Anda di halaman 1dari 3

2.

Tantangan dalam merubah sebuah aplikasi client-server (local) menjadi hosted web based application berdasarkan dari perspektif kualitas dan testing: a) Diperlukannya panduan bagi seseorang yang belum terbiasa menggunakan web based application. b) Diperlukannya sebuah testing yang ekstra sebagai jaminan security (keamanan) web based application. c) Diperlukannya biaya yang besar untuk sebuah web base application yang besar dan kompleks. d) Web based application bersifat umum sehingga siapa saja dapat melihat, karena data dan informasinya tersimpan di dalam web hosting. Oleh karena itu, dibutuhkannya hak akses untuk para penggunanya (karyawan). e) We argued that the number of defects left in a program is proportional to the number of defects detected Tidak setiap kecacatan dari suatu program itu sesuai dengan jumlah kecacatan yang terdeteksi, terlebih hal tersebut dilakukan dengan automation testing (program testing). Layaknya manusia, suatu program testing dapat melakukan kesalahan, oleh karena itu diperlukan juga testing secara manual yang dilakukan oleh user yang berpengalaman untuk dapat meminimalisir kecacatan yang terjadi pada suatu program. Terkadang kecacatan dari suatu program hanya dapat dilihat ketika program tersebut telah lama berjalan. Layaknya sebuah mobil, makin lama mobil tersebut akan mengalami kerusakan baik pada mesin atau pada yang lainnya, dan dibutuhkan perawatan yang rutin dengan membawanya ke bengkel yang tepat. Begitu juga dengan program, dibutuhkan quality assurance dan maintenance (perawatan) yang baik dan tepat agar program tersebut berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan user. SDLC model yang sesuai dengan skenario: a) The product is a bespoke product for a specific customer, who is always available to give feedback. Model SDLC yang cocok adalah Prototyping model. Prototyping model akan lebih memudahkan dalam membangun sebuah sistem/ program, jika customer selalu memberikan feedback terhadap apa yang customer butuhkan. b) The same as above, except that we also have access to a CASE tool that generates program code automatically. Model SDLC yang cocok adalah RAD (Rapid Application Development) model. Model ini, selain membutuhkan feedback dan interaksi dari customer, model ini juga melakukan generasi otomatis desain dan program dengan CASE (Computer Aided Software Engineering) tool. CASE tool tersebut digunakan untuk mempercepat proses pembuatan suatu aplikasi. Akan tetapi, model ini perlu dipertimbangkan dari sisi biaya, karena faktor CASE tool yang digunakan. c) A general purpose product, but with a very strong product marketing team who understand and articulate the overall customer requirements very well.

4. 6.

3.

Model SDLC yang tepat adalah V model. Model ini serupa dengan Waterfall model. Model ini dimulai dengan kebutuhan bisnis secara keseluruhan berdasarkan sudut pandang pelanggan. Oleh karena itu, model ini membutuhkan pemahaman yang lebih dan arikulasi dari kebutuhan customer. d) A product that is made of a number of features that become available sequentially and incrementally. Model SDLC yang cocok adalah Spiral mode. Model spiral, awalnya diusulkan oleh Boehm, proses perangkat lunak evolusioner model yang pasangan sifat iteratif dari prototipe dengan terkontrol dan aspek sistematis dari model sekuensial linier. Ini memberikan potensi untuk cepat pengembangan versi tambahan dari perangkat lunak. Menggunakan model spiral, software dikembangkan dalam serangkaian rilis incremental. 3. Challanges from the testing perspective for each of the following models: a) Spiral Model i. Requirement dan Desain tidak diuji. ii. Pengujian dimulai hanya setelah coding. iii. Hal ini membutuhkan pengalaman yang cukup dalam manajemen risiko untuk proyek yang akan sukses. iv. Hal ini membutuhkan banyak kesabaran dan waktu dalam tahun sebelum efektivitas model ini dapat dinilai secara akurat. b) V Model i. Dalam V-Model pengujian dimulai sedini mungkin dalam siklus hidup proyek ii. Sebelum memulai pengujian, tim pengujian harus bekerja pada berbagai kegiatan seperti persiapan Uji Strategi, Uji Perencanaan, Penciptaan Uji kasus & Test Scripts untuk mendapatkan tes penyampaian tepat waktu. 1. iii. V-Model biasanya terdiri dari tahap-tahap berikut: 1. Unit Testing: Persiapan Unit Test Kasus 2. Pengujian Integrasi: Persiapan Tes Integrasi Kasus 3. Sistem Pengujian: Persiapan kasus uji Sistem 4. Pengujian Penerimaan: Persiapan Uji Terima Kasus c) Modified V model i. Sangat kaku, seperti waterfall model. ii. Sedikit fleksibilitas dan menyesuaikan ruang lingkup yang sulit dan mahal. iii. Software dikembangkan selama tahap implementasi, sehingga tidak ada prototipe awal dari perangkat lunak yang dihasilkan. iv. Model tidak menyediakan jalan yang jelas untuk masalah yang ditemukan selama tahap pengujian

5.

gave the ETVX Diagram for the design phase of a software project. Draw a similar ETVX Diagram for the coding phase

a) b) c) d)

Pendekatan ETVX untuk menentukan langkah: Entry criteria: kondisi apa harus puas untuk memulai fase ini Task apa yang harus dilakukan dalam fase ini Verification pemeriksaan dilakukan pada output dari fase ini eXit criteria: kapan fase ini dianggap berhasil dilakukan

Anda mungkin juga menyukai