Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN KASUS ANAK

Nina Apriyana (406117031) Pembimbing : dr. Abdul Hakam, Sp.A

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Kudus 2013

Identitas Pasien
Nama : An. A

Umur

: 9 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat Suku Agama MRS No. RM Ruang Ayah : Wilalung 5/6 : Jawa : Islam : 2 Februari 2013 : 649259 : Bougenville 3 : Tn. S

Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara alloanamnesis dengan keluarga pasien pada tanggal 2 Februari 2013 pukul 15.00 WIB di Bougenville 3 dan didukung catatan medis pasien

Keluhan Utama : Demam Keluhan Tambahan : Sulit BAB

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan demam sejak 10 hari yang lalu yang dirasakan setiap hari. Menurut ibu pasien, demam lebih tinggi saat malam hari dan menurun pada pagi hari. Demam membaik saat pasien minum obat penurun panas yang dibeli di warung, tetapi meningkat kembali setelah efek obat hilang. Menggigil (-), batuk (-), pilek (-), nyeri menelan (+), nyeri otot (-), nyeri kepala (-), kejang (-), mual (-), muntah (-), tidak bisa BAB sejak 4 hari yang lalu, BAK lancar.

Pasien datang ke Poli Anak RSUD Kudus pada 2 Februari 2013 dengan keluhan demam 10 hari naik turun, nyeri menelan serta tidak bisa BAB sejak 4 hari yang lalu. KU : tampak sakit ringan Kesadaran : Compos mentis TTV HR : 100 x/menit RR : 24 x/menit SpO2 : 96 % Suhu : 38,1 C

Tindakan:
Infus RL 20 tpm Ceftriaxone 2 x 500 gram Paracetamol 3 x 2 cth

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Alergi DBD Demam Typhoid Diare Kejang Batuk pilek Hepatitis (-) (-) (-) (+) (-) (+) (-) Penyakit jantung Penyakit ginjal Penyakit paru TB DM Campak (-) (-) (-) (-) (-) (-)

Riwayat Penyakit keluarga


Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan seperti ini. Tidak ada tetangga yang mengalami keluhan seperti ini. Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit TB dan penyakit lainnya.

Riwayat Sosial Ekonomi


Ayah bekerja sebagai pedagang, ibu bekerja sebagai penjahit. Biaya pengobatan ditanggung jamkesmas. Kesan : keadaan ekonomi kurang

Riwayat Kehamilan dan Persalinan Ibu


Kehamilan: Morbiditas kehamilan (-) Kelahiran: Anak perempuan dari ibu G1P1A0 Penolong persalinan: Bidan Cara persalinan: spontan Masa gestasi: 38 minggu Keadaan Bayi: BBL 3500 gram, panjang badan, lingkar kepala dan lingkar dada saat lahir ibu tidak ingat, menangis kuat (+), tidak ada kelainan bawaan.

Kesan: riwayat kehamilan dan persalinan baik

Riwayat Pemeliharaan Antenatal: Ibu pasien biasa memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan. Tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan. Riwayat pendarahan selama kehamilan disangkal. Riwayat trauma saat hamil disangkal.

Riwayat Pemeliharaan Postnatal Pemeliharaan postnatal dilakukan di bidan dan pada saat usia penderita kurang dari 1 bulan, tidak ada kelainan pada anak.

Riwayat Pertumbuhan & Perkembangan


Pertumbuhan Berat badan lahir 3500 gram; panjang badan lahir ibu tidak ingat, berat badan sekarang 21 kg, tinggi badan sekarang ibu tidak ingat. Perkembangan Senyum : ibu lupa Miring : 4 bulan Tengkurap : 6 bulan Duduk : 7 bulan Gigi keluar : ibu lupa Merangkak : 8 bulan Berdiri : 10-11 bulan Berjalan : 12 bulan Tidak ada gangguan perkembangan mental dan emosi Kesan : pertumbuhan & perkembangan anak sesuai usia.

Riwayat Imunisasi
BCG DPT Polio
Campak Hepatitis B

: (+) : (+) : (+)


: (+) : (+)

Kesan : Imunisasi dasar lengkap.

Riwayat Nutrisi
Umur (bulan) 0-6 6-12 ASI v v PASI v Biskuit v Bubur susu v

Sekarang pasien sehari makan 3x, pasien makan berbagai jenis makanan dari telur, tahu, tempe, ayam, ikan, sayur, buah-buahan. Kesan: kualitas dan kuantitas makanan baik.

