Anda di halaman 1dari 22

RETINOPATI DIABETIKUM DEFINISI Diabetic retinopati (DR) adalah suatu mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan dan

subatan pembuluh darah halus yang meliputi arteriol prekapiler retina, kapiler-kapiler dan vena-vena. Tabel 1: Hipotesis mengenai me anisme pat!ogenesis DR Me anisme Aldose reduktas nflamasi "a#a Ke#$a Meningkatkan produksi Te#api sorbitol, Aldose reduktase

menyebabkan kerusakan sel inhibitor Meningkatkan perlekatan leukosit aspirin pada endotel kapiler, hipoksia, nhibitor terhadap kebocoran, edema macula Mengaktifkan $%&', diaktifkan oleh

!rotein "inase # R)*

DA& pada hiperglikemia !"# (-isoform Menyebabkan kerusakan en+im dan Antioksidan komponen sel yang penting untuk survival Mengaktifkan en+im yang merusak Aminoguanidin Meningkatkan produksi radikal Aminoguanidin bebas, menghambat ekspresi gen, menyebabkan hambatan dalam metabolisme sel sel !enurunan aliran darah ke retina,

A&% ,)*

Apoptosis endotel $%&'

perisit dan sel meingkatkan hipoksia Meningkatkan menimbulkan !%D' &- dan &'-. hipoksia kebocoran, retina, 'otokoagulasi edema retinal pan

macula, neovaskularisasi Menghambat vaskularisasi, menurun pada hiperglikemia Merangsang neovaskularisasi -ipofisektomi, receptor &--

blocker,

octreotide

.. Retinopati Diabetik ,on !roliferatif, atau dikenal /uga dengan 0ackground Diabetic retinopathy. Ditandai dengan1 mikroaneurisma, perdarahan retina, eksudat, RMA, dan kelainan vena a. Minimal1 terdapat 2 . tanda berupa dilatasi vena, mikroaneurisma, perdarahan intraretina yang kecil atau eksudat keras b. Ringan-sedang1 terdapat 2 . tanda berupa dilatasi vena dera/at ringan, perdarahan, eksudat keras, cotton 3ool spots, RMA c. 0erat1 terdapat 2. tanda berupa perdarahan dan mikroaneurisma pada 4 kuadran retina, dilatasi vena pada 5 6uadran atau RMA pada . 6uadran d. *angat berat1 ditamukan 2 5 tanda pada dera/at berat. 5. Retinopati Diabetik !roliferatif. Ditandai dengan neovaskularisasi. a. Ringan (tanpa resiko tinggi)1 bila ditemukan minimal adanya neovaskular pada discus (,$D) yang mencakup 7 8 dari daerah diskus tanpa disertai perdarahan preretina atau vitreus, atau neovaskularisasi dimana sa/a diretina (,$%) tanpa disertai perdarahan preretina atau vitreus. b. 0erat (resiko tinggi)1 apabila ditemukan 9 atau 4 dari faktor resiko sebagai berikut i. Ditemukan ,$% ii. Ditemukan ,$D iii. !embuluh darah baru yang tergolong sedang atau berat yang mencakup : 8 daerah diskus iv. !erdarahan vitreus Adanya pembuluh darah baru yang /elas pada discus opticus atau setiap adanya pembuluh darah baru yang disertai perdarahan,

merupakan 5 gambaran yang paling seing ditemukan pada retinopati proliferative resiko tinggi. Airlie House Convention membagi DR men/adi 91 .. *tadium nonproliferatif 5. *tadium preproliferatif 9. *tadium proliferatif %E&A'A K'INIS &e/ala sub/ekif yang dapat ditemui berupa1 "esulitan membaca !englihatan kabur !englihatan tiba-tiba menurun pada satu mata Melihat lingkaran cahaya Melihat bintik gelap dan kelap-kelip

&e/ala ob/ektif yang dapat ditemukan pada retina1 Mikroaneurisma, merupakan penon/ololan dinding kapiler terutama daerah vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah terutama polus posterior !erdarahan dapat dalam bentuk titik, daris dan becak yang biasanya terletak dekat mikroaneurisma di polus posterior. o Retinal nerve fiber layer haemorrhage (flame shapped). ;erletak superficial, searah dengan nerve fiber. o ntraretinal haemorrhages. Dot-blot haemorrhage terletak pada end artery, dilapisan tengah dan compact. Dilatasi pembuluh darah dengan lumen yang ireguler dan berkelok-kelok -ard e<udates yang merupakam infiltrasi lipid kedalam retina. &amabarannya kekuning-kuningan, pada permulaan eksudat pungtata, 9

