Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Laporan Kasus
Identitas Pasien Nama : Ny. K Umur : 29 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Karang Anyar VII Agama : Islam Suku bangsa : Jawa Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status perkawinan: Menikah Pendidikan : SMA
Anamnesa Dilakukan Auto dan Alloanamnesa Keluhan Utama Perdarahan per vaginam pasca melahirkan sejak 2 jam yang lalu. Keluhan Tambahan Muntah, urine berwarna merah, dan lemas.
Pasien datang ke IGD RSUD Semarang pada jam 13.30 dengan keluhan utama perdarahan per vaginam pasca melahirkan sejak 2 jam yang lalu. OS melahirkan di klinik bidan 3 jam yang lalu dengan persalinan normal.Dari Bidan yang membantu persalinan pasien diketahui 30 menit plasenta lahir dengan lengkap, perdarahan per vaginam tidak berhenti dan pasien segera dirujuk ke RSUD Semarang untuk mendapat penanganan lebih lanjut.Saat dirujuk pasien terpasang infus RL dengan oksitosin 5 unit dan sudah diberikan Kalnex 250 mg. Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa disertai prongkolan. Darah keluar tidak berhenti namun tidak memancar bersamaan dengan nadi pasien. Perdarahan yang keluar >500cc.Selain perdarahan, pasien juga mengeluh muntah yang diawali mual. Muntah sebanyak 2 kali. Sekali muntah sekitar seperempat gelas. Muntah tidak menyembur dan tidak bercampur darah. Pasien tidak merasakan adanya mulas dan tidak mengeluh nyeri perut ataupun nyeri di daerah vagina pada saat perdarahan. Keluhan nyeri kepala, pusing berputar, demam, dan sesak nafas disangkal oleh pasien. Saat di IGD, pasien sudah merasa lemas namun tidak mengantuk.
Riwayat pernikahan Menikah 1x, pada saat usia 24 tahun, usia pernikahan 5 tahun
1.2009 / klinik bersalin/ spontan / aterm / perempuan / 3300 g / hidup 2.2011 / klinik bersalin / bidan / spontan / aterm / perempuan / 3200 g / hidup 3.2013 / klinik bersalin / bidan / spontan / aterm / perempuan /Dirujuk ke Sultan Agung karena Asfiksia
Riwayat ANC Selama hamil, pasien memeriksakan diri ke bidan setiap bulan, suntik TT (+)
Riwayat Penyakit Keluarga DM( -) Hipertensi ( -) Penyakit jantung (- ) Alergi (-) Asma(-)
Riwayat Penyakit Dahulu DM( -) Hipertensi ( -) Penyakit jantung (- ) Alergi (-) Asma(-)
Riwayat Operasi Pasien mengaku tidak pernah menjalani operasi apapun sebelumnya
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata Keadaan umum Kesadaran Keadaan gizi Tanda-tanda vital Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu : 120/80 mmH : 90x/menit, reguler : 20x/menit, reguler : 36.3 C : tampak sakit sedang : Compos mentis : baik
Pukul 13.30
Kepala : Normocephali, tidak teraba benjolan Mata : Konjungtiva pucat : +/+ Sklera ikterik : -/Pupil : bulat, isokor Reflex cahaya : +/+ Telinga : Normotia Sekret : -/Serumen : -/Hidung : bentuk : normal Sekret : -/Mulut : bibir tidak sianosis Uvula : di tengah Faring : tidak hiperemis Lidah : tidak kotor Leher : Trachea : di tengah Kel. Tiroid: tidak membesar Axilla : KGB tidak membesar Payudara : Simetris kanan-kiri, areola mammae tidak retraksi, tidak teraba massa, tanda radang (-), nyeri tekan (-)
Thorax Inspeksi : Bentuk simetris saat statis dan dinamis, tidak tampak retraksi sela iga Palpasi : Stem fremitus kanan/kiri sama kuat Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru Auskultasi: Suara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-) Jantung Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicula sinistra Perkusi : batas jantung dalam batas normal Auskultasi : bunyi jantung I normal, bunyi jantung II normal, reguler, murmur (-), galop (-)
Abdomen Inspeksi : datar Palpasi : perut teraba supel, nyeri tekan (+) pada suprasimpisis AuskultasI: bising usus (+) normal Genitalia : tampak normal, tanda radang (-), oedem (-) Ekstremitas : edema -/akral dingin: +/+ Reflex : fisiologis + + patologis: - + + - -
Pukul 14.20
Status Generalisata Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda vital Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu : 70/55 mmHg : 110x/menit, irreguler : 26x/menit, reguler : 36.0 : tampak sakit berat : Somnolen
Status Obstetri TFU CUT PPV ASI Mobilisasi VUV Portio OUE : Setinggi pusat : lunak : perdarahan aktif :-/:: robekan + : lunak, laserasi (+) arah jam 7 dan 11 : 5 cm,Pemeriksaan dengan kasa didapatkan jaringan kotiledon +
Pemeriksaan Lab
Pukul 15.06 Hb Ht Leukosit Trombosit HBsAg 7,4 g/dL 22,5 % 28,4 /uL 218000 /uL Negative Nilai Normal 12-16 37-47 4,8-10,8 150000-400000
RESUME
Perempuan P3A0, usia 29 tahun. Pasien post partum spontan 2 jam. Perdarahan segar aktiv keluar pervaginam >500cc. Mual +, Muntah + 2 kali, lemas +. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 90x permenit, suhu 36,3 derajat celcius, pernafasan 20x permenit.lalu sejam kemudian menjadi tekanan darah 70/55 mmHg ,nadi 110x/menit, irregular,26x/menit, regular Pemeriksaan Obstetri: TFU : Setinggi pusat CUT : lunak PPV : perdarahan aktiv VUV : robekan + Portio : lunak, laserasi (+)arah jam 7 dan 11 OUE : 5 cm,Pemeriksaan dengan kasa didapatkan jaringan kotiledon +