Status Present
Pemeriksaan dilakukan pada 2 Februari 2013 pukul 15.00 WIB di Bougenville III.
Keadaan Umum : Lemah Kesadaran : Compos Mentis TTV :
Nadi cukup Suhu RR : 100 x/menit, reguler, isi dan tegangan

: 38,1 oC (axilla) : 24 x/menit

Pemeriksaan Fisik
SISTEM HASIL

Kepala Kulit Mata

Mesocephal, rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, UUB cekung (-) Turgor baik, sianosis (-), ikterik (-) Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-)

Telinga
Hidung Tenggorokan Mulut Leher Thorax

Bentuk normal, sekret (-/-)


Bentuk normal, sekret (-/-), epitaksis (-/-) Mukosa faring tidak hiperemis, T1-T1 Perioral sianosis (-), lidah kotor (-), hiperemis (-), tremor () Trakea ditengah, benjolan (-), nyeri tekan (-), pembesaran kel. tiroid (-), pembesaran KGB (-) Normothorax, simetris

Paru

I : pergerakan dada kanan dan kiri simetris, retraksi pernapasan (-) P : stem fremitus kanan-kiri sama kuat, krepitasi (-) P : sonor di seluruh lapang paru A : SD vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung I : ictus cordis tidak tampak

P : ictus cordis tidak melebar, tidak kuat angkat


P : redup A : bunyi jantung 1 dan 2 (+) N, murmur (-), gallop (-)

SISTEM

HASIL

Abdomen

Inspeksi : tampak mendatar Auskultasi : BU (+) normal Palpasi : abdomen supel, terdapat nyeri tekan seluruh lapang abdomen, hepar dan lien tidak teraba membesar Perkusi : timpani
Skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-)

Tulang belakang

Genitalia, anus, rektum

Laki-laki, anus (+), rektum (+)

Ekstremitas Petechiae Ikterik

Superior -/-/-

Inferior -/-/-

Sianosis
Edema Pembesaran kel aksila Pembesaran kel inguinal

-/-/-/-

-/-/-

-/-

Hematologi 2 Februari 2013


WBC RBC HGB HCT PLT PCT MCV MCH MCHC RDW MPV PDW %LYM %MON %GRA #LYM #MON #GRA 8.9 103/mm3 4.43 L 106/mm3 13.0 g/dl 36.7 L % 233 103/mm3 .169 % 83 m3 29.5 pg 35.5 H g/dl 13.4 % 7.3 m3 13.4 % 42. L % 5.0 L % 53.0 % 3.2 L 103/mm3 0.4 L 103/mm3 4.8 103/mm3 NORMAL ( 3.5 10.0 ) ( 3.80 5.80 ) ( 11.0 16.5 ) (35.0 50.0 ) (150 390 ) ( .100 - .500 ) ( 80 97 ) ( 26.5 33.5 ) (31.5 35.0 ) (10.0 15.0 ) (6.5 11.00 ) (10.0 18.0 ) ( 17.0 48.0 ) ( 4.0 10.0 ) ( 43.0 76.0 ) (1.2 - 3.2) (0.3 0.8) (1.2 6.8)

Urine 4 Februari 2013


PEMERIKSAAN URINE Warna Kuning HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN Leukosit 24 HASIL

Kekeruhan
pH (4,6 8) BD (1,001 1,0030) Albumen Reduksi Bilirubin Urobilin

Jernih
5,5 1.010 -

Eritrosit
Epitel Silinder Bakteri Kristal

01
+ -

Widal 4 Februari 2013


Widal Salmonella typi O 1/80 Salmonella typi H 1/80 Salmonella para typi H-A neg Salmonella para typi H-B neg

Follow Up
3 Februari 2013 Keluhan Demam (+) Mual (-) muntah (-), nyeri perut (+) BAB (-), BAK (+) makan, minum (+) TTV S : 38,3 oC N : 110 x/mnt RR : 30 x/mnt Pemeriksaan fisik Mata: CA -/-, SI -/ Leher: pembesaran KGB (-) Paru: SD vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/ Jantung: BJ 1 dan 2 (+) reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen: BU (+) N, timpani, supel, nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak membesar