membesar kemudian bergabung. %ksudat ini dapat muncul dan hilang dalam beberapa minggu. *oft e<udates (cotton 3ool patches). !ada pemeriksaan oftalmoskopi akan terlihat becak kuning bersifat difus dan ber3arna putih. 0iasanya terletak dibagian tepi daerah nonirigasi dan dihubungkan dengan iskemia retina. ,eovaskularisasi. ;erletak pada permukaan /aringan. ;ampak sebagai pembuluh yang berkelok-kelok, dalam, berkelompok, dan ireguler. Mulamula terletak pada /aringan retina, kemudian berkembang kearah preretinal, ke badan kaca. =ika pecah dapat menimbulkan perdarahan retian, perdarahan subhialoid (preretinal) maupun perdarahan badan kaca. %dema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina terutama daerah macula sehingga sangat mengganngu ta/am pengelihatan. PEMERIKSAAN K'INIS Anamnesis !ada tahap a3al retinopathy DM tidak didapatkan keluhan. !ada tahap lan/ut dari per/alanan penyakit ini, pasien dapat mengeluhkan penurunan ta/am penglihatan serta pandangan yang kabur. Peme#i saan o(talmologi ;emuan pemeriksaan oftalmologi pada retinopathy DM dapat dibagi menurut Diabetic Retinopathy Severity Scale 1

;idak tampak adanya tanda-tanda retinopathy Nonproliferative retinopathy Retinopathy DM merupakan progressive microangiopathy yang mempunyai karakteristik pada kerusakan pembuluh darah kecil dan oklusi. "elainan patologis yang tampak pada a3alnya berupa penebalan membran basement endotel kapiler dan reduksi dari /umlah perisit. "apiler berkembang dengan gambaran dot-like outpouchings yang disebut

mikroaneurisma. !erdarahan dengan gambaran flame-shaped tampak /elas (%va, >hitcher, 5??@). o Mild nonproliferative retinopathy terdapat ditandai dengan ditemukannya minimal . mikroaneurisma. !ada moderate nonproliferative cotton retinopathy mikroaneurisma ekstensif, perdarahan intra retina, venous beading, danA atau ool spots (%va, >hitcher, 5??@)! "riteria lain /uga menyebutkan pada Mild nonproliferative retinopathy1 kelainan yang ditemukan hanya adanya mikroaneurisma dan moderate nonproliferative retinopathy dikategorikan sebagai kategori antara mild dan severe retinopathy DM (%hlers, *hah, 5??B). o Severe nonproliferative cotton- ool retinopathy spots" ditandai dengan and ditemukannya venous beading,

intraretinal microvascular abnormalities ( RMA). -al tersebut didiagnosis pada saat ditemukan perdarahan retina pada 4 kuadran, venous beading dalam 5 kuadran atau RMA pada . kuadran (%va, >hitcher, 5??@). "riteria lain menyebutkan proliferative diabetic retinopathy dikategorikan /ika terdapat . atau lebih1 neovaskularisasi (seperti pada 1 iris, optic disc, atau di tempat lain), atau perdarahan retinaA vitreus (%hlers, *hah, 5??B). #roliferative Retinopathy "omplikasi yang terberat dari DM pada mata pada proliferative diabetic retinopathy. skemia retina yang progresif menstimulasi pembentukan pembuluh darah baru yang menyebabkan kebocoran serum protein yang banyak. $arly proliferative diabetic retinopathy memiliki karakteristik munculnya pembuluh darah baru pada papila nervi optikus (ne3 vessels on the optic disk (,$D)) atau pada tempat lain di retina. "ategori high-risk ditandai dengan pembuluh darah baru pada papila yang meluas melebihi satu per tiga dari diameter papila, pembuluh darah tersebut berhubungan dengan perdarahan vitreus atau pembuluh darah C

