Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

TEMUAN-TEMUAN

Selama kegiatan pengkajian wilayah Desa Lamaran Tarung kecamatan


Cantigi secara partisipatif, ada beberapa masalah yang menonjol yang dirasakan
oleh masyarakat. Menurut pendapat Bapak Jainudin (Tokoh masyarakat tim
keamanan Lamaran Tarung). Dari Kepala Desa Bapak Sukasno, Ketua LPM
membenarkan pernyataan-pernyataan Mas Hari yang diungkapkan, masalah itu
diantaranya sebagai berikut:
1. Dalam bidang keagamaan
Agama yang dianut oleh masyarakat Desa Lamaran Tarung Kecamatan
Cantigi adalah mayoritas menganut agama Islam. Akan tetapi di Desa
Lamaran Tarung ini ada beberapa aliran, diantaranya seperti yang dipaparkan
oleh Ustadz Taqrudin sebagai tokoh masyrakat setempat ada dua aliran yaitu
aliran putih dan aliran hitam. Aliran hitam di sini bukan berarti aliran sesat,
tetapi yaitu masyarakat muslim yang berkeyakinan dan beribadah seperti
khalayak umat Islam seperti biasa, dan kedua yaitu aliran putih, yaitu
masyarakat yang beraliran syahadatain pengikut Abah Umar berasal dari desa
Panguragan (Arjawinangun).
Adapun masalah lainnya mengenai keagamaan di Desa Lamaran
Tarung ini adalah persengketaan / perebutan masjid desa, karena di sekitar
masjid kebanyakan masyarakat beraliran putih. Meminta yang menjadi imam
adalah golongan putih, sedangkan golongan hitam yang biasa saja dibebani
dengan ajaran yang diamalkan oleh golongan putih. Sehingga belum ada jalan
tengah yang ditempuh, sampai pada akhirnya didirikan sebuah mushola
khusus untuk aliran putih yang letaknya berdekatan dengan masjid desa
Lamran Tarung tersebut.

2. Bidang Kebudayaan
Kebudayaan adapt istiadat yang sering kali rutin dilaksanakan di
kecamatan Cantigi ialah Mapag Sri, yaitu diadakannya kesenian wayang di
balai desa setiap tahunnya. Mapag Sri ini dilakukan pada saat musim panen

13
tiba. Kemudian ada istilah sedekah bumi. Yaitu acara dimana setiap tahunnya
di sela-sela bulan masyarakat dikumpulkan oleh pihak yang membuat
tumpeng dan dimakan bersama-sama di tengah-tengah lapang. Acara
kunjungan, memperingati mauled Nabi, acara tahlilan, nyatus, nyewu
(peringatan kematian).

3. Kegiatan rutin masyarakat


Kegiatan rutin yang ada di masyarakat yaitu istilahnya jam’iyah, ada
dua kelompok jam’iyah yang ada di desa Lamaran Tarung yaitu Jam’iyah Al;-
Hidayah dan Jam’iyah Waledan. Kedua Jam’iyah ini rutin dilaksanakan per
minggunya 2 kali dan acaranya pun bergantian di rumah-rumah warga yang
akan syukuran atau peringatan Maulid.
Biasanya acara jam’iyah ini dibuka dengan acara pengajian kemudian
dilanjutkan dengan marhabanan, membaca surat Yasin dan Tahlil.
Dengan acara jam’iyah ini, ukhuwah Islamiyah antara warga terjalin.
Silaturrahmi akan lebih terjalin antara warga desa yang satu dengan yang
lainnya. Kami mahasiswa KKM pun turut ikut bersama mengiktuti acara
jam’iyah tersebut.