Follow Up
4 Februari 2013 Keluhan Demam menurun Mual (-) muntah (-), nyeri perut (-) BAB (-), BAK (+) makan, minum (+) TTV S : 37,8 oC N : 110 x/mnt RR : 30 x/mnt Pemeriksaan fisik Mata: CA -/-, SI -/ Leher: pembesaran KGB (-) Paru: SD vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/ Jantung: BJ 1 dan 2 (+) reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen: BU (+) N, timpani, supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak membesar

Follow Up
5 Februari 2013 Keluhan Demam (-) Mual (-) muntah (-), perut kembung (-) BAB (-), BAK (+) makan, minum (+) TTV S : 36,9 oC N : 110 x/mnt RR : 30 x/mnt Pemeriksaan fisik Mata: CA -/-, SI -/ Leher: pembesaran KGB (-) Paru: SD vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/ Jantung: BJ 1 dan 2 (+) reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen: BU (+) N, timpani, supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak membesar Pasien diperbolehkan pulang

Diagnosis
Diagnosis Banding Demam Tifoid Infeksi Saluran Kemih TB Paru

Diagnosis Febris

Penatalaksanaan
Medikamentosa Infus RL 20 tpm Inj Ceftriazone IV 2 x 500 mg Paracetamol 3 x 2 cth

PROGNOSIS

Ad Vitam : Dubia ad bonam Ad Functionam: Dubia ad bonam Ad Sanationam: Dubia ad bonam

Pemeriksaan kultur darah

Pemeriksaan kultur feses Pemeriksaan Mantoux dan foto toraks (atas indikasi)

DEMAM
Keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi IL-1

POLA DEMAM

Demam kontinu

Demam intermiten

Demam remiten

Demam tersiana dan kuartana

Demam dengan variasi diurnal (0,55 0,82 C).

Demam dengan variasi diurnal >1 C, suhu terendah mencapai suhu normal

Demam dengan variasi normal lebar >1 C, tetapi suhu terendah tidak mencapai suhu normal

Merupakan demam intermiten yang ditandai dengan periode demam yang diselang dengan periode normal

Demam saddleback/ pelana (bifasik)

Demam tinggi disusul oleh penurunan suhu, lebih kurang 1 hari dan kemudian timbul demam tinggi kembali Demam yang sporadis, terdapat penurunan temperatur yang jelas dan kekambuhan demam Periode demam setiap minggu atau lebih lama dan periode afebril yang sama durasinya disertai dengan berkurangnya siklus.

Demam intermiten hepatik (demam Charcot)

Demam PelEbstein

Typhus inversus Reaksi JarischHerxheimer Relapsing fever Factitious fever atau self induced fever

Demam dengan kenaikan temperatur tertinggi pada pagi hari bukan selama senja atau di awal malam Demam dengan peningkatan temperatur yang tajam dan eksaserbasi manifestasi klinis

Seperti demam Pel-Epstein namun serangan demam berlangsung setiap 5-7 hari

ETIOLOGI
Non-infeksi Infeksi - infeksi bakteri - infeksi virus - infeksi jamur

Infectious agent/ toxins/ mediators of inflamation (pirogen)

Increased heat conservation (vasoconstriction/ behaviour changes) Increased heat production (involuntary muscular contractions)

Monosit/ macrophages/ endothelial cells/ other cell types

Elevated thermoregulatory set point Anterior hypothalamus (mediated by PGE2) (antipyretics and NSAIDs act here)

FEVER

Pyrogen cytokines IL-1, TNF, IL-6, IFNs

MANIFESTASI KLINIS
Bakteri Umumnya memiliki ciri demam gradual, suhu tubuh penderita akan naik turun dalam minggu pertama dan mendekati minggu ke 2 suhu tubuh tinggi tapi tetap stabil Laboratorium: leukositosis Terapi: antibiotik Virus Demam akut yang mendadak, panas tinggi sampai di atas 39 C Laboratorium: leukopenia Terapi: simtomatis

DD
Demam lebih dari tujuh hari :

Demam tifoid
Malaria TB Paru

Demam rematik akut


Sepsis Infeksi saluran kemih Keadaan penurunan sistem imun dan keganasan

DEMAM TIFOID

PENDAHULUAN
DEFINISI:
demam 1 mgg TANDA2 - malaise - demam - rasa tdk enak - splenomegali penyk inf usus halus
gangg kesadaran -/+ DEMAM ENTERIK gangg sal cerna

salm typhi

komplikasi: - perforasi - perdrhn usus

Demam tifoid

Demam Paratifoid

ETIOLOGI
Batang gram negatif Flagella T berkapsul T berspora Anaerob fakultatif

salm typhi

Antigen O Antigen H Antigen Vi

PATOGENESIS: Salm typhi mulut Lambung


(asam lambung)