baru manapun di retina yang meluas melebihi setengah diameter papila dan berhubungan dengan perdarahan vitreus. !embuluh darah baru yang rapuh berproliferasi pada sisi posterior dari vitreus dan tampak terangkat ketika vitreus mulai menarik retina. Apabila ter/adi perdarahan maka perdarahan vitreus yang masif akan menyebabkan hilangnya penglihatan yang mendadak. Resiko berkembangnya neovaskularisasi dan perdarahan retina dimulai ketika ter/adinya complete posterior vitreous detachment. !ada mata dengan proliferative diabetic retinopathy dan adhesi vitreoretinal yang persisten dapat berkembang proses fibrotik dan membentuk ikatan fibrovaskular yang menyebabkan traksi vitreoretina. -al tersebut dapat menyebabkan progressive traction retinal detachment atau apabila ter/adi robekan retina maka telah ter/adi rhegmatogenous retinal detachment. !erkembangan selan/utnya dari DM pada mata yaitu dapat ter/adi kompllikasi1 iris neovasculari%ation &rubeosis iridis' dan neovascular glaucoma. #roliferative diabetic retinopathy berkembang pada C?D penderita diabetes tipe dalam 3aktu .C tahun se/ak timbulnya penyakit , sistemik mereka. -al ini kurang la+im pada penderita diabetes tipe pasien dengan proliferative diabetic retinopathy memiliki tipe diabetes (%va, >hitcher, 5??@). Diabetic maculopathy dan Diabetic macular edema (DM%) Diabetic maculopathy tampak sebagai penebalan retina fokal atau difus yang diakibatkan oleh rusaknya inner blood(retinal barrier pada endotel kapiler retina yang memicu ter/adinya kebocoran plasma ke sekeliling retina. -al tersebut lebih sering ditemukan pada DM tipe dan memmerlukan terapi. Diabetic maculopathy dapat diakibatkan iskemia yang ditandai dengan edema makula, perdarahan yang dalam dan eksudasi. ''A menun/ukkan hilangnya kapiler retina dan bertambah luasnya daerah avaskular pada fovea (%va, >hitcher, 5??@). E dari tipe

tetapi karena ada lebih banyak pasien dengan diabetes tipe , lebih banyak

Dapat ter/adi pada tiap tahapan dari retinopathy DM (%hlers, *hah, 5??B). %dema makula yang signifikan secara klinis (#linically significant macular edema (#*M%)) ditetapkan apabila teradapat satu dari beberapa kriteria berikut 1 o !enebalan retina dalam /arak C?? Fm (satu per tiga ukuran disc) dari fovea centralis. o -ard e<udates pada /arak C?? Fm dari fovea centralis apabila berhubungan dengan penebalan retina. o !enebalan retina lebih besar dari ukuran disc dan bagian dari penebalan itu mencakup area disc pada fovea centralis (%hlers, *hah, 5??B). DIFERENSIA' DIA%NOSIS

Branch Retinal Vein Occlusion Central Retinal Vein Occlusion Macular drussen: Bilateral, titik kekuningan focal yang dapat di
salah artikan sebagai hard exudate. Namun pada kelainan ini, titik-titik tersebut tidak membentuk sebagai rosette.

Hypertensive retinopathy: terdapat tanda khas yang berupa oedema retinal bilateral, terdapat eksudat keras dan flame shapped haemorrages dan dapat bersamaan dengan adanya BDR (background diabetic retinopathy ). Namun hard e udates membentuk macular star dan tidak membentuk cincin.

Retinal artery macroaneurysm: terdapat oedem retina, hard exudates, dan haemorrhages, namun biasanya unilateral dan perubahan lebih terlokalisir.

Ocular Ischemic yndrome (0havsar, 5??G, "anski, 5??@)

PEMERIKSAAN PENUN&AN% 'abo#ato#i)m &lukosa puasa dan -emoglobin A.c (-bA.c) merupakan tes laboratorium yang sangat penting yang dilakukan untuk membantu mendiagnosis diabetes. "adar -bA.c /uga penting pada follo3-up /angka pan/ang pera3atan pasien dengan diabetes dan retinopati diabetik. Mengontrol diabetes dan mempertahankan level -bA.c pada range E-@D merupakan sasaran pada mana/emen optimal diabetes dan retinopati diabetik. =ika kadar normal dipertahankan, maka progresi dari retinopati diabetik bisa berkurang secara signifikan. Pen*it#aan Angiografi fluoresensi fundus ()undus )luorescein Angiography (''A)) merupakan pemeriksaan tambahan yang tidak terhingga nilainya dalam diagnosis dan mana/emen retinopathy DM *
o

Mikroaneurisma akan tampak sebagai hiperfluoresensi pinpoint yang tidak membesar tetapi agak memudar pada fase akhir tes. !erdarahan berupa noda dan titik bisa dibedakan dari

mikroaneurisma karena mereka tampak hipofluoresen.


o

Area yang tidak mendapat perfusi tampak sebagai daerah gelap homogen yang dikelilingi pembuluh darah yang mengalami oklusi. RMA (+ntra Retinal Microvascular Abnormality) tampak sebagai pembuluh darah yang tidak bocor, biasanya ditemukan pada batas luar retina yang tidak mendapat perfusi.