4. Pendidikan
Pendidikan di desa Lamaran Tarung cenderung rendah, karena banyak
keluarga yang hanya berpendidikan lulusan SD. Anak-anak yang kelulusan SD
kebanyakan tidak melanjutkan ke SMP atau jenjang pendidikan yang leibh
tinggi. Kegiatan mereka adalah urban ke Jakarta atau bekerja sebagai
penyanyi karaoke, bahkan menikah usia dini.
Pendidikan adalah sarana utam untuk membangun masyarakat yang
maju, namun masyarakat desa Lamaran Tarung banyak yang tidak
menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka berfikir
bahwa SD saja sudah cukup. Hal ini disebabkan karena beberapa factor
diantaranya keterbatasan biaya.

14
Selain itu juga masalah pendidikan ini ialah kurangnya tenaga
pendidik, letak sekolah-sekolah tinggi yang jauh dari jangkauan, karena di luar
desa, alat transportasinya pun tidak ada dan tidak mendukung (jalan rusak).

5. Kesehatan
Masalah kesehatan yang ada di desa Lamaran Tajug yaitu letak
Puskesmas yang jauh dari desa, sehingga banyak memeriksa kesehatannya ke
dokter yang ada di desa sehingga mengeluarkan biaya yang cukup mahal
dibanding periksa ke Puskesmas yang dapat menggunakan kartu askes.
Sekian hari saya mencoba untuk mengabdi kepada masyarakat dengan
cara pendekatan yaitu silaturrahmi bersama masyarakat, disana saya mendapat
temuan masalah yang urgen untuk saya teliti yaitu air bersih di desa Lamaran
Tarung, karena kebanyakan penduduk desa memanfaatkan air hujan dan air
sumur.

15
BAB V
ANALISIS

A. Masalah Utama
KKM STAIN Cirebon ini pun tidak luput dari sebuah pengabdian
kepada masyarakat. Masalah utama yang penulis angkat ialah mengenai
kurangnya air bersih di desa Lamaran Tarung, ini merupapakan kegiatan kecil
yang ada dalam bidang kesehatan masyarakat.
Di desa Lamaran Tarung dikatakan kekurangan air bersih disebabkan
masyakatnya kurang memperdulikan kebersihan air, dan kebanyakan
mengkonsumsi air hujan yang lama ditampung pada bak penampungan besar.
Air yang ada di desa Lamaran Tarun, misalnya saja air sumur warga terasa
asin diperkirakan karena letaknya tidak terlalu jauh dari laut, dan air sumur ini
terlihat agak kecoklatan berlumur.
Sedikit cerita, di Kabupaten Indramayu Kecamatan Cantigi Desa
Lamaran Tarung sering kali pada musim kemarau tiba, masyarakat kekurangan
air. Akhirnya masyarakat memohon kepada PU PDAM untuk segara
dipasangkan PDAM. Permohonan tersebut disampaikan melalui dewan DPRD
Indramayu Bpk. H. Munadi, akhirnya direalisasikan pada tahun 2006, mulai
masuknya PDAM di desa Lamaran Tarung dan Penyingkiran lor. Realisasi
PDAM tersebut hanya memasang 4 tangki PDAM yang dipasang :
- 2 tangki di desa Lamaran Tarung
- 2 tangki di desa Penyingkiran Lor.
Adapun biaya pemasangan PDAM cukup mahal sekitar Rp.
1.200.000,- untuk biaya pemasangan di desa Penyingkiran Lor, dan biaya desa
Lamaran Tarung sebesar Rp. 2.000.0000,- karena pemasangan pipanya
menyulitkan pihak PDAM. Akhirnya banyak masyarakat yang memilih
alternatif pemakaian air PDAM beli per drijen/box dengan dikenakan biaya
Rp. 1.500,- (± 100 liter air @ 20 Liter).
Kembali ke masalah utama, kurangnya air bersih di desa Lamaran
Tarung menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat rendah, ini juga
disebabkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih kurang,

16
contohnya kebersihan lingkungan kurang dijaga, sampah-sampah berserakan,
jentik-jentik nyamuk/program 3M tidak terlaksana baik oleh warga.

