Anda di halaman 1dari 0

i

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA Ny. S P


1
A
0

DENGAN POST SECTIO CESAREA DI BANGSAL
DAHLIA RSUD PANDANARANG BOYOLALI
TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan








Disusun oleh :
LILA HISTRIANI
B09 090








PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAHTINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA Ny. S P
1
A
0

DENGAN POST SECTIO CESAREA DI BANGSAL
DAHLIA RSUD PANDANARANG BOYOLALI
TAHUN 2012



Diajukan oleh :

LILA HISTRIANI
B09090

Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal :


Pembimbing



(ERNAWATI, S.ST)
NIK. 200886033

iii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA Ny. S P
1
A
0

DENGAN POST SECTIO CESAREA DI BANGSAL
DAHLIA RSUD PANDANARANG BOYOLALI
TAHUN 2012


Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :
LILA HISTRIANI
B09090

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal :

PENGUJI I PENGUJI


(ERLYN HAPSARI, SST) (RAHAJENG PUTININGRUM, SST)
NIK. 200683018 NIK. 201083059

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan


(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK. 20058215
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan0 kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. S
P
1
A
0
dengan Post Sectio Cesarea di Bangsal Dahlia RSUD Pandanarang Boyolali
Tahun 2012.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Hartati, M.Si, Selaku Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, Selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Ernawati, S.ST, Selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Kepala Bangsal Dahlia RSUD Pandanarang Boyolali, yang telah bersedia
memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
v
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.



Surakarta, Agustus 2012

Penulis

vi
Program Diploma III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Nama : Lila Histriani
NIM : B09 090

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. S P
1
A
0
DENGAN
POST SECTIO CAESAREA DI BANGSAL DAHLIA
RSUD PANDANARANG BOYOLALI
TAHUN 2012

xiv + 85 + 13 lampiran + 1 tabel + 1 gambar

INTISARI

Latar Belakang: Angka Kematian Ibu menurut Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (2007) masih cukup tinggi yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab langsung kematian ibu adalah pendarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi
11%, kurang energi setelah melahirkan 11 %, abortus 5%, partus lama 5%, dan
emboli 3%. Nifas dengan persalinan sectio caesarea mempunyai risiko tinggi
untuk terjadinya komplikasi yaitu perdarahan dan infeksi.
Tujuan: Penulis mampu memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu nifas post sectio caesarea dengan menggunakan 7 langkah Varney dan
menemukan kesenjangan antara teori dan kasus serta menemukan alternatif
pemecahan masalaha pada ibu nifas post sectio caesarea.
Metode: Jenis studi kasus dengan metode deskriptif. Dilakukan di bangsa Dahlia
RSUD Pandanarang Boyolali tanggal 11 14 Mei 2012. Subyek studi kasus ini
Ny. S dengan post sectio caesarea, dengan teknik pengumpulan data
menggunakan pemeriksaan fisik, wawancara dan observasi serta format asuhan
kebidanan pada ibu nifas, lembar status atau dokumentasi pasien tentang
kesehatan sebelumnya dan lembar observasi.
Hasil: Setelah dilakukan asuhan selama 5 hari diperoleh hasil keadaan umum ibu
baik, luka bersih, kering dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada luka jahitan
post sectio caesarea, pasien diperbolehkan pulang pada hari kelima dengan
kontrol satu minggu lagi.
Kesimpulan : Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik pada kasus post
sectio caesarea pada Ny. S.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Nifas, Post Sectio Caesarea
Kepustakaan : 21 Literatur (2001-2011)


vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Menjadi orang baik lebih penting dari pada menjadi orang yang penting
(Penulis)
Tuhan memberikan angin, tetapi manusialah yang harus mengembangkan
layarnya (Saint Augustine)
Bending without breking and Perfecion is not trifle (Penulis)
Jika allah menimpakan suatu kemudahan kepadamu, maka tidak ada yang
dapat menghilangkanya melainkan Dia sendiri (Al Anam : 17)

PERSEMBAHAN
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang
Maha Esa, Karya Tulis Ilmiah ini saya
persembahkan kepada :
1. Ayah dan ibu tercinta atas dukungan dan Doa
yang selalu mereka berikan kepada saya
2. Kakak kakakku dan semua keluarga yang
telah memberikan dukungan dan motivasinya
selama ini
3. Teman teman kost ( Tatik, Deni, Mega, Fitri
dan Ana) kebersamaan kita selama 3 tahun ini
mampu menjadikan kita lebih bijak dan menjadi
dewasa, thanks all. . .. aku sayang kalian....
4. Teman teman Akbid angkatan tahun 2009/
2010 dan Teman teman BEM 2010/2011
thanks all, , , karena telah mengajarkan tentang
arti teman, musuh, dan sahabat, , , ,
5. Almamater tercinta Stikes Kusuma Husada
Surakarta lopee you, , ,


viii
CURICULUM VITAE








Nama : Lila Histriani
Tempat/Tanggal lahir : Boyolali, 01 Juni 1990
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kebonso Rt 01/02, Pulisen, Boyolali


Riwayat Pendidikan :
1. SDN Pulisen Boyolali tahun 2003
2. SMP N 4 Boyolali tahun 2006
3. SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali tahun 2009
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2009/2010

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
INTISARI ....................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURRICULUM VITAE ................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................. 4
F. Sistematika Penelitian ............................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 7
A. Tinjauan Teori ....................................................................... 7
1. Teori Medis ......................................................................
x
a. Pengertian Nifas .........................................................
b. Periode Nifas ..............................................................
c. Perubahan Masa Nifas................................................
d. Kebutuhan Dasar Masa Nifas ....................................
2. Konsep Dasar Sectio Caesarea ........................................ 7
a. Pengertian ...................................................................
b. Macam-macam Sectio Caesarea ................................
c. Indikasi Sectio Caesarea ............................................
d. Tanda dan Gejala Sectio Caesarea ............................
e. Komplikasi Sectio Caesarea ......................................
B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................. 31
C. Kerangka Konsep ................................................................... 40
BAB III METODOLOGI LAPORAN KASUS ......................................... 33
A. Jenis Studi Kasus ................................................................... 33
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................. 33
C. Subyek Kasus .........................................................................
D. Waktu Studi Kasus .................................................................
E. Instrumen Studi Kasu ............................................................. 35
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 38
G. Alat-alat dan Bahan yang Digunakan ....................................
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN .............................. 33
A. Tinjauan Kasus .......................................................................
B. Pembahasan
xi
BAB V PENUTUP ....................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perubahan Uterus Masa Nifas .................................................. 35
xiii
DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 40

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Responden
Lampiran 7. Informed Consent
Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan tentang Perawatan Payudara
Lampiran 9. Satuan Acara Penyuluhan tentang KB
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan tentang ASI Eksklusif
Lampiran 12. Lembar Observasi
Lampiran 13. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah









1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup. AKI di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007 mengalami
penurunan yaitu dari 26.9 % menjadi 26 % yaitu tercatat 116.3 per 100.000
kelahiran hidup (Fuady, 2008). Penyebab kematian ibu paling banyak terjadi
pada masa nifas, yaitu karena pendarahan setelah persalinan 28%, eklampsi
24%, infeksi 11%, kurang energi setelah melahirkan 11 %, abortus 5%, partus
lama 5%, dan emboli 3% ( Depkes, 2009).
Tindakan operasi merupakan salah satu jalan untuk menolong
persalinan sehingga tercapai well born baby dan well health mother. Kini
tindakan operasi sudah dapat di terima oleh masyarakat bahkan sering
dijumpai permintaan persalinan dengan operasi sectio caesarea, dengan insisi
dibagian awah dan persalinan berikut dilakukan dengan tindakan yang
sama serta diikuti sterilisasi memakai teknik MA (Vasektomi Tuba)
(Manuaba, 2007).
Caesarea adalah suatu pembedahan untuk melahirkan janin dengan
sayatan pada dinding perut dan dinding rahim (Manuaba, 2007). Ada beberapa
penyebab yang sering terjadi dan harus dilakukan caesar yaitu partus lama,
partus tak maju, panggul sempit dan janin terlalu besar, sehingga jalan satu-
2


satunya adalah caesar. Jika tidak dilakukan caesar akan membahayakan
nyawa ibu dan nyawa janin (Wiknjosastro, 2007). Jumlah persalinan caesarea
di rumah sakit Pemerintah adalah sekitar 20-25% dari total persalinan,
sedangkan di rumah sakit Swasta jumlahnya sangat tinggi yaitu sekitar 30-
80% dari total persalinan (Himapid, 2009).
Berdasarkan data yang diambil dari catatan rekam medik RSUD
Pandanarang Boyolali tahun 2011 telah didapatkan dari bulan Januari
Desember 2011 tercatat data 728 ibu bersalin, jumlah pasien bersalin normal
sebanyak 495 (67%), ibu bersalin dengan sectio caesarea sejumlah 90 orang
(12%) dan 20 orang (2%) terdiri dari ibu bersalin dengan vakum ekstraksi dan
episiotomi. Indikasi persalinan dengan sectio caesarea antara lain adalah
presentasi bokong 35 orang (4%), ketuban pecah dini (KPD) 15 orang (2%),
preeklamsi ringan 10 orang (1%), preeklamsi berat 15 orang (2%), CPD 7
orang (0,9%) dan induksi gagal 35 orang (4%). Tidak ada infeksi yang terjadi
pada pasien selama tahun 2011.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. S DENGAN
SECTIO CAESAREA DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDANARANG
BOYOLALI TAHUN 2012.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dapat dirumuskan
Bagaimana asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. S P
1
A
0
dengan post sectio
caesarea di Bangsal Dahlia RSUD Pandanarang Boyolali Tahun 2012?.
3


C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Memperoleh pengalaman nyata dan mampu melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan post sectio caesarea dengan metode 7
Langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
1) Penulis mampu melaksanakan pengkajian secara menyeluruh pada
ibu nifas Ny. S P
1
A
0
dengan post sectio caesarea.
2) Penulis mampu menginterprestasikan data yang meliputi diagnosa,
masalah dan kebutuhan pada ibu nifas Ny. S P
1
A
0
dengan post
sectio caesarea.
3) Penulis dapat menemukan diagnosa potensial yang dapat terjadi
pada ibu nifas Ny. S P
1
A
0
dengan post sectio caesarea.
4) Penulis dapat menemukan dan melakukan tindakan segera pada ibu
nifas Ny. S P
1
A
0
dengan post sectio caesarea.
5) Penulis dapat merencanakan tindakan menyeluruh sesuai dengan
kondisi pada ibu nifas Ny. S P
1
A
0
dengan post sectio caesarea.
6) Penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah diberikan
pada ibu nifas Ny. S P
1
A
0
dengan post sectio caesarea.
7) Penulis mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan
pada ibu nifas Ny. S P
1
A
0
dengan post sectio caesarea.
4


b. Penulis mampu menganalisa kesenjagan antara teori dan kasus nyata di
lapangan.
c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah sesuai
dengan kebutuhan pasien.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan
pengalaman penulis dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu
nifas dengan post sectio caesarea.
2. Bagi Profesi
Memberikan wawasan bagi profesi atau tenaga kesehatan lainya
dalam menangani kasus pada ibu nifas dengan post sectio caesarea sesuai
dengan standar Asuhan Kebidanan.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Untuk meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan kesehatan
dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan post
sectio caesarea.
b. Pendidikan
Menambah referensi dan sebagai wacana bagi mahasiswa di
perpustakaan mengenai asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan post
sectio caesarea.

