Anda di halaman 1dari 43

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Beberapa jembatan yang ada di samarinda telah mengalami kerusakan yang disebabkan karena bertambahnya volume kendaraan yang melewati jembatan serta karena umur jembatan yang sudah tua. Kerusakan tersebut harus segera diperbaiki karena jika tidak akan mengakibatkan keruntuhan struktur. Beberapa jembatan yang telah mengalami kerusakan di antaranya Jembatan Arif Rahman Hakim dan Jembatan Dua di Samarinda. Jembatan Arif Rahman Hakin dan Jembatan Dua samarinda telah mengalami keretakan terutama pada plat lantai jembatan. Keretakan pada plat beton lantai jembatan akan mengakibatkan rembesan air yang akan menyebabkan terjadi proses keasaman pada baja tulangan akibat selanjutnya baja akan mengembang dan menjadi keropos. Baja yang keropos akan putus sehingga fungsi baja tulangan dalam beton yaitu menahan gaya tarik akan berkurang dan pada tahap tertentu akan tidak berfungsi sama sekali. Jika sistem struktur yang dibangun dengan beton bertulang tidak berfungsi maka akan terjadi keruntuhan pada plat beton yang mengalami keretakan dan rembesan air. Untuk mengatasi masalah retak pada plat beton lantai jembatan dapat dilakukan dengan perbaikan Injection yaitu dengan cara memasukkan bahan perekat kedalam celah atau retakan pada plat lantai beton. Kemudian diinjection dengan tekanan sampai terlihat pada lubang atau celah lain telah terisi. Penginjection harus dilakukan sampai penuh sehingga seluruh celah retak dapat tertutupi dengan rapat.

1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara kerja perbaikan lantai jembatan apabila direncanakan dengan bahan perekat low pressure system dan dengan pelat baja ? 1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan Maksud dan tujuan dari penulisan ini yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui cara perbaikkan retak lantai jembatan dengan cara suntikan bahan perekat menggunakan low pressure system dan dengan pelat baja atau penambahan gelagar 1.4. Batasan Penulisan Berdasarkan hasil pengamatan, maka isi penulisan mengenai perkuatan lantai jembatan dengan metode injection (low pressure system) dan penambahan gelagar terutama pada jembatan II dan jembatan Arif Rahman Hakim di samarinda 1.5. Sistematika penulisan laporan Dalam memudahkan pembahasan untuk menyusun laporan maka dibuat sistematika penulisan laporan. Adapun urutan pokok penulisan laporan adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan tentang tinjauan umum, latar belakang rumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan, batasan penulisan, metode penulisan laporan, sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Berisikan tentang definisi masalah yang dibahas, teori dan rumus rumus yang digunakan, serta literature (sumber) dari perolehan data. BABIII PERANCANGAN PEREKAT LOW PERBAIKAN PRESSURE GELAGAR 2 DENGAN SYSTEM PADA BAHAN DAN

PENAMBAHAN JEMBATAN

LANTAI

Berisikan tentang data teknis lapangan, jenis data apa saja yang digunakan, macam dan jenis survey yang dilakukan, analisa data yang digunakan, konsep dan perancangan DAFTAR PUSTAKA Berisikan tentang buku-buku referensi penunjang penulisan laporan praktek kerja lapangan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Definisi Perbaikan retak pada pelat beton lantai jembatan dengan cara penyuntikan.

Bahan perekat ini adalah suatu cara perbaikan retak beton yang retakannya berkisar antara 0,04 mm sampai dengan 2,00 mm menjadi satu kesatuan kembali, sehingga retak beton tidak bertambah parah dan beton dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Pekerjaan ini meliputi penyuntikan bahan perekat kedalam retakan yang ada sampai terisi penuh. Jenis pekerjaan perbaikan ini apabila kondisi beton struktur yang akan diperbaiki sesuai persyaratan dibawah ini : Lebar retak beton yang ada pada struktur beton tidak lebih dari 2,00 mm Mutu beton yang ada tidak boleh kurang dari K-175. Bagian struktur beton yang akan diperbaiki belum mengalami kebocoran atau belum ada rembesan air dari bagian atas. Jenis bahan perekat, bahan penutup / seal dan injector / alat penyuntik yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Kuasa Bangunan atau telah mendapat rekomendasi dari Balai Penelitian Independen melalui hasil penelitian / pengujian bahan epoxy resin dan bahan penutup / seal atau sesuai persyaratan tersebut dibawah ini

2.2 2.2.1

Teori dan Rumus Bahan Perekat Bahan perekat ini harus mempunyai daya penetrasi sedemikian rupa

sehingga dapat mengisi celah retak pada posisi penyuntikan dari bawah keatas dalam keadaan struktur bergetar ( lalu-lintas tidak ditutup ). Tidak menyusut setelah mengeras, sehingga bahan perekat harus merupakan jenis epoxy murni tanpa bahan pelarut apapun yang dapat mengakibatkan penyusutan bahan. Bahan perekat harus tahan terhadap air hujan, air laut dan bahan kimia lainnya seperti karbon monoxjde atau H2SO4 dan sebagainya. Jenis cairan bahan perekat harus 4

memenuhi persyaratan untuk melekatkan struktur beton akibat retakan atau memenuhi persyaratan AASTHO M235 atau JIS sebagai berikut : Jenis cairan bahan perekat harus memenuhi persyaratan untuk melekatkan struktur beton akibat retakan atau memenuhi persyaratan AASTHO M235 atau JIS sebagai berikut : 1. 2. 3. Berat jenis ( Specific Gravity) (JIS K 7112 ) 1,15 0,05 g/cm3 Viscosity ( JIS K 6838) 500 200 m Pa.s Kekuatan Tekan (Comprressive yeald strength) (JIS K 7208) 500 Kg/cm2 4. Modulus Elastisitas (Comprressive ejlasic coefficient) (JIS K 7208) 10.000 Kg/cm2 5. Kekuatan Geser Tarik (Tensile shear strength) (JIS K 6850) 100 Kg/cm2 2.2.2. Bahan Penutup (Grout) Bahan penutup ini digunakan untuk menutup bagian luar celah retak agar bahan perekat tidak mengalir keluar. Bahan penutup ini harus mempunyai persyaratan sebagai berikut : 1. 2. 3. Berat jenis (Specific Gravity ) (JIS K 7112) 1,70 0,10 g /cm3 Kekuatan lentur (Flexural strength) (JIS K 7203) 400 Kg/cm2 Tegangan leleh tekan (Comprressive yeald strength) (JIS K 7208) 600 Kg/cm2 4. Modulus Elastisitas (Comprressive youngs modulus) (JIS K 7208) 40.000 Kg/cm2 5. 6. 7. Kekuatan Tarik (Tensile strength) (JIS K 7113) 200 Kg/cm2 Kekuatan Kejut (Impact strength) (JIS K 7111) 14,50 Kg/cm2 Kekuatan Geser Tarik (JIS K 6850) 110 Kg/cm2

