Praktikum parasitologi Cara pembelajaran mhs utk mengenal berbagai agen penyebab penyakit serta vektor dgn melihat sediaan/slide . Tujuan : mengenal dan mengidentifikasi berbagai parasit dalam tinja, darah/jaringan
tinja utk parasit : > Yang terbaik: tinja baru/segarsegera > Tinja dgn bahan pengawet, dikenal berbagai bhn pengawet, yg dipilih berdasar tujuan. Misal : formalin 5-10%, SAF, MIF, PVA dll
WHO&Garsia
TINJA : Prot. Usus, telur/larva cacing, Coccidia
Tinja baru
Cara konsentrasi
-
konstr
+
konstr
Sediaan permanen
METODE KONSENTRASI
MOTILITAS :
IOD : (-) NaCl 0.85% : (+)
MORFOLOGI UMUM
BEBERAPA PROTOZOA TIDAK TERIDENTIFIKASI HANYA DENGAN SEDIAAN BASAH
Pemeriksaan Tinja :
Meliputi : > mikrobiologis dan parasitologis > tes biokimiawi : darah, lemak dll > tes serologi > kultur tinja. Umumnya selektif disesuaikan dgn tujuan
I. TINJA
Pemeriksaan rutin telur dan Parasit terdiri dari 3 hal :
Sediaan Basah Langsung Pemeriksaan bahan konsentrasi tinja Sediaan dengan pulasan permanen
Pelabelan fiksasi yang benar Tempat penampungan spesimen bermulut lebar dan tertutup rapat (agar tidak mudah tumpah) Tempat khusus penanganan spesimen Cara pembuangan yang baik Peraturan larangan makan/minum di tempat kerja
II. KOLEKSI SPESIMEN SEGAR Harus dilakukan sebelum pemeriksaan radiologis dengan barium, terapi Antibiotik (mis. tetrasiklin mempengaruhi flora usus), antimalaria atau antidiare. Setelah pemberian preparat2 tersebut, pemeriksaan parasitologis ditunda minimal 2 minggu kemudian. Koleksi tinja tidak boleh tercampur air (karena dapat mengandung organisme bentuk bebas yang menyerupai parasit manusia) atau urin (karena urin dapat mengahncurkan organisme organisme yang bergerak)
Jumlah spesimen:
Dianjurkan 3 seri: 2 dari defekasi biasa, 1 setelah pemberian pencahar (MgSo4 / Minyak Fosfo Fleet).
Jika curigai Amebiasis, dianjurkan pemeriksaan 6 spesimen dapat menjamin ditemukannya sampai 90% infeksi amebic (Faust and Sawitz, 1942) Waktu koleksi: Satu seri dari 3 spesimen hrs dikirim pd hari yang berbeda (selang sehari). Pengambilan spesimen pada waktu yang adekuat membantu penemuan parasit.
Jumlah dan waktu pengiriman spesimen: Dianjurkan 3 seri: 2 dari defekasi biasa, 1 setelah pemberian pencahar (MgSo4 / Minyak Fosfo Fleet). Jika curiga Amebiasis, dianjurkan pemeriksaan 6 spesimen dapat menjamin ditemukannya sampai 90% infeksi amebic (Faust and Sawitz, 1942). Satu seri pengiriman spesimen hrs dikirim pd hari yang berbeda (selang sehari). Jenis, stabilitas dan kebutuhan pengawetan spesimen: Spesimen segar - Dianjurkan utk pmx Trof. motil (ameba/flagellata) - Umumnya hanya trophozoit ditemukan di tinja cair. Tinja lunak bisa trophozoit dan kista, sedang tinja padat hanya kista. - Segera prx tinja cair 30 menit / tinja lunak 1 jam setelah dikeluarkan. Sedang tinja padat diperiksa setiap saat dalam 24 jam.
Spesimen dengan pengawet Tujuan : mengawetkan morfologi protozoa dan mencegah berkembangnya telur / larva. Pengawet yang umum digunakan: Pengawet
Formalin 5%, 10% Formalin buffer 10% MIF SAF PVA Schaudinn (tanpa PVA)
SEGAR
PENGAWETAN
SEDIAAN LANGSUNG
KONSENTRASI
POS
NEG
POS
NEG
KONSENTRASI
KONSENTRASI
POS
NEG
POS
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS Dilakukan dengan beberapa macam pemeriksaan: 1. Drect wet mount (Sediaan basah dengan Pengecatan langsung) 2. Fecal flotation (Tehnik pengapungan tinja) 3. Permanent stain (pengecatan permanen)
CATATAN: Jika diperlukan untuk memastikan ciri-ciri khusus dari organisme yang dicurigai, sebaiknya dikerjakan pulasan permanen
Metode Konsentrasi
Tujuan : deteksi sejumlah kecil parasit yang mungkin tidak ditemukan pada pmx. Sediaan langsung.