5


E. Keaslian Penelitian
Keaslian penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan
Kebidanan pada ibu nifas dengan post sectio caesarea di Bangsal Dahlia di
RSUD Pandanarang Boyolali Tahun 2012 dilakukan oleh nama :
1) Juni Ekawati tahun 2005 dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Pasien
Ny. D dengan Sectio caesarea di Bangsal Gladiol BPK RSU Muntilan.
Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu mengobservasi keadaan umum
,tanda tanda vital , kontraksi uterus, tinggi fundus uteri dan perdarahan ,
mengajurkan mobilisasi dini ,merawat jahitan dengan kassa betadine,
memberikan terapi yaitu injeksi Alinamin 1 gram/8 jam, Cefotaxime 1
gram/12 jam IV, Cefadroxil 2 x 500 mg, Metronidazole 3x 500 mg
peroral, Vitamin C 2x 200 mg peroral.
Hasil dari laporan kasus pada ibu nifas Post sectio caesarea yaitu setelah
dilakukan asuhan selama 6 hari diperoleh hasil keadaan umum ibu baik,
luka bersih, kering dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada luka post
sectio caesarea.
2) Purwanti Mustika Rini tahun 2005 dengan judul Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas dengan Post Sectio caesarea atas Indikasi Ketuban Pecah Dini
(KPD) di RSUD Pandanarang Boyolali. Asuhan kebidanan yang
diberikan yaitu mengobservasi keadaan umum, tanda tanda vital,
kontraksi uterus, tinggi fundus uteri dan perdarahan, mengajurkan
mobilisasi dini, merawat jahitan dengan kassa betadine, memberikan terapi
yaitu injeksi Alinamin 1 gram/8 jam, Cefotaxime 1 gram/12 jam IV,
6


Cefadroxil 2 x 500 mg, Metronidazole 3x 500 mg peroral, Vitamin C 2x
200 mg peroral, Asam mafenat 3 x 500 mg peroral.
Hasil laporan kasus pada ibu nifas post sectio caesarea yaitu potensial
terjadinya infeksi pada luka jahitan operasi. Setelah dilakukan asuhan
kebidanan selama 5 hari dengan perawatan luka secara steril dan
pemberian terapi. Maka tidak terjadi infeksi luka jahitan operasi
sebelumnya di dalam asuhan kebidanan terhadap diagnosa potensial
terjadinya infeksi dan dihasilkan kesimpulan bahwa dengan
penatalaksanaanya yang cepat dan tepat tidak terjadi komplikasi.
Perbedaan studi kasus tersebut dengan studi kasus yang dilakukan penulis
terletak pada subyek, tempat, waktu yang diambil. Persamaan studi kasus
tersebut dengan penulis terletak pada ibu nifas post sectio caesarea.

F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian
dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada tinjauan pustaka berisi tentang teori medis nifas meliputi:
pengertian nifas, periode nifas, perubahan masa nifas, kebutuhan
dasar masa nifas.Konsep dasar sectio caesarea yang terdiri dari
pengertian, macam-macam sectio caesarea, indikasi, tanda dan
gejala, komplikasi, penatalaksanaan serta teori managemen
7


kebidanan yang meliputi pengertian dan proses managemen
menurut varney.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang jenis studi kasus, lokasi studi
kasus, subyek studi kasus, waktu studi kasus, dan instrumen studi
kasus, serta teknik pengumpulan data dan alat-alat yang
dibutuhkan.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini terdiri dari tinjauan kasus dan pembahasan. Tinjauan
kasus berisi tentang pengkajian, intepretasi data, diagnosa
potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
serta data perkembangan dengan SOAP. Pembahasan berisi tentang
kesenjangan studi kasus antara nyata dan teori yang diambil pada
bab IV dan dasar teori yang diambil dari bab II mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi.
BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan
inti pembahasan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas post sectio
caesarea. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan
tanggapan. Kesimpulan yang berupa kesenjangan pemecahan
masalah hendaknya bersifat realistis dan operasional yang artinya
saran itupun dapat dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI MEDIS
1. Nifas
a. Pengertian
Nifas adalah masa post partum atau puerperium yaitu masa atau
waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim,
sampai enam minggu berikutnya disertai dengan pulihnya kembali
organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami
perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan saat melahirkan (Suherni, 2007).
Masa Nifas adalah dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya (Notoatmodjo, 2005).
Masa Nifas (puerperium) adalah waktu yang diperlukan untuk
kembalinya organ genetalia internal menjadi normal secara anatomi
dan fungsional yaitu sekitar 6 minggu (Manuaba, 2007).
b. Periode Nifas
Menurut Bahiyatun (2009 ), masa nifas dibagi menjadi 3
periode yaitu:
1) Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah di perbolehkan
berdiri dan berjalan.
9


2) Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia.
3) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin
beberapa minggu, bulan, atau tahun.
c. Perubahan Masa Nifas
1) Uterus
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses
diman uterus kembali kekondisi sebelum hanil dengan bobot hanya
60 gram (Pusdiknakes, 2003).
2) Bekas Implantasi Uri
Bagian implantasi plasenta merupakan suatu luka yang
kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri segmen setelah
persalinan. Penonjolan tersebut dengan diameter 7.5 cm, sering
disangka sebagai suatu bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah 2
minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah
mencapai 2,4 mm (Wiknjosastro, 2007).
3) Luka-luka pada jalan lahir
Seperti luka bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada
vagina dan servik, umumnya bila tidak seberapa luka akan sembuh
pueperium. Kecuali bila infeksi (Wiknjosasto, 2007).

10


4) Rasa sakit
Rasa sakit atau disebut juga dengan after pains (meriang
atau mules-mules) disebabkan oleh kontraksi rahim dan
berlangsung 2-4 hari pasca persalinan (Winkjosastro, 2007).
5) Lochea
Lochea adalah ekresi cairan rahim selama masa
nifas.Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang
nekrotik dari dalam uterus.Lochea mempunyai reaksi basa/alkalis
yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada
kondisi asam yang ada pada vagina normal.Lochea mempunyai bau
amis/anyir seperti darah mensruasi meskipun tidak terlalu
menyengat dan volumenya berbedabeda pada setiap
wanita.Locheayang berbau tidak sedap menandakan adanya
infeksi.Locheamempunyai perubahan karena proses involusi
(Suherni, dkk, 2008).
Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4
tahapan:
a) Lochea Rubra / Merah (Kruenta)
Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa
postpartum.Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi
darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak
bayi, lanugo, (rambut bayi ) dan meconium.

11


b) Lochea Sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan
berlendir.Berlangsung hari ke 4 sampai hari ke7 postpartum.
c) Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leukosit dan dan robekan/laserasi
plasenta.Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14 postpartum.
d) Lochea Alba / Putih
Mengandung leokosit, sel desidua, sel epitel, selaput
lender servik dan serabut jaringan yang mati.Lochea alba bisa
berlangsung selama 2 sampai 6 minggu post partum.
Lochea rubra yang menetap pada awal periode
postpartum menunjukkan adanya perdarahan postpartum
sekunder yang mungkin disebabkan tertinggalnya sisa/selaput
plasenta.
Lochea serosa atau alba yang berlangsung bisa
menandakan adanya endometritis, terutama jika diertai demam,
rasa sakit atau nyeri tekan pada abdomen. Bila terjadi infeksi,
keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan lochea
purulenta.Pengeluaran lochea yang tidak lancar disebut dengan
lochea statis.


12


6) Servik
Servik mengalami involusi bersama-sama dengan
uterus.Warna servik sendiri merah kehitam hitaman karena penuh
pembuluh darah, konsistensinyalunak,kadang-kadang terdapat
laserasi/perlukaan kecil karena robekan kecil yang terjadi selama di
laktasi, serviks tidak pernah kembali pada keadaan sebelum hamil.
Bentuknya seperti corong karena disebabkan oleh korpus
uteri yang mengadakan kontraksi, sehingga perbatasan antara
korpus uteri dan serviks perbentuk cincin.
Muara serviks yang berlaktasi 10 cm pada waktu
persalinan, menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan
masih masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari,
pada minggu ke 6 post partum servik menutup (Farrer, 2002).
7) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan dan perenggangan
yang sangat besar selama proses persalinan dan akankembali
secara bertahap dalam 6-8 minggu post partum. Penurunan
hormone estrogen pada masa post partum berperan dalam
penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan lihat
kembali pada sekitar minggu ke 4 (Notoatmodjo,2005).
8) Ligamen-ligamen
Ligamen dan diagfrahma pelvis serta fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan partus, setelah jalan lahir berangsur-angsur
mengecil kembali seperti sediakala (Winkjosastro, 2007).
13


d. Kebutuhan dasar ibu nifas
1) Nutrisi
Nutrisi yang di konsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan
cukup kalori. Kalori bagus untuk proses metabolisms tubuh, kerja
organ tubuh, proses pembentukan ASI. Wanita dewasa
memerlukan 2.200 k kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori yang
sama dengan wanita dewasa + 700 k. kalori pada 6 bulan pertama
kemudian + 500 k. kalori bulan selanjutnya (Retna, 2008).
2) Gizi Ibu Menyusui
Menurut Retna (2008), gizi ibu menyusui meliputi:
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b) Makan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
dan vitamin yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter setiaphari (anjurkan ibu untuk minum
setiap kali menyusui).
d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
e) Minum Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
Vitamin A kepada bayinya melalui ASI nya.
Sesudah satu bulan pasca persalinan, makanlah makanan
yang mengandung kalori cukup banyak untuk mempertahankan
berat badan si ibu.
14


Jika ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau
bayi baru lahir beserta dengan kakaknya yang balita ibu
membutuhkan kalori Iebih banyak dari pada ibu menyusui satu
bayi saja. Jika ibu ingin menurunkan berat badan batasi besarnya
penurunan tersebut sampai setengah kilogram perminggu. Pastikan
diet ibu mengandung 1500 kalori dan hidrusi diet cairan atau obat-
obatan pengurus badan.
Penurunan berat badan lebih dari setengah kilogram
perminggu dan pembatasan kalori yang terlalu ketat akan
rnengganggu gizi dan kesehatan ibu serta dapat membuat ibu
memproduksi ASI lcbih lanjut (Notoatmodjo, 2005).
3) Karbohidrat
Makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 50-
60% karbohidrat. Laktosa (gula susu) adalah bentuk utama dari
karbohidrat yang ada dalam jumlah lebih besar dibandingkan
dalam susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan
mudah di metabolisme menjadi dua gula sederhana (galaktosa dan
glukosa) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak yang cepat
yang terjadi selama masa bayi (Notoatmodjo, 2005).
4) Lemak
Lemak 25-35% dari total makanan. Lemak menghasilkan
kira-kira setengah kalori yang diproduksi oleh air susu ibu
(Retna, 2008).
15


5) Protein
Jumlah kelebihan protein yang diperlukan oleh ibu pada
masa nifas adalah sekitar 10-15%. Protein utama dalam air susu ibu
adalah whey. Mudah dicerna whey menjadi kepala susu yang
lembut yang memudahkan penyerapan nutrient kedalam aliran
darah bayi. Sumber karbohidrat yaitu : Nabati: tahu, tempe dan
kacang-kacangan, Hewani : daging, ikan, telur, hati, otak, usus,
limfa, udang, kepiting (Notoatmodjo, 2005).
6) Vitamin dan mineral
Kegunaan vitamin dan mineral adalah untuk melancarkan
metabolisme tubuh. Beberapa vitamin dan mineral yang ada pada
air susu ibu perlu mendapat perhatian khusus karena jumlahnya
kurang mencukupi, tidak mampu memenuhi kebutuhan bayi
sewaktu bayi bertumbuh dan berkembang (Notoatmodjo, 2005).
Vitamin dan mineral yang paling mudah menurun
kandungannya dalam makanan adalah Vit B6, tiamin, As.folat,
kalsium, seng, dan magnesium. Kadar Vit B6, tiamin dan As.folat
dalam air susu langsung berkaitan dengan diet atau asupan
suplemen yang dikonsumsi ibu. Asupan vitamin yang tidak
memadai akan mengurangi cadangan dalam tubuh ibu dan
mempengaruhi kesehatan ibu maupun bayi (Notoatmodjo, 2005).
a) Sumber vitamin : hewani dan nabati
b) Sumber mineral : ikan, daging banyak mengandung kalsium,
fosfor, zat besi, seng dan yodium (Notoatmodjo, 2005).
16


7) Cairan
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses
metabolisme tubuh. Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh
ibu tidak dehidrasi (Retna, 2008).
a) Asupan tablet tambah darah dan zat besi diberikan setiap 40
hari post partum.
b) Miuman kapsul Vit A (200.000 unit).
8) Mobilisasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Lebih2
bila partus agak lama. Oleh karena itu, ia harus cukup beristrirahat.
Delapan jam post partum wanita tersebut harus tidur telentang
untuk mencegah terjadinya pendarahan post partum. Sesudah 8
jam, ia boleh miring ke kiri atau ke kanan, untuk mencegah adanya
thrombosis (Wiknjosastro, 2007).
9) Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori.
Sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak
cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan (Arita, 2008).
10) Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri ecepatnya. Bila
kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya
dilakukan katerisasi (Arita, 2008).