2.2.3. Alat Injeksi (Injection) Alat injeksi adalah alat yang digunakan untuk memasukan cairan bahan perekat/epoxy resin masuk kedalam celah retakan sampai kebagian retak yang

paling kecil dengan tekanan rendah ( low pressure). Alat injeksi tersebbut harus terdiri dari 4(empat) bagian yang terpisah yaitu : a. Pompa bertekanan rendah (low pressure) dengan tekanan antara 1 12 Psi, yang terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut : Tabung dispenser sebagai tempat bahan perekat / epoxy yang sudah dicampurkan antar komponen A dan B. Pengatur tekanan yang berfungsi untuk mengatur tekanan udara dari compressor yang dapat disetel sesuai keinginan yaitu antara 1 s/d 12 Psi. b. Injector/naple, yang terbuat dari bahan plastic dengan permukaan yang bergerigi tujuannya adalah agar dapat merekat dengan baik pada permukaan beton yang direkatkan dengan bahan penutup /seal. c. T- sambung, yang berguna sebagai alat penyambung injector/naple dengan selang plastic 6 mm dan dihubungkan dengan injector/naple lainnya. d. Selang plastic 6 mm untuk merangkaikan injector/naple menjadi satu rangkaian. Alat penyuntik tersebut harus dapat menghasilkan tekanan sebesar 3 3,50 Kg/cm2 secara terus menerus selama proses perekatan berlangsung, dan jenis alat penyuntik tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas/Satuan Tugas sebelum dipergunakan. 2.2.4. Baja 1. Pelat Baja Bahan (material) pelat baja yang dipakai harus memenuhi persyaratan sebagai berikut - Tebal pelat baja 4,50 mm - Sesuai dengan standar JIS G 3101 dengan grade 42 2. Baut anker ( untuk memasang pelat baja ) Baut anker yang dipakai mutu tinggi yang harus memenuhi persyaratan AASHTO M 164 atau sesuai persyaratan JIS / ASTM sebagai berikut : 6

a. Berat jenis ( JIS K 6911) 1,20 0,10 g/cm3 b. Kekuatan Tekan ( JIS K 6911) 600 Kg/cm2 c. Modulus Elastisitas (ASTM D 695) (1,5 3) x10.000 Kg/cm2 d. Tegangan Geser Tarik (JIS K 6850) 12 Kg/cm2 e. Baut anker merupakan jenis baut mutu tinggi dan anti karat. 3. Pipa pengisi ( pipa aluminium ) 10 x 60 mm dipakai sebagai pipa untuk menyuntikan cairan bahan perekat. 4. Pipa udara ( pipa aluminium ) 10 x 100 mm dipakai sebagai ventilasi udara dan lobang control. 5. Tutup baut terbuat dari pelat baja yang direkatkan dengan bahan penutup ( seal ) dan dicat anti karat. Pelat baja yang sudah terpasang harus diberi pelindung cat anti karat yang terdiri dari atas dua lapisan yaitu cat dasar dan cat akhir dimana merupakan cat marine yang diberi warna abu-abu. 2.3. Karakteristik Beton Pada Plat Lantai Beton bertulang adalah suatu kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki oleh beton. Tulangan baja juga dapat menahan gaya tekan sehingga digunakan pada kolom, pancang dan pada berbagai kondisi lain. Sistem struktur yang dibangun dengan beton bertulang seperti, bangunan gedung, jembatan, dinding penahan tanah dan lain sebagainya, dirancang dari prinsip dasar desain yang berlaku umum bagi setiap sistem struktur, selama diketahui variasi gaya aksial, momen lentur, gaya geser, unsur gaya lainnya, serta bentang dan dimensi dari setiap elemen. Kelebihan dari beton bertulang adalah sebagai berikut : 1. Beton memiliki kuat tekan yang relatif tinggi dibanding dengan bahan lainnya. 2. Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap air dan api, beton merupakan bahan struktur terbaik untuk bangunan yang banyak bersentuhan dengan air.

3.

Salah satu keistimewaan beton adalah dapat dicetak menjadi bentuk yang sangat beragam, mulai dari pelat, balok, kolom, tiang pancang, hingga menjadi atap kubah.

4. 5. 6.

Beton bertulang tidak memerlukan biaya perawatan yang tinggi. Struktur beton sangat kokoh. Beton memiliki umur yang panjang, kekuatan beton tidak berkurang dengan berjalannya waaktu bahkan semakin lama semakin bertambah karena lamanya proses pemadatan pasta semen. Selain kelebihan kelebihan yang dimiliki, beton juga memiliki

kelemahan kelemahan. Kelemahan beton adalah sebagai berikut : 1. Beton mempunyai kuat tarik yang sangat rendah, sehingga memerlukan penggunaan tulangan tarik ( baja tulangan ). 2. Beton bertulang memerlukan bekisting atau cetakan untuk menahan beton tetap pada tempatnya dan bentuknya sampai beton mengeras. Selain itu, penyangga sementara juga diperlukan untuk menjaga agar bekisting tetap berada pada tempatnya, misalnya pada atap, dinding dan lain sebagainya. 3. Rendahnya kekuatan per satuan berat beton mengakibatkan beton bertulang menjadi berat, hal ini akan berpengaruh pada konstruksi bangunan bentang panjang dimana berat beban mati beton yang besar akan mempengaruhi momen lentur. 4. Sifat sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinga proporsi campuran dan pengadukannya, selain itu penuangan dan perawatan beton tidak bisa ditangani seteliti yang dilakukan pada material baja struktur dan kayu lapis. Karena sifat utama dari bahan beton sangat kuat menerima beban tekan, maka untuk mengetahui mutu beton, pada umumnya ditinjau terhadap kuat beton tersebut. Mutu beton dibedakan dalam 3 (tiga) hal, yaitu : a. Beton dengan fc kurang dari 10 MPa,digunakan untuk beton non struktur.

b.

