Pembalutan
Pembalutan adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka
Tujuan pembalutan
Melindungi bagian tubuh yang cedera Memberikan supportterhadap bagian tubuh yang cedera
Kapan?
Pada Luka terbuka Ada Perdarahan eksternal Ada luka tusuk dengan benda masih menancap
Prinsip-prinsip pembalutan:
Balutan harus rapat rapi jangan terlalu erat karena dapat mengganggu sirkulasi. Jangan terlalu kendor sehingga mudah bergeser atau lepas. Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui adanya gangguan sirkulasi. Bila ada keluhan balutan terlalu erat hendaknya sedikit dilonggarkan tapi tetap rapat,kemudian evaluasi keadaan sirkulasi.
Syarat-syarat pembalutan
Mengetahui tujuan yang akan dikerjakan mengetahui seberapa batas fungsi bagian tubuh tersebut dikehendaki dengan balutan. tersedia bahan-bahan memadai sesuai dengan tujuan pembalutan,bentuk besarnya bagian tubuh yang akan dibalut.
Dengan apa?
Kassa Kain
Bagaimana?
Bebat tekan untuk perdarahan eksternal Balutan donat untuk stabilisasi benda yang menancap
Pembalutan segitiga
Terbuat dari kain tipis,lemas,kuat,biasanya berwarna putih bentuk segitiga sama kaki tegak lurus dengan panjang kaki-kakinya 90 cm- 100cm. (40 inch) Cara memakainya bisa dilebarkan atau dilipat-lipat sehingga berbentuk dasi(cravat) atau seperti kain pramuka.
Pembalutan segitiga
Penggunaannya bisa untuk pembalut biasa,tourniquet,penahan bidai atau Penyangga (sling). Lebih sering digunakan tujuan PPGD: sedangkan dirumah sakit sering dipakai untuk menutup kepala atau leher.
Plester
1.Penutup luka harus meliputi permukaan luka 2.Upayakan permukaan luka bersih sebelum ditutup kecuali terjadi peradarahan. 3.Pemasangan penutup luka dilakukan sedemikian rupa sehingga luka tidak terkontaminasi.
Khusus memar dapat dilakukan sbb : 1. Istirahatkan anggota gerak 2. Beri kompres dingin 3. Balut tekan 4. Tinggikan anggota gerak tersebut
Macam bidai :
1.Bidai keras 2.Bidai Traksi 3.Bidai improvisasi 4.Gendongan / belat & bebat
Bidai keras
Bidai Traksi
1.
2.
4.
Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai. Buka perhiasan di daerah patah atau di bagian distal Nilai GSS (Gerak, Sensasi, Sirkulasi)/ PSM (Awal) = process safety management
6.
7.
Siapkan alat-alat selengkapnya Jangan berupaya merubah posisi bagian yang cedera. Upayakan membidai dalam posisi ketika ditemukan Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah
9.
Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Ukur bidai pada anggota badan yang sehat Bila cedera pada sendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi tersebut. Upayakan juga membidai sendi distalnya.
11.
12.
Lapisi bidai dengan bahan yang lunak, bila memungkinkan. Isilah bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai dengan bahan pelapis. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan terlalu longgar.
Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.
Selesai dilakukan pembidaian,dilakukan pemeriksaan gerakan-sensasi-sirkulasi (GSS) kembali, bandingkan dengan pemeriksaan GSS pertama Jangan membidai berlebihan
14.
15.