17


11) Defekasi
Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas,
namun kebanyakan kasus sembuh secara spontan, jika tidak, dapat
diberikan supositoria biskodil per rectal untuk melunakan tinja
(Llewellyn, 2002).
12) Perawatan Payudara (Mammae )
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari
kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan mammae. Bayi mulai
disusui, isapan pada putting susu merupakan rangsangan psikis
secara reflektoris yang mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh
hipofise (Arita, 2008).
13) Pemeriksaan Post Natal menurut Notoatmodjo (2005)antara lain
meliputi :
a) Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi , keluhan, respirasi,
suhu
b) Keadaan umum : tekanan darah, selera makan, dan lain-lain.
c) Payudara : ASI, putting susu.
d) Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum.
e) Sekret yang keluar, missal Lochea.
f) Keadaan alat-alat kandungan.
14) Rawat gabung
Rawat gabung atau Roming-in adalah suatu system
perawatan dimana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit
(Wiknjosastro, 2007).
18


15) Perawatan Psikologis
Respon terhadap masa nifas sangat bervariasi dan di
pengaruhi oleh banyak factor, untuk itu klien perlu diberikan
dukungan, pendekatan, dan dorongan semangat guna
mengantisipasi kemungkinan masalah psikis masa nifas
(Farrer, 2002).
e. Adapun nasehat untuk ibu post natal yaitu:
1) Fisioterapi post natal sangat baik diberikan
2) Sebaiknya bayi disusui
3) Kerjakan gimnastik sehabis bersalin
4) Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB
untuk memperoleh imunisasi.
2. Konsep Dasar Sectio Caesarea
a. Pengertian
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas
500 gram (Sarwono, 2002).
Sectio caesarea adalah lahirnya janin melalui insisi didinding
abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerektomi) (Garry, 2005).
b. Macam-macam operasi Sectio Caesarea (Garry, 2005)
1) Abdomen (sectio caesarea abdominalis)
a) Sectio caesarea transperitonealis:
19


(1) SC klasik atau corporal (dengan insisi memanjang pada
corpus uteri). Dilakukan dengan membuat sayatan
memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm.
Kelebihan:
(a) Mengeluarkan janin dengan cepat.
(b) Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih
tertarik.
(c) Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal.
Kekurangan:
(a) Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena
tidak adareperitonealis yang baik.
(b) Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi
ruptureuteri spontan.
(2) SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada
segmen bawah rahim).
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat
pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-
kira 10 cm.
Kelebihan:
(1) Penjahitan luka lebih mudah.
(2) Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik.
(3) Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk
menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum.
20


(4) Perdarahan tidak begitu banyak.
(5) Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau
lebih kecil.
Kekurangan
(a) Luka dapat melebar ke kiri, kanan dan bawah sehingga
dapat menyebabkan uteri uterine pecah sehingga
mengakibatkan perdarahan banyak.
(b) Keluhan pada kandung kemih post oprasi tinggi
b) Sectio Caesarea ekstra peritonealis yaitu tanpa membuka
peritoneum parietalis dengandemikian tidak membuka cavum
abdominal.
2) Vagina (sectio caesarea vaginalis) Menurut sayatan pada rahim,
sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Sayatan memanjang (longitudinal).
b) Sayatan melintang (transversal).
c) Sayatan huruf T (T insicion).
c. Indikasi
Menurut Winkjosastro (2006), Operasi sectio caesarea
dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko
pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu
tindakan SC proses persalinan normal lama/kegagalan
proses persalinan normal (Dystosia):

21


1) Fetal distress.
2) His lemah/melemah.
3) Janin dalam posisi sungsang atau melintang.
4) Bayi besar (BBL > 4,2 kg).
5) Plasenta previa.
6) Kelainan letak.
7) Disproporsi Cevalo-Pelvik (ketidakseimbangan antar ukuran
kepala dan panggul).
8) Rupture uteri mengancam.
9) Hydrocephalus.
10) Primi muda atau tua.
11) Partus dengan komplikasi.
12) Panggul sempit.
13) Problema plasenta
Kelemahan Umum, partus tidak maju/partus lama, penyakit
Jantung, Placenta Previa dengan perdarahan hebat atau Placenta
previa marginalis. Pintu vagina lemah, tumor vagina tumor cervic.
Kehamilan Serotinus (lebih dari 42 minggu) Distocia karena
kekurangan his Prolapsus Foniculli.
d. Tanda dan Gejala
Kejang parsial ( fokal, lokal )
1) Kejang parsial sederhana: Kesadaran tidak terganggu, dapat
mencakup satu atau lebih hal berikut ini (Wiknjosastro, 2006) :
22


a) Tanda-tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi
tubuh; umumnya gerakan setiap kejang sama.
b) Tanda atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah,
dilatasi pupil.
c) Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik,
merasa seakan jatuh dari udara, parestesia.
d) Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.
2) Kejang parsial komplek ( Wiknjosastro, 2006) :
a) Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai
kejang parsial simpleks.
b) Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik:
mengecap-ngecapkan bibir, mengunyah, gerakan menongkel
yang berulang-ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.
c) Dapat tanpa otomatisme :
(1) Tatapan terpaku
(2) Kejang umum (konvulsi atau non konvulsi)
3) Kejang absens
a) Gangguan kewaspadaan dan responsivitas
b) Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung
kurang dari 15 detik
c) Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada
dankonsentrasi penuh

23


4) Kejang mioklonik
a) Kedutan-kedutan involunter pada otot atau sekelompok
ototyang terjadi secara mendadak.
b) Sering terlihat pada orang sehat selama tidur tetapi bila
patologik berupa kedutan keduatn sinkron dari bahu, leher,
lengan atas dankaki.
c) Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam
kelompok.
d) Kehilangan kesadaran hanya sesaat.
5) Kejang tonik klonik
a) Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku
umum pada otot ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang
berlangsung kurang dari 1 menit.
b) Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih.
c) Saat tonik diikuti klonik pada ekstrenitas atas dan bawah.
d) Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal.
6) Kejang atonik
a) Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat
menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk, atau jatuh
ke tanah.
b) Singkat dan terjadi tanpa peringatan.


24


e. Komplikasi
Menurut Wiknjosastro (2006), Kemungkinan yang timbul setelah
dilakukan operasi ini antara lain:
1) Infeksi puerperal (Nifas):
a) Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari.
b) Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi
dan perut sedikit kembung.
c) Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik.
2) Perdarahan:
a) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka.
b) Perdarahan pada plasenta bed.
3) Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih
bila peritonealisasi terlalu tinggi.
4) Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya.
f. Pemeriksaan Diagnostik (Wiknjosastro, 2006)
1) Elektroensefalogram ( EEG ) :
Dipakai untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.
2) Pemindaian CT :
Menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dri biasanya untuk
mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.
3) Magneti resonance imaging ( MRI ) :
Menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik
dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah-
25


daerah otak yang tidak jelas terliht bila menggunakan pemindaian
CT.
4) Pemindaian positron emission tomography ( PET ) :
Untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu
menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann darah
dalam otak.
5) Uji laboratorium
a) Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler
b) Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit
c) Panel elektrolit
d) Skrining toksik dari serum dan urin
e) GDA
(1) Kadar kalsium darah
(2) Kadar natrium darah
(3) Kadar magnesium darah
(4) Kadar natrium darah
(5) Kadar magnesium darah
g. Penatalaksanaan ibu nifas post sectio caesarea
Menurut Saifuddin (2002), penatalaksanaan ibu nifas post
sectio caesarea meliputi:
1) Manajemen post operatif
a) Pasien dibaringkan di dalam kamar pulih (kamar isolasi)
dengan pemantauan ketat tensi, nadi, nafas tiap 15 menit dalam
26


1 jam pertama, kemudian 30 menit dalam 1 jam berikut dan
selanjutnya.
b) Pasien tidur dengan muka ke samping dan yakinkan kepalanya
agak tengadah agar jalan nafas bebas.
c) Letakkan tangan yang tidak diinfus di samping badan agar
cairan infus dapat mengalir dengan lancar.
2) Mobilisasi/aktifitas
Pasien boleh menggerakkan kaki dan tangan serta tubuhnya
sedikit 8 12 jam kemudian duduk, bila mampuh pada 24 jam
setelah sectio caesarea pasien jalan, bahkan mandi sendiri pada
hari kedua.
3) Perawatan luka
Perawatan luka pada ibu nifas post sectio caesarea adalah
merawat luka dengan cara mengganti balutan atau penutup yang
sudah kotor atau lama dengan penutup luka atau pembalut luka
yang baru. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya luka
infeksi serta memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien.
Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain: bak
instrumen, kassa, gunting, plester, lidi waten, antiseptik (betadine),
pinset anatomis dan chiurgis, bengkok, perlak pengalas, sarung
tangan steril, larutan NaCl untuk membersihkan luka, salep
antiseptik, tempat sampah, larutan klorin 0,5%. Langkah-langkah
perawatan luka post sectio caesarea adalah:
27


a) Kapas perut harus dilihat pada 1 hari pasca bedah, bila basah
dan berdarah harus diganti. Umumnya kassa perut dapat diganti
hari ke 3 4 sebelum pulang dan seterusnya, pasien mengganti
setiap hari luka dapat diberikan betadine sedikit.
b) Jahitan yang perlu dibuka dapat dilakukan pada 5 hari pasien
bedah.
4) Kateter/eliminasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan
tidak enak pada penderita, menghalangi involasi uterus dan
menyebabkan pendarahan oleh karena itu dianjurkan pemasangan
kateter seperti dower cateter/balon kateter yang terpasang selama
24 sampai 48 jam, kecuali penderita dapat kencing sendiri. Kateter
dibuka 12 24 jam pasca pembedahan.Bila terdapat hematuria
maka pengangkatan dapat ditunda (Saifuddin, 2002).

B. Teori Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan ketrampilan dalam rangka/tahapan
yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien
(Varney, 2004).