Beton dengan fc = 10 MPa ke atas dan kurang dari 20 MPa biasanya digunakanuntuk beton struktur. Khusus struktur bangunan tahan gempa dipakai mutu beton fc minimal 20 MPa. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton yaitu = faktor air

c.

semen, faktor-faktor sifat agregat, jenis semen, umur beton dan perbandingan campuran beton. Pengolahan beton merupakan faktor yang perlu diperhatikan, agar mutu beton tersebut sesuai dengan yang disyaratkan. Pengolahan beton ini meliputi : Pengadukan beton, pengangkutan beton, penuangan beton, pemadatan, perataan dan perawatan beton. Kuat tekan beton akan menurun apabila terjadi kerusakan pada beton. Macam kerusakan beton : a. Retak (crack) Crack adalah retak pada permukaan beton karena mengalami penyusutan, lendutan akibat beban hidup (live load)/ beban mati (dead load), akibat gempa bumi maupun perbedaan temperatur yang tinggi pada waktu proses pengeringan, crack dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam yaitu : 1). Retak kecil dengan lebar retakan kurang dari 0,5 mm. 2). Retak sedang dengan lebar retakan antara 0,5 mm sampai 1,2 mm. 3). Retak besar dengan lebar retakan lebih dari 1,2 mm. Penyebab terjadinya keretakan pada beton adalah : 1. Proses pemadatan beton yang tidak sempurna mengakibatkan beton berongga yang akhirnyamenimbulkan keretakan. 2. Perawatan beton yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pada saat beton berumur sampai dengan 28 hari, mengakibatkan pengerasan beton permukaan dan bagian dalam beton tidak bersamaan, karena bagian luar sudah mengeras, sedang bagian dalam belum terjadi pengerasan, akhirnya mengakibatkan keretakan. Dengan demikian adanya keretakan pada beton dan rembesan air akan terjadi proses keasaman pada baja tulangan, akibat selanjutnya baja akan mengembang dan menjadi keropos. Baja yang mengembang atau 9

bertambahnya volume baja akan mengakibatkan keretakan yang lebih parah dan kerusakan beton. Baja yang keropos akan putus sehingga fungsi baja tulangan dalam beton yaitu menahan gaya tarik akan berkurang dan pada tahap tertentu akan tidak berfungsi sama sekali. Akibat selanjutnya akan terjadi keruntuhan struktur pada struktur yang mengalami keretakan dan rembesan air. b. Pengelupasan (spalling) Pengelupasan (spalling) pada struktur yaitu terkelupasnya selimut beton besar atau kecil sehingga tulangan pada beton tersebut terlihat, hal ini apabila dibiarkan dengan bertambahnya waktu, tulangan akan berkarat / korosi akhirnya patah (Crane, 1985 dan Roomfield, 1997). Untuk perbaikan beton perlu dipilih bahan perbaikan yang memenuhi sifat bahan (Suhendro,2001) yaitu: 1) Stabilitas bentuk 2) Koefisien muai panas 3) Modulus Elastisitas 4) Permeabilitas Sistem atau metode perbaikan beton harus dipilih/disesuaikan berdasarkan tingkat kerusakannya. Macam metode perbaikan beton yaitu: a) Coating b) Injection (Grouting) c) Shotcrete d) Prepacked concrete e) Jacketing f) 2.4 Penambahan tulangan

Klasifikasi Perbaikan Struktur Beton a) Perbaikan ringan. Perbaikan ini meliputi perbaikan akibat kerusakan kosmetik yaitu perbaikan hanya pada permukaan struktur yang berupa plesteran dan cat catan. 10

b) Perbaikan sedang. Perbaikan ini meliputi perbaikan struktur melalui beberapa pemilihan metode perbaikan. Perbaikan ini dilakukan pada struktur yang mendapat rembesan air hujan tidak langsung dan jarak dari sumber rembesan lebih dari 2m. Perbaikan ini terjadi pada plat lantai dan balok c) Perbaikan berat. Perbaikan berat dilakukan pada struktur bangunan yang pada waktu hujan mendapat rembesan air secara langsung, berulang-ulang dan berlangsung lama. 2.5 Metode Perbaikan a) Perbaikan ringan. Perbaikan ini meliputi pengelupasan plesteran lama karena plesteran yang lama sudah rusak (berlumut) dan diganti dengan plesteran baru dengan campuran 1 Pc : 3 pasir. Sebelum plesteran baru ini dilaksanakan, balok beton dibiarkan terbuka beberapa waktu sambil menunggu perbaikan strukturnya. Adapun perbaikan ini dilaksanakan pada seluruh plesteran yang rusak akibat rembesan air yang secara visuil kelihatan basah dan cat-catan mengelupas. b) Perbaikan sedang Pada perbaikan struktur ini yang perlu dilakukan adalah meneliti terlebih dahulu keretakan pada struktur dengan mengupas seluruh plesteran pada struktur yang secara visuil mengalami rembesan air. Selanjutnya meneliti tingkat keretakan beton dan diklasifikasikan sebagai berikut : a. Retak kecil yaitu retak dengan lebar 0,25 sampai dengan 10 mm. b. Retak sedang yaitu retak dengan lebar 10 mm sampai dengan 35 mm. c) Perbaikan Besar Retak besar yaitu retak dengan lebar 35 mm sampai dengan 75 mm.