Tes lainn+a ;es yang lain meliputi optical coherence tomography ()#;), yang menggunakan cahaya untuk menghasilkan bayangan cross-sectional dari retina. H/i ini digunakan untuk menentukan ketebalan retina dan ada atau tidaknya pembengkakan di dalam retina akibat tarikan vitreomakular. ;es

ini /uga digunakan untuk diagnosis dan penatalaksanaan edema makular diabetik atau edema makular yang signifikan secara klinis. PENATA'AKSANAAN Pe#a,atan Me-is

!engendalian glukosa1 pengendalian glukosa secara intensif pada pasien dengan DM tergantung insulin ( DDM) menurunkan insidensi dan progresi retinopathy DM. >alaupun tidak ada u/i klinis yang sama untuk pasien dengan DM tidak tergantung insulin (, DDM), sangat logis untuk mengasumsikan bah3a prinsip yang sama bisa diterapkan. 'aktanya, ADA menyarankan bah3a semua diabetes (, DDM dan DDM) harus mempertahankan level hemoglobin terglikosilasi kurang dari @D untuk mencegah atau paling tidak meminimalkan kompilkasi /angka pan/ang dari DM termasuk retinopathy DM.

,he $arly ,reatment for Diabetic Retinopathy Study (%;DR*) menemukan bah3a EC? mg aspirin setiap harinya tidak memberikan keuntungan dalam pencegahan progresi retinopati diabetik. *ebagai tambahan, aspirin tidak diobservasi dalam mempengaruhi insidensi perdarahan vitreus pada pada pasien yang memerlukannya untuk penyakit kardiovaskular atau kondisi yang lain.

Te#api Be-a! Diperkenalkannya fotokoagulasi laser pada tahun .GE?an dan a3al .G@?an menyediakan modalitas terapi noninvasif yang memiliki tingkat komplikasi yang relatif rendah dan dera/at kesuksesan yang signifikan. Metodenya adalah dengan mengarahkan energi cahaya dengan fokus tinggi untuk menghasilkan respon koagulasi pada /aringan target. !ada nonproliferative diabetic retinopathy (,!DR), terapi laser diindikasikan pada terapi #*M%. *trategi untuk mengobati edema macular tergantung dari tipe dan luasnya kebocoran pembuluh darah.

=ika edema adalah akibat dari kebocoran mikroaneurisma spesifik, pembuluh darah yang bocor diterapi secara langsung dengan fotokoagulasi laser fokal.

!ada kasus dimana fokus kebocoran tidak spesifik, pola grid dari laser diterapkan. ;erapi lainnya yang potensial untuk diabetic macular edema (DM%) meliputi intravitreal triamcinolone acetonide ("enalog) dan bevaci+umab (Avastin). "edua medikasi ini bisa menyebabkan penurunan atau resolusi macular edema. 'okus pengobatan bagi pasien retinopathy DM non proliferative tanpa

edema makula adalah pengobatan terhadap hiperglikemia dan penyakit sistemik lainnya. ;erapi laser argon fokal terhadap titik-titik kebocoran retina pada pasien yang secara klinis menun/ukkan edema bermakna dapat memperkecil resiko penurunan penglihatan dan meningkatkan fungsi penglihatan. *edangkan mata dengan edema makula diabetik yang secara klinis tidak bermakna maka biasanya hanya dipantau secara ketat tanpa terapi laser. Hntuk proliferative retinopathy DM biasanya diindikasikan pengobatan dengan fotokoagulasi panretina laser argon, yang secara bermakna menurunkan kemungkinan perdarahan masif korpus vitreum dan pelepasan retina dengan cara menimbulkan regresi dan sebagian kasus dapat menghilangkan pembuluhpembuluh baru tersebut. "emungkinan fotokoagulasi panretina laser argon ini beker/a dengan mengurangi stimulus angiogenik dari retina yang mengalami iskemik. ;ekniknya berupa pembentukan luka-luka bakar laser dalam /umlah sampai ribuan yang tersebar ber/arak teratur di seluruh retina, tidak mengenai bagian sentral yang dibatasi oeh diskus dan pembuluh vaskular temporal utama. Di samping itu peran bedah vitreoretina untuk proliferative retinopathy DM masih tetap berkembang, sebagai cara untuk mempertahankan atau memulihkan penglihatan yang baik.