28


2. Manajemen Kebidanan Tujuh Langkah Varney
a. Langkah 1. Pengkajian Data
Adalah langkah pengumpulan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Langkah ini menentukan proses interpretasi data tahap selanjutnya
sehingga harus komprehensif. Hasil pemeriksaan menggambarkan
kondisi atau masukan klien yang sebenarnya atau valid
(Varney, 2002).
1) Data subyektif
Adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi data kejadian.Data tersebut tidak dapat
ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui suatu
interaksi atau komunikasi (Ambarwati & Wulandari, 2008).
a. Biodata
Adalah identitas untuk mengetahui status klien secara
lengkap sehingga sesuai dengan sasaran
(Ambarwati & Wulandari, 2008).
Identitas meliputi:
1) Nama : Untuk mengetahui dan mengenal pasien.
2) Umur : Untuk mengetahui faktor risiko dan tingkat
kesuburan.
3) Agama : Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut
oleh pasien.
29


4) Suku bangsa : Dikaji untuk mengetahui lebih jauh tentang
sosial budaya pasien.
5) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang
nantinya penting dalam pemberian KIE.
6) Pekerjaan : Untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi
keluarga.
7) Alamat : Dikaji untuk mengetahui keadaan sosial dan
budaya di lingkungan tempat tinggal pasien.
b. Alasan masuk
Untuk mengetahui alasan yang membuat pasien datang
yang berhubungan dengan persalinannya
(Ambarwati & Wulandari, 2008).
c. Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang
berkaitan dengan masa nifas misalnya pasien merasa mules,
pada kasus post sectio caesarea keluhan bisa muncul yaitu rasa
nyeri pada perut, badan terasa lemah, pusing, sulit mobilisasi
(Manuaba, 2007).
d. Riwayat penyakit
1) Riwayat kesehatan sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada
hubungannya dengan masa nifas dan bayinya
(Ambarwati & Wulandari, 2008).
30


2) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti jantung,
DM, hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa
nifas ini (Ambarwati & Wulandari, 2008).
3) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui apakah dalam
keluarga ada yang menderita penyakit menurun seperti
asma, hepatitis dan DM serta penyakit menular seperti
TBC, hepatitis (Ambarwati & Wulandari, 2008).
e. Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus haid, lamanya,
jumlah darah yang dikeluarkan dan pernahkah disminorhoe
(Ambarwati & Wulandari, 2008).
f. Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinannya, lama
perkawinan, syah atau tidak, sudah beberapa kali menikah,
berapa jumlah anaknya (Wiknjosastro, 2005).
g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui berapa kali ibu hamil, apakah pernah
abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong
persalinan, keadaan nifas yang lalu (Wiknjosastro, 2005).

31


h. Riwayat KB
Untuk mengetahui KB yang pernah digunakan, jika ber-
KB lamanya berapa tahun, alat kontrasepsi apa yang digunakan
(Saifuddin, 2002).
i. Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu selama hamil
ada atau tidaknya penyakit serta upaya yang dilakukan untuk
mengatasi penyakit tersebut (Wiknjosastro, 2005).
j. Riwayat persalinan sekarang
Untuk mengetahui jenis persalinan, penolong
persalinan, lama persalinan kala I, II, III, IV, keadaan anak,
jumlah air ketuban, komplikasi persalinan ibu dan bayi pada
kasus ini riwayat presalinan sekarang adalah sectio caesarea
(Wiknjosastro, 2005).
k. Kebiasaan selama nifas
1) Pola nutrisi
Untuk mengetahui pola makan dan minum
frekuensi, banyaknya jenis makanan, makanan pantangan
(Ambarwati, 2008).
2) Pola eliminasi
Pada ibu nifas post sectio caesarea BAK melalui
kateterisasi pada ibu masih berbaring di tempat tidur untuk
32


beberapa hari, sedangkan BAB menggunakan pispot
(Ambarwati, 2008).
3) Pola istirahat
Untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien,
berapa jam pasien tidur, kebiasaan tidur misal membaca,
kebiasaan tidur siang.Istirahat sangat penting bagi ibu masa
nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat
mempercepat penyembuhan (Ambarwati, 2008).
4) Keadaan psikologis
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap
bayinya, keadaan mental ibu nifas post sectio caesarea
adalah cemas, sulit tidur, merasa bersalah, mudah
tersinggung, pikiran negatif terhadap bayinya
(Manuaba, 2007).
5) Sosial budaya
Untuk mengetahui bagaimana dukungan keluarga,
status rumah tinggal, pantangan makanan, kebiasaan adat
istiadat yang dilakukan (Manuaba, 2007).
6) Penggunaan obat-obatan/rokok
Dikaji apakah ibu perokok dan pemakai obat-obatan
selama hamil atau tidak (Manuaba, 2007).


33


2) Data obyektif
Adalah menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik pasien yang meliputi:
a. Pemeriksaan fisik
1) Status generalis
a) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan
umum ibu apakah baik, sedang,
buruk. Keadaan ibu setelah
dilakukan sectio caesarea, adalah
sedang (Hacker, 2002 ).
b) Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat
kesadaran yaitu apakah
composmentis, apatis, somnolen
atau koma (Alimul, 2006).
Kesadaran ibu setelah dilakukan
tindakan sectio caesarea adalah
composmentis (Alimul, 2006).
c) Tanda vital
(1) Tekanan darah : Untuk mengetahui atau mengukur
batas normal tekanan darah antara
90/60 mmHg sampai 130/90
mmHg (Prawirohardjo, 2005).
Sedangkan tekanan darah ibu nifas
34


post sectio cesarea adalah 110/70
130/80 mmHg
(Prawirohardjo, 2005).
(2) Suhu : Untuk mengetahui suhu basal pada
ibu, suhu badan yang normal 36
o
C
sampai 37
o
C (Prawirohardjo,
2005). Sedangkan suhu pada ibu
nifas post sectio caesarea adalah
36C- 38C (Prawirohardjo, 2005).
(3) Nadi : Untuk mengetahui denyut nadi
pasien sehabis melahirkan,
biasanya denyut nadi akan lebih
cepat (Ambarwati, 2008).
Sedangkan denyut nadi pada ibu
nifas post sectio caesarea adalah
50 90 x/menit
(Ambarwati, 2008).
(4) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi
pernafasan yang dihitung dalam
menit (Prawirohardjo, 2005).
Sedangkan respirasi pada ibu nifas
post sectio caesarea cenderung
35


lebih cepat yaitu 16 - 26 x/menit
(Prawirohardjo, 2005).
d) Tinggi badan : Untuk mengetahui tinggi badan
pasien (Prawirohardjo, 2005).
e) Lingkar lengan : Untuk mengetahui status gizi
atas pasien (Prawirohardjo, 2005).
2) Inspeksi
Pemeriksaan klien dengan melihat ujung
rambut sampai dengan ujung kaki
(Ambarwati & Wulandari, 2008).
a) Rambut : Untuk mengetahui kebersihan rambutnya,
kondisi kulit kepala dan karakteristik
seperti rambut bersih, rontok atau tidak
(Nursalam, 2001).
b) Muka : Untuk mengetahui keadaan muka pucat
atau tidak, ada oedema apa tidak, ada
cloasma gravidarum atau tidak
(Wiknjosastro, 2006).
c) Mata : Conjungtiva pucat atau tidak, sklera putih
atau tidak dan mata cekung atau tidak
(Wiknjosastro, 2006).
d) Mulut, gigi : Untuk mengetahui keadaan mulut bersih
dan gusi atau kotor, ada stomatitis apa tidak, pada
36


dddgd gusi terdapat caries apa tidak dan pada
dddgd gigi terdapat karang gigi atau tidak
dddgd (Wiknjosastro, 2006).
e) Perut : Untuk mengetahui ada bekas luka operasi
atau tidak (Saifuddin, 2006). Pada
kasus ibu nifas dengan post sectio
caesarea terdapat bekas luka operasi
(Saifuddin, 2006).
f) Vulva : Untuk mengetahui apakah ada luka
perinium, apakah terdapat tanda-tanda
infeksi dan apakah ada lochea sesuai
dengan masa nifas pada ibu post sectio
cesarean (Saifuddin, 2006).
g) Anus : Untuk mengetahui apakah ada hemoroid
(Ambarwati & Wulandari, 2008).
3) Palpasi
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba.
a) Leher : Untuk mengetahui ada pembesaran
kelenjar tiroid atau kelenjar gondok
(Ambarwati & Wulandari, 2008).
b) Dada : Untuk mengetahui ada benjolan pada
payudara atau tidak, ada nyeri tekan atau
tidak, ada kelainan bentuk atau tidak,
37


puting susu menonjol atau tidak
dan pengeluaran ASI atau colostrum
(Farrer, 2004).
c) Abdomen : Untuk mengetahui keadaan kontraksi
uterus, tinggi TFU berapa jari dibawah
pusat (Alimul, 2006).
Tabel 2.1. Perubahan Uterus Masa Nifas
Involusi uteri Tinggi fundus uteri Berat uterus
Diameter
uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 100 gram 12,5 cm
7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan simpisis 5.000 gram 7,5 cm
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

d) Ekstremitas : Untuk mengetahui ada tidaknya varces
(Alimul, 2006).
3) Data penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung
pencegahan diagnosa seperti pemeriksaan laboratorium,
rontgen, ultrasonografi (Varney, 2004). Pada post sectio
caesarea pemeriksaan haemoglobin perlu diukur sebab
biasanya setelah dioperasi terjadi penurunan haemoglobin
sebanyak 2 gr% (Saifuddin, 2002).
b. Langkah 2. Interpretasi Data
Interpretasi data dasar merupakan rangkaian menghubungkan
data yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip relevan untuk
38


mengetahui kesehatan pasien.Pada langkah ini data diinterprestasikan
menjadi diagnosa, masalah, kebutuhan (Prawirohardjo, 2005).
1) Diagnosa kebidanan
Adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek
kebidanan (Prawirohardjo, 2005). Diagnosa pada kasus ini
ditegakkan Ny. X P A umur tahun nifas dengn post
sectio caesarea hari ke berapa.
Dasar:
a) Data subyektif
Menurut Prawirohardjo (2005), data subyektif meliputi:
(1) Ibu mengatakan keadaan setelah post sectio caesarea.
(2) Ibu mengatakan kecemasan atau rasa ketidaknyamanan
setelah post sectio caesarea.
b) Data obyektif
Menurut Prawirohardjo (2005), data obyektif meliputi:
(1) Keadaan umum
Keadaan umum ibu setelah dilakukan tindakan sectio
caesarea, adalah sedang.
(2) Kesadaran ibu setelah dilakukan tindakan sectio caesarea,
adalah composmentis (Prawirohardjo, 2005).