11

Tujuan pengelompokan ini dilakukan karena jenis atau spesifikasi bahan yang digunakan berbedabeda, adapun perbaikan retak pada beton dilakukan dengan jalan injeksi atau grouting dengan bahan produk FOSROC jenis Epoxy Grouts, yaitu a. Retak kecil atau berpori-pori kecil menggunakan Conbextea EP 10 TG. b. Retak sedang menggunakan Conbextea EP 40 TG. c. Retak besar menggunakan Conbextea EP 65 TB. 2.6. Alternatif perbaikan dan metode perbaikan Dari penjelasan pada sub bab metode perbaikan struktur yaitu sub bab metode perbaikan, telah dijelaskan alternatif perbaikan untuk perbaikan ringan dan perbaikan sedang. Adapun alternative perbaikan berat ditentukan oleh jenis kerusakan strukturnya yang meliputi : coating, injection, shotcrete, prepacked concrete, jacketing dan penambahan tulangan. a) Coating Perbaikan coating adalah melapisi permukaan beton dengan cara mengoleskan atau menyemprotkan bahan yang bersifat plastik dan cair. Lapisan ini digunakan untuk menyelimuti beton terhadap lingkungan yang merusak beton. Metode ini tidak direkomendasikan karena dengan coating atau melapisi permukaan beton akan menyebabkan air dalam beton terperangkap atau tidak terjadi penguapan. b) Injection (grouting) Perbaikan injection adalah memasukkan bahan yang bersifat kedalam celah atau retakan pada beton, kemudian diinjection dengan tekanan, sampai terlihat pada lubang atau celah lain telah terisi atau mengalir keluar. Metode ini direkomendasikan untuk perbaikan dengan mempertimbangkan dan menggabungkan dengan metode perbaikan yang lain.

12

c) Shotcrete Perbaikan Shotcrete adalah menembakkan mortar atau beton dengan ukuran agregat yang kecil, pada permukaan beton yang akan diperbaiki. Shotcrete dapat digunakan untuk perbaikan permukaan yang vertikal maupun horisontal dari bawah. d) Prepacked Concrete Perbaikan prepacked concrete adalah mengupas beton, kemudian dibersihkan dan diisi dengan beton segar, beton baru ini dibuat dengan cara mengisi ruang kosong dengan agregat sampai penuh. Kemudian di injection dengan mortar yang sifat susutnya kecil dan mempunyai ikatan yang baik dengan beton lama. Metode ini direkomendasikan dengan tambahan, bahwa sebelum pelaksanaan harus diketahui seberapa besar tingkat korosi baja tulangan. Apabila tingkat korosi masih bisa ditoleransi atau bisa dibersihkan dengan bahan kimia, maka metode ini bisa dilaksanakan. e) Jacketing Perbaikan jacketing adalah melindungi beton terhadap kerusakan dengan menggunakan bahan selubung, dapat berupa baja, karet , beton komposit. f) Penambahan tulangan Perbaikan penambahan tulangan untuk memperkuat elemen struktur seperti plat, balok dan kolom yang sudah rusak cukup parah, agar dapat berfungsi lagi sebagai pemikul beban. Metode ini

direkomendasi dengan mempertimbangkan tingkat kerusakan tulangan baja. Apabila tulangan baja terjadi korosi, maka metode ini bisa dilaksanakan. 2.7. Contoh Rumus Perhitungan Gelagar Gelagar jembatan berfungsi untuk menerima beban-beban yang bekerja diatasnya dan menyalurkannya ke bangunan dibawahnya. Pembebanan pada gelagar memanjang meliputi :

13

Beban mati Beban mati terdiri dari berat sendiri gelagar dan beban-beban yang bekerja diatasnya (pelat lantai jembatan, perkerasan, dan air hujan)

Beban hidup Beban hidup pada gelagar jembatan dinyatakan dengan beban D atau beban jalur, yang terdiri dari beban terbagi rata q ton per meter panjang per jalur, dan beban garis P ton per jalur lalu lintas tersebut.

Gambar 5.9 Pemodelan Beban Gelagar Memanjang

14

15

16

17

18

19

20

21

BAB III PERANCANGAN PERBAIKAN DENGAN BAHAN PEREKAT LOW PRESSURE SYSTEM DAN PENAMBAHAN GELAGAR PADA LANTAI JEMBATAN
3.1 3.1.1 Jenis Data Data Primer Untuk Mendapatkan data primer dilakukan survey lapangan ( pengamatan langsung lokasi ). 3.2.2 Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang didapatkan dari instansi terkait, data tersebut antara lain : 3.2 Studi Literatur Data Tanah Data Curah Hujan Data Pendukung Lain

Jenis Survey yang Dilakukan Survey dimaksud untuk mengamati kondisi yang sebenarnya akan

direncanakan, survey ini meliputi : Pengamatan Kondisi Hidrologi Pengamatan ini dimaksud untuk mengetahui kondisi hidrologi secara langsung 3.3 Pengamatan bentuk / penampang sungai Pengamatan Kondisi Topografi

Metode Analisa Data Untuk penunjang menganalisis struktur jembatan, diperlukan data-data

perencanaan sebagai berikut : 1. Analisa Struktur Atas dengan menggunakan : - RSNI T01-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan. 22

- Serta buku buku lain yang dapat menunjang dalam penyelesaian tugas akhir ini 2. Analisa Struktur Bawah dengan menggunakan : - Analisa pondasi dalam 3.4 Data Umum Proyek Nama Proyek : Pemeliharaan Samarinda. Pekerjaan : Perkuatan Injection. Lokasi : Jl. Sungai Dama dan Jl. Arif Rahman Hakim Samarinda, Kalimantan Timur 3.5 Penyajian Data Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek pemeliharaan berkala Lantai Jembatan dengan Metode Berkala Jembatan Dalam Kota

jembatan dalam kota Samarinda Telah dilakukan Perhitungan pekerjaan injection. Data-data yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut: 3.5.1 Jembatan Dua o Panjang retak o Dalam retak o Lebar retak 3.5.2 = 3.50 m. = 15 cm = 0.08 mm

Jembatan Arif Rahman Hakim o Panjang retak o Dalam retak o Lebar retak = 3.75 m. = 15 cm = 0.06 mm

23

3.5.3 DENAH LOKASI PROYEK

JEMBATAN ARIF RAHMAN HAKIM

JEMBATAN DUA

24

25

3.6.