Dasar : memisahkan org. protozoa, telur dan larva cacing dari kotoran tinja melalui perbedaan Berat Jenis (Faust dkk, 1938)
Ada 2 macam: Flotasi dan Sedimentasi
Prosedur Flotasi
Memisahkan kista protozoa, telur dan larva cacing ttt dg menggunakan cairan Berat Jenis tinggi
Elemen2 parasit ditemukan lap. Permukaan atas dan kotoran tetap didasar tabung. Keuntungan: menghasilkan sediaan yang bersih (dp. Sedimentasi)
Kerugian : beberapa telur cacing (beroperkulum dan/ telur yang sangat padat, misal ascaris yg belm dibuahi) tidak terkonsentrasi dengan baik mll metode ini.
A. Kawat ujung bulat scr hati2 di letakkan pada permukaan lapisan air. A. Kemudian kawat diletakkan pada gelas obyek.
Prosedur Sedimentasi
Dengan menggunakan Centrifuge
Keuntungan: dapat ditemukan semua protozoa, telur dan larva; namun lebih banyak mengandung kotoran. Teknik ini lebih dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin dibanding teknik flotasi.
Ada beberapa teknik: 1. teknik Eter-Formalin bahan segar 2. teknik Formalin eter _ Pengawet Bahan Pemeriksaan SAF
Garcia dkk, 1979 Pulasan permanen dianjurkan untuk setiap sampel tinja yang dikirim guna pemeriksaan rutin parasitologis.
I. Pemulasan Trikrom
Dianjurkan untuk pemeriksaan rutin, karena prosedur lebih simpel, memberikan hasil yang baik untuk bahan segar maupun yang diawetkan dengan PVA/SAF. Merupakan modifikasi dari pemulasan GOMORI. TAHAP-TAHAP PENGECATAN: Fiksasi : rendam 30 di Lar Schaudin (u/ tinja segar) Pengeringan Rendam dalam alkohol-yodium. Pemulasan Trikrom
1. 2. 3. 4.
Mengakibatkan gagalnya organisme terpulas atau akan terpulas menjadi kemerahan. Mestinya, pemulasan yang baik akan menghasilkan latar belakang hijau sedangkan sitoplasma organisme berwarna biru kehijauan/ungu; kromatin inti, benda kromatoid/benda inklusi lain berwarna merah-merah keunguan.
Ekstra hati2 dalam memeriksa spesimen pasien AIDS. Untuk menghindari pemaparan yang tidak perlu dari bahan tinja yang mungkin mengandung AIDS dan infeksi patogen lainnya, dianjurkan Teknik modifikasi Flotasi.
1.
1.
1.
Diawetkan
konsentrasi
Pos konsentrasi Neg konsentrasi Pos Neg Pos Neg
Pos
Neg
Kultur Kertas Saring Harada-Mori Kultur kertas saring miring Kultur arang
PEMERIKSAAN TELUR
1.
Perkiraan banyaknya cacing a. Metode Beaver b. Metode Pengenceran hitung Stoll 2. Penetasan telur Schistosoma MENEMUKAN SKOLEX CACING PITA Setelah pengobatan, apabila skolex tidak keluar pasien diberi garam pencahar mengumpulkan semua tinjanya selama 24 jam dalam Formalin 10% diperiksa.
Kertas saring
air
Viabilitas telur murasidium dapat ditentukan dengan 2 cara: (1) Silia mirasidium mungkin terlihat pada sediaan basah karena aktif bergerak. (2) Dengan teknik penetasan. Telur akan menetas dlm bbrp jam bila diletakkan dalam 10 vol air yang telah dide-klorinasi. Mirasidium bersifat Fototropik positif, maka dapat diidentifikasi dalam air yang diterangi.
1. 2. 3. 4.