39


(3) Tanda-tanda vital
(a) Tekanan darah
Ibu nifas post sectio caesarea tekanan darahnya teratur
apa tidak. Tekanan darah ibu post sectio caesarea
110/90 130/80 mmHg (Prawirohardjo, 2005).
(b) Suhu
Ibu nifas post sectio caesarea suhu tubuhnya normal
atau tidak. Suhu pada ibu post sectio caesarea 36 -
38C (Prawirihardjo, 2005).
(c) Nadi
Ibu nifas post sectio caesarea nadinya normal apa tidak.
Nadi pada ibu post sectio caesarea adalah 50 90 x/
menit (Prawirohardjo, 2005).
(d) Respirasi
Ibu nifas post sectio caesarea respirasinya cenderung
lebih cepat atau lambat. Respirasi ibu post sectio
caesarea 16 -26 x/menit (Prawirohardjo, 2005)
(4) TFU pada ibu nifas post sectio caesarea dalam 1 hari masih
setinggi pusat (Ambarwati dan Wulandari, 2008).
(5) Perut terdapat luka jahitan berbentuk jelujur.
(6) Kontraksi uterus kuat, sedang, atau lemah. Kontraksi uterus
kuat (Ladewig, dkk, 2006).
40


(7) Pemeriksaan haemoglobin perlu dilakukan karena biasanya
setelah melakukan operasi terjadi penurunan haemoglobin
sebanyak 2 gr% (Saifuddin, 2002).
2) Masalah
Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dan hasil
dari pengkajian (Varney, 2004). Dalam kasus ibu nifas post sectio
caesarea adalah cemas, sulit tidur, merasa bersalah, mudah
tersinggung, pikiran negatife terhadap bayi (Manuaba, 2007).
3) Kebutuhan
Merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2004).
c. Langkah 3. Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial yang sudah
diidentifikasi (Varney, 2004). Diagnosa yang kemungkinan terjadi
adalah infeksi nifas, pendarahan, jika kandung kemih
(Wiknjosastro, 2006).
d. Langkah 4. Antisipasi
Dalam langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan
kondisi pasien (Varney, 2004). Antisipsi pertama yang dilakukan pada
41


ibu post sectio caesarea antara lain kolaborasi dengan SpOG,
pemberian antibiotic profilaksis (Wiknjosastro, 2006).
e. Langkah 5. Rencana Asuhan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya atau diagnosa yang telah
diidentifikasikan atau diantisipasi (Manuaba, 2002). Adapun rencana
asuhan yang diberikan adalah :
1) Lakukan manajemen post operatif
2) Anjurkan mobilisasi/aktifitas
3) Lakukan perawatan luka
4) Lakukan katerisasi dan observasi eliminasi
5) Beri KIE tentang KB
f. Langkah 6. Pelaksanaan Asuhan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan yang
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dan
dilakukan secara efisien dan aman (Saifuddin, 2002).
g. Langkah 7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
kebidanan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah
dengan hasil keadaan umum dan tanda-tanda vital sing keadaan luka
post sectio cesarean tidak ada tanda-tanda infeksi mobilisasi dengan
42


baik(Saifuddin, 2002).Evaluasi asuhan kebidanan pada ibu post sectio
caesarea antara lain keadaan umum baik dan tanda tanda vital
normal, tidak ada tanda tanda infeksi pada luka post operasi
(Saifuddin, 2002).

3. Data Perkembangan
Data perkembangan yang digunakan dalam laporan kasus ini
adalah SOAP menurut Varney (2004) yang meliputi:
a. Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesis.
b. Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasl
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung assesment.
c. Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa interpretasi data
subyekti dan obyektif dalam suatu identifikasi yang meliputi:
1) Diagnosa atau masalah.
2) Antisipasi diagnosa atau masalah potensial.
d. Planning
Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi dari
perencanaan, berdasarkan assesment.

43


C. Landasan Hukum
Berdasrakan Permenkes NO. 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10
ayat (1). Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa
pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan (Depkes RI, 2010).
Berdasarkan Wewenang Bidan menurut Kepmenkes; 369/SK/III/2007
mengenai keyakinan tentang kolaborasi. Praktik kebidanan dilakukan dengan
menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik
terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis emosional, sosial
budaya, spiritual, serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi
penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
(Menkes RI, 2007).

D. Kerangka Konsep
Input Proses Ouput








Gambar 2.1. Kerangka Konsep
Ibu nifas dengan
post sectio caesarea
Asuhan kebidanan 7
lankah Varney (2004)
1. Pengkajian
2. Interpretasi data
3. Diagnosa potensial
4. Antisikasi,
Tindakan segera
5. Perencanaan
6. Pelaksanaan
7. Evaluasi
Hasil asuhan
kebidanan
1. Keadaan umum
ibu dan tanda-
tanda vital baik
2. Keadaan luka post
sectio caesarea
tidak ada tanda-
tanda infeksi
3. Ibu dapat
melakukan
mobilisasi dengan
baik
44
BAB III
METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus
Laporan ini adalah jenis studi kasus yang menggunakan metode
deskriptif yaitu dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi
tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005).

B. Lokasi Studi Kasus
Merupakan tempat atau lokasi yang digunakan untuk mengambil
laporan kasus (Notoatmodjo, 2005). Laporan kasus ini dilaksanakan di
Bangsal Dahlia RSUD Pandanarang Boyolali.

C. Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus adalah suatu hal atau seseorang yang akan
dijadikan sample untuk dilakukan studi kasus (Notoatmodjo, 2005). Subyek
dari laporan ini adalah ibu nifas Ny. S dengan post sectio caesarea.

D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Studi kasus
ini dilakukan pada bulan 11 14 Mei 2012.

45


E. Instrument Studi Kasus
Adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penulis dalam
menggumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasinya cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006).
Instrument yang digunakan format asuhan kebidanan pada ibu nifas, lembar
status atau dokumentasi pasien tentang kesehatan sebelumnya dan lembar
observasi.

F. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Merupakan data yang dikumpulkan sendiri saat melakukan asuhan
kebidanan pada ibu nifas post sectio cesarea (Notoatmodjo, 2005).
a. Pemeriksaan fisik
Suatu cara untuk mengetahui masalah kesehatan pasien
(Alimul, 2006) diantaranya :
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan
secara sistematis. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indra
penglihatan dan penciuman sebagai alat untuk menggumpulkan
data (Nursalam, 2008). Pemeriksaan mulai dari kepala, leher, dada,
dan axilla, abdomen, genetalia, anus, ekstremitas, kulit dan
mammae (Prawirohardjo, 2005). Pada kasus ini inspeksi dilakukan
46


pada abdomen untuk mengetahui keadaan luka bekas operasi
(Prawirohardjo, 2005).
2) Palpasi
Teknik yang menggunakan indra peraba tangan dan jari
(Nursalam, 2008). Pada kasus ini palpasi yang dilakukan
diantaranya untuk mengetahui kontraksi uterus, tinggi fundus uteri
dan keadaan kandung kemih (Nursalam, 2008).
3) Perkusi
Merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-
ngetukkan jari dibagian tubuh klien yang akan dikaji untuk
membandingkan bagian yang kiri dengan yang kanan
(Nursalam, 2008).
Pemeriksaan patella kanan dan kiri positif/negatif
(Prawirohardjo, 2005). Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan
perkusi.
4) Auskultasi
Adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh (Nursalam, 2008).
Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan tekanan darah
(Nursalam, 2008).
b. Wawancara
Menurut Notoatmodjo (2005), adalah suatu pengumpulan data,
dimana penelitian mendapatkan keterangan secara lisan dari
47


responden, atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang
tersebut (face to face).
Pada kasus ini wawancara atau tanya jawab dilakukan dengan
pasien ibu nifas, keluarga pasien, dan perawat atau tenaga kesehatan
lainya dengan menggunakan format ibu nifas.
c. Observasi (Pengamatan)
Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
subyek dan melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus
yang diambil (Notoatmodjo, 2005). Pada kasus ini penulis memperoleh
data objektif yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada
pasien untuk mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital,
kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, abdomen dan keadaan luka.
2. Data Sekunder
Adalah data yang dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber yang telah ada. Diperoleh dari perpustakaan atau
dari penelitian terdahulu (Notoatmodjo, 2005).
a. Data Dokumentasi
Yaitu semua bentuk sumber informasi yang berhubungan
dengan dokumentasi (Notoatmodjo, 2005).
Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan
menggumpulkan data yang diambil dari catatan medis pasien di RSUD
Pandanarang Boyolali.

48


b. Studi Kepustakaan
Merupakan bahan-bahan pustaka yang menunjang latar
belakang teoritis dalam suatu penelitian (Notoatmodjo, 2005).
Dalam kasus ini studi kepustakaan dengan mengumpulkan
buku-buku perpustakaan terbitan tahun 2002-2012.

G. Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat dan bahan yang digunakan atau dibutuhkan antara lain :
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data
a. Format dalam pengambilan data pada ibu nifas
b. Alat tulis (pena dan kertas)
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan dan observasi
a. Spigmamometer dan stetoskop
b. Termometer
c. Jam
d. Set medikasi yang terdiri dari :
1) Alat dan bahan yang steril
(a) Pinset anatomi
(b) Pinset chirurgis
(c) Kassa steril
2) Alat dan bahan yang tidak steril
(a) Gunting dan plester
(b) Bengkok
(c) Kom kecil berisi kapas alkohol
49


e. Vulva Hygiene
Alat yang dibutuhkan :
1) Sarung tangan
2) Kapas desinfektan
3) Bengkok
4) Perlak
3. Dokumentasi
Lembar observasi










50
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Ruang : Dahlia 5
Tanggal masuk : 10 Mei 2012
No. registrasi : 102376

A. TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN Tanggal : 10 Mei 2012 pukul : 22.10 WIB
a. ANAMNESA ( DATA SUBYEKTIF )
1) Identitas Pasien Idenitas Suami
Nama :Ny. S Nama : Tn. B
Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pusporenggo RT 01/003, Musuk, Boyolali
2) Alasan utama pada saat masuk
Ibu mengatakan melahirkan anak yang pertama pukul 22.00 WIB
secara operasi
3) Keluhan utama
Ibu mengatakan merasa nyeri pada luka post operasi setelah
melahirkan anak pertama pada tanggal 10 Mei 2012 pukul 22.00
WIB
51


4) Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan pada usia 13 tahun
b) Siklus : Ibu mengatakan 28 30 hari
c) Lama : Ibu mengatakan 5 hari
d) Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 2 3 kali sehari
e) Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur
f) Sifat darah : Ibu mengatan darah berwarna merah dan encer
g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri
perut saat haid
5) Riwayat Penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit apapun
seperti panas, batuk, dan flu.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak merasakan berdebar-
debar, tidak mudah lelah saat beraktifitas
ringan dan tidak mengeluarkan keringat dingin
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri
pada perut bagian bawah dan tidak merasa
sakit saat BAK.
(3) Asma/TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas, dan
batuk dalam waktu yang lama ( 3 bulan ).
52


(4) Hepatitis : Ibu tidak pernah terlihat kuning pada ujung
kuku, mata dan kulit.
(5) DM : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh sering
minum pada malam hari, tidak cepat lelah dan
tidak sering BAK pada malam hari.
(6) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
tekanan darah tinggi (lebih dari 140/90
mmHg)
(7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
kejang yang disertai keluar busa dari mulut.
c) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun keluarga
suaminya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular
seperti Hepatitis, DM maupun penyakit menurun seperti
Hipertensi dan Asma.
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun keluarga
suaminya tidak ada riwayat keturunan kembar.
e) Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan tindakan operasi
sectio cesarea.
6) Riwayat kehamilan ini :
a. HPHT : 19 Agustus 2011
53


b. HPL : 26 Mei 2012
c. Umur kehamilan : 38 Minggu
d. Keluhan keluhan pada :
Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah pada pagi hari
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun
Trimester III : Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun
e. ANC : Ibu mengatakan 5 kali teratur di bidan.
Trimester I : Ibu mengatakan 1 kali, pada uk 2 minggu.
Trimester II : Ibu mengatakan 2 kal, pada uk 7 minggu dan 15
minggu.
Trimester III : Ibu mengatakan 2 kali, pada uk 21 minggu dan
37 minggu.
f. Penyuluhan yang pernah didapat :
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi
ibu hamil dan tablet Fe di bidan pada uk 3 minggu.
g. Imunisasi TT : Ibu mengatakan pernah mendapatkan imunisasi
TT 2 kali di bidan TT 1 : pada waktu calon pengantin
TT 2 : pada umur kehamilan 19 minggu
h. Pergerakan janin :
Ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janinnya pada usia
kehamilan 4 bulan.