Konsep dan Perancangan Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek pemeliharaan berkala jembatan

dalam kota Samarinda Telah dilakukan Perhitungan pekerjaan injection Perbaikan retak pada pelat beton lantai jembatan dengan cara penyuntikan. Perbaikan retak beton yang retakannya berkisar antara 0,04 mm sampai dengan 2,00 mm menjadi satu kesatuan kembali, sehingga retak beton tidak bertambah parah dan beton dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Pekerjaan ini meliputi penyuntikan bahan perekat kedalam retakan yang ada sampai terisi penuh. Jenis pekerjaan perbaikan ini apabila kondisi beton struktur yang akan diperbaiki sesuai persyaratan dibawah ini : Lebar retak beton yang ada pada struktur beton tidak lebih dari 2,00 mm Mutu beton yang ada tidak boleh kurang dari K-175. Bagian struktur beton yang akan diperbaiki belum mengalami kebocoran atau belum ada rembesan air dari bagian atas.

26

3.6.1.

Perhitungan Kebutuhan Bahan

ANALISA PERKIRAAN KEBUTUHAN BAHAN UNTUK PEKERJAAN PERKUATAN LANTAI JEMBATAN PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Nama Jembatan No Keterangan

: JEMBATAN DUA Perhitungan Volume

KEBUTUHAN BAHAN PER BAIKAN RETAK LANTAI BETON JEMBATAN UNTUK 1 M


2

- Panjang retak - Dalam retak - Lebar retak


Alat Penyuntik 3.50 : 0.30

= 3.50 m = 15 cm mm

= 0.008

70%

8 Bh

Bahan Penutup ( Grout )

3.50 0.04

x x

0.005 8

0.003

1,9

x 12

1.197 Kg 0.320 Kg 1.517 Kg

Cairan Perekat (Sealant)

3.50 0.04

x x

0.0008 8

0.15

1,08

x 12

0.544 Kg 0.320 Kg 0.864 Kg M2

Luas

8 m

5 m

12

petak

360

Alat Penyuntik

360

Bh

2.880 Bh

Bahan Penutup (Grout)

546.12 Kg 360 x 1.517 Kg 311.16 Kg 360 x 0.864 Kg

Cairan Perekat (sealant)

Tabel 3.6.1 (a) Analisa Perkiraan Perhitungan Bahan Jembatan Dua 27

ANALISA PERKIRAAN KEBUTUHAN BAHAN UNTUK PEKERJAAN PERKUATAN LANTAI JEMBATAN PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Nama Jembatan No Keterangan

: JEMBATAN ARIF RAHMAN KAMIM Perhitungan Volume

KEBUTUHAN BAHAN PER BAIKAN RETAK LANTAI BETON JEMBATAN UNTUK 1 M


2

- Panjang retak - Dalam retak - Lebar retak

= 3.75 m = 15 cm mm

= 0.06

Alat Penyuntik

3.75

0.30

70%

9 Bh

Bahan Penutup ( Grout )

3.75 0.04

x x

0.05 9

0.003

1,9

x 12

1.283Kg 0.360 Kg 1.643 Kg

Cairan Perekat (Sealant) 12

3.75

0.0006

0.15

1,08

0.437 Kg 0.360 Kg

0.04 TOTAL KEBUTUHAN BAHAN

0.797 Kg x 5 petak M2

28 m

1.6 m

224

Luas

224

Bh

2.016 Bh

Alat Penyuntik Bahan Penutup (Grout)

224

1.643

Bh 368.03 Kg

224

0.797

Bh 178.53 Kg

Cairan Perekat (sealant)

Tabel 3.6.1 (b) Analisa Perkiraan Perhitungan Bahan Jembatan Arif Rahman Hakim 28

No

Pekerjaan

Satuan

Kuantitas

Harga Satuan (Rp) e

Jumlah Harga (Rp) f=(d x e)

a I I.1 UMUM

Ls Sub Total I

1.00

50.000.000

50.000 50.000

II II.1 II.1.1 II.1.2 II.1.3

JEMBATAN DUA Perbaikan Reatak Lantai Jembatan Dengan Metode Injection Cairan Perekat (Grout) Bahan Penutup (sealant) Alat Penyuntik Sub Total II Kg Kg Bh 311.04 546.12 2.880 282.000 150.000 48.000 87.713.28 81.918 138.240 307.871.3

III III. 1 III. 1.1 III. 1.2 III. 1.3

JEMBATAN A.RAHMAN HAKIM Perbaikan Reatak Lantai Jembatan Dengan Metode Injection Cairan Perekat (Grout) Kg 178.53 282.000 50.345.46

Bahan Penutup (sealant)

Kg

368.03

150.000

55.204.50

Alat Penyuntik

Bh Sub Total III TOTAL ( I + II + III )

2.016

48.000

98.768.00 202.317.9 560.189.2

3.6.1 (c) Analisa Harga Perbaikan Retak Lantai Jembatan Dua dan Jembatan Arif Rahman Hakim

29

3.6.2

Perbaikan Retak Lantai Jembata Dengan Cara Suntikan Bahan Perekat Menggunakan Low Pressure System

3.6.2.1 Material a. Bahan Perekat (Grout) Bahan perekat ini harus mempunyai daya penetrasi sedemikian rupa sehingga dapat mengisi celah retak pada posisi penyutikan dari bawah ke atas dalam keadaan struktur bergetar (lalu lintas tidak ditutup). Tidak menyusut setelah mengeras, sehingga bahan perekat harus merupakan jenis epoxy murni tanpa bahan pelarut apapun yang dapat mengakibatkan penyusutan bahan. Bahan perekat harus tahan terhadap air hujan,air laut dan bahan kimia lainnya seperti karbon monoaxide atau H2SO4 dan sebagainya. Bahan perekat harus memenuhi persyaratan kekuatan dan berat jenis serta kekentalan sebagai berikut : Bahan Perekat dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. 2. 3. Berat jenis ( Specific Gravity) (JIS K 7112 ) 1,15 0,05 g/cm3 Viscosity ( JIS K 6838) 500 200 m Pa.s Kekuatan Tekan (Comprressive yeald strength) (JIS K 7208) 500 Kg/cm2 4. Modulus Elastisitas (Comprressive ejlasic coefficient) (JIS K 7208) 10.000 Kg/cm2 5. Kekuatan Geser Tarik (Tensile shear strength) (JIS K 6850) 100 Kg/cm.