Usus:
(berkemb biak)

- mati - hidup duktus thorasikus SISTEMIK

Makrofag ( bakteri didalam) Plaques peyeri

BAKTEREMIA PERTAMA
( 24 72 JAM) tanpa gejala/asimtomatik

Lanj PATOGENESIS:
S.R.E - su tul - limpa - hati SISTEMIK bakteri berkemb biak usus tinja

BAKTEREMIA SEKUNDER
(bbrp hr/mgg) dg gejala

inflamasi
ENDOTOKSIN Pirogen panas. sitokin

(makrofag teraktifasi ulang)

MANIFESTASI KLINIK DEMAM TIFOID: Minggu I : angsur2 Masa Inkubasi (10-14 hari) - demam - pusing /
GANGG SAL CERNA

Minggu I

DEMAM

Minggu II: kontinue Minggu IV: angsur2 - obstipasi-diare - lidah kotor

- nyeri kepala
- anoreksia - mual-muntah GANGG
BAYI(diare akut/septikemia)
-diare -ikterik - muntah - hepatosplenomegali - distensi - kejang -anoreksia

- meteorismus
- hepatosplnm - apati s/d koma
ROSEOLA BRONKITIS

KESADARAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG DEMAM TIFOID:


Darah Tepi MENYOKONG DX
leukopeni anemia trombositopeni

MEMBUAT DX

Widal

-titer O 1/200

MALARIA

DEFINISI
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah manusia. Secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Spesies plasmodium pada manusia : 1. P. Falciparum : penyebab malaria tropica 2. P. Vivax 3. P. Ovale 4. P. Malariae : penyebab malaria tertiana : penyebab malaria ovale : penyebab malaria malariae

C. MASA INKUBASI :
Waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya gejala klinis, yang ditandai demam.

P. Falciparum
P. Vivax P. Ovale

: 9 14 (12) hari
: 12 - 17 (15) hari : 16 - 18 (17) hari

P. Malariae : 18 - 40 (28) hari

MANIFESTASI KLINIK
GEJALA PATOLOGIK / KLINIK :

1. Masa tunas intrinsik berahir dengan timbulnya serangan demam pertama.


Serangan demam yang khas terdiri atas 3 stadium :

a. stadium ferigoris (menggigil)


b. stadium acme (puncak demam) c. stadium sudoris (berkeringat banyak, suhu turun) Serangan demam berbeda-beda sesuai dengan jenis malaria

Kekambuhan dapat bersifat :


Rekrudensi (short term relapse) : timbul karena marasit malaria dalam eritrosit menjadi banyak. Timbul beberapa minggu setelah penyakit sembuh
Rekuren (long term relapse) karena parasit ekso-eritrosit masuk kedalam darah dan menjadi banyak. Biasanya timbul 6 bulan setelah penyakit sembuh

2. Hipertrofi dan hiperplasi sistim retikuloendotelial menyebabkan limpa membesar. Sel makrofag bertambah dan dalam darah terdapat monositosis

3. Anemia dapat terjadi oleh karena: a. Eritrosit ysng diserang hancur pada sporulasi. b. Derajat fagositosis RES meningkat, akibatnya banyak eritrosit hancur.

DIAGNOSIS
Dengan pemeriksaan laboratorium (Mikroskopik, Tes diagnostik cepat) : Menemukan parasit malaria pada sediaan darah tepi. Sediaan dibuat sebaiknya pada waktu demam. Tanpa pemeriksaan laboratorium

I.

Anamnesis : I. Keluhan utama : demam menggigil dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri otot atau pegal pegal II. Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria III. Riwayat tinggal di daerah endemik malaria IV. Riwayat sakit malaria V. Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir VI. Riwayat mendapat transfusi darah VII. Gejala klinis pada anak dapat tidak khas

II. PEMERIKSAAN FISIK :

1. Demam (perabaan atau pengukuran dengan termometer)


2. Pucat pada conjungtiva palpebrae atau telapak tangan 3. Pembesaran limpa (Splenomegali) 4. Pembesaran hepar (Hepatomegali)

III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM : 1. Pemeriksaan mikroskopik : - Pemeriksaan darah tebal dan tipis. - Bila pemeriksaan pertama negatip,diperiksa ulang setiap 6 jam selama 3 hr berturut-turut. - Bila hasil pemeriksaan 3 hr berturut-turut tidak ditemukan parasit maka diagnosis malaria disingkirkan. 2. Tes diagnostik lain : a. HRP 2 (Histidin Rich Protein) yang diproduksi oleh

trofozoit, skizon,dan gametosit muda P.Falciparum.


b. Enzym parasit lactate dehydrogenase (p-LDH) yang diproduksi oleh parasit bentuk aseksual atau seksual

( gametocyt).

