Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 10

Seorang bayi lelaki berusia 6 bulan di bawa ke Poliklinik Anak dengan keluhan gelisah dan menjerit setiap kali setelah diberi BUBUR SUSU. Sebelumnya sejak lahir bayi diberi susu ibu, dan karena bayi telah berumur 6 bulan, maka mulai diberi bubur susu. Tetapi setiap kali diberi bubur susu, bayi gelisah dan muntah. Karena bayi tetap gelisah setelah diberi bubur susu, si ibu menganggap bayi masih lapar dan haus, dan karena itu ditambahkan susu formula. Tetapi bayi justru tambah gelisah dan disertai muntah dan diare berlendir. Pada pemeriksaan fisik bayi kompos mentis, suhu 37 C, nadi 100x/menit, respirasi 28x/menit, turgor kulit baik. Ubun-ubun besar sedikit cekung.

BUBUR SUSU

Menjerit, Gelisah, Muntah

Ditambahkan susu formula

tambah gelisah dan disertai muntah dan diare berlendir.

Lactose Intolerance Cows Milk Protein Sensitive Enteropathy Infeksi bakteri atau parasit

Identitas :

Nama Umur Jenis Kelamin Nama orang tua Alamat Pekerjaan Orang tua Agama dan Suku bangsa

Riwayat Penyakit Sekarang :


Sejak kapan keluhan dirasakan? Apakah terdapat ruam pada kulit bayi?

Riwayat Penyakit Sekarang :


Apakah anak gelisah beberapa saat setelah diberi

susu formula atau tidak? Apakah faktor yang memperberat tangisan anak? Mungkin anak menangis ketika diberi minum atau mendadak menangis? Apakah ada darah pada faeces anak atau tidak? Bagaimana konsistensi tinja anak apakah lunak apakah air dan lendir? Apakah bayi suka menangis hebat dan gelisah?

Riwayat Penyakit Sekarang :


Apakah dalam 3 hari, sejak diberikan susu formula,

deangmanter dapat bintik-bintik kemerahan? Apakah ada riwayat atopik keluarga? Apakah sebelumnya pasien mengalami batuk pilek? Apakah terakhir pemberian ASI, ibu sudah dalam keadaan tidak sehat?

Riwayat Penyakit Dahulu:


Apakah keluhan serupa pernah terjadi

sebelumnya?

Riwayat Penyakit Keluarga:


Apakah ada anggota keluarga yang pernah

mengalami keluhan serupa?

Riwayat Kelahiran Bayi:


Apakah bayi lahir cukup bulan atau prematur? Berapa berat badan bayi saat lahir?

Adakah kelainan atau penyakit kongenital yang

diderita bayi?

Riwayat Kebiasaan:
Bagaimana kebersihan penggunaan alat-alat makan?

Riwayat Pengobatan
Apakah pasien sudah dibawa berobat sebelumnya?

Hasil Kesadaran Compos mentis

Normal

Suhu
Nadi

37C
100x/ menit

(36,5- 37,2 C)
(80-160x/menit. Ratarata 120x/menit) ( 30-60x/menit)

Respirasi Turgor Kulit

28x/ menit Baik

Ubun ubun

Besar sedikit cekung

Tanda Dehidrasi

Diagnosis kerja pada pasien ini: Lactose Intolerance. Adapun diagnosis banding pasien ini,
Intoleransi Protein Susu Sapi (Cows Milk

Protein Sensitive Enteropathy)

Tes reduksi tinja : positif


Bertujuan untuk mengetahui apakah ada produk

Tes lakmus : pH rendah


Kondisi ini disebabkan oleh laktosa pada tinja yang

disakarida dalam tinja.

Hidrogen breath test : (nilai)


Ppengukuran kadar hidrogen dalam napas sebelum

menyebabkan pH yang asam.

diberi susu dan 30 menit interval setelah diberi susu selama tiga jam. Kadar hidrogen kemudian diukur bila 10 lebih dari 20 kali lipat banyaknya normal maka dapat ditegakkan diagnosis defisiensi laktase.

Untuk sementara hentikan produk dairy milk Tetap melanjutkan ASI diselingi MPASI (makanan pengganti ASI) yang tidak mengandung / rendah laktosa Dilakukan rehidrasi dengan pemberian cairan intravena dengan larutan Darrow glukosa sebanyak:

Bayi disarankan untuk rawat inap untuk mengobservasi perkembangan kondisi fisiknya.

Jam pertama Jam berikutnya

: 15 ml / kg BB : 60 ml /kg BB

Ad Vitam : Ad Bonam Ad sanationam : Ad Bonam Ad Fungtionam : Ad Bonam

Pembagian dan pendekatan diagnosis nyeri perut pada anak


Penatalaksanaan Surgical Non Surgical Nyeri Perut Umur

Letak Etiologi

Umur 0-3 bulan

Manifestasi Klinik Umumnya digambarkan dengan adanya muntah Muntah, tiba-tiba menjerit, menangis tanpa adanya trauma yang dapat menerangkannya Dapat mengatakan sakit perut tetapi lokalisasi belum tepat Dapat menerangkan sifat dan lokalisasi sakit perut

3 bulan 2 tahun

2 tahun 5 tahun

> 5 tahun

Usus halus mempunyai panjang 5 m. Ciri khasnya terdapat plika sirkularis kerkringi, vili intestinalis, dan mikrovili. Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan mukosa (dengan inti submukosa) permanen.
Duodenum:
Tunika Mukosa

Tunika Submukosa
Tunika Muskularis Tunika Serosa

Jejunum dan Ileum


Secara histologis sama dengan duodenum,

perkecualiannya tidak ada kelenjar duodenal brunner.

Kongenital (Primer) tidak ada perubahan histologi dari mukosa usus halus tapi kelainan terjadi dikarenakan tidak adanya enzim laktase di mukosa usus

Defisiensi laktase pasca enteritis (sekunder) gangguan morfologi usus hilangnya permukaan absorpsi usus dan perubahan fungsi pada kapasitas absorpsi sepanjang unit kripta vilus mengakibatkan pergantian epitel meningkat kompensasinya terjadi perbaruan epitel sel imatur menempati vilus apikal (laktase ada pada enterosit matur) FUNGSI ABSORPSI MENURUN

Gangguan osmotik
Makananan tidak dapat diserap

Tekanan osmotik rongga usus >>

diare

Air dan elektrolit bergeser ke rongga usus

Gangguan sekresi
Toxin pada dinding usus halus

Diare

Gangguan motilitas usus


Hiperperistaltik usus halus Peristaltik menurun

Penyerapan berkurang

Bakteri bertumbuh Sekresi air dan elektrolit meningkat

Diare

Anda mungkin juga menyukai