.?

Diet Diet makan yang sehat dengan makanan yang seimbang penting untuk semua orang dan terutama untuk pasien diabetes. Diet seimbang bisa membantu mencapai pengontrolan berat badan yang lebih baik dan /uga pengontrolan diabetes. A ti.itas Mempertahankan gaya hidup sehat dengan olah raga yang teratur penting untuk semua individu, terutama individu dengan diabetes. )lah raga bisa membantu dengan men/aga berat badan dan dengan absorpsi glukosa perifer. -al ini dapat membantu meningkatkan kontrol terhadap diabetes, dan dapat menurunkan komplikasi dari diabetes dan retinopathy DM.

Me-i amentosa 0eberapa obat-obatan yang belum resmi digunakan untuk terapi retinopati diabetik. )bat-obatan ini dimasukkan ke dalam mata melalui in/eksi intravitreus. ntravitreal triamcinolone digunakan dalam terapi edema makular diabetik. H/i klinis dari Diabetic Retinopathy Clinical Research Net ork (DR#R.net) menun/ukkan bah3a, 3alaupun ter/adi penurunan pada edema makular setelah triamcinolone intravitreal tetapi efek ini tidak secepat yang dicapai dengan terapi laser fokal. *ebagai tambahan, triamcinolone intravitreal bisa memiliki beberapa efek samping, seperti respon steroid dengan peningkatan tekanan intraocular dan katarak. )bat-obatan lain yang digunakan pada praktek klinis dan u/i klinis meliputi bevaci+umab intravitreal (Avastin) dan ranibi+umab (Iucentis). )batobatan ini merupakan fragmen antibodi dan antibodi $%&'. Mereka bisa membantu mengurangi edema makular diabetic dan /uga neovaskularisasi diskus atau retina. "ombinasi dari beberapa obat-obatan ini dengan terapi laser fokal sedang diinvestigasi dalam u/i klinis.

..

PER&A'ANAN K'INIS DAN PRO%NOSIS !asien DR,! minimal dengan hanya ditandai mikroaneurisma yang /arang memiliki prognosis baik sehingga cukup dilakukan pemeriksaan ulang setiap . tahun. !asien yang tergolong DR,! sedang tanpa disertai oedema macula perlu dilakukan pemeriksaan ulang setiap E-.5 bulan karena sering bersifat progresif. !asien DR,! dera/at ringan sampai sedang dengan disertai edema macula yang secara klinik tidak signifikan perlu dilakukan pemeriksaan ulang setiap 4-E bulan karena dapat berkembang men/adi clinically significant macular edema (#*M%). Hntuk pasien DR,! dengan #*M% harus dilakukan fotokoagulasi. Dengan terapi fotokoagulasi, resiko kebutaan untuk grup pasien ini dapat berkurang C?D. !asien DR,! berat beresiko tinggi untuk men/adi DR!. *eparuh dari pasien DR,! berat akan berkembang men/adi DR! dalam . tahun adalah @CD dimana 4CD diantaranya tergolong DR! resiko tinggi. )leh sebab itu pasien DR,! sangat berat perlu dilakukan pemeriksaan ulangan tiap 9-4 bulan. !asien dengan DR! resiko tinggi harus segera diterapi fotokoagulasi. ;eknik yang dilakukan adalah scatter photocoagulation !asien DR! resiko tinggi yang disertai #*M% terapi mula-mula menggunakan metode focal atau panretinal (scatter). )leh karena metode fotokoagulasi metode panretina dapat menimbulkan eksaserbasi dari edema macula, maka untuk terapi dengan metode ini harus dibagi men/adi 5 tahap. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prognosis1

'aktor prognostik yang menguntungkan

.5

o o o

%ksudat yang sirkuler. "ebocoran yang /elasAberbatas tegas. !erfusi sekitar fovea yang baik. %dema yang difus A kebocoran yang multiple. Deposisi lipid pada fovea. skemia macular. %dema macular kistoid. $isus preoperatif kurang dari 5?A5??. -ipertensi. Rubeosis iridis progresif ini merupakan komplikasi segmen anterior paling