TUBERKULOSIS PARU

TB Paru
TBC, KP, flek, Paru basah TB anak = TB dewasa

Gejala TB anak tidak khas - Masalah diagnosis - Masalah terapi

Inhalasi Mycobacterium tuberculosis Fagositosis oleh Kuman mati makrofag alveolus paru Kuman hidup berkembang biak Pembentukan fokus primer Penyebaran limfogen Penyebaran hematogen Kompleks primer Terbentuk imunitas seluler spesifik

Masa inkubasi (2-12 minggu)

Uji tuberkulin (+)

Sakit TB

Infeksi TB

Komplikasi kompleks primer Komplikasi penyebaran hematogen Komplikasi penyebaran limfogen


Meninggal Imunitas turun Reaktivasi / reinfeksi Sembuh

Imunitas optimal

Sakit TB

57

Gambar 1. patogenesis tuberkulodid (dibuat berdasarkan beberapa sumber)

Kalender perjalanan penyakit Tuberkulosis primer


Kompleks Primer Sebagian besar sembuh sendiri (3-24 bulan) Pleural effusion (3-6 bulan INFEKSI Erosi Bronkus (3-9 bulan) Meningitis TB Milier (dalam 12 bulan) TB Tulang (dalam 3 tahun) TB Ginjal (setelah 5 tahun)

HIPERSENSIVITAS

KEKEBALAN

1 tahun 2-12 minggu (6-8 minggu)

Risiko tertinggi untuk Risiko menurun Komplikasi Lokal dan Diseminasi 58

DIAGNOSIS
Pasti : M. Tuberkulosis
Sulit : - Pengambilan sampel - Jumlah Kuman Sedikit

Diagnosis Kerja :
- Klinis, Radiologis - Tuberkulin - Laboratorium lain

(Tidak Spesifik)

59

Gejala dan tanda umum atau nonspesifik tuberkulosis anak :


1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan dengan penanganan gizi. 2. Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik dengan adekuat (failure to thrive). 3. Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau ISNA), dapat disertai keringat malam. 4. Pembesaran kelenjar limfe superfisial yang tidak sakit dan biasanya multipel. 5. Batuk lama lebih dari 30 hari. 6. Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare.

60

Petunjuk WHO untuk Diagnosis Tuberkulosis Anak


a. Dicurigai Tuberkulosis 1. Anak sakit dengan riwayat kontak penderita tuberkulosis dengan diagnosis pasti 2. Anak dengan : Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau batuk rejan Berat badan menurun, batuk dan mengi yang tidak baik dengan pengobatan untuk penyakit pernapasan Pembesaran kelenjar superfisial yang tidak sakit b. Mungkin Tuberkulosis Anak yang dicurigai tuberkulosis ditambah : Uji tuberkulin positif (10 mm atau lebih) Foto rontgen paru sugestif tuberkulosis Respons yang baik pada pengobatan dengan OAT c. Pasti Tuberkulosis (confirmed TB) Ditemukan hasil tuberkulosis pada pemeriksaan langsung atau biakan Identifikasi Mycobacterium tuberculosis pada karakteristik biakan

61

DEMAM REUMATIK AKUT


Manifestasi klinis demam reumatik akut didahului dengan faringitis akut sekitar 20 hari sebelumnya

Kriteria Jones
KRITERIA MAYOR Karditis Poliartritis Korea Eritema marginatum Nodul subkutan KRITERIA MINOR Artralgia Demam Pemeriksaan penunjang:
LED meningkat CRP + EKG: PR interval memanjang

Diagnosis DRA Jones bila:

berdasarkan

Kriteria

Ditemukan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor + 2 kriteria minor Ditambah dengan bukti infeksi streptokokus grup A (usap tenggorok positif dan/atau peningkatan titer antibodi terhadap streptokokus, atau terdapat demam skarlatina)