NO 1

JENIS MATERIAL Low

FUNGSI APLIKASI

Viscosity-Liquid Epoxy pengisi celah retakan

Based On High Strength Epoxy Resins injection 2 Thixotropic Epoxy Resin Bahan penutup jalur retakan dan Adhesive, Fillers 30 High Strength perekat Nipple

Nipple

Alat retakan

yang

menempel beton

pada untuk

memasukkan Epoxy 4 Selang Set Penghubung Nipple dan Pompa Grouthing 5 b. Thinner Untuk mencuci peralatan

Tabel 3.6.2.1 Jenis Material Bahan Perekat dan Fungsinya b. Penutup (seal) Bahan penutup ini digunakan untuk menutup bagian luar celah retak agar bahan perekat tidak mengalir keluar dari celah retak yang tidak tertutup oleh alat penyuntik. Bahan Penutup ( seal ),dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. 2. 3. Berat jenis (Specific Gravity ) (JIS K 7112) 1,70 0,10 g /cm3 Kekuatan lentur (Flexural strength) (JIS K 7203) 400 Kg/cm2 Tegangan leleh tekan (Comprressive yeald strength) (JIS K 7208) 600 Kg/cm2 4. Modulus Elastisitas (Comprressive youngs modulus) (JIS K 7208) 40.000 Kg/cm2 5. 6. 7. Kekuatan Tarik (Tensile strength) (JIS K 7113) 200 Kg/cm2 Kekuatan Kejut (Impact strength) (JIS K 7111) 14,50 Kg/cm2 Kekuatan Geser Tarik (JIS K 6850) 110 Kg/cm2

3.6.2.2 Peralatan a. Alat penyuntik Alat penyuntik adalah alat untuk menekan cairan bahan perekat masuk ke dalam celah retak sampai kebagian retak yang paling kecil dengan tekanan rendah. Alat penyuntik terdiri dari Nipple Injecksi dan Cap (kepala) atau T (te) alat pengunci, selang penghubung dan pompa injecksi (Lyli Corp) yang mempunyai alat ukur ganda dan bertekanan konstan serta terjaga. Alat penyuntik tersebut harus dapat menghasilkan tekanan sebesar 1,5 2,0 bar secara konstan selama proses perekatan berlangsung, dan

31

jenis alat penyuntik tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas sebelum dipergunakan

NO 1 2 3 4 5 6 7 8

JENIS ALAT Sikat Kawat Sikat Ijuk Pompa Injeksi Air Compressor Genset Padlle Mixer Gerinda Mesin Bor Listrik Local Local Lyli Corp. Honda Honda Local Makita Makita

MERK

Tabel 3.6.2.2 Jenis Jenis Alat Penyuntik

Alat Injection dengan spesifikasi alat sebagai berikut : 1. Pompa bertekanan rendah (low pressure) dengan tekanan antara 1 12 Psi, yang terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut : 2. Tabung dispenser sebagai tempat bahan perekat / epoxy yang sudah dicampurkan antar komponen A dan B. 3. Pengatur tekanan yang berfungsi untuk mengatur tekanan udara dari compressor yang dapat disetel sesuai keinginan yaitu antara 1 s/d 12 Psi. 4. Injector/naple, yang terbuat dari bahan plastic dengan permukaan yang bergerigi tujuannya adalah agar dapat merekat dengan baik pada permukaan beton yang direkatkan dengan bahan penutup /seal. 5. T- sambung, yang berguna sebagai alat penyambung injector/naple dengan selang plastic 6 mm dan dihubungkan dengan injector/naple lainnya. 6. Selang plastic 6 mm untuk merangkaikan injector/naple menjadi satu rangkaian. Alat penyuntik tersebut harus dapat menghasilkan tekanan sebesar 3 3,50 Kg/cm2 secara terus menerus selama proses perekatan berlangsung, dan jenis alat penyuntik tersebut 32

harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas/Satuan Tugas sebelum dipergunakan. 3.6.2.3 Keselamatan Kerja 1. Menggunakan kacamata pelindung pada saat pemasangan nipple injector agar cairan sealant tidak menetes ke mata. 2. Menggunakan sarung tangan agar cairan perekat tidak menempel ditangan, karena bisa mengakibatkan tangan terkelupas. 3. Menggunakan tali keselamatan yang diikatkan ke badan, karena bekerja dibawah lantai jembatan beresiko terjatuh. 3.6.2.4 Pelaksanaan a. Pekerjaan Pada Plat Lantai Beton Jembatan Seluruh area yang akan dikerjakan harus dibuatkan marka yang disetujui oleh Supervisor/Direksi. Bersihkan permukaan yang akan diinjeksi dengan sikat kawat sehingga bersih dari kotoran,minyak,jamur dan lain-lain. Kemudian bersihkan dari debu-debu dengan menggunakan compressor sehingga sepanjang retakan dengan lebar 50 mm benar-benar bersih dan pastikan kondisi keretakan kering sebelum diinjeksi. b. Pemasangan Nipple Injector

Gambar 3.2.6.4 (b.1) Pemasangan Nipple Injector Pasang Nipple injeksi dengan bahan penutup (sealant) pada setiap jarak 15 cm, dan pastikan lubang Nipple tepat pada beton yang retak dengan menggunakan stick dan tekan dengan 33

tangan beberapa detik sampai Nipple benar-benar sudah fix terpasang.

Gambar 3.2.6.4 (b.2) Pemasangan Bahan Sealent Sepanjang retakan antara 2 Nipple dipasang bahan sealent sehingga dapat dipastikan Epoxy yang diinjeksi tidak ada yang bocor keluar. Pasang Cap atau T (te) pada Nipple pada 1 (satu) kali tekanan.