'aktor prognostik yang tidak menguntungkan


o o o o o o

Kompli asi1/10/11/11 .. !enyakit

sering.,eovaskularisasi pada iris (rubeosis iridis) merupakan suatu respon terhadap adanya hipoksia dan iskemia retina akibat berbagai penyakit, baik pada mata maupun di luar mata yang paling sering adalah retinopati diabetik. ,eovaskularisasi iris pada a3alnya ter/adi pada tepi pupil sebagai percabangan kecil, selan/utnya tumbuh dan membentuk membrane fibrovaskular pada permukaan iris secara radial sampai ke sudut, meluas dari akar iris mele3ati ciliary body dan sclera spur mencapai /aring trabekula sehingga menghambat pembuangan a6uous dengan akibat intra ocular presure meningkat dan keadaan sudut masih terbuka.*uatu saat membrane fibrovaskular ini konstraksi menarik iris perifer sehingga ter/adi sinekia anterior perifer (!A*) sehingga sudut bilik mata depan tertutup dan tekanan intra okuler meningkat sangat tinggi sehingga timbul reaksi radang intra okuler.*epertiga pasien dengan rubeosis iridis terdapat pada penderita retinopati diabetika. 'rekuensi timbulnya rubeosis pada pasien retinopati diabetika dipengaruhi oleh adanya tindakan bedah. nsiden ter/adinya rubeosis iridis dilaporkan sekitar 5C-45 D setelah tindakan vitrektomi, sedangkan timbulnya glaukoma neovaskuler sekitar .?-59D yang ter/adi E bulan pertama setelah dilakukan operasi. .9

5.

&laukoma neovaskular

&laukoma neovaskuler adalah glaukoma sudut tertutup sekunder yang ter/adi akibat pertumbuhan /aringan fibrovaskuler pada permukaan iris dan /aringan anyaman trabekula yang menimbulkan gangguan aliran a6uous dan dapat meningkatkan tekanan intra okuler. ,ama lain dari glaukoma neovaskular ini adalah glaukoma hemoragik, glaukoma kongestif, glaukoma trombotik dan glaukoma rubeotik. %tiologi biasanya berhubugan dengan neovaskular pada iris (rubeosis iridis). ,eovaskularisasi pada iris (rubeosis iridis) merupakan suatu respon terhadap adanya hipoksia dan iskemia retina akibat berbagai penyakit, baik pada mata maupun di luar mata yang paling sering adalah retinopati diabetik. ,eovaskularisasi iris pada a3alnya ter/adi pada tepi pupil sebagai percabangan kecil, selan/utnya tumbuh dan membentuk membrane fibrovaskuler pada permukaan iris secara radial sampai ke sudut, meluas dari akar iris mele3ati ciliary body dan sclera spur mencapai /aring trabekula sehingga menghambat pembuangan akuos dengan akibat ntra )cular !resure meningkat dan keadaan sudut masih terbuka.

9.

!erdarahan vitreus rekuren vitreus sering vitreus ter/adi pada retinopati karena diabetik ter/adi terbentuknya

!erdarahan

proliferatif.!erdarahan

neovaskularisasi pada retina hingga ke rongga vitreus.!embuluh darah baru yang tidak mempunyai struktur yang kuat dan mudah rapuh sehingga mudah mengakibatkan perdarahan.!erdarahan vitreus memberi gambaran perdarahan pre-retina (sub-hyaloid) atau intragel.!erdarahan intragel termasuk didalamnya adalah anterior, middle, posterior, atau keseluruhan badan vitreous.

&e/alanya adalah perkembangan secara tiba-tiba dari floaters yang ter/adi saat perdarahan vitreous masih sedikit.!ada perdarahan badan kaca yang massif, pasien biassanya mengeluh kehilangan penglihatan secara tibatiba.)ftalmoskopi direk secara /auh akanmenampakkan bayangan hitam yang berla3anan dengan sinar merah pada perdahan vitreous yang masih .4

sedikit dan tidak ada sinar merah /ika perdarahan vitreous sudah banyak. )ftalmoskopi direk dan indirek menun/ukkan adanya darah pada ruang vitreous.Hltrasonografi 0scan membantu untuk mendiagnosa perdarahan badan kaca.

23

Ablasio retina

Merupakan keadaan dimana terlepasnya lapisan neurosensori retina dari lapisan pigmen epithelium.Ablasio retina tidak menimbulkan nyeri, tetapi bisa menyebabkan gambaran bentuk-bentuk ireguler yang melayanglayang atau kilatan cahaya, serta menyebabkan penglihatan men/adi kabur.