INFEKSI SALURAN KEMIH


Diagnosis: Sangat bervariasi dan sering tidak khas Demam, berat badan sukar naik, atau anoreksia Disuria, poliuria, nyeri perut/pinggang, mengompol, polakisuria Urin yang berbau menyengat Nyeri ketok sudut kosto-vertebral, nyeri supra simfisis Kelainan pada genitalia eksterna (fimosis, sinekia vulva, hipospadia, epispadia) Kelainan pada tulang belakang seperti spina bifida

Pemeriksaan penunjang
Urinalisis: proteinuria, leukosituria (leukosit > 5/LPB), hematuria (eritrosit >5/LPB)

Diagnosis pasti dengan ditemukannya bakteriuria yang bermakna pada biakan urin

SEPSIS
Diagnosis:
Terlihat jelas sakit berat dan kondisi serius tanpa sebab yang jelas Hipo atau hipertermia Takikardia, takipneu Gangguan sirkulasi Leukositosis atau leukopeni

Penatalaksanaan
Medikamentosa Antipiretik Bekerja secara sentral menurunkan pusat pengatur suhu di hipotalamus dengan menghambat siklooksigenase (enzim yg berperan pd sintesis prostaglandin) Penurunan pusat suhu akan peningkatan pelepasan panas melalui kulit dgn radiasi, konveksi, penguapan diikuti respon fisiologi termasuk penurunan produksi panas, peningkatan aliran darah ke kulit.

Indikasi: - Demam lebih dari 39 C berhubungan dengan gejala nyeri, tidak nyaman biasa timbul pd otitis media atau mialgia - Demam lebih dari 40,5 C - Demam berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme - Anak dengan riwayat kejang atau delirium yg disebabkan demam

Parasetamol
Antipiretik pilihan utama

Baik digunakan untuk bayi hingga dewasa


Efek antipiretik kuat, analgetik sedang, anti-inflamasi sangat rendah Dipakai untuk keadaan : Demam karena infeksi Demam dengan manifestasi perdarahan Demam dengan keluhan mialgia, atralgia ringan Sediaan eliksir, sirup, suppositoria Dosis lazim 10 15 mg/kgBB/dosis

Ibuprofen
Antipiretik pilihan kedua Baik digunakan untuk bayi dan anak yg kecil Efek antipiretik kuat, analgetik sedang, anti-inflamasi sedang Dipakai untuk keadaan : Demam karena infeksi Demam karena proses inflamasi dan autoimun Demam dengan keluhan mialgia, atralgia sedang-berat Bentuk sediaan sirup Dosis antipiretik 5 mg/kgBB/dosis Dosis analgetik 10 15 mg/kgBB/dosis Dosis anti-inflamasi 20-40 mg/kgBB/dosis

Asam Asetil-salisilat
Aspirin

Tidak direkomendasikan untuk antipiretik


Efek antipiretik kuat, analgetik sedang, anti-inflamasi sedang, antiplatelet, anti-fbrinolitik rendah Dipakai untuk keadaan : Demam karena proses inflamasi atau autoimun Penyakit jantung koroner, stroke non-hemoragik Tidak stabil dalam bentuk larutan (bentuk sediaan tablet) Dosis antipiretik 10 15 mg/kgBB/dosis Dosis anti-inflamasi 20-40 mg/kgBB/dosis

Hindari penggunaan aspirin jika: 1.Infeksi virus khususnya infeksi saluran nafas atau cacar air. Aspirin dapat menyebabkan sindrom Reye 2.Defisiensi G6PD, aspirin dapat menyebabkan anemia hemolitik 3.Anak yang menderita asma, dapat menimbulkan aspirininduced sensitivity berupa mengi, urtikaria, angioedema 4.Pasien yg mengalami pembedahan atau pendarahan, aspirin dapat menghambat agregasi trombosit

Non Medikamentosa
Menjaga kebersihan tangan, makanan dan lingkungan Edukasi orang tua Anak diistirahatkan Ukur suhu Sediakan obat penurun panas dan berikan nutrisi yang cukup dan cairan yang adekuat Bila suhu >40 C tidak berespon dengan penurun demam dapat dilakukan kompres air hangat (27 -34 C) Memperhatikan gejala-gejala lain yang timbul (ptekiae, muntah, sesak, dll) Periksakan diri ke dokter

Anda mungkin juga menyukai