Sejak tahun 2010 pemerintah telah mempublikasikan peraturan gempa RSNI 03-1726-201X sebagai pengganti SNI 03-1726-2002. Kemudian pada tahun 2012, standar tersebut ditetapkan menjadi SNI 17262012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung dan Non Gedung, maka standar ini membatalkan dan menggantikan SNI 03-1726-2002. Cukup banyak perubahan mendasar pada SNI gempa 2012 ini, salah satunya yaitu penentuan respons spektrum gempa. Pada SNI gempa 2002, gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlampaui besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 10 persen atau gempa dengan periode ulang 500 tahun. Respons spektrum ditentukan berdasarkan peta risiko gempa yang dibagi ke dalam 6 (enam) zona. Sedangkan pada SNI gempa 2012, gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2 persen atau gempa dengan periode ulang 2500 tahun yang merupakan gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko tertarget (MCER - Maximum Considered Earthquake Targeted Risk) dengan memperhitungkan: 1. 2. 3. 4. Gempa Hazard (bahaya kerusakan-MCE). MCER probabilistic. MCER deterministic (adanya patahan/fault). Koefisien Risiko (Cr) atau Collapse Fragility (Vulnerability): probabilitas keruntuhan struktur dengan risiko gempa = 2% umur bangunan 50 tahun.
Berikut ini saya lampirkan ringkasan SNI Gempa Indonesia 1981 & 2002 :
Ini adalah hasil perhitungan respon spectrum gempa untuk Kota Samarinda :