Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Jumaat Masjid titian Baru 6/12 /13

Saat Musibah Menimpa






.

.



Sidang Jumaah rahimakumullah
Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Taala dengan ketakwaan
yang sebenar-benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan
oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam serta menjauhi
apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, kemudia keluarga, sahabatsahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah

Musibah demi musibah datang silih berganti, terkadang berupa kemarau


panjang, angin ribut, banjir besar, gempa bumi, gunung meletus,
kebakaran
dan
lain-lain.
Namun sangat disayangkan, manusia memandang hal tersebut dengan
sebelah mata, mereka mengira musibah itu hanyalah bencana alam
biasa, sehingga yang terlintas di benak mereka hanyalah kata-kata
Cara menangatasi musibah ini adalah dengan membuat ini atau
itu dsb.







Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia;
sedang mereka terhadap (kehidupan) akhirat adalah lalai. (QS. Ar
Ruum: 7)
Mereka tidak melihat di balik semua itu dan tanpa menjadikannya
sebagai pelajaran, sehingga masih saja tetap berada di atas maksiat
dan penyimpangan wal iyaadz billah-. Padahal, musibah yang
menimpa sebabnya adalah karena maksiat yang dikerjakan, karena
meninggalkan petunjuk Allah Rabbul Alamin, beralih mengerjakan
larangan-larangannya dan melanggar batasan-batasannya. Allah Azza
wa Jalla berfirman:

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah


disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan
sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu) (QS. Asy Syuuraa: 30)

Sesungguhnya dalam musibah itu terdapat tanda-tanda kekuasaan


Allah agar manusia kembali kepada Allah, bertaubat kepada-Nya dan
menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat yang selama ini mereka
kerjakan seperti syirik (peribadatan kepada selain Allah) dan maksiatmaksiat besar lainnya, misalnya meninggalkan shalat, enggan
membayar zakat, durhaka kepada orang tua, memutuskan tali
silaturrahim, merajalelanya zina, perjudian, riba, meminum minuman
keras, mengurangi takaran dan timbangan, membuka aurat bagi wanita,
dsb. Ingat! jika sudah seperti ini keadaannya, dan orang-orang yang
memiliki kemampuan (pemimpin) untuk merubahnya enggan
merubahnya berarti negeri tersebut sudah siap menerima kehancuran

baik dari langit, dari bawah bumi, atau dengan dijadikan musuh
merampas
negeri.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman

Katakanlah: Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu,


dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu
dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan
kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. (QS. Al
Anaam: 65)
Mujahid menjelaskan tentang tafsir ayat ini,
Katakanlah: Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu,
dari atas kamu, yaitu (seperti) halilintar, hujan batu, dan angin taufan.
Sedangkan ayat atau dari bawah kakimu,yaitu (seperti) gempa dan
tanah runtuh.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya jika masyarakat melihat orang yang melakukan


kezhaliman, namun tidak mereka cegah, Allah akan segera
menimpakan siksa kepada mereka secara merata. (HR. Tirmidzi, dan
tercantum dalam Ash Shahiihah)
Sidang jumaah yang dikasihi
Perlu diketahui, bahwa Allah tidaklah membinasakan suatu negeri
melainkan karena penduduknya berlaku zhalim. Allah berfirman:

Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri


secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat
kebaikan. (QS. Huud: 117)

Oleh karena itu, sebelum musibah datang Allah mengingatkan agar


orang-orang yang terpandang di masyarakat melakukan nahi mungkar:



Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orangorang yang mempunyai keutamaan yang melarang dari (mengerjakan)
kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang-orang
yang telah Kami selamatkan di antara mereka. (QS. Huud: 116)
Renungan
Ingatlah, sebelumnya orang yang tertimpa musibah sebenarnya telah
melihat saudara-saudaranya yang lain terkena musibah, tetapi musibah
yang menimpa saudaranya itu tidak membekas apa-apa di hatinya, ia
menganggap bahwa musibah yang menimpa saudaranya itu tidak
mungkin menimpanya, karena menyangka tempatnya aman dan tidak
rawan musibah. Namun ternyata anggapannya keliru, dan musibah pun
datang menimpa dirinya. Perhatikanlah ayat berikut:

} 79{
} 79{


}77{

Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari


kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu
mereka sedang tidur?Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa
aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari
sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?Maka apakah
mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak
ada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang
merugi. (QS. Al Araaf: 97-99)
Oleh karena itu, wahai orang yang bermaksiat kepada Allah,
bertaubatlah kepada-Nya sebelum maut datang menjemput, kalau pun
Anda tidak tertimpa musibah di dunia, namun di depan Anda ada kubur
yang bisa menjadi nikmat atau azab bagi Anda, dan setelahnya lebih
dahsyat lagi. Kalaupun Anda terhindar dari bencana, namun tidak ada
yang dapat menghindarkan diri Anda dari malapetaka hari kiamat yang

ketika itu manusia bagai anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung


seperti bulu yang dihambur-hamburkan,

} 1{


}2{

Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya


goncangan (gempa) hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat
besarpada hari kamu melihat goncangan itu, lalailah semua wanita
yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah
kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam
keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi
azab Allah itu sangat keras. (QS. Al Hajj: 1-2)
Ketahuilah bahwa tidak ada tempat melarikan diri dari azab-Nya kecuali
dengan kembali kepada-Nya,
Jalan Keluar dari Musibah
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Allah Subhanahu wa Taala menurunkan musibah dan Dia-lah pula yang
Maha Bijaksana, al-Hakiim, yang memberikan jalan keluar dari musibah
tersebut.

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,


pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya. (QS. Al Araaf: 96)
Jelas sekali, bahwa jika suatu negeri ingin diberikan keberkahan,
hujannya menumbuhkan tanaman dan menyuburkan tanah,
kampungnya menjadi tempat tinggal yang nyaman, aman dan tentram,
jalan keluarnya adalah TAQWA; mengerjakan perintah Allah yang
selama ini ditinggalkan dan menjauhi larangan Allah yang selama ini
dikerjakan.
Maka kewajiban kita ketika musibah datang adalah dengan meminta
ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya, tunduk kepada-Nya

dan meminta keselamatan kepada-Nya, serta memperbanyak dzikr dan


istighfar,
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka

meminta ampun (QS. Al Anfal: 33)





KHOTBAH KEDUA


Kaum muslimin jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah

Semalam saat Dato Seri tuan Guru melawat mangsa banjir, kelihatan
wajah sedih beliau, lantas mengumumkan untuk melancarkan kutipan
derma kilat seluruh masjid hari ini agar dapat meringankan beban
mangsa banjir yang kini mengalami kesusahan. Dengan kemampuan
yang ada pemuda sempat melakukan beberapa operasi menyelamat
kepada keluarga-keluarga yang terkandas di rumah masing-masing
kerana air naik begitu cepat, dan membawa mereka ke sebuah masjid
yang dijadikan tempat pemindahan, jumlah mangsa sangat ramai
sehingga tidak dapat menampung lagi dalam keadaan mangsa
kelaparan kerana tidak cukup makanan. Masjid itu pun sudah tidak
dapat dijadikan tempat pelindungan kerana air naik dan terpaksa

dipindahkan ke tempat lain. Semasa kami beredar untuk ke tempat lain,


masih ramai yang terkandas di rumah masing-masing. Difahamkan
tempat-tempat perlindungan seperti sekolah dan surau yang berdekatan
mengalami nasib yang sama.

Hendaknya diingat bahwa musibah bagi seorang


menghapuskan dosa-dosanya. Rasulullah shallallahu
sallam bersabda:

muslim itu
alaihi wa

Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kesedihan dan


kegelisahan bahkan duri yang mengenainya, kecuali Allah akan
menghapuskan dengan itu dosa-dosanya. (HR. Bukhari)

Dalam hal ini, semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang


mengambil pelajaran dari apa yang telah menimpa orang lain dan bukan
orang yang menjadi pelajaran bagi orang lain.




.
.



.


.

Anda mungkin juga menyukai