Pemeriksaan Cacing Kremi Bahan dari Sigmoidoskopi Bahan pemeriksaan dari Duodenum Spesimen Urogenital
Beberapa cara pengmbilan sampel: 1. Menggunakan Pita Plastik Perekat (Cellulose Tape=Adhesive Cellophane Tape). 2. Anal Swabs. Sample harus diambil pada pagi hari sebelum pasien mandi/BAB
Spesimen Urogenital
Sediaan basah sekret vagina, uretra dan prostat atau sedimen urin. Spesimen diencerkan dengan setetes garam fisiologis dan langsung diperiksa dg mikroskop dengan sedikit cahaya untuk melihat gerakan aktif organisme Trichomonas vaginalis. Banyaknya laporan hasil positif atau negatif palsu, menguatkan anjuran untuk menggunakan monoklonal Ab dalam menegakkan Dx. Pemeriksaan sedimen Urin bisa dilakukan untuk inf filaria (Onchocerca volvulus) Tehnik filtrasi membran untuk menemukan telur Schistosoma haematobium juga sangat berguna.
Sputum
Organisme yang dapat ditemukan dalam sputum adalah: Cacing: Ascaris lumbricoides, Strongyloides stercoralis, cacing tambang, telur paragonimus westermani, kait Echinococcus granulossus.
Protozoa : Pneumocystis carinii, Entamoeba histolytica, Entamoeba ginggivalis, Trichomonas tenax, dan Cryptosporidium
S p u t u m (..lanjutan)
Biasanya diperiksa sebagai sediaan basah, yang tidak dikonsentrasi. Sputum harus berasal dari sal pernapasan (bukan ludah/cairan mulut). Usahakan sputum pagi dan harus segera dikirim ke laboratorium. Bila sputum kental tambahkan NaOH3% dengan jumlah yang sama campur rata centrifuge buang supernatan periksa sedimen dengan NaCl atau Iodium. Jika pemeriksaan tidak segera formalin 10% atau PVA dipulas Giemsa, tahan asam atau Ab Monoklonal.
S p u t u m (..lanjutan)
Biasanya diperiksa sebagai sediaan basah, yang tidak dikonsentrasi. Sputum harus berasal dari sal pernapasan (bukan ludah/cairan mulut). Usahakan sputum pagi dan harus segera dikirim ke laboratorium. Bila sputum kental tambahkan NaOH3% dengan jumlah yang sama campur rata centrifuge buang supernatan periksa sedimen dengan NaCl atau Iodium. Jika pemeriksaan tidak segera formalin 10% atau PVA dipulas Giemsa, tahan asam atau Ab Monoklonal.
A s p i r a t Paru
Biasanya pada pasien Pneumocystis carinii. Organisme Pneumocystis carinii dapat dilihat dengan sediaan hapus-tekan bahan paru2 yang didapat dari biopsi terbuka atau brush dan telah dipulas. Pemeriksaan sputum umumnya tidak dpt digunakan u/ dx pneumocystis Pemeriksaan spesimen pada kasus Pneumocystis seringkali disebut sbg prosedur STAT dan secara rutin dikerjakan di PA.
AspIrat Hati
Trofozoit E histolytica dapat ditemukan pada pemeriksaan aspirat paru dan hati; sering sangat sulit untuk mendemostrasikan organisme.
Bahan aspirat hati harus diambil dari bag. Tepi abses, bukan tengahnya yang nekrotik. The Amebiasis Research Unit, Durban, South Africa menganjurkan enzim proteolitic untuk membebaskan organisme dari bahan aspirat.
A s p I r a t Hati
2.
3.
4.
Tetesan darah
1. Lebarkan darah memakai bagian sudut dari gelas benda yang lain. 2. Menilai ketebalan hapusan yang benar : jarum aloji atau huruf cetak hitam yang di letakkan di bawahnya masih dapat terlihat.
Jarum arloji
Gelas benda Cetakan huruf
Jarum lancet
2. Ambil gelas benda yg lain, letakkan tepinya di pinggir tetesan darah dengan membentuk sudut 45 d atas tetesan darah. 3. Tunggu sampai darah mengalir merata pada tepi gelas benda ini.
Cara pengamatan
4. Geserkan gelas benda ini dengan cepat ke depan (berlawanan dengan sudut 45 yg terbentuk, darah berada di belakang persinggungan gelas benda).
Buffer pH 7,2
1. Pada tetes darah tebal yang sudah kering, tuangkan larutan Giemsa sebanyak 3 cc, tunggu 45 menit. 2. Tuang larutan Giemsa tsb. dan cuci di bawah air mengalir secara tidak langsung selama 10 detik. 3. Tunggu sampai kering, kemudian periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran kuat, memakai minyak imersi.
1. Plasmodium falciparum
SEDIAAN DARAH TIPIS Dalam darah tepi biasanya hanya terlihat stadium trofozoit muda bentuk cincin dan atau gametosit memberikan gambaran yang monoton. Bila penyakit berat semua stadium bisa terlihat dalam darah tepi. Umumnya stadium skizon ada dalam organ dalam.