54


7) Riwayat Perkawinan
a) Status perkawinan : Ibu mengatakan sah 1 kali
b) Kawin : umur 24 tahun dengan suami umur 25 tahun lama
perkawinan 1 tahun.
8) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
No. Tgl/Th
partus
Tempat
partus
UK Jenis
partus
Penolong Anak Nifas Keadaan
anak
sekarang
PB BB JK Kead
aan
Lakta
si
Sekarang

9) Riwayat Persalinan ini :
a) Tempat persalinan : Ruang Operasi RSUD Pandanarang
Boyolali.
b) Tanggal/Jam persalinan : 10 Mei 2012/ 22.00 WIB.
c) Jenis persalinan : Sectio Caesarea, Insisi jaringan segmen
bawah rahim.
d) Komplikasi dalam persalinan : Ada komplikasi dalam
persalinan yaitu panggul ibu terlalu sempit.
e) Placenta
(1). Ukuran : 500 gram, panjang tali pusat 45 cm
(2). Insersi Tali Pusat : Sentralis
(3). Kelainan : Tidak ada kelainan
f) Perinium
(1) Ruptur /Tidak : Tidak ada
(2) Dijahit/Tidak : Tidak dijahit

55


g) Perdarahan :
(1) Kala I : -
(2) Kala II : 50 cc
(3) Kala III : 20 cc
(4) Kala IV : 10 cc
(5) Saat operasi : 10 cc
h) Tindakan lain : Tidak ada
i) Lama Persalinan :
(1) Kala I : - Jam menit
(2) Kala II : 1 Jam - menit
(3) Kala III : Jam 15 menit
(4) Kala IV : 2 Jam menit
j) Keadaan Bayi
(1) Jenis Kelamin : Perempuan
(2) BB / PB : 3100 gram / 50 cm
(3) LK / LD : 34 cm / 34 cm
(4) Apgar Score : 8 9 10
(5) Cacat bawaan : Tidak ada cacat bawaan
(6) Massa gestasi : 40 minggu
10) Riwayat Keluarga Berencana :
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis
apapun.

56


11) Pola Kebiasaan Sehari hari :
a) Nutrisi
(1) Sebelum nifas : Ibu mengatakan 2 -3 x/hari, porsi sedang,
lauk pauk, minum air putih dah susu, 10 gelas/ hari
(2) Selama nifas : Ibu mengatakan belum buan angin dan ibu
belum diperbolehkan makan dan minum, terpasang infuse
RL 20 tetes/menit
b) Eliminasi
(1) BAB :
(a) Sebelum nifas : BAB 1x/ hari, warna coklat kehitaman,
konsistensi lunak.
(b) Selama nifas : Belum BAB
(2) BAK
(a) Sebelum nifas : Ibu mengatakan 6 7 x/hari
(b) Selama nifas : Urin tertampung dalam DC 500 cc
c) Istirahat / Tidur
(1) Sebelum nifas : Ibu mengatakan tidur siang 2 jam dan
tidur malam 8 jam
(2) Selama nifas : Ibu mengatakan tidur siang 2 jam dan tidur
malam 6 jam
d) Personal Higyene
Ibu mengatakan belum dapat melakukan secara mandiri dan
masih dibantu oleh keluarga
57


e) Aktifitas
Ibu mengatakan saat ini ibu masih berbaring di tempat tidur,
untuk memenuhi kebutuhanya masih dibantu oleh keluarga
maupun suami
f) Keadaan Psikologis
Ibu mengatakan masih merasa nyeri pada luka jahitan post
sectio cesarea dan ibu merasa senang atas kelahiran bayinya
g) Riwayat Sosial Budaya
(1) Dukungan keluarga
Ibu mengatakan keluarganya sangat mendukung dengan
kehamilanya
(2) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan hanya tinggal dengan suaminya saja.
(3) Pantangan makanan
Ibu mengatakan tidak memantang makanan apapun.
(4) Kebiasaan adat istiadat
Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan adat-istiadat.
(5) Penggunaan obat obatan / rokok
Ibu mengatakan tidak menggunakan obat obatan apapun
dan tidak merokok.
b. DATA OBYEKTIF
1) Status Generalis
a) Keadaan umum : Baik
58


b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV : TD : 110/80 mmHg N: 84 x/menit
R: 24 x/menit S: 36
o
C
d) TB : 157 cm
e) BB sebelum hamil : 47 Kg
f) BB sekarang : 54 Kg
g) LLA : 24 cm
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
(1) Rambut : Bersih, tidak berketombe idk mudah
rontok
(2) Muka : Tidak oedema dan tidak ada cloasma
gravidarum.
(3) Mata
(a) Oedema : Tidak ada oedema
(b) Conjungtiva : Berwarna merah muda
(c) Sklera : Berwarna putih
(4) Hidung : Bersih, tidak ada polip.
(5) Telinga : Bersih, tidak ada serumen.
(6) Mulut /gigi/gusi : Mulut bersih, tidak ada stomatitis, tidak
ada caries gigi, tidak ada pembekakan
pada gusi.

59


b) Leher
(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran pada
kelenjar gondok.
(2) Tumor : Tidak ada tumor
(3) Pembekakan kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan
pada kelenjar limfe.
c) Dada dan Axilla
(1) Jantung : Normal
(2) Paru : Normal
(3) Mammae
(a) Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan.
(b) Tumor : Tidak ada tumor.
(c) Simetris : Simetris kanan dan kiri.
(d) Areola : Hiperpigmentasi.
(e) Putting susu : Menonjol.
(f) Kolostrum/ASI : Sudah keluar sedikit warna putih
kekuningan.
(4) Abdomen : Luka operasi terdapat pada abdomen,
tertutup kassa dan kering.
(5) Axilla
(a) Benjolan : Tidak ada benjolan.
(b) Nyeri : Tidak ada nyeri.

60


(6) Ekstermitas
(a) Varices : Tidak ada avarices.
(b) Oedema : Tidak ada oedema.
(c) Reflek Patella : Kanan dan kiri positif.
(d) Betis merah/ Lembek/Keras : Betis keras.
(e) Hofman sign : Tidak dilakukan pemeriksaan.
(f) Infus : Terpasang infus Otsu RL 8
tetes per menit di bagian
tangan kiri.
3) Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)
1. Status Generalis
a. Abdomen
(1) Inspeksi
(a) Pembesaran Perut : Ya, membesar norml.
(b) Linea Alba/ Nigra : Linea nigra.
(c) Striae Albican/ Livide : Striae albican
(d) Kelainan : Tidak ada kelainan.
(e) Luka bekas operasi : Ada bekas operasi.
(2) Palpasi
(a) Kontraksi : Baik, Keras.
(b) TFU : 2 Jari dibawah pusat
(c) Kandung Kemih : Kosong

61


b. Anogenital
(1) Vulva Vagina : Terpasang DC
(a) Varices : Tidak ada varices
(b) Kemerahan : Tidak ada kemerahan
(c) Nyeri : Tidak ada nyeri
(d) Lochea : Lochea rubra
(2) Perinium
(a) Keadaan luka : Tidak ada luka
(b) Bengkak / Kemerahan : Tidak bengkak / Kemerahan
(3) Anus
(a) Hemoroid : Tidak ada Haemoroid
(b) Lain lain : Tidak ada
(4) Inspekulo
(a) Vagina : Tidak dilakukan
(b) Portio : Tidak dilakukan
(5) Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
(6) Pemeriksaan Penunjang
(a) Pemeriksaan laboratorium :
1. Hb :12, 7 gr% ( Normal : 11 12 gr% )
2. Leukosit : 18.7/mm ( Normal Leukosit : 11,3
20/mm )
3. Hematrokit : 37,3 % ( Normal Hematrokit : 36
45 % )
62


4. Golongan darah : O
(b) Pemeriksaan Penunjang Lain : Tidak dilakukan
pemeriksaan penunjang lain

2. INTERPRESTASI DATA
a. Diagnosa Kebidanan
Tanggal: 11 Mei 2012 pukul : 07.35 WIB
Ny. S P
1
A
0
Umur 25 tahun dengan post sectio cesarea hari pertama.
Data Dasar :
DS : 1. Ibu mengatakan melahirkan anaknya yang pertama pada
tanggal 10 Mei 2012 pukul 22.00 WIB
2. Ibu mengatakan badannya masih terasa lemas dan cemas
dengan keadaannya.
3. Ibu mengatakan masih merasa nyeri pada luka jahitan post
sectio cesarea.
4. Ibu mengatakan HPHT tanggal 19 Agustus 2011
DO :
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD: 110/80 mmHg N: 84 x/menit
R: 24x/menit S: 36
o
C
4. Pada perut terdapat luka jahitan post sectio cesarean dan luka
jahitan tertutup kassa tidak ada pendarahan.
63


5. TFU : 2 Jari dibawah pusat
6. Kontraksi uterus : Baik dan keras
7. Pengeluaran pervaginam : Lochea Rubra jumlah 30 cc
8. ASI keluar tetapi masih sedikit berwarna putih kekuningan.
b. Masalah
Ibu merasa cemas, tidak nyaman, pada luka jahitan post sectio cesarea
c. Kebutuhan
Beri dukungan moril dan beritahu tentang keadaanya

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadi infeksi pada luka jahitan.

4. TINDAKAN SEGERA
Tanggal : 11 Mei 2012 Pukul : 07.40 WIB
a. Kolaborasi dengan Dr. SpOG untuk memberikan terapi post Sectio
Cesarea
1) Infus Otsu NS 8 tetes/ menit
2) Metronidazole 1 flakon
3) Injeksi Alinamin F 1 ampul/IV
4) Injeksi Transamin 1 ampul/IV
5) Injeksi Vitamin B Compleks 2 cc/ 24 jam secara IM
b. Merawat luka post sectio cesarea dengan kassa steril.


64


5. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 11 Mei 2012 pukul : 07.45 WIB
a. Periksa keadaan umum dan vital sign setiap 4 jam sekali.
b. Periksa kontraksi uterus, TFU, perdarahan, pengeluaran Lochea setiap
4 jam sekali.
c. Periksa luka operasi post sectio cesarea
d. Perawatan luka sesuai program terapi dan menjaga daerah luka agar
tetap bersih dan kering.
e. Periksa input dan output cairan.
f. Anjurkan ibu untuk mobililasi dini dengan menggerakkan kaki dan
tangan atau miring kanan dan kiri kemudian duduk setelah 8 12 jam
post sectio cesarean.
g. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu boleh makan dan minum
setelah buang angin.
h. Beri informasi tentang keadaan bayi.
i. Beri terapi sesuai dengan advis dokter ;
1) Lanjutkan infus Otsu RL 8 tetes/ menit
2) Metronidazole 1 flakon
3) Injeksi Alinamin F 1 ampul/IV
4) Injeksi Transamin 1 ampul/IV
5) Injeksi Vitamin B Compleks 2 cc/ 24 jam secara IM


65


6. IMPLEMENTASI
Tanggal :11 Mei 2012 pukul : 07.55 WIB
a. Memeriksa keadaan umum dan vital sign pada pukul 07.57 WIB.
b. Memeriksa kontraksi uterus, TFU, perdarahan, pengeluaran Lochea
pada pukul 08.00 WIB.
c. Memeriksa luka operasi post sectio cesarea
d. Perawatan luka sesuai program terapi dan menjaga daerah luka agar
tetap bersih dan kering.
e. Memeriksa input dan output cairan.
f. Menganjurkan ibu untuk mobililasi dini dengan menggerakkan kaki
dan tangan atau miring kanan dan kiri kemudian duduk setelah 8 12
jam post sectio cesarea.
g. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu boleh makan dan
minum setelah buang angin.
h. Memberi informasi tentang keadaan bayi.
i. Memberi terapi sesuai dengan advis dokter ;
1) Lanjutkan infus Otsu RL 8 tetes/ menit
2) Metronidazole 1 flakon
3) Injeksi Alinamin F 1 ampul/IV
4) Injeksi Transamin 1 ampul/IV
5) Injeksi Vitamin B Compleks 2 cc/ 24 jam secara IM