Gambar 3.2.4.6 (b.3) Pemasangan Cap atau T (te) Hubungan masing-masing Cap atau T (te) dengan selang injeksi maximal 5 10 Nipple per 1 (satu) kali injeksi. c. Pencampuran Bahan Epoxy (Cairan Perekat)

34

Gambar 3.2.4.6 (c.1) Pengadukan Bahan Epoxy Component A Aduk dengan Paddle mixer kecil (Component A) 2 menit.

Gambar 3.2.4.6 (c.2) Pengadukan Bahan Epoxy Component B Aduk dengan Paddle mixer kecil (Component B) 2 menit.

Gambar 3.2.4.6 (c.3) Pencampuran Component A & B Campurkan Component A : B = 2 : 1 dan aduk dengan Paddle mixer kecil 3 menit dengan volume sesuai kapasitas tabung alat injeksi. d. Penginjeksian

Gambar 3.2.4.6 (d.1) Pemasangan Tabung Cairan Perekat Pasang tabung yang berisi cairan perekat pada mesin injeksi dan setel tekanan sampai dengan 1,5 2,0 bar. 35

Gambar 3.2.4.6 (d.2) Penekanan Kembali Cap pada Bipple Apabila pada Nipple sudah ada tanda-tanda basah (karena bahan Epoxy yang keluar) tekan Cap pada Nipple 1 (satu) kali lagi untuk mengunci agar bahan Epoxy tidak keluar dan untuk menjaga tekanan Epoxy didalam beton tetap terjaga 1,5 bar. e. Kontrol Bisa dilakukan dengan cara Core Drill untuk mengetahui Epoxy masuk apa tidak. Dilihat pada retakan yang terjauh yang tidak tertutup sealant apakah Epoxynya keluar atau tidak, kalau keluar berarti Epoxy sudah bisa masuk kedalam jalur retakan. f. Pembersihan Setelah Epoxy berumur 24 jam, segera dilakukan pembersihan dengan menggunakan gerinda, baik terhadap bekas Nipple, Sealant dan lainnya. 3.7 Perbaikan Retak Dengan Cara Suntikan Bahan Perekat Dan Dengan Pelat Baja Atau Penambahan Gelagar Perbaikan retak dengan cara penyuntikan bahan dan ditambah dengan perkuatan pelat baja atau penambahan gelagar baja dimaksudkan untuk perbaikan retak dimana struktur beton secara teknis tidak mampu lagi menahan beban yang diinginkan sehingga perlu ditambah suatu perkuatan guna menambah daya dukung terhadap momen gaya lintang yang akan terjadi. Jenis pekerjaan ini mencakup pekerjaan perbaikan retak dengan cairan bahan perekat seperti telah diuraikan pada spesifikasi perbaikan retak dengan cara suntikan bahan perekat dan ditambah dengan pelekatan pelat baja dengan cara 36

baut anker ditambah dengan suntikan bahan perekat atau pelekatan gelagar pada gelagar lainnya sesuai dengan gambar rencana.
3.7.1 Material

Jenis material cairan bahan perekat yang disyaratkan sesuai dengan material yang tersebut pada : a. Bahan perekat retak struktur beton. Sesuai dengan persyatan pada spesifikasi perbaikan retak dengan cara suntikan cairan perekat. Bahan perekat ini harus mempunyai daya penetrasi sedemikian rupa sehingga dapat mengisi celah retak pada posisi penyutikan dari bawah ke atas dalam keadaan struktur bergetar (lalu lintas tidak ditutup). Tidak menyusut setelah mengeras, sehingga bahan perekat harus merupakan jenis epoxy murni tanpa bahan pelarut apapun yang dapat mengakibatkan penyusutan bahan. Bahan perekat harus tahan terhadap air hujan,air laut dan bahan kimia lainnya seperti karbon monoaxide atau H2SO4 dan sebagainya. Bahan perekat harus memenuhi persyaratan kekuatan dan berat jenis serta kekentalan sebagai berikut : Bahan Perekat dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Berat jenis ( Specific Gravity) (JIS K 7112 ) 1,15 0,05 g/cm3 2. Viscosity ( JIS K 6838) 500 200 m Pa.s 3. Kekuatan Tekan (Comprressive yeald strength) (JIS K 7208) 500 Kg/cm2 4. Modulus Elastisitas (Comprressive ejlasic coefficient) (JIS K 7208) 10.000 Kg/cm2 5. Kekuatan Geser Tarik (Tensile shear strength) (JIS K 6850) 100 Kg/cm.

NO JENIS MATERIAL 1 Low

FUNGSI APLIKASI

Viscosity-Liquid Epoxy pengisi celah retakan

Based On High Strength Epoxy Resins injection 37

Thixotropic Epoxy Resin Bahan penutup jalur retakan dan Adhesive, Fillers High Strength perekat Nipple

Nipple

Alat retakan

yang

menempel beton

pada untuk

memasukkan Epoxy 4 Selang Set Penghubung Nipple dan Pompa Grouthing 5 Thinner Untuk mencuci peralatan

Tabel.3.7.1 Material Bahan Perekat Retak Stuktur b. Bahan perekat pelat baja atau gelagar baja pada struktur beton. Jenis cairan bahan perekat untuk melekatkan pelat baja atau gelagar tambahan pada struktur beton harus memenuhi persyaratan. Jenis bahan perekat ini tidak boleh menyusut setelah mengeras, sehingga bahan perekat ini harus merupakan bahan epoxy murni dan tidak mengandung bahan pelarut. Cairan bahan perekat ini harus tahan terhadap air dan bahan kimia lainnya antara lain air hujan, air laut, carbon monoxide atau H2SO4 dan sebagainya. c. Bahan Penutup Bahan penutup ini digunakan untuk menutup bagian luar celah retak agar bahan perekat tidak mengalir keluar dari celah retak yang tidak tertutup oleh alat penyuntik. Bahan Penutup ( seal ),dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Berat jenis (Specific Gravity ) (JIS K 7112) 1,70 0,10 g /cm3 2. Kekuatan lentur (Flexural strength) (JIS K 7203) 400 Kg/cm2 3. Tegangan leleh tekan (Comprressive yeald strength) (JIS K 7208) 600 Kg/cm2 4. Modulus Elastisitas (Comprressive youngs modulus) (JIS K 7208) 40.000 Kg/cm2 5. Kekuatan Tarik (Tensile strength) (JIS K 7113) 200 Kg/cm2 6. Kekuatan Kejut (Impact strength) (JIS K 7111) 14,50 Kg/cm2 7. Kekuatan Geser Tarik (JIS K 6850) 110 Kg/cm2 38

d. Baja Pelat Baja Material pelat baja yang dipakai harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Tebal Pelat Baja 4,5 mm Sesuai dengan standart yang digunakan pemberi kerja.