13

I-entitas Pasien ,ama Hmur =enis "elamin !eker/aan !endidikan Agama *uku Alamat 1 bu J*K 1 4B tahun 1 !erempuan 1 bu Rumah ;angga 1 *M! 1 slam 1 =a3a 1 0elo Htara, 0ima

;anggal !emeriksaan 1 .. =uni 5?.5 03 Anamnesis A. Kel)!an Utama: ;erdapat bayangan hitam berbetuk garis - garis di bagian ba3ah penglihatan pasien B3 Ri,a+at Pen+a it Se a#ang: !asien mengeluhkan ada bayangan hitam berbetuk garis - garis di bagian ba3ah penglihatan pasien. !asien merupakan pasien konsulan dari poliklinik penyakit dalam dengan diagnosis diabetes mellitus. 0ayangan hitam ini dia3ali dengan muncul titik hitam pada penglihatan pasien.

.C

*emakin lama semakin memberat dan saat ini berbentuk garis L garis. !asien mengalami keluhan ini se/ak 9 bulan yang lalu pada mata kanannya saat bangun tidur, kemudian dilan/utkan 5 bulan yang lalu pada mata kirinya. menurut pasien bayangan hitam bergaris ini muncul perlahan sedikit demi sedikit sehingga pasien tidak datang berobat sampai bayangan hitam tersebut men/adi semakin berat dan pandangan bertambah kabur seperti saat ini. 0ayangan hitam yang dilihat pasien dirasakan terus menerus. *aat a3al muncul ge/ala, pasien /uga mengeluhkan ada rasa gatal dan mata berair. ,amun sekarang pasien menyangkal adanya rasa gatal dan mata berair. "3 Ri,a+at Pen+a it Da!)l) !asien mengaku tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya. Ri3ayat trauma (-). !asien memiliki ri3ayat hipertensi dan diabetes mellitus. !asien sudah didiagnosa diabetes mellitus se/ak .? tahun yang lalu. D3 Ri,a+at Pen+a it Kel)a#ga ;idak ada keluarganya yang mengalami hal serupa dengan pasien. 0apak pasien memiliki ri3ayat diabetes mellitus E3 Ri,a+at Ale#gi Ri3ayat alergi makanan (-) Ri3ayat alergi obat (-) F3 Ri,a+at Pengobatan !asien menyatakan teratur minum obat diabetes berupa pil dari dokter. !asien belum pernah berobat untuk penyakit mata yang dideritanya. . 43 Peme#i saan Fisi M *tatus &eneralis "eadaan Hmum 1 0aik

.E

"esadaranA&#* ;ekanan darah ,adi 'rekuensi ,apas *uhu

1 #ompos mentis A %4$CME 1 .9?AE? mm-g 1 B5 kaliAmenit 1 .E kaliAmenit 1 9E,. ) #

M !emeriksaan ;anda $ital

M *tatus Iokalis No 13 03 5is)s 'apang pan-ang Peme#i saan Mata Kanan .AE? sc Menyempit dari segala arah, lapang pandang inferior menyempit hingga pertengahan 0aik ke segala arah (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) N .? mm -iperemi *ikatrik -iperemi *ikatrik (-) (-) (-) (-) %dema -iperemi !seudoptosis %ntropion %ktropion 63 Palpeb#a In(e#io# %dema -iperemi %ntropion %ktropion 73 83 Fiss)#a palpeb#a Kon$)ngti.a Palpeb#a S)pe#io# Kon$)ngti.a Palpeb#a Mata Ki#i EA4? sc Menyempit dari segala arah, lapang pandang inferior menyempit hingga pertengahan 0aik ke segala arah (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) N .? mm (-) (-) (-) (-) .@

43 23

%e#a an bola mata Palpeb#a S)pe#io#

93

In(e#io# :3 Kon$)ngti.a B)lbi n/eksi "on/ungtiva n/eksi *iliar Massa %dema 113 Ko#nea 0entuk "e/ernihan !ermukaan *ikatrik 0enda Asing 113 Bili Mata Depan 103 I#is 143 P)pil "edalaman -ifema >arna 0entuk 0entuk Refleks cahaya langsung Refleks cahaya tidak langsung 123 'ensa 163 TIO 173 F)n-)s opi "e/ernihan ris *hado3 !alpasi ;onometri Refleks 'undus &ambaran fundus (-) (-) (-) (-) #embung =ernih Iicin (-) (-) #ukup (-) #oklat 0ulat dan regular 0ulat (N) (N) =ernih (-) "esan normal .5 mm-g (N) ;erang %ksudat (N) !erdarahan (N) !elebaran vena (N) (-) (-) (-) (-) #embung =ernih Iicin (-) (-) #ukup (-) #oklat 0ulat dan regular 0ulat (N) (N) =ernih (-) "esan normal .@ mm-g (N) ;erang %ksudat (N) !erdarahan (N) !elebaran vena (N)

