak galaksi, hanya saja sepanjang penelitian hanya beberapa galaksi yang bisa teridentifikasi, galaksi mempunyai tiga bentuk, yakni bentuk spiral, elips, dan juga tak beraturan. Bumi yang merupakan planet kita ini termasuk dalam galaksi bima sakti, dan galaksi bima sakti ini merupakan bentuk galaksi spiral. Diperkirakan 30 miliar tahun yang akan datang akan terjadi timbukan antar galaksi, dimana galaksi yang diperkirakan bertumbukan adalah galaksi bima sakti dan Andromeda, galaksi Andromeda merupakan galaksi yang paling dekat dengan galaksi kita. Tumbukan galaksi ini dikarenakan adanya gaya gravitasi yang berada pada daerah galaksi.

Geografi
( Planet, Komet, Asteroid, Galaksi )

Disusun oleh:

Desti Rumbawati

SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH Tahun ajaran 2013/2014

Anda mungkin juga menyukai

  • Sistem Panas Bumi
    Sistem Panas Bumi
    Dokumen16 halaman
    Sistem Panas Bumi
    Virgian Rahmanda
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen1 halaman
    Makalah
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • 1-KP - Vide (Cover, Sah, Abstrak)
    1-KP - Vide (Cover, Sah, Abstrak)
    Dokumen5 halaman
    1-KP - Vide (Cover, Sah, Abstrak)
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Lagu Ibadah Minggu
    Lagu Ibadah Minggu
    Dokumen3 halaman
    Lagu Ibadah Minggu
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Renungan BBM
    Renungan BBM
    Dokumen1 halaman
    Renungan BBM
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • DEKLINASI
    DEKLINASI
    Dokumen9 halaman
    DEKLINASI
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen1 halaman
    Makalah
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Mahkamah Internasional
    Mahkamah Internasional
    Dokumen5 halaman
    Mahkamah Internasional
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Tugas Evafor
    Tugas Evafor
    Dokumen1 halaman
    Tugas Evafor
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Soal
    Soal
    Dokumen10 halaman
    Soal
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data Well Log
    Analisa Data Well Log
    Dokumen7 halaman
    Analisa Data Well Log
    Sukawan Zaky
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Seis
    Seis
    Dokumen2 halaman
    Seis
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen9 halaman
    Bab 1
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen1 halaman
    Makalah
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan
    Halaman Pengesahan
    Dokumen2 halaman
    Halaman Pengesahan
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • MC FKMK
    MC FKMK
    Dokumen1 halaman
    MC FKMK
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Tanah Longsor
    Tanah Longsor
    Dokumen22 halaman
    Tanah Longsor
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Renungan BBM
    Renungan BBM
    Dokumen1 halaman
    Renungan BBM
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Per Tanya An
    Per Tanya An
    Dokumen1 halaman
    Per Tanya An
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Puisi Doa 3
    Puisi Doa 3
    Dokumen2 halaman
    Puisi Doa 3
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Renungan BBM
    Renungan BBM
    Dokumen1 halaman
    Renungan BBM
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Langit
    Langit
    Dokumen3 halaman
    Langit
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Abdi Kristianto
    Belum ada peringkat