Diagnosis Kerja
P3A0usia29tahun Post partum spontan 2 jam Perdarahan postpartum et causa suspek atonia uteri Robekan jalan Lahir Laserasi portio
Tekanan darah
Nadi Urin Kesadaran
N
Cepat N N
Turun
Sangat cepat Oliguria /Disorientasi
Tak teratur
Tak teraba Anuria / Koma
Gas darah
CVP Blood loss % EBV
Total Cairan
N
N Sampai 10%
600 ml
pO2
/pCO2
pO2 / pCO2
Sangat rendah Lebih 50%
2000ml
Penatalaksanaan Perdarahan
Jahit robekan jalan lahir dan klem laserasi Periksa fundus lembek (paling sering atonia uteri) lakukan Kompresi Bimanual Saatakan kompresi bimanual, bisa dilakukan evakuasi bekuan darah
Perdarahan lanjut, berikan Oksitosin 5 unit IV bolus dan lakukan masase uterus
Jika gagal, lakukan plasenta manual untuk mengeluarkan sisa plasenta dan menyingkirkan ruptur uteri Dapat diberikan kembali Uterotonika tambahan
tampon uterovagina
Dari keadaan umum pasien,pada pukul 15.10 sesuai status trauma gieseck perkiraan jumlah perdarahan mencapai 2000 ml,lakukan cek HB tiap jam, untuk menilai kebutuhan tranfusi Jika WB menggunakan rumus (HBn Hb x) X BB X 6 HB meningkat 1 g% post tranfusi 450 ml WB Jika PRC menggunakan rumus (HBn Hb x) X BB X 3 HB meningkat 1 g% post tranfusi 4ml/KgBB PRC Terapi cairan yang dibutuhkan pasien pada pukul 15.10 , 1 kolf WB 450 ml, Ditambah 2 kolf HES , 3 kolf RL
Komplikasi DIC Syok Hypovolemik Udema Paru Gagal Jantung Gagal Ginjal
Prognosis
Ad Vitam Ad Functionam Ad Sanationam : dubia ad malam : dubia ad malam : ad malam
Tinjauan Pustaka
Anatomi
Dini
Lambat
Tonus
Trauma
Etiologi
Trombosit
Tissue
Tissue
Perkreta
Addhesiva
Retensio Plasenta
Inkreta
Akreta
Tonus
Atonia Uteri
keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir
Predisposisi Umur (yang terlalu muda atau tua) Paritas (sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara) Partus lama dan partus terlantar Obstetric operatif dan narkosa Uterus terlalu regang dan besar, misalnya pada gemeli, hidramnion atau janin besar. Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus couvelair pada solusio plasenta Malnutrisi
Etiologi Anestesi Distensi berlebihan (gemeli, makrosomia, hidramnion) Partus lama Partus terlalu cepat Persalinan karena induksi oksitosin Multiparitas Korioamnionitis Pernah atonia sebelumnya
Diagnosis
Ditegakkan bila setelah bayi dan plasenta lahir ternyata perdarahan masih aktif dan banyak, bergumpal, dan pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang lembek
1Palpasi uterus, bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri 2Memeriksa plasenta dan ketuban, apakah lengkap atau tidak 3Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari : a.Sisa plasenta dan ketuban b .Robekan uterus 4.Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah 5.Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, clotting time- bleeding time
Penatalaksanaan
Sikap Trendelenburg, memasang IV line dan memberikan oksigen Sekaligus merangsang kontraksi uterus dengan cara :
Masase fundus uteri dan merangsang putting susu Pemberian oksitosin dan turunan ergot melalui suntikan secara IV, IM, atau SC. Efek samping pemberian dapat berupa diare, hipertensi, mual muntah, febris, dan takikardia. Pemberian misoprostol 800-1000ug per rectal Kompresi bimanual eksternal dan atau internal Kompresi aorta abdominalis Pemasangan tampon kondom, kondom dalam kavum uteri disambung dengan kateter, difiksasi dengan karet gelang dan diisi cairan infuse 200 ml yang akan mengurangi perdarahan dan menghindari tindakan operatif.
Tindakan memasang tampon kasa uterovaginal tidak dianjurkan dan hanya bersifat sementara sebelum tindakan bedah dilakukan
Gagal
Ligasi arteria uterine atau arteria ovarika Operasi ransel B Lynch Histerektomi supravaginal Histerektomi total abdominal
Tatalaksana Perdarahan
Tahap I Tahap II Tahap III Uterotonika massage uteri memasang gurita infus + transfusi darah da kompresi bimanual, kompresi aorta, tamponade utero vaginal, jepitan arteri uterine
Kompresi Bimanual
Ligasi B lynch
Pencegahan
Antisipasi
Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap penyakit kronis, anemia, dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien tersebut ada dalam keadaan optimal. Mengenal faktro predisposisi perdarahan postpartum seperti multiparitas, anak besar, hamil kembar, hidramnion, bekas seksio, ada riwayat PPP sebelumnya dan kehamilan risiko tinggi lainnya yang risikonya akan muncul saat persalinan Persalinan harus selesai dalam waktu 35 jam dan pencegahan partus lama Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan. Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan menghindari persalinan dukun. Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi perdarahan postpartum dan mengadakan rujukan sebagaimana mestinya