.B

BAB III IDENTIFIKASI MASA'AH DAN ANA'ISA KASUS 13 I-enti(i asi Masala! 0erdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah1 a. !englihatan kabur perlahan - lahan b. !enyempitan lapang pandang dan 0ayangan hitam berbetuk garis L garis di lapang pandang inferior 03 Analisa Kas)s A3 Pengli!atan ab)# pe#la!an ; la!an !englihatan pasien kabur perlahan L lahan pada pasien dapat diakibatkan oleh kelainan kelainan progresif media katarak dan kelainan saraf optik. !englihatan berkurang perlahan L lahan yang tidak diikuti dengan mata merah dapat disebabkan oleh katarak, glaukoma simpleks, retinopati diabetik, degenerasi makula, retinopati hipertensi. !ada pasien ini tidak ditemukan katarak )D dan )*, /adi diagnosis katarak dapat disingkirkan. ; ) pasien masih dalam batas normal /adi kemungkinan glaukuma simpleks dapat disingkirkan. Iapang pandang perifer pasien menyempit dari segala arah, /adi untuk memastikan dengan benar bah3a pasien tidak menderita glaukoma maka dapat dilakukan pemeriksaan u/i suspek glaukoma. Degenerasi makula dapat disingkirkan karena tidak terdapat gambaran penumpukan pigmen dan memucatnya makula. Retinopati hipertensi disingkirkan karena pada retinopati hipertensi pembuluh darah cenderung mengecil, sedangkan pada pasien terlihat pelebaran pembuluh darah. "emungkinan diagnosis yang mendekati untuk pasien adalah retinopati diabetik, karena pasien saat pemeriksaan funduskopi didapatkan gambaran perdarahan, eksudat, dan pelebaran vena. "emungkinan

.G

diagnosis ini /uga ditun/ang oleh ri3ayat pasien yang menderita diabetes mellitus se/ak .? tahun yang lalu. B3 Pen+empitan lapang pan-ang -an Ba+angan !itam be#bet) ga#is ; ga#is -i lapang pan-ang in(e#io# !enyempitan lapang pandang hampir dari segala arah biasanya ter/adi pada glaukoma. ,amun hasil pemeriksaan tonometri memperlihatkan ; ) pasien masih dalam batas normal, /adi diagnosis glaukoma dapat disingkirkan dengan melakukan pemeriksaan u/i suspek glaukoma terlebih dahulu. 0ayangan hitam berbetuk garis L garis di lapang pandang inferior sampai ke bagian tengah pada kedua mata tersebut kemungkinan adalah hemianopsia altitudinal. -emianopsia altitudinal adalah hilangnya lapang pandang sebagian ba3ah atau atas. "elainan ini biasanya ter/adi pada kelainan saraf optik atau pada kelainan retina. 0ayangan hitam bergaris /uga dapat muncul pada pasien yang mengalami perdarahan di segmen posterior bola mata. "3 Assessment Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan ge/ala yang terdapat pada pasien mengarahkan pada diagnosa retinopati diabetik. Diagnosa ini dipilih karena pasien ditemukan perdarahan, eksudat, dan pelebaran vena pada pemeriksaan funduskopi. Diagnosa ini /uga ditun/ang oleh ri3ayat diabetes mellitus pada pasien yang dideritanya se/ak .? tahun yang lalu. Diagnosis Ke#$a: Retinopati diabetik )D dan )*

D3 Planning A3 Us)lan Peme#i saan 'an$)tan !emeriksaan fotografi fundus digital 5?

!emeriksaan angiografi fluoresein !emeriksaan H*& !emeriksaan suspek glaukoma 1 H/i minum air H/i steroid

B3 Tatala sana E3 KIE - !asien diberikan informasi bah3a, pasien harus mengontrol gula darah dan tekanan darahnya untuk mengurangi progresifitas dari kelainan di mata pasien baik itu dengan obat L obatan diabetes dan diet rendah gula. - !asien diberikan informasi bah3a, 3alaupun nantinya sudah dilakukan pengobatan dengan menggunakan laser, penglihatan pasien tidak akan normal seratus persen tetapi terapi tersebut bertu/uan untuk tidak memperparah keluhan di mata pasien. F3 P#ognosis !rognosis untuk penglihatan pasien pada kasus ini adalah dubia ad malam. 'otokoagulasi laser

5.

55

Anda mungkin juga menyukai