B. Masalah-masalah Ikutan
Dari masalah-masalah utama dan inti masalah di atas maka timbul
masalah-masalah ikutan, diantaranya adalah tingkat kesehatan masyarakat
rendah, kebersihan lingkungan tidak terawatt, terbatanya air bersih,
berjangkitnya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat.

C. Prioritas Program
Dalam menanggapi masalah ini sebagai peneliti, saya ikut aktif
mendatai ker rumah-rumah penduduk dan dinas kesehatan bidang PLP
(Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman)/Siaga Kesling. Kebetulan saya dan
kawan ditunjuk oleh ketua LPM setempat, di sana kami mendatangi rumah-
rumah penduduk untuk mendatai mengenai kesehatan warga. Tak lupa tugas
kami hanya sebagai fasilitator. Berbagai data yang kami peroleh dari beberapa
warga. Masalah-masalah yang rekumpul kemudian diserahkan kepada dinas
kesehatan berbasis forum peduli kesehatan yang dikuasai oleh Bapak H.
Dariya sebagai Ketua LPM juga.
Musyawarah masyarakat desa, penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan
pada tanggal 08 April 2008 bertempat di Puskesmas Cantigi. Penyuluhan
tersebut membicarakan masalah-masalah kesehatan.
Adapun hasil dari program penyuluhan kesehatan, musyawarah
masyarakat desa pada hari selasa, 08 April 2008 oleh Forum Peduli Kesehatan
(FPK) yang diketuai Bapak H. Darya.
Hasil :
MASALAH PENYELESAIAN
1. Kurangnya sarana WC dan MCK - Setiap RT membuat WC umum.
2. Masih banyaknya kepala keluarga - Mengajukan permohonan kartu
miskin tidak meiliki kartu askes. askes bagi masyakat.
3. Sampah yang berserakan Karena - Mengadakan kerja bakti setiap
tidak adanya pembuangan sampah. minggu sekali membersihkan
lingkungan yang menggerakkan RT

17
dibantu oleh kader-kader FPK.
4. Kurangnya pemberian vitamin - Adanya Posyandu setiap 1 minggu
kepada bayi. sekali dan pemberian vitamin
kepada bayi secara rutin.
5. Banyaknya jentik-jentik nyamuk - Melaksanakan program 3M
(membersihkan , menimbun dan
menguras.) dan meminta bantuan
bubuk abate.
6. Kurangnya air bersih - Adanya kiriman air bersih dari
pihak PDAM secara rutin.
7. Kurangnya kesadaran masyarakat - Adanya pemberian buku pedoman
terhadap kesehatan tentang kesehatan.

D. Tingkat Kesiapan Masyarakat


Dari adanya bentuk-bentuk kegiatan yang kemudian dijalankan, maka
hasil dari sebuah proses ini mengalami sisi adanya tanggapan dari masyarakat,
dengan adanya aksi mahasiswa KKM bersama masyarakat serta aparat desa,
inilah tanggapan masyarakat begitu merasa terbantu dengan adanya KKM
STAIN Cirebon, masyarakat mulai terbuka dengan cara berfikir dan
paradigma baru dalam menanggapi dan menyelesaikan permasalahan yang ada
di masyarakat tersebut dengan analisa dan perhitungan yang cukup matang,
sehingga masyarakat mampu berdiri menyelesaikan masalah yang ada di
masyarakat, khususnya desa Lamaran Tarung kecamatan Cantigi. Nanti suatu
saat terdapat masalah-masalah yang timbul seiring jaman kedepan.
Masyarakat desa Lamaran Tarung antusias dengan adanya kegiatan
KKM STAIN Cirebon, Karena di sini kita sebagi partidipator dan fsilitator
masyarakat, walau awalnya masyarakat kaget dengan adanya KKM
mahasiswa, namun dengan sendirinya masyarakat desa Lamaran Tarung
terbuka dan merasa terbantu dengan cara berfikir dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan.

18

Anda mungkin juga menyukai