66


7. EVALUASI
Tanggal : 11 Mei 2012 pukul: 12.00 WIB
a. Keadaan Umum : Baik.
Kesadaran : Composmentis.
b. Vital sing : TD :110/80 mmHg, N:84 x/menit, R: 24 x/menit, S:36
o
C.
c. Luka bekas jahitan tertutup kassa, kassa terlihat bersih, kering, tidak
ada pus ataupun dara.
d. Kontrasi uterus baik, fundus teraba keras, TFU 2 jari berada di bawah
pusat, Lochea rubra, pengeluaran pervaginam 30 cc.
e. Infus terpasang cairan RL 20 tetes/menit.
f. Dower Cateter masih terpasang, urine 500 cc.
g. Ibu belum buang angin.
h. Ibu merasa lega setelah diberitahu keadaan dirinya.
i. Ibu sudah diberitahu dan mengerti tentang fisiologis masa nifas dan
tidak merasa cemas lagi dengan keadaannya.
j. Ibu mengerti tentang pentingnya mobilisasi dini dan suah mulai
menggerak gerakkan pergelangan kakinya dan belajar miring kanan
dan kiri. Ibu sudah diajari dan melakukan senam nifas hari ke- 1.
k. Terapi sudah diberikan
1) Injeksi Alinamin F 1 ampul/IV
2) Injeksi Transamin 1 ampul/IV
3) Injeksi Vitamin B Compleks 2 cc/ 24 jam secara IM

67


DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal :12 Mei 2012 pukul : 07.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan badannya masih merasa lemas
2. Ibu mengatakan luka jahitan bekas operasi masih terasa nyeri.
3. Ibu mengatakan belum dapat bergerak miring kanan dan kiri.
4. Ibu mengatakan belum buang angin.
5. Ibu mengatakan belum menyusui bayinya.
6. Ibu mengatakan ASI keluar tetapi sedikit.
O : Obyektif
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. TTV : TD : 120/ 90 mmHg N:82 x/menit
R: 24 x/menit S: 37,5
o
C
3. Pada perut terdapat luka jahitan post sectio cesarean dan luka jahitan
tertutup kassa tidak ada
4. TFU : 2 Jari dibawah pusat
5. Kontraksi uterus : Baik dan keras
6. Pengeluaran pervaginam : Lochea Rubra jumlah 30 Cc
7. Terpasang DC, urine tertampung 500 cc dari kemarin


68


A : Asessment
Ny. S P
1
A
0
umur 25 tahun dengan Sectio Cesarea hari kedua.
P : Planning
Tanggal :12 Mei 2012 Pukul : 07.05 WIB
1. Membantu ibu untuk mobilisasi yaitu miring kanan dan miring kiri.
2. Memantau output dan input infuses dan memantau urine yang
tertampung pada DC.
3. Memberitahu ibu untuk segera menyusui bayinya sedini mungkin.
4. Memberi KIE tentang Breast Care Payudara.
5. Menjelaskan pada ibu dan keluarganya bahwa ibu boleh makan dan
minum setelah buang angin.
6. Memberi terapi sesuai advis dokter :
a. Injeksi Alinamin F 1 ampul / IV
b. Injeksi Transamin 1 ampul / IV
c. 1 Flakon
d. Injeksi Cefotaxime 1 gr / 12 jam
e. Injeksi vit C 1 ampul / 12 jam
f. Injeksi Tramadol 1 ampul/ 8 jam
g. Injeksi Vit B com
EVALUASI
Tanggal : 12 Mei 2012 Pukul :11.45 WIB
1. Terpasang infuse, terpasang DC, urine tertampung 500 cc.
2. Ibu sudah menyusui bayinya.
69


3. Ibu sudah mengetahui bagaimana memperbanyak ASI.
4. Ibu sudah bisa miring kanan dan kiri.
5. Ibu sudah merasa tenang dan tidak khawatir terhadap keadaannya dan ibu
sudah makan dan minum.
6. Terapi sudah diberikan pada pukul : 07.00 WIB
a. Injeksi Alinamin F 1 ampul / IV
b. Injeksi Transamin 1 ampul / IV
c. Injeksi Cefotaxime 1 gr / 12 jam
d. Injeksi vit C 1 ampul / 12 jam
e. Injeksi Tramadol 1 ampul/ 8 jam
f. Injeksi Vit B com

70


DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 13 Mei 2012 Pukul : 07.10 WIB
S: Subyektif
1. Ibu mengatakan masih merasakan nyeri pada luka jahitan post sectio
cesarea.
2. Ibu mengatakan ASI sudah keluar banyak.
3. Ibu mengatakan sudah buang angin tanggal pukul 03.35 WIB.
4. Ibu mengatakan sudah minum air teh dan makan nasi bubur porsi
sedang dengan lauk dan sayur.
5. Ibu mengatakan sudah dapat miring kanan dan miring kiri tetapi hanya
sebentar.
O: Obyektif
1. Keadaan Umum : baik.
Kesadaran : Composmentis.
2. TD :120/ 80 mmHg, N: 80 x/menit, R: 28 x/menit, S: 36
o
C.
3. Luka jahitan tertutup kassa dan tidak ada pendarahan.
4. Payudara bersih, putting susu menonjol, ASI sudah keluar banyak.
5. Terpasang infuse Otsu- RL tetes / menit.
6. Terpasang DC, urine tertampung 500 cc.
7. TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, fundus teraba keras.
8. Lochea rubra 1 pembalut tidak penuh.
9. Hasil pemerikksaan laboraturium : Hb :12,7 %.

71


A: Asessment
Ny. S P
1
A
0
umur 25 tahun dengan post sectio cesarea hari ketiga.
P : Planning
Tanggal :12 Mei 2012 pukul : 08.35 WIB
1. Memberi terapi injeksi Metronidazol 500 mg IV, Alinamin F 1 ampul
IV, Cefotaxim 1 gr IV.
2. Memantau input dan output cairan.
3. Membantu ibu untuk mobilisasi belajar duduk di tempat tidur.
4. Memantau nutrisi makan ibu tinggi kalori dan tinggi protein.
EVALUASI
Tanggal : 12 Mei 2012 pukul : 13.00 WIB
1. Terapi sudah diberikan Metronidazol 500 mg IV, Alinamin F 1 ampul IV,
Cefotaxim 1 gr IV.
2. Terpasang infus Otsu NS ke 4: 16 tetes/menit, dan terpasang DC , urine
tertampung 500 cc.
3. Ibu sudah belajar duduk di tempat tidur walau hanya sebentar.
4. Ibu sudah makan-makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein.


72


DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal : 13 Mei 2012 Pukul : 08.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan terkadang masih terasa nyeri pada luka operasi.
2. Ibu mengatakan ASI sudah keluar lancar dan bayi menyusu kuat.
3. Ibu mengatakan sudah bisa miring kanan dan kiri bahkan belajar untuk
duduk sendiri.
4. Ibu sudah makan yang mengandung tinggi kalori dan protein seperti
bubur biasa, lauk dan sayur.
O : Obyektif
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
2. TTV: TD : 120/80 mmHg, N : 82 x/menit, R : 28 x/menit, S : 36
o
C
3. Kontraksi uterus baik TFU 3 jari di bawah pusat
4. Pengeluaran pervaginam lochea serosa
5. Luka tertutup kassa dan tidak ada tanda tanda infeksi pada luka
A : Asessment
Ny. S P
1
A
0
umur 25 tahun dengan post sectio cesarea hari keempat.
P : Planning
Tanggal : 13 Mei 2012 Pukul : 08.30 WIB
1. Melepas infus dan dower cateter.
73


2. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan diri dan menjaga luka
agar tetap bersih dan kering dan memobilisasi ibu untuk belajar
berjalan ke kamar mandi.
3. Tetap memantau kebutuhan nutrisi pada ibu.
4. Memberi terapi sesuai advis dokter :
a. Cefadroxil 1 x 500 mg
b. Asam mafenamat 1 x 500 mg
c. Metronidazol 1 x 500 mg
d. Vit C 1 x 500 mg
EVALUASI
Tanggal :13 Mei 2012 Pukul :12.10 WIB
1. Ibu bersedia menjaga kebersihan diri dengan menjaga daerah luka agar
tetap kering dan bersih.
2. Ibu mengatakan sudah bisa berjalan 3 4 langkah ke kamar mandi tanpa
bantuan dari keluarga
3. Terapi dari dokter sudah diberikan :
a. Cefodroxil 1 x 500 mg
b. Metronidazol 1 x 500 mg
c. Vit C 1 x 500 mg
d. Asam mafenamat 1 x 500 mg
4. Ibu sudah makan-makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein seperti
bubur biasa, sayur, lauk tempe dan minum teh hangat.

74


DATA PERKEMBANGAN IV
Tanggal : 14 Mei 2012 Pukul : 07.05 WIB
S : Subyek
1. Ibu mengatakan sudah tidak merasa nyeri pada luka jahitan.
2. Ibu mengatakan ASI sudah keluar banyak dan bayi menyusu dengan
kuat.
3. Ibu mengatakan sudah bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri tanpa
dibantu oleh keluarga.
4. Ibu mengatakan apakah sudah diperbolehkan untuk pulang.
O : Obyektif
1. Keadaan umum : Baik.
Kesadaran : Composmentis.
2. TTV: TD : 110/90 mmHg, N : 84 x/menit, R : 22 x/menit, S : 37
o
C.
3. TFU pertengahan pusat simfisis, kontraksi uterus baik, fundus teraba
keras.
4. Luka operasi tidak terdapat tanda tanda infeksi, luka bekas operasi
tertutup kassa bersih dan tidak ada darah.
5. Pengeluaran pervaginam Lochea Sanguinolenta.
A : Assesment
Ny. S P
1
A
0
umur 25 tahun dengan Post sectio cesarea hari kelima.
P : Planning
Tanggal : 14 Mei 2012 Pukul : 12.00 WIB
1. Menganjurkan pada ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayinya.
75


2. Memberi penkes tentang pentingnya ASI eklusif pada bayi.
3. Memberi KIE tentang KB pada ibu.
4. Menyiapkan ibu untuk pulang.
5. Menganjurkan ibu untuk datang lagi kontrol 1 minggu kemudian.
6. Memberi terapi sesuai advis dokter
a. Vit C 1 x 500 mg
b. Asam mafenamat 1 x 500 mg
EVALUASI
Tanggal : 14 Mei 2012 Pukul : 15.00 WIB
1. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan diri dan menjaga post sectio
caesarea agar luka tetap bersih dan kering.
2. Ibu sudah mengerti tentang pentingan ASI eklusif pada bayinya.
3. Ibu sudah mengerti tentang KB.
4. Terapi sudah diberikan :
a. Asam mafenamat 1 x 500 mg
b. Vit C 1 x 500 mg
5. Ibu bersedia untuk kontrol ulang 1 minggu lagi.
6. Ibu pulang pukul 13.00 WIB.





76


B. PEMBAHASAN
Dalam pembahasaan ini penulis akan menguraikan kesenjangaan
antara teori dan kasus di lapangan pada Asuhan Kebidanan Ny. S Post Sectio
Cesarea di Bangsal Dahlia RSUD Pandanarang Boyolali dengan
menggunakan 7 langkah Varney yang meliputi :
1. Pengkajian
Pada pengumpulan data dasar merupakan langkah utama dalam
melaksanakan asuhan kebidanan. Pada tahap ini penulis tidak mengalami
kesulitan karena pengumpulan data dengan menggunakan wawancara,
pengamatan, dan observasi. Pengkajian didapatkan dari semua informasi
yang lengkap dan akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Hasil pemeriksaan mengambarkan kondisi atau masukan
klien yang sebenarnya atau valid (Varney, 2004).
Pada kasus Ny. S didapatkan Ny. S mengeluh nyeri pada luka
jahitan post sectio caesarea yang didapatkan dari data subyektif (identitas
pasien, keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan,
nifas yang lalu, riwayat hamil ini, riwayat penyakit dan pola kebiasaan
sehari-hari) dan data obyektif (diambil dari keadaan umum ibu,
kesadaran, TTV, keadaan luka jahitan, tinggi TFU. Kontraksi uterus dan
pengeluaran darah pervaginam). Jadi pada pengkajian ini tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan.