Gelagar Baja harus memenuhi persyaratan AASHTO M 270-82 dan disambungkan dengan gelagar induk (melintang) dengan baut mutu tinggi yang harus sesuai dengan standart AASHTO M 16482.

Baut Anker (untuk memasang pelat baja) Baut anker yang dipakai harus memenuhi persyaratan sebagaimana dijelaskan sebagai berikut : Berat Jenis Kekutan Tekan Modulus Elastisitas (JIS K 6911) 1,2 0,0 G / CM3 (JIS K 6911) > =600 Kg / cm2 (ASTM D 695) (1,5-3) x 10.000 Kg/cm2

Tegangan Geser Tarik (JIS K 6911) > =120 Kg / cm2 Baut Anker merupakan jenis baut mutu tinggi dan anti karat. Pipa Aluminium Dipakai sebagai pipa suntikan dan pipa ventilasi udara diameter 10 mm. Pembersih Thinner Cat Pelat baja atau gelagar yang sudah terpasangharus diberi pelindung cat anti karat yang terdiri dari atas dua lapisan yaitu cat dasar dan cat akhir dimana cat akhir merupakan cat marine yang diberi warna 3.7.2 Peralatan Peralatan yang digunakan untuk mengerjakan kerjaan perbaikan retak dengan cara suntikan adalah sebagai berikut a. pompa, 39

b. mesin gurinda c. sikat kawat. Pompa alat pemompa ini berfungsi sebagai alat untuk memompa sehingga cairan bahan perekat masuk kedalam celah pelat baja. Mesin gerinda dan sikat kawat : adalah alat yang digunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran dan bekas beton yang tidak sempurna dan bekas bahan penutup yang harus dibersihkan kembali. Mesin pemotong plat baja atau gelagar baja : adalah untuk memotong plat baja atau gelagar baja guna menyesuaikan dimensi atau panjang yang harus dipasang. 3.7.3 Keselamatan Kerja 1. Menggunakan kacamata pelindung pada saat pemasangan nipple injector agar cairan sealant tidak menetes ke mata. 2. Menggunakan sarung tangan agar cairan perekat tidak menempel ditangan, karena bisa mengakibatkan tangan terkelupas. 3. Menggunakan tali keselamatan yang diikatkan ke badan, karena bekerja dibawah lantai jembatan beresiko terjatuh. 3.7.4 Pelaksanaan a. Tahapan Pekerjaan Pekerjaan perkuatan dengan pelat baja atau gelagar ini harus dimulai dengan perbaikan retak struktur beton terlebih dahulu seperti yang diuraikan pada spesifikasi perbaikan retak dengan cara suntikan cairan perekat. b. Pelaksanaan Pelat Baja Pelat baja yang dipakai adalah pelat baja yang sesuai dengan jenis material yang telah disyaratkan pada items b.5, dengan dimensi dan diberi lubang untuk anker serta lubang ventilasi dengan bor dimana lokasi ditentukan sesuai dengan gambar rencana. Permukaan struktur beton yang telah selesai disuntik dengan bahan perekat dibersihkan terhadap bekas beton yang tidak sempurna dan

40

karat-karat yang ditimbulkan oleh besi tulangan dengan mesin gerinda sesuai dengan petunjuk Direksi. Beri tanda tempat dimana baut-baut anker akan ditempatkan pada struktur beton, kemudian struktur beton dibor pada tempat-tempat yang sudah diberi tanda. Gunakan baut paku tembok (remseet), lengkap dengan fisher dan jenis baut yang telah disyaratkan pada item b.5. Bersihkan permukaan pelat baja yang akan dilekatkan terlebih dahulu dari karat dan kotoran yang ada, kemudian dibersihkan kembali dengan thinner untuk bagian yang akan menempel pada struktur beton. Pelat baja kemudian ditempatkan dengan posisi 3 mm dari permukaan struktur beton dan selanjutnya baut anker yang dipasang pada lokasi yang telah ditentukan tersebut diatas. Gunakan bahan penutup untuk menutup celah-celah yang ada antara pelat baja dengan struktur beton, sambungkan pelat baja, daerah antara pelat baja dengan pipa penyuntik dan pipa udara. Suntikan cairan bahan perekat yang sesuai dengan persyaratan item b.2 melalui lubang yang sudah dipasang pipa-pipa penyuntik pada pelat baja dan pompakan cairan bahan perekat melalui pipa udara yang ada. Setelah selesai pekerjaan penyuntikan bahan perekat kemudian dapat dikerjakan pekerjaan-pekerjaan pengecatan permukaan pelat baja sesuai dengan gambar rencana material yang disyaratkan pada item b.5. c. Penambahan Gelagar Bersihkan permukaan gelagar yang akan dilekatkan dari karat dan kotoran-kotoran sesuai dengan petunjuk Direksi, yang kemudian bagian yangn akan dilekatkan pada struktur beton dibersihkan kembali dengan thinner. Tempstksn gelagar tambahan pada lokasi yang sesuai dengan gambar rencana dan berilah jarak sekitar 10 mm antara permukaan 41

struktur beton dengan permukaan gelagar baja yang akan dilekatkan. .

42

DAFTAR PUSTAKA

Dipohusodo, Istimawan, 1994, Struktur Beton Bertulang, Gramedia Pustaka Metode-Kerja-PostTension-jembatan-box-girder-perawang-riau.htm STRUKTUR BETON BERTULANG.htm

43

Anda mungkin juga menyukai