77


2. Interprestasi Data
Menurut Saifuddin (2002) masalah yang sering timbul pada ibu
nifas post sectio cesarea yaitu rasa nyeri, rasa tidak nyaman dan cemas,
kebutuhan pada ibu nifas post sectio cesarea yaitu dukungan moril.
Diagnosa kebidanan pada kasus ini yaitu Ny. S P
1
A
0
umur 25
tahun post partum sectio caesarea. Masalah yang muncul yaitu gangguan
rasa nyeri, rasa tidak nyaman dan cemas, kebutuhan yang diberikan
adalah dukungan moril. Sehingga pada kasus ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
3. Diagnosa Potensial
Menurut Manuaba (2004), diagnosa potensial yang mungkin
terjadi adalah potensial terjadi infeksi pada luka jahitan post sectio
cesarea. Pada kasus Ny. S P
1
A
0
nifas post sectio cesarea tidak terjadi
infeksi karena pemberian terapi sesuai dengan advis dokter dan perawatan
luka bekas operasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasien.
4. Antisipasi
Menurut Manuaba (2007), antisipasi pertama yang dilakukan pada
ibu nifas post sectio cesarea antara lain kolaborasi dengan dokter SpOG,
pemberian antibiotik profilaksis, observasi kontraksi dan pengeluaran
pervaginam, keadaan umum dan tanda vital. Selain itu antisipasi yang
perlukan dilakukan adalah kolaborasi dengan laboraturium untuk
pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit serta kolaborasi dengan ahli gizi
untuk pemberian diit (Suheni, 2008).
78


Pada kasus Ny. S P
1
A
0
antisipasi yang dilakukan yaitu
berkolaborasi dengan Dr. SpOG untuk memberikan terapi post Sectio
Cesarea yaitu Injeksi Alinamin F 1 ampul/IV, Injeksi Transamin 1 ampul/
IV, Injeksi Cefotaxime 1 gr/12 jam, Injeksi vit C 1 ampul/12 jam, Injeksi
Tramadol 1 ampul/8 jam, Injeksi Vit B com serta merawat luka post
sectio cesarea dengan kassa steril. Pada kasus ini tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktik.
5. Rencana Asuhan
Menurut Winkjosastro (2007), perencanaan pada ibu nifas post
sectio cesarea antara lain :
a. Observasi keadaan umum dan tanda tanda vital
b. Observasi pengeluaran Lochea
c. Bimbing untuk mobilisasi dini
d. Perawatan luka post operasi
e. Pasang kateter dan observasi eliminasi
f. Beri KIE tentang KB
g. Bantu penuhi kebutuhan diet pasien
h. Bericairan infus
i. Beri terapi sesuai dengan advis dokter
Pada kasus Ny. S P
1
A
0
nifas dengan post secto cesarea
perencanaan yang dilakukan antara lain :
a. Periksa keadaan umum ibu dan anda tanda vital sign.
79


b. Periksa kontraksi uterus, perdarahan, pengeluaran lochea dan tanda
tanda infeksi.
c. Periksa tanda tanda infeksi pada luka jahitan.
d. Beri perawatan luka sesuai dengan program terapi dan menjaga daerah
luka agar tetap bersih dan kering.
e. Pantau input dan output cairan yaitu dengan menganti cairan infus
yang sudah habis, memantau tetesan infus dan pengeluaran urine.
f. Beri nutrisi tinggi kalori protein dan memberikan ibu makan
makanan yang lunak seperti bubur dan minum setelah flatus.
g. Ajarkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu setelah 2 jam post operasi
untuk sedikit menggerakkan kaki dan tangan atau miring kanan dan
kiri, duduk setelah 8 12 jam post operasi serta jalan jalan kekamar
mandi dengan belajar berjalan 3 4 langkah lalu istirahat.
h. Beri informasi tentang keadaan bayi dan dukungan moril.
i. Beri terapi sesuai dengan advis dokter yaitu :
1). Infus Otsu NS 8 tetes/ menit
2). Metronidazole 1 flakon
3). Injeksi Alinamin F 1 ampul/IV
4). Injeksi Transamin 1 ampul/IV
5). Injeksi Vitamin B Compleks 2 cc/ 24 jam secara IM
Terapi tersebut diberikan sampai hari keempat post operasi, setelah itu
dilanjutkan dengan terapi oral yaitu :
1). Cefodroxil 1 x 500 mg
80


2). Metronidazol 1 x 500 mg
3). Vit C 1 x 500 mg
4). Asam mafenamat 1 x 500 mg
j. Beri KIE tentang KB pada hari ke 4 sehingga ibu memahami,
menerima dan memilih metode kontrasepsi apa yang sesuai.
k. Memberi KIE tentang breast care pada ibu pada hari kedua post sectio
caesarea.
l. Memberi KIE tentang pentingnya ASI eksklusif pada hari kelima.
Berdasarkan data diatas tidak terjadi kesenjangan antara teori
dan praktik.
6. Implementasi
Pelaksanaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah
dibuat. Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dan
praktik pada perawatan luka post sectio cesarea, pelepasan jahitan, dan
nyeri.
a. Menurut Saifuddin (2002), Perawatan luka post sectio cesarea adalah
kassa perut dilihat pada 1 hari pasca bedah, bila basah dan berdarah
harur dibuka dan di ganti. Kassa perut dapat diganti pada hari ke 3 4
sebelum pulang dan seterusnya pasien mengganti setiap hari. Luka
dapat diberi salep dan betadine sedikit.
b. Pada jahitan dibuka pada hari keempat dan sisa jahitan dibuka pada
hari kelima (waktu pasien akan pulang) karena keadaan luka jahitan
sudah kering.
81


c. Nyeri pada luka bekas insisi pada teori dirasakan dalam waktu 24 jam
pertama dan akan berkurang setelah hari pertama dan hari kedua
dengan pemberian obat analgetik (Pusdiknakes, WHO. 2003). Pada
kenyataan di lapangan nyeri dirasakan pada hari pertama dan
berkurang pada hari ke empat dengan pemberian obat analgetik. Hal
ini mungkin dikarenakan kondisi fisik ibu/daya tahan tubuh ibu yang
kurang stabil.
Dalam kasus ini tidak menjadi masalah karena tidak
mempengaruhi jalanya penyembuhan luka post sectio cesarea.
7. Evaluasi
Pada langkah ini merupakan langkah akhir dari asuhan kebidanan,
dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah yang benar benar elah dipenuhi sesuai dengan yang
sebagai mana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah.
Penulis telah mengevaluasi masalah yang ada, sehingga dapat dinilai
bagaimana perkembangan pada ibu post sectio cesarea. Pada kasus ini
yang dapat di peroleh dari evaluasi terakhir sebelum pasien pulang antara
lain :
Evaluasi hasil akhirnya yaitu keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis, tanda tanda vital normal. Tidak ada tanda tanda infeksi
pada luka post sectio cesarea, pasien diperbolehkan untuk pulang pada
hari keempat dengan kontrol satu minggu lagi. Berdasarkan data uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik.
82
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan
Kebidanan Pada Ny. S P
1
A
0
umur 25 tahun Post Sectio Cesarea di Bangsal
Dahlia RSUD Pananarang Boyolali dengan menggunakan 7 langkah Varney
yaitu :
1. Pengkajian, pada langkah ini penulis mengumpulkan data secara
subyektif yang diperoleh langsung secara wawancara yaitu ibu
merasakan nyeri pada luka bekas operasi, pengamatan langsung dari
pasien dan keluarga pasien. Sedangkan obyektif pada kasus ini adalah
pada perut terdapa luka jahitan post sectio cesarea dan luka tertutup
kassa tidak pendarahan, kontraksi keras dan TFU 2 jari di bawah pusat.
2. Dalam interprestasi data didapatkan diagnosa kebidanan Ny. S P
1
A
0

umur 25 tahun post sectio cesarea. Masalah yang sering timbul pada
kasus Ny. S yaitu gangguan rasa tidak nyaman, rasa nyeri dan cemas,
kebutuhan yang diberikan dengan melakukan perawatan luka post sectio
cesarea dan memberikan dukungan moril.
3. Diagnosa potensial dalam kasus ini adalah pada Ny. S nifas post sectio
cesarea tidak terjadi infeksi karena pemberian terapi sesuai advis dokter
dan perawat luka bekas operasi sesuai dengan yang dibutuhkan pasien.
83


4. Antisipasi asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa dan masalah
yang ada. Pada kasus Ny. S P
1
A
0
adalah kolaborasi dengan dokter SpOG
untuk pemberian terapi (injeksi dan infus), kolaborasi dengan
laboratorium untuk pemantauan Hb dan leukosit, menutup luka dengan
kassa steril.
5. Perencanaan pada kasus Ny. S nifas dengan post sectio cesarea
perencanaan yang dilakukan adalah kolaborasi kaedaan umum dan
tandatanda vital sign tiap 4 jam sekali, observasi kontraksi uterus,
pendarahan, pengeluaran lochea dan tanda tanda infeksi setiap 4 jam,
observasi luka operasi, observasi input dan uotput cairan, diit nutrisi
tinggi kalori tinggi protein, lakukan mobilisasi dini dengan cara miring
kanan kiri, belajar berjalan ke kamar mandi dan belajar duduk, beri
terapi sesuai advis dokter dan memberi KIE tentang KB.
6. Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang dilakukan berdasarkan
perencanaan yang telah dibuat yaitu mengobservasi keadaan umum dan
tanda tanda vital sign 4 jam sekali, mengobservasi kontraksi uterus,
perdarahan, pengeluaran lochea dan tanda tanda infeksi setiap 4 jam
sekali, mengobservasi luka operasi, mengobservasi input dan uotput
cairan, diit nutrisi tinggi kalori tinggi protein, melakukan mobilisasi dini
dengan cara miring kanan kiri, belahar berjalan ke kamar mandi dan
belajar duduk, memberi terapi sesuai dengan advis dokter dan memberi
KIE tantang KB.
84


7. Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. S adalah keadaan
umum ibu baik, luka operasi bersi, kering, tidak ada darah dan tidak
terdapat tanda tanda infeksi pada luka jahitan, pasien diperbolehkan
pulang pada hari keempat dengan kontrol satu minggu lagi.
8. Pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
9. Penulis mampu memberikan pemecahan masalah pada ibu nifas dengan
post sectio cesarea yaitu memberikan dukungan moril, melakukan
perawatan luka dan melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG,
sehingga komplikasi pada ibu tidak terjadi.

B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan bagi semua ibu nifas post sectio cesarea tidak perlu takut
untuk sedini mungkin untuk memulai mobilisasi dini dan ibu jaga
diharapkan mampu merawat luka agar tetap bersih, dan kering sehingga
tidak terjadi infeksi.
2. Bagi tenaga kesehatan
Memberi asuhan kebidanan pada ibu nifas post sectio cesarea diharapkan
lebih ditekankan pada perawatan luka post operasi dan mengajarkan ibu
untuk mobilisasi sedini mungkin dan memberikan diit tinggi kalori tinggi
protein agar mempercepat penyembuhan luka dan pemulihan kesehatan
pasien.
3. Bagi instansi Layanan Kesehatan
85


Bagi instatusi rumah sakit dapat meningkatkan layanan yang lebih
bermutu dan berkualitas sehingga dalam memberikan asuhan kebidanan
terutama pada ibu nifas post sectio cesarea yang sesuai dengan standar
operasional pelayanan kebidanan.
4. Bagi peneliti yang lain
Diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam melaksanakan asuhan kebidanan agar hasil yang didapat lebih baik
dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai