Anda di halaman 1dari 108

i

SKRIPSI FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA KE POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

LA ODE MUHAMAD SYAHRIR NH. 0211100

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2013

ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama NIM

: La Ode Muhamad Syahrir : NH. 0211100

Tanda Tangan Tanggal

: : 21 Maret 2013

ii

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini dengan judul FaktorFaktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar pada hari Kamis tanggal 21 Maret 2013 di Lantai 2 Kampus I STIKES Nani Hasanuddin Makassar. Dewan Penguji 1. Sukriyadi, S.Kep, Ns,. M.Kes ()

2. Drs. H. Burhanuddin Latief, SKM, M.Kes

()

3. Andi Fajriansi, S.Kep, Ns

()

STIKES Nani Hasanuddin Makassar Ketua,

Yasir Haskas, S.Pt,. SE,. M.M.Kes NIDN. 0919067506

iii

iv

ABSTRAK LA ODE MUHAMAD SYAHRIR NH. 0211100, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. Di bimbing oleh Andi Fajriansi dan H. Burhanuddin Latief (xiii + 69 halaman + 15 tabel + 12 lampiran) Posyandu merupakan jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dilaksanakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Keberadaan posyandu sebagai salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam mengatasi masalah kesulitan bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas dan pasangan usia subur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan jumlah sampel 83 orang dengan pengambilan sampel menggunakan probability sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan pendidikan ibu (p=0,002), ada hubungan pengetahuan ibu (p=0,001), ada hubungan peran serta kader (p=0,001) dan ada hubungan revitalisasi posyandu (p=0,002). Kesimpulan penelitian ini terdapatnya hubungan tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu, peran serta kader dan revitalisasi posyandu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. Kata Kunci : pendidikan, pengetahuan, peran serta kader, revitalisasi posyandu, dan kunjungan ibu. Kepustakaan : 43 (2001 -2011)

iv

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Yahya Haskas, SH, M.M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar. 2. Yasir Haskas, S.Pt, M.M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar. 3. Sri Wahyuni, S.Kep, Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar. 4. Dahrianis, S.Kep, Ns selaku wali kelas Program Keperawatan B angkatan 2011 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar. 5. Andi Fajriansi, S.Kep, Ns selaku dosen Pembimbing I dan Drs. H. Burhanuddin Latief, SKM,.M.Kes selaku dosen Pembimbing II skripsi saya yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.

vi

6. Sukriyadi S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen Penguji skripsi saya telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ditengah kesibukannya. 7. drg. Hj. Andi Erny Aryani, MARS selaku Kepala Puskesmas Tamalanrea dan rekan rekan Puskesmas Tamalanrea atas kesempatan yang diberikan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di posyandu Puskesmas Tamalanrea Makassar dan bisa mendapatkan berbagai informasi serta pengalaman. 8. Para ibu - ibu responden atas kesediaannya untuk memberi informasi berkaitan dengan penelitian ini. 9. Keluarga saya yang tercinta telah memberikan bantuan dukungan moral dan material (Ld. Rahim, Wd. Nursia, Lm. Dzulhijjah, St. Norma dan Lm. Ali Akbar). 10. Teman-teman ners. B angkatan 2011, teman seperjuangan selama kurang lebih 2 tahun, yang selalu memberikan atmosfir yang menyenangkan. 11. Pihak-pihak lain yang tidak bisa saya dapat sebutkan satu persatu atas apa yang telah dilakukan dan diberikan dalam skripsi ini. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat pengembangan ilmu. Makassar, 21 Maret 2013 Penulis

vi

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademis STIKES Nani Hasanuddin Makassar, saya bertanda tangan dibawah ini : Nama NIM : La Ode Muhamad Syahrir : NH. 0211100

Program studi : ILMU KEPERAWATAN Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada STIKES Nani Hasanuddin Hak Bebas Royalti Noneklusif (Non-Eklusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan bebas hak royalti Noneklusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Makassar, 21 Maret 2013 Yang Menyatakan

LA ODE MUHAMAD SYAHRIR

vii

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS . ................................................ HALAMAN PENGESAHAN . ..................................................................... ABSTRAK .................................................................................................. KATA PENGANTAR . ................................................................................ HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. ........................................ DAFTAR ISI ................................................................................................ DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN . ............................................................................... DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. BAB I PENDAHULUAN . ........................................................................... A. Latar Belakang ........................................................................... B. Rumusan Masalah....................................................................... C. Tujuan Penelitian . ...................................................................... D. Manfaat Penelitian . .................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ................................................................. A. Tinjauan Umum Tentang Posyandu . .......................................... B. Tinjauan Umum Tentang Balita . ................................................ C. Tinjauan Umum Tentang Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu .. BAB III KERANGKA KERJA PENELITIAN . ............................................ A. Kerangka Konsep . ..................................................................... B. Identifikasi Variabel . .................................................................

i ii iii iv v

vii viii x xii xiii 1 1 6 7 8 9 9 20

24 34 34 35

viii

ix

C. Defenisi Operasional . ................................................................. D. Hipotesis Penelitian . .................................................................. BAB IV METODE PENELITIAN . .............................................................. A. Desain Penelitian . ...................................................................... B. Tempat Dan Waktu Penelitian . .................................................. C. Populasi Dan Sampel . ................................................................ D. Etika Penelitian . ......................................................................... E. Alat Pengumpulan Data . ............................................................ F. Prosedur Pengumpulan Data . ..................................................... G. Pengolahan Data Dan Analisa Data . ........................................... H. Sarana Penelitian. ....................................................................... I. Jadwal Penelitian . ...................................................................... BAB V HASIL PENELITIAN . .................................................................... A. Hasil Penelitian........................................................................... B. Pembahasan ................................................................................ C. Keterbatasan Penelitian . ............................................................. BAB VI PENUTUP . .................................................................................... A. Kesimpulan ................................................................................ B. Saran .......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN .

35 37 39 39 39 39 42 44 44 45 47 47 49 49 58 67 68 68 69

ix

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 5.1 Tingkat Kemandirian Posyandu Definisi Operasional. Jadwal Penelitian... Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Ta malanrea Makassar Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar ............................... Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan peran serta kader ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan revitalisasi posyandu ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Tabel 5.8 Hubungan pendidikan ibu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar ... Tabel 5.9 Hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar ... Tabel 5.10 Hubungan peran serta kader dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar ... Tabel 5.11 Hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar.......................................................................... 56 55 54 53 52 52 51 51 50 50 49 10 36 48

xi

Tabel 5.12

Analisis Faktor Yang Paling Erat Hubungannya Dengan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar...... 58

xi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9

: Lembaran Permohonan Menjadi Responden : Lembaran Persetujuan Responden Menjadi Responden : Lembaran Kusioner Penelitian : Lembar Master Tabel : Lembaran Frekuensi Tabel : Lembaran Hasil Analisis SPSS : Lembaran Surat Izin Penelitian Dari Kampus : Lembaran Surat Izin Penelitian Dari Balitbangda : Lembaran Surat Izin Penelitian Dari Kesbang

Lampiran 10 : Lembaran Surat Izin Penelitian Dari Dinkes Kota Lampiran 11 : Lembaran Keterangan Sudah Melakukan Penelitian Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup

xii

xiii

DAFTAR SINGKATAN

UKBM AKB AKI ASI BGM GAKY KB KMS LPM MMD MP-ASI NKKBS PKK PMT POLINDES PUS P2 Diare PUSKESMAS Riskesdas UPGK WUS

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat Angka Kematian Bayi Angka Kematian Ibu Air Susu Ibu Bawah Garis Merah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium Keluarga Berencana Kartu Menuju Sehat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Musyawarah Masyarakat Desa Makanan Pendamping Air Susu Ibu Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera Pemberdayaan Kesehatan Keluarga Pemberian Makanan Tambahan Pos Persalinan Desa Pasangan Usia Subur Penanggulangan Penyakit Diare Pusat Kesehatan masyarakat Riset Kesehatan Dasar Upaya Program Gizi Kesehatan Wanita Usia Subur

xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititik beratkan kepada upaya pencegahan peningkatan kesehatan dan pada pengobatan dan rehabilitasi. Pelayanan kesehatan anak balita ini dapat dilakukan di puskesmas, puskesmas pembantu, polindes terutama di posyandu. Saat ini posyandu sangat primadona. Pemerintah Indonesia dengan kebijakan Kepmenkes mengupayakan untuk mengaktifkan kembali kegiatan di posyandu, karena posyandulah tempat paling cocok untuk memberikan pelayanan kesehatan pada balita secara menyeluruh dan terpadu (Nain, 2008). Salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah posyandu yang dibentuk oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Posyandu merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang dikelola oleh masyarakat dengan dukungan tehnis petugas Puskesmas. Kegiatan Posyandu meliputi 5 program pelayanan kesehatan dasar, yaitu KIA, Imunisasi, KB, Perbaikan Gizi dan Penanggulangan Diare (Firyadi, 2008). Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat, penyelenggaraannya dilaksanakan oleh tenaga kesehatan professional dari

puskesmas di bantu oleh kader yang telah dilatih dibidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi. Kader kesehatan merupakan perwujudan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan di perioritaskan pada lima program dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang mereka tidak kompeten memberikannya (Zulkifli, 2003). Posyandu sebagai upaya kesehatan berbasis masyarakat apabila kita amati akhir-akhir ini seperti telah kehilangan keterpaduannya, sehingga persepsi masyarakat bahwa posyandu hanya sebagai pos penimbangan balita. Hal ini cukup beralasan karena keberadaan posyandu di tengah-tengah masyarakat hanya dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tumbuh kembang anak secara dini (Nain, 2008). Kesadaran masyarakat yang kurang akan pentingnya peran posyandu menyebabkan terhambatnya proses pelayanan kesehatan yang baik bagi para balita, karena posyandu di Indonesia banyak yang tidak berfungsi sehingga menyebabkan temuan balita bergizi buruk (Trihono, 2005). Salah satu upaya untuk mengetahui kondisi gizi balita adalah dengan membawa anak ke posyandu untuk dilakukan penimbangan walaupun sudah tidak lagi mendapatkan imunisasi dan makanan tambahan dari petugas kesehatan. Penimbangan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 tahun sampai 5 tahun di posyandu (Haryamin, 2009).
2

Di Indonesia jumlah posyandu meningkat dari sekitar 232.000 pada tahun 2004 menjadi sekitar 267.000 pada tahun 2007 dan 269.655 pada tahun 2010. Rasio posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 3,55 posyandu

perdesa/kelurahan. Menurut Riskesdas 2010, sebanyak 75% balita di timbang minimal sekali dalam 6 bulan dan 80% di timbang di posyandu (Depkes RI, 2011). Bila diperhitungkan bahwa tiap posyandu rata-rata mempunyai 5 orang kader, maka jumlah kader aktif posyandu adalah sebesar 5x269.655 = 1.348.275 orang kader. Jumlah demikian besar ternyata juga di barengi peranannya menonjol, khususnya dalam meningkatkan cakupan program (Adisasmito W, 2010). Rekapitulasi UKBM Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2010 dari 9.100 posyandu, persentase posyandu pratama 23,8%, madya 38,9%, purnama 30,4% dan mandiri 6,8%. Tahun 2011 dari 9.151 posyandu, persentase posyandu pratama 28,1%, madya 36,4%, purnama 28,1% dan mandiri 7,4%. Sedangkan data kunjungan posyandu berdasarkan indikator kunjungan posyandu yang merupakan peran serta masyarakat di posyandu yaitu perbandingan jumlah balita umur 12-59 bulan yang ditimbang dan jumlah sasaran balita 12-59 bulan cakupan D/S tahun 2010 yaitu 68,15% dan tahun 2011 menurun yaitu sebesar 67 % (Dinkes Prov Sulsel, 2012). Sarana posyandu di wilayah Kota Makassar tahun 2011 posyandu pratama 27,6%, madya 53,3%, purnama 17,2% dan mandiri 1,9%. Tahun 2010 dari 906,
3

jumlah posyandu pratama 49,4%, madya 53,3%, purnama 12,9% dan mandiri 4,2%. Cakupan Balita ditimbang per sasaran (D/S) tahun 2010 yaitu 46 % dan tahun 2011 sebesar 50 % (Dinkes Kota Makassar, 2012). Sarana posyandu di wilayah Puskesmas Tamalanrea Makassar tahun 2012 berjumlah 18 buah, yang terdiri dari posyandu pratama 12 (66,6 %), madya 3 (16,6 %), purnama 1 (5,6 %) dan mandiri 1 (5,6 %), hal ini menunjukkan bahwa posyandu di wilayah Puskesmas Tamalanrea belum optimal (Data Puskesmas Tamalanrea, 2012). Adapun program pokok Puskesmas Tamalanrea tahun 2012 di antaranya program perbaikan gizi masyarakat dengan target 100% sementara hasil pencapaian tahun 2010 adalah 88% tahun 2011 adalah 90% , program kesehatan ibu dan anak dengan target 100% sementara hasil pencapaian tahun 2010 adalah 79,59% tahun 2011 adalah 79,50%, program keluarga berencana dengan target 100% sementara hasil pencapaian tahun 2010 adalah 70% tahun 2011 adalah 75%, program imunisasi dengan target 100% sementara hasil pencapaian tahun 2010 adalah 80% tahun 2011 adalah 79% dan program penanggulangan penyakit diare dengan target 100% sementara hasil pencapaian tahun 2010 adalah 83% tahun 2011 adalah 85%. Hal ini mengakibatkan ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan (Data Puskesmas Tamalanrea, 2012). Data bulan September, Oktober dan November tahun 2012 untuk jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea 5.582 balita, jumlah balita yang memiliki KMS 5.211 balita (93,35%), jumlah balita yang datang di
4

timbang 4.666 balita (89,50%) dan jumlah balita yang naik timbangannya 4.030 balita (86,36%). Untuk target pencapaian penimbangan balita di posyandu sebesar 96%. Berdasarkan target pencapaian ini maka jumlah balita yang datang di posyandu belum mencapai target (-9,64%) (Data Puskesmas Tamalanrea, 2012). Data indikator D/S di wilayah Puskesmas Tamalanrea Makassar pada tahun 2010 sebesar 29,8 % dan tahun 2011 menurun menjadi sebesar 22 %. Selain itu bulan September 2012 menunjukkan bahwa jumlah seluruh ibu yang mempunyai balita umur 12-59 bulan 10.806 yang melakukan kunjungan rutin 565 balita berumur 12-59 bulan (20%). Hal ini menunjukkan masih rendahnya kunjungan posyandu atau kurangnya partisipasi masyarakat, karena berdasarkan target standar pelayanan minimal Kota jumlah D/S adalah 80 % (Data Puskesmas Tamalanrea, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reni Malia (2008) dengan judul Hubungan Pelayanan Posyandu Dengan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita ke Posyandu Di RW 12 Kelurahan Bojong Gede Kecamatan Bojong Gede Bogor Jawa Barat. Hasil penilitian diperoleh bahwa angka kunjungan ibu balita yang membawa anaknya ke posyandu hanya mencapai 57,7% lebih rendah dari tahun 2007 mencapai 60%, angka ini juga lebih rendah dari rata rata kabupaten tahun 2007 mencapai 63% maupun target nasional 80%. Dari data tersebut di atas peneliti terdahulu memberikan gambaran bahwa jumlah kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu terus menurun secara
5

signifikan dari tahun ke tahun dan dari bulan ke bulan. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memfokuskan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pendidikan ibu berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. 2. Apakah pengetahuan ibu berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. 3. Apakah peran serta kader berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. 4. Apakah revitalisasi posyandu berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya ada hubungan pendidikan ibu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. b. Diketahuinya ada hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. c. Diketahuinya ada hubungan peran serta kader dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. d. Diketahuinya ada hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar.

D. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Kesehatan Hasil penelitian ini merupakan informasi yang berharga tentang peran serta masyarakat dalam kegiatan posyandu sehingga dapat ditentukan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui posyandu di wilayah kerjanya. 2. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan bagi puskesmas dalam upaya meningkatkan pemberdayaan posyandu sehingga jumlah kunjungan balita ke posyandu dapat optimal. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan kita dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan bagi peneliti berikutnya. 4. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa dalam konsep pengelolaan posyandu. 5. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga dalam memperluas wawasan dan pengetahuan melalui penelitian di lapangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Posyandu 1. Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Ismawati, 2010). Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan dan pembangunan memberikan pelayanan kesehatan, guna kepada untuk

memberdayakan masyarakat

masyarakat

kemudahan dasar

dalam

memperoleh

kesehatan

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2011). Dalam Buku Kader Posyandu menambahkan bahwa yang dimaksud dengan posyandu adalah wadah atau tempat pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta dibimbing petugas kesehatan terkait dalam hal ini petugas dari puskesmas (Depkes RI, 2011).

10

Dalam Posyandu dan Kader Kesehatan menjelaskan tiga defenisi posyandu yaitu secara sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan masyarakat dimana pelayanan KB Kesehatan dapat diperoleh sekaligus oleh masyarakat; dari aspek prosesnya, posyandu didefenisikan sebagai wujud peran serta masyarakat di dalam pembangunan, khususnya di dalam bidang kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan cara menciptakan kemampuan (upaya) untuk hidup sehat bagi setiap penduduk; serta dipandang dari hirarki sistem upaya pelayanan kesehatan, posyandu adalah wadah yang menghubungkan ahli teknologi dan ahli kelola dalam hal upaya-upaya kesehatan yang profesional yang ditujukan kepada masyarakat sebagai upaya untuk menciptakan kemampuan masyarakat agar bisa hidup sehat (Zulkifli, 2003). Tingkat kemandirian posyandu terdiri 8 indikator yang digolongkan menjadi 4 tingkatan yang dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Tingkat Kemandirian Posyandu Tingkatan Posyandu No. Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri 1 Frekuensi Penimbangan <8 >8 >8 >8 2 Rata-rata kader tugas <5 >5 >5 >5 3 Rata-rata cakupan D/S < 50 % < 50 % >50 % >50 % 4 Cakupan Kumulatif KB < 50 % < 50 % >50 % >50 % 5 Cakupan Kumulatif KIA < 50 % < 50 % >50 % >50 % 6 Cakupan Kum.Imunisasi < 50 % < 50 % >50 % >50 % 7 Program Tambahan (-) (-) (+) (+) 8 Cakupan Dana Sehat < 50 % < 50 % > 50 % > 50 % Sumber : Depkes RI, 2011

10

11

2. Tujuan Posyandu Adapun tujuan penyelenggaraan posyandu menurut Depkes RI (Sembiring 2004) yaitu : a. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu hamil, melahirkan dan nifas). b. Mempercepat penerimaan atau membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). c. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana beserta kegiatan lainnya yang dapat menunjang tercapainya masyarakat hidup sehat sejahtera. 3. Sasaran Posyandu Adapun sasaran posyandu menurut Departemen Kesehatan RI (2006) Nain (2008) dan Sembiring (2004) adalah bayi berusia kurang dari 1 tahun, anak balita usia 1 sampai 5 tahun, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS dan WUS. 4. Pengelola posyandu Adapun pengelola posyandu sesuai dengan Instruksi Mendagri No. 9 Tahun 1990 tentang peningkatan pembinaan mutu posyandu ditingkat desa/kelurahan (dikutip dalam Sembiring 2004) sebagai berikut : a. Penanggungjawab umum : Ketua Umum Lembaga Pemberdayaan Masyarakat atau LPM (Kades/Lurah).
11

12

b. Penggungjawab operasional : Ketua I LPM (Tokoh Masyarakat) c. Ketua pelaksana : Ketua II LPM/Ketua Seksi 10 LPM ( Ketua Tim Penggerak PKK). d. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LPM e. Pelaksana: Kader PKK yang dibantu Petugas KB Kesehatan. 5. Program Kegiatan Posyandu Adapun program kegiatan posyandu yang harus dilaksanakan di semua posyandu (Nain 2008 & Sembiring 2004) yaitu : a. Perbaikan gizi Penyuluhan tentang gizi, monitoring pertumbuhan balita dengan KMS dalam rangka penjaringan balita dengan gizi kurang/buruk, pemberian makanan tambahan dan pendidikan menu seimbang, pemberian Vitamin A dosis tinggi, pemberian Fe bagi ibu hamil, penanggulangan balita dengan gizi kurang/buruk dan ibu hamil dengan gizi kurang/buruk, pencatatan dan pelaporan. Kader posyandu dan petugas kesehatan yang terkait bertugas melakukan perbaikan gizi berdasarkan hasil pencatatan di KMS bayi, balita dan ibu hamil berupa penyuluhan tentang tumbuh kembang balita, makanan sehat, anemia, GAKY, Vitamin A, pemanfaatan pekarangan, dan penyuluhan PMT dan pemberian Vitamin A dan PMT bagi yang membutuhkan (Depkes RI, 2011).

12

13

b. Kesehatan Ibu dan Anak Salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia seperti yang dikemukakan oleh Wakur et al. (2007) adalah program KIA dan bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Tujuan utama program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit dikalangan ibu (Wakur, 2007). Kader dan petugas kesehatan bertugas melakukan pemantauan

kesehatan terhadap kehamilan, kelahiran dan tumbuh kembang balita melalui buku KIA serta memberikan pelayanan kesehatan berupa imunisasi, pemberian tablet zat besi, vitamin A, pemeriksaan kehamilan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan lain sesuai masalah yang tengah dihadapi di masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak (Wakur, 2007). c. Keluarga Berencana Keluarga Berencana merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya mengatasi atau menekan laju pertumbuhan penduduk

untuk menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera dengan cara mengurangi jumlah kelahiran (Hermawan, 2007). Tugas kader dan petugas kesehatan adalah memberikan penyuluhan mengenai KB kepada masyarakat dan memberikan pelayanan KB berupa pemberian pil maupun suntikan serta konseling KB (Hermawan, 2007).
13

14

d. Imunisasi Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak, polio dan tuberculosis (Notoatmodjo, 2003). Kader posyandu bertugas untuk mengajak masyarakat yang memiliki atau yang termasuk sasaran dari imunisasi untuk ke posyandu dan memberikan penyuluhan mengenai imunisasi sedangkan mengenai pemberian imunisasi dilakukan oleh petugas kesehatan. Pemantauan imunisasi harus dilakukan oleh semua petugas baik pimpinan program, supervisor dan petugas vaksinasi (Notoatmodjo, 2003). e. Penanggulangan Penyakit Diare Menurut Depkes RI (2011) bahwa kader dan petugas kesehatan bertugas untuk memberikan penyuluhan mengenai diare terutama tentang penggunaan oralit dan larutan gula garam dan pelayanan pemberian bubuk oralit bagi yang mengalami diare. 6. Sistem Posyandu Pelayanan masyarakat dengan menggunakan sistem 5 meja biasanya dilakukan pada hari buka posyandu (Adisasmito, 2007; Depkes RI, 2011; Sembiring, 2004; Zulkifli, 2003) yakni : a. Meja I : Pendaftaran dan pencatatan

b. Meja II : Penimbangan

14

15

c. Meja III : Pengisian KMS d. Meja IV : Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS. e. Meja V : Pelayanan tenaga propesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Tujuan pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan, di dalam KMS berat badan balita setiap bulan diisikan dengan titik dan di hubungkan garis sehingga membentuk garik pertumbuhan anak. Berdasarkan garis

pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil penimbangan dua bulan berturut-turut naik (N) atau tidak naik (T) dengan cara di tetapkan dalam buku pada panduan penggunaan KMS bagi petugas kesehatan. Selain informasi N dan T, dari kegiatan penimbangan di catat pula pada jumlah anak yang datang ke Posyandu dan di timbang (D), jumlah anak yang tidak di timbang bulan lalu (O), jumlah anak yang baru pertama kali di timbang (B), dan banyaknya anak yang berat badannya di BGM. Catatan lain yang ada di wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah yang memiliki KMS pada bulan yang bersangkutan (K) (Anonim, 2005). 7. Manfaat Posyandu Adapun manfaat dari posyandu secara umum yaitu : a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB

15

16

b. Memperoleh bantuan sarana professional dalam pemecahan masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor lain terkait d. Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB (Anonim, 2005). Kemajuan kegiatan Posyandu dapat diukur dari aspek input/masukan, proses, keluaran output dan dampak outcome sebagai berikut: a. Masukan (Input) 1) Jumlah kader terlatih 2) Ketersediaan sarana timbangan, KMS/Buku KIA dan register Posyandu 3) Adanya dukungan pembiayaan dari masyarakat setempat,

pemerintah dan lembaga donor untuk kegiatan Posyandu. b. Proses 1) Frekuensi Posyandu buka 2) Rata-rata Kader 3) D/S 4) Frekuensi kunjungan petugas ke Posyandu

16

17

c. Keluaran (Output) 1) Adanyan pelayanan kesehatan kegiatan minimal di 5 meja 2) Adanya penimbangan 3) Adanya penyuluhan d. Hasil/Dampak (Outcome) 1) Meningkatnya status gizi balita 2) Berkurangnya jumlah anak yang berat badannya tidak cukup naik 3) Berkurangnya prevalensi penyakit anak (ISPA, Cacingan dan lainlain) 4) Berkurangnya prevalensi anemia ibu hamil dan menyusui 5) Mantapnya pola pemeliharaan anak secara baik ditingkat keluarga 6) Mantapnya kesinambungan posyandu (Anonim, 2005). SKDN merupakan hasil kegiatan penimbangan balita yang dilakukan setiap bulan dalam bentuk histogram sederhana. S : Jumlah seluruh balita yang ada dalam wilayah kerja posyandu K : Jumlah anak yang telah menjadi anggota kelompok penimbangan yang telah memiliki KMS D : Jumlah anak yang datang dan ditimbang bulan itu N : Jumlah anak yang timbangannya naik di dibandingkan dengan timbangan pada bulan sebelumnya (Anonim, 2005). SKDN adalah keadaan status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu
17

18

wilayah (S), balita yang memiliki KMS (K), balita yang ditimbang berat badannya (D), balita yang ditimbang dan naik berat badannya (N), SKDN tersebut diperoleh dari hasil posyandu yang dimuat di KMS dan digunakan untuk memantau pertumbuhan balita (Anonim, 2005). Dari uraian SKDN dapat digabungkan satu sama lain sehingga dapat memberikan informasi tentang perkembangan kegiatan pertumbuhan anak di posyandu yaitu : a. Indikator K/S K/S adalah indikator yang menggambarkan jangkauan atau liputan program. Indikator ini dihitung dengan cara membandingkan jumlah balita yang terdapat di posyandu dan memiliki KMS dengan jumlah balita yang ada di wilayah posyandu tersebut dikalikan 100%. b. Indikator D/S D/S adalah indikator yang menggambarkan tingkat masyarakat dalam kegiatan di posyandu. c. Indikator N/D N/D adalah memberikan gambaran tingkat keberhasilan program dalam kegiatan UPGK di posyandu. Indikator ini lebih spesifik dibanding dengan indikator lainnya sehingga dapat digunakan sebagai gambaran dasar gizi balita. partisipasi pemantauan

18

19

d. Indikator N/S N/S adalah memberikan gambaran tentang tingkat keberhasilan program di posyandu. Indikator ini menunjukkan balita yang ditimbang dan naik berat badannya (Anonim, 2005). 8. Jenjang (strata) Posyandu Strata atau tingkat perkembangan posyandu dapat dilihat pada pola pembinanan posyandu yang dikenal dengan telaah kemandirian

posyandu(Depkes RI, 2011 dikutip dalam Nain, 2008) yaitu semua posyandu didata tingkat pencapaiannya dari segi pengorganisasian dan pencapaian programnya. Strata posyandu dari terendah sampai tertinggi (Hasanbasri dan Saripawan, 2007; Nain, 2008; Sembiring, 2004) sebagai berikut : a. Posyandu Pratama (warna merah) : Merupakan posyandu yang belum mantap, kegiatan belum rutin dengan kader terbatas, kurang dari 5 orang. b. Posyandu Madya (warna kuning) : Merupakan posyandu dengan kegiatan lebih teratur yaitu lebih dari 8 kali per tahun dengan jumlah kader 5 orang atau lebih, tetapi cakupan 5 kegiatan pokok masih rendah yaitu kurang dari 50 %. c. Posyandu Purnama (warna hijau) : Merupakan posyandu madya yang cakupan kelima kegiatan pokoknya lebih dari 50 %, mampu melaksanakan program tambahan dan sudah

19

20

memperoleh sumber pembiyaaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang jumlah peserta masih terbatas yakni kurang dari 50 % KK di wilayah kerja posyandu. d. Posyandu Mandiri (warna biru) : Merupakan posyandu purnama yang sumber pembiayaannya diperoleh dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat dengan jumlah peserta lebih dari 50 % KK di wilayah kerja posyandu. B. Tinjauan Umum Tentang Balita Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan menemukan jalan-jalannya. Saat si kecil tumbuh dan berkembang, ia begitu lincah dan memikat. Anda begitu mencintai dan bangga kepadanya. Namun mungkin banyak dari kita para orangtua yang belum menyadari bahwa sesungguhnya dalam diri si kecil terjadi perkembangan potensi yang kelak akan berharga sebagai sumber daya manusia (Kresno, 2009). Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu kewaktu. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti

pendengaran, penglihatan, kecerdasan, tanggung jawab dan lain-lain. Anda juga harus tahu bahwa setiap anak memiliki garis pertumbuhan yang berbeda-bedah, anak tersebut akan tumbuh mengikuti pola pertumbuhan normalnya. Demikian pula dengan perkembangan fungsi tubuh, setiap anak memiliki tahapan perkembangan menujuh ke fungsi yang lebih baik. Cirinya adalah dapat diukur

20

21

secara kuantitatif, mengikuti perjalanan waktu dan dalam keadaan normal setiap anak memiliki jalur pertumbuhan tertentu (Soetjiningsih, 2012). Bagaimana mengetahui pertumbuhan normal anak balita, Pertama-tama, anda harus mengukur berat badan dan tinggi badannya. Kedua, tentukan berat badan ideal anak, anda juga bisa melihat apakah anak anda tinggi atau pendek, gemuk atau kurus. Ketiga, anak anda harus punya KMS anda bisa dapatkan secara gratis di puskesmas terekat anda. Dan Keempat, Isi berat badam balita anda pada KMS tentunya sesuai umur dan tarik garis mengikuti pita pada KMS (Kresno, 2008). Satu hal yang penting juga adalah pola pertumbuhan berat badan sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan proporsi (keseimbangan) berat badan dan tinggi badan. Polanya akan terlihat pada KMS pertumbuhan status berat badan ideal anak (Kresno, 2008). 1. Pengertian Bawah lima tahun atau sering disingkat sebagai balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun (Kresno, 2008). 2. Ciri khas perkembangan balita a. Perkembangan fisik Pertumbuhan berat badan menurun, terutama di awal balita. Hal ini terjadi karena balita banyak menggunakan energi untuk bergerak.

21

22

b. Perkembangan psikologis 1) Psikomotor Terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor balita yang mulai terampil dalam pergerakannya. Mulai melatih kemampuan motorik kasar misalnya berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi. Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti menulis, menggambar, memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan ke mulutnya, serta mengikat tali sepatu (Kresno, 2008). 2) Aturan Pada masa balita adalah saatnya dilakukan latihan mengendalikan diri atau biasa disebut sebagai toilet training. Freud mengatakan bahwa pada usia ini individu mulai berlatih untuk mengikuti aturan melalui proses penahanan keinginan (Kresno, 2008). 3) Kognitif Pada periode usia ini pemahaman terhadap objek telah lebih baik. Balita memahami bahwa objek yang disembunyikan masih tetap
22

untuk membuang kotoran

23

ada, dan akan mengetahui keberadaan objek jika proses penyembunyian terlihat oleh mereka. Akan tetapi jika proses penghilangan objek tidak terlihat, balita tersebut mengetahui bahwa benda tersebut masih ada namun tidak mengetahui dengan tepat letak objek tersebut. Balita akan mencari pada tempat terakhir ia melihat objek tersebut. Oleh karena itu, pada permainan sulap sederhana balita masih kesulitan untuk membuat prediksi tempat persembunyian objek sulap (Kresno, 2008). 4) Sosial dan individu Pada periode usia ini, balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial di luar keluarga, pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama berada pada suatu temapt dengan teman sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu permainan interaktif. Pada akhir masa balita, bermain bersama berarti melakukan kegiatan bersama-sama dengan melibatkan aturan permainan dan pembagian peran (Kresno, 2008). 3. Pendidikan dan pengembangan Cara belajar yang diberikan pada anak balita adalah melalui bermain serta rangsang dari lingkungannya, terutama lingkungan rumah. Terdapat pula pendidikan di luar rumah yang melakukan kegiatan belajar yang lebih terprogram dan lebih terstruktur, walau tidak selamanya lebih baik. Permainan peran, melatih kemampuan pemahaman sosial. Permainan
23

24

motorik

melatih kemampuan motoriknya yang akan mendorong daya

nalarnya berkembang lebih cepat lagi (Kresno, 2008). 4. Makanan sehat Balita karena terus tumbuh dan membutuhkan gizi yang lebih dari orang dewasa untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Balita

membutuhkan lemak yang lebih banyak dan serat yang lebih sedikit dibanding orang dewasa. Untuk mendapatkan gizi seimbang dan energi yang sesuai, balita membutuhkan makanan bergizi seimbang dalam jumlah kecil 3 kali sehari ditambah makanan selingan yang teratur di antara waktu makan (Kresno, 2008). C. Tinjauan Umum Tentang Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2002 kunjungan merupakan aktivitas seseorang dalam perihal mendatangi suatu objek tertentu. Begitu juga dengan ibu ibu yang rajin mengunjungi posyandu dengan membawa balitanya. Dari segi pelaksanaan pelayanan posyandu dapat berjalan dengan baik apabila jumlah kunjungan yang tinggi. Adapun faktor faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu adalah : 1. Pendidikan Dalam kamus Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam

24

25

usaha mendewasakan manusia melalaui pengajaran dan pelatihan (Fajri, E.Z, 2000). Menurut UU No.20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan persoalan asasi bagi manusia. Manusia sebagai makhluk yang dapat didik akan tumbuh menjadi manusia dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya. Sejak kelahirannya manusia telah memiliki potensi dasar yang universal, berupa: (Hasbullah, 2007). a. Kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk (moral identity). b. Kemampuan dan kebebasan untuk memperkembangkan diri sendiri sesuai dengan pembawa dan cita-citanya (individual identity). c. Kemampuan untuk berhubungan dan kerjasama dengan orang lain (social identity). d. Adanya ciri-ciri khas yang mampu membedakan dirinya dengan orang lain (individual differences).

25

26

Adapun pendidikan menurut jenisnya terbagi atas: (Hasbullah, 2007). a. Pendidikan formal yaitu sebagai pendidikan yang memakai dasar suatu kurikulum atau sering disebut sebagai lembaga pendidikan sekolah. Yang dimaksud pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat mulai dari TK sampai perguruan tinggi. b. Pendidikan non formal yaitu pendidikan yang tidak memerlukan kurikulum khusus, walaupun di rencanakan dengan baik dan diselenggarakan diruang kelas, fleksibel dalam waktu, ruang,

pengelolaan dan evaluasinya. Pendidikan di lingkungan ini memberikan bekal praktis dalam berbagi jenis pekerjaan kepada peserta didik yang tidak sempat melanjutkan proses belajarnya melalui jalur formal dan diberikan sertifikat bagi peserta yang memenuhi syarat. c. Pendidikan informal yaitu pendidikan yang menjadi ditengah-tengah keluarga dan masyarakat. Pada pendidikan ini terjadi proses pengajaran pemberitahuan, nasihat, disiplin. Yang paling penting adalah terjadi transfer nilai-nilai kehidupan, nilai relasi dan kebaikan. Menurut UU No.2 tahun 1989, bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan formal terdiri dari: a. Pendidikan dasar yaitu SD/Madrasah Ibtidauyah dan SMP/MTs. b. Pendidikan Menengah yaitu SMU dan Kejujuran/Madrasah Aliyah.
26

27

c. Pendidikan Tinggi yaitu Akademik, Intitusi, Sekolah Tinggi dan Universitas. 2. Pengetahuan Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia, menuturkan pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui atau merupakan suatu kepandaian (Fajri E.Z,2000). Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensori khususnya mata dan telinga terhadap obyek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (over behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langsung (Hasbullah,2007). Jika ibu mengetahui manfaat dan pelayanan yang dilakukan di posyandu serta gunanya balita dibawa terus-menerus ke posyandu dan arti pentingnya KMS sebagai alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak yang mudah dilakukan ibu, maka sang ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk berusaha memperbaiki dan meningkatkan kesehatan anaknya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan dasar untuk berbuat, karena itu kemampuan seseorang melakukan sesuatu tergantung pengetahuan yang ia miliki. Atas dasar pengetahuan tentang posyandu, tujuan dan manfaat yang diperoleh di posyandu memungkinkan ibu untuk hadir pada setiap pelaksanaan posyandu (Notoatmodjo, 2003).
27

28

3. Peran Serta Kader Seorang warga masyarakat dapat diangkat menjadi kader posyandu dengan syarat sebagai berikut : a. Dapat membaca dan menulis. b. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara sukarela. c. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat. d. Mempunyai waktu yang cukup. e. Bertempat tinggal di wilayah posyandu. f. Berpenampilan ramah dan simpatik. g. Mengikuti pelatihan sebelum menjadi kader (Ismawati, 2010). Jika motivasi kader rendah atau kader menjadi jenuh dalam kegiatan posyandu maka bisa menyebakan kader drop out karena seperti yang kita ketahui bahwa menjadi kader merupakan pekerjaan sosial yang tidak mempunyai kekuatan mengikat jadi mereka leluasa untuk keluar menjadi kader apalagi ditambah regenerasi kader yang belum terencana dengan baik. Faktor lain yang menyebabkan kader tidak aktif adalah umur kader sudah lebih dari 50 tahun dan lama menjadi kader kurang dari 10 tahun sehingga posyandu dikelola oleh kader yang telah berpengalaman menjadi kader sekurangnya 60 bulan atau 5 tahun (Nain, 2008). Nain (2008) dalam bukunya Posyandu : Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat mengemukakan hal yang serupa bahwa keterbatasan kader disebabkan karena :
28

29

a. Kader lebih tertarik bekerja ditempat lain yang memberikan keuntungan ekonomis sehingga kader drop out. b. Kader ikut suami dan tidak mau menjadi kader setelah bersuami c. Kader sebagai relawan sudah jenuh d. Tidak ada penghargaan yang dapat memotivasi kader. Adapun kegiatan didalam yang dapat dilakukan oleh kader di posyandu KB Kesehatan adalah : a. Melaksanakan pendaftaran. b. Melaksanakan penimbangan balita. c. Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan. d. Memberikan penyuluhan. e. Memberi dan membantu pelayanan (Ismawati, 2010). Sedangkan kegiatan kader di luar posyandu KBKesehatan adalah : a. Merencanakan kegiatan antara lain menyiapkan dan melaksanakan survei mawas diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMD, menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat, membantu pembagian tugas menurut jadwal kerja. b. Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawasan muka (kunjungan) alat peraga dan percontohan. c. Menggerakkan masyarakat untuk gotong-royong.

29

30

d. Melakukan pembinaan mengenai 5 program keterpaduan KB Kesehatan dan upaya kesehatan lainnya. e. Keluarga binaan untuk masing-masing berjumlah 1020 kepala keluarga atau diserahkan dengan kader setempat dengan memberikan informasi tentang upaya kesehatan yang dilaksanakan. f. Melakukan penyuluhan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan. g. Melakukan pertemuan kelompok (Naim, 2008). 4. Revitalisasi Posyandu Revitalisasi posyandu adalah usaha untuk memfungsikan kembali posyandu agar dapat meningkatkan pelayanan dalam upaya menjangkau sasaran yang lebih tepat yaitu kelompok yang paling rentan (anak dibawah 2 tahun dan ibu hamil) yang mengalami kekurangan gizi sehingga meningkat status gizinya dan tidak memperburuk kesehatan sumber daya manusia (Nain, 2008). Adapun kegiatan untuk revitalisasi posyandu adalah : a. Pelatihan petugas puskesmas. b. Pelatihan ulang kader. c. Pembinaan dan pendampingan kader. d. Penyediaan sarana. e. Penyediaan biaya operasional. f. Pemberdayaan ekonomi kader (Ismawati, 2010).
30

31

Revitalisasi posyandu menurut Kurniasih (2002 dikutip dalam Ferizal 2007) adalah upaya pemberdayaan posyandu dengan meningkatkan fungsi kerja dan kinerja posyandu untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah (2001) dalam Pedoman Umum Revitalisasi Posyandumenjelaskan bahwa revitalisasi posyandu

adalah upaya mencegah terjadinya hilangnya generasi penerus dengan mengoptimalkan fungsi posyandu untuk menyelamatkan dan meningkatkan status gizi maupun derajat kesehatan anak dan ibu. Revitalisasi posyandu ini dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi dan kinerja Posyandu untuk mempertahankan dan meningkatkan status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak serta memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan (Depdagri, 2001). Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah (2001) dalam Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu memaparkan tentang komponen kegiatan revitalisasi posyandu yaitu pelatihan pelatih dan pelatihan kader; meningkatkan jangkauan pelayanan melalui kegiatan pelayanan pada hari buka posyandu dan kunjungan rumah; meningkatkan peran serta masyarakat dan membangun kemitraan; optimalisasi kegiatan posyandu dengan memenuhi sarana dan prasarananya; pelayanan menggunakan sistem kafetaria (pilihan jenis layanan) dengan tidak menghilangkan tugas pokok posyandu untuk menjadi unit pemantau tumbuh kembang anak; memberikan
31

32

perhatian khusus pada kelompok sasaran berdasar azas kecukupan (terutama pada baduta) serta memperkuat dukungan pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional dan tokoh masyarakat (Depdagri, 2001). Secara umum revitalisasi posyandu bertujuan meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu sehingga bisa memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan dan mampu meningkatkan atau mempertahankan status gizi serta derajat kesehatan ibu dan anak. Sedangkan secara khusus tujuan revitalisasi posyandu adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kualitas kemampuan dan keterampilan kader posyandu. b. Meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan posyandu. c. Meningkatkan pemenuhan kelengkapan sarana, alat dan obat di posyandu. d. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat untuk kesinambungan kegiatan posyandu. e. Meningkatkan fungsi pendampingan dan kualitas pembinaan posyandu (Depdagri, 2001). 5. Jarak posyandu Jarak adalah angka yang menunjukan seberapa jauh suatu benda dengan benda lainnya melalui suatu lintasan tertentu.Dalam fisika pengertian sehari hari, jarak dapat berupa jarak fisik, atau estimasi/perkiraan

32

33

berdasarkan kriteria tertentu misalnya jarak tempuh antara Jakarta Bandung (Entjang, 2006). Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan salah satunya ditentukan oleh ketersedian fasilitas serta kemudahan untuk mencapainya. Sebagai contoh seseorang yang tidak mau memberikan imunisasi pada anaknya ke puskesmas karena rumahnya jauh dengan puskesmas karena rumahnya jauh dengan puskesmas tempat pemberian imunisasi

(Notoatmodjo, 2003).

33

34

BAB III KERANGKA KERJA PENELITIAN Peneliti menuliskan kerangka kerja penelitian yang memuat konsep-konsep yang jelas untuk diteliti. Konsep ini dijabarkan ke dalam variabel-variabel dari masalah yang ingin diteliti. Setiap variabel harus berkaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya sehingga terbentuk kerangka konsep. Setelah itu, variabelvariabel diberi defenisi operasional supaya ada batasan ruang lingkup penelitian dan memudahkan untuk diukur. A. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep antar variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Tujuan dari kerangka konsep ini adalah mengarahkan peneliti untuk menganalisis hasil penelitian. Bagan Kerangka Konsep Independen o Pendidikan Ibu o Pengetahuan Ibu o Peran Serta Kader o Revitalisasi Posyandu Jarak Posyandu Keterangan : Diteliti Tidak Diteliti : : Dependen Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu

34 34

35

B. Identifikasi Variabel Variabel adalah perilaku karakteristik yang memberi nilai terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain lain) (Nursalam, 2011). Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel adalah : 1. Variabel Independen (Bebas) Variabel independen (bebas) atau disebut antecedent variable adalah variabel penjelas, variabel predictor/variabel penentu/variabel penduga. Variabel dalam penelitian ini adalah pendidikan ibu, pengetahuan ibu, peran serta kader dan revitalisasi posyandu. 2. Variabel Dependen (Terikat) Variabel dependen (terikat) adalah variabel kosekuensi atau akibat. Variabel dalam penelitian ini adalah kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. C. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan bagian penelitian yang diperlukan agar pengukuran variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data (responden) yang satu dengan responden yang lain. Dalam mendefinisikan suatu variabel, peneliti perlu cara dan metode pengukuran, hasil ukuran atau kategorinya, serta skala pengukuran yang digunakan (Darma, 2011; Notoatmodjo, 2010). Untuk itu definisi operasional dalm penelitian ini dibuat dalam bentuk tabel 3.1.

35

36

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Pendidikan Definisi Operasional Status riwayat bersekolah formal terakhir yang telah dicapai responden Pemahaman responden mengenai pentingnya berkunjung ke posyandu Cara Pengukuran 1 pernyataan pada data demografi kuisioner 10 pertanyaan pada data demografi kuisioner 10 pertanyaan pada data demografi kuisioner 10 pertanyaan pada data demografi kuisioner 6 pertanyaan pada data demografi kuisioner Alat Ukur Kuesioner Hasil Ukur 1. Tinggi 2. Rendah 1. Baik 2. Kurang Skala Ukur Ordinal

Pengetahuan

Kuesioner

Ordinal

Peran Serta Kader Hasil daftar observasi tentang kualitas kerja kader posyandu dalam pelaksanaan posyandu Revitalisasi Posyandu Pemberdayaan kembali posyandu dalam kegiatan posyandu Partisipasi ibu balita dalam kegiatan yang dilakukan posyandu berupa pemeriksaan kesehatan terhadap anak balita yang diukur

Kuesioner

1. Baik 2. Kurang

Nominal

Kuesioner

1. Baik 2. Kurang

Nominal

Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita

Kuesioner

1. Baik 2. Kurang

Nominal

36

37

D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan. Salah satu tujuan dari hipotesis adalah untuk menghubungkan antara teori dan kenyataan, dalam hal ini hipotesis menggabungkan dua dominan. Perbedaan tipe hubungan dan jumlah variabel di identifikasi dalam hipotesis. Adapun tipe hipotesis adalah (Nursalam, 2011) : 1. Hipotesis null (H0) adalah hipotesis yang digunakan untuk pengukuran statistik dan interpretasi hasil statistik. Hipotesis null dapat sederhana atau kompleks dan bersifat sebab akibat. 2. Hipotesis alternative (Ha/Hi) adalah hipotesis yang menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antara dua atau lebih variabel. Hubungan, perbedaan, dan pengaruh tersebut dapat sederhana atau kompleks, dan bersifat sebab akibat. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Hipotesis alternatif (Ha/Hi) adalah : a. Ada hubungan pendidikan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea. b. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea. c. Ada hubungan peran serta kader dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea.

37

38

d. Ada hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea.

38

39

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Peneliti menjelaskan metode penelitian pada bab 4. Hal ini dilakukan untuk menyusun langkah-langkah tehnis dan operasional penelitian, sehingga memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Metode penelitian ini terdiri desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, etika penelitian, alat pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, sarana penelitian dan jadwal penelitian. A. Desain Penelitian Desain penelitian menggunakan desain deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional yang bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu, memaparkan variabel-variabel yang diteliti (Nursalam, 2011). B. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar pada tanggal 20 Desember 2012 sampai 20 Januari 2013. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah kerja generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai

39 39

40

balita yang berkunjung ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar yang berjumlah 565 orang . 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2007). Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita yang datang berkunjung ke posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. a. Besar Sampel Besar sampel dalam penelitian ini semua kunjungan ibu yang mempunyai balita yang berkunjung ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. Besaran sampel dalam penelitian ini di hitung dengan menggunakan rumus yaitu ( Nursalam, 2011): n = N 1+ N d

Keterangan: n = Besar sampel N= Perkiraan besar populasi d= tingkat kesalahan yang dipilih (jika nilai d 1000 = 0,05 dan nilai d 1000 = 0,10)

40

41

Berdasarkan rumus diatas, didapatkan jumlah sampel penelitian dengan perhitungan sebagai berikut : n = N 565 565 = = = 83 2 2 1 + N (d) 1 + 565 (0,10) 6

Setelah didapat sampel sebanyak 83 orang ibu balita maka dilakukan perhitungan untuk masing masing posyandu dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan cara cluster sampling dengan rumus sebagai berikut : 1 = x N1 1 = Besaran sampel untuk masing masing posyandu = Jumlah ibu balita di masing masing posyandu N = Jumlah seluruh ibu balita N1= Besar sampel yang ditarik dari populasi 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Posyandu Flamboyan I Posyandu Flamboyan VI Posyandu Flamboyan VII Posyandu Flamboyan IX Posyandu Flamboyan XIII Posyandu Flamboyan XVIII Posyandu Flamboyan XIV Jumlah = 565 x 83 = 565 x 83 = 565 x 83 = 565 x 83 = 565 x 83 = 565 x 83 = 565 x 83
89 76 76 82 89 82 76

Keterangan :

= 11 sampel = 12 sampel = 13 sampel = 12 sampel = 11 sampel = 11 sampel = 13 sampel = 83 sampel

41

42

b. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan yakni sampel diambil secara

probability sampling. Probability Sampling adalah bahwa setiap subyek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel (Nursalam, 2011). c. Kriteria Sampel Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Kriteria Inklusi a) Ibu yang mempunyai balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. b) Ibu yang mempunyai balita sehat maupun sakit c) Ibu yang mempunyai balita yang berkunjung di posyandu. d) Bersedia untuk menjadi responden 2) Kriteria Eksklusi a) Tidak bersedia berpartisipasi b) D. Etika Penelitian Etika penelitian mencakup perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap subjek serta sesuatu yang dihasikan peneliti bagi masyarakat. Tidak hadir saat dilakukan penelitian

42

43

Beberapa prinsip etika dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Beneficence, peneliti menyakinkan responden bahwa peneliti ini bebas dari bahaya, tidak bersifat memaksa melainkan sukarela, manfaat yang dirasakan, dan tidak menimbulkan resiko. 2. Mall-efficence, peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak menimbulkan bahaya pada responden dan respon terlindungi dari setiap resiko. 3. Respect for human dignity, responden berhak untuk menentukan dirinya sendiri, dan mendapatkan informasi lengkap diantaranya mengenai tujuan, cara penelitian, cara pelaksanaan, manfaat penelitian, dan hal hal lain yang berkaitan dengan penelitian. 4. Justice, setiap responden berhak mendapatkan perlakuan adil dan dijaga privasinya. 5. Informed consent, Lembar persetujuan yang diberikan kepada responden. Responden harus memenuhi kriteria yang ditentukan. Lembar Informed consent harus dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat penelitian, bila responden menolak maka peneliti tidak boleh memaksa dan menghormati hak-haknya . 6. Anonimity, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pernyataan untuk menjaga kerahasian responden. 7. Confidentiality, kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010).
43

44

E. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data (instrument) yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuisioner. Pengukuran tingkat pendidikan, pengetahuan, peran serta kader, revitalisasi posyandu, kunjungan ibu yang mempunyai balita dilakukan aseptik yang diukur dengan menggunakan skala Guttman, untuk nilai kuisioner: ya = 2 dan tidak = 1. Kuisioner dengan tipe multiple choice masingmasing 10 pertanyaan untuk variabel pengetahuan, peran serta kader, revitalisasi posyandu dengan kriteria : 15 = baik dan < 15 = kurang. Sedangkan untuk variabel kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu terdiri 6 pertanyaan dengan kriteria : 9 = baik dan < 9 = kurang. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan kuisioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti yang mengacu pada teori. F. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yaitu ibu yang mempunyai balita yang berkunjung ke posyandu yang selanjutnya diisi sendiri setiap responden. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengajukan surat permohonan izin pengambilan data di Dinas Kesehatan Kota Makassar yang di rekomendasikan kepada kepala Puskesmas Tamalanrea kota Makassar. 2. Setelah memperoleh izin maka peneliti akan mengadakan pendekatan kepada Kepala Puskesmas, bagian posyandu Puskesmas Tamalanrea

44

45

Makassar dan calon responden dengan memberikan penjelasan tentang penelitian yang akan dilaksanakan untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden. 3. Setelah di tandatangani, maka peneliti akan memberikan dan menjelaskan cara pengisian angket kepada responden. 4. Peneliti harus berada pada saat pengisisan angket untuk memberikan keterangan secara langsung kepada responden bila ada pertanyaan dari responden. G. Pengolahan Data Dan Analisa Data Pengolahan data ini sangat penting dalam penelitian. Data yang masih mentah harus diolah dan dianalisis. Hal ini supaya data bisa disajikan dan informasi dengan benar. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dan analisa data adalah sebagai berikut : 1. Pengolahan data Setelah data yang diperlukan terkumpul, peneliti melakukan tahap sebagai berikut : a. Editing data, proses penyutingan dan pengecekan isian kuesioner yang dilakukan sebelum memasukan data untuk melihat apakah kuesioner sudah terisi dengan lengkap, terjawab cukup dengan jelas, relevan, dan konsisten.

45

46

b. Coding data, yaitu kegiatan mengklasifikasi dan member kode terhadap jawaban yang diberikan responden sebelum diolah dengan computer, dengan mengacu pada kode yang tersusun. c. Entery data, adalah proses memasukan data untuk dilakukan pengolahan dan analisis melalui paket program computer. d. Clearning data, pembersihan data kembali untuk menghindari kesalahan pada saat proses pemasukan data (Notoatmodjo, 2010). 2. Analisa Data Adapun analisis data dilakukan dengan cara : a. Analisis univariat, menganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan persentasi

terhadap setiap variabel. b. Analisis bivariat, analisis yang dilakukan untuk menghubungkan variabel yang ada meliputi variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji stastistik pada analisis bivariat menggunakan chi square dengan p<0,05, dan data diolah dengan menggunakan program komputerisasi. c. Analisis multivariat, untuk melihat variabel yang paling berpengaruh terhadap variabel independen. Bertujuan untuk mengetahui besarnya OR murni dari variabel bebas setelah memperhitungkan variabel lain.

46

47

H. Sarana Penelitian Saran penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah instrumen penelitian (kuesioner), alat tulis, komputer, kalkulator, buku referensi, jurnal ilmiah, saran internet, salah satu program dikomputer, souvenir, dan sarana lain. I. Jadwal kegiatan Penelitian harus mempunyai target pencapaian supaya dapat terselesaiakn dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, dibuat dibuat jadwal penelitian dari disetujuinya proposal penelitian sampai diseminasi hasil. Jadwal yang disusun oleh peneliti dalam penelitian ini dibuat dalam tabel 4.1

47

48

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan


Bulan No Kegiatan Oktober 2012 1 2 3 4 5 6 7 8 Seminar Judul Penyusunan Proposal Seminar Proposal Perizinan Pengumpulan Data Analisa Data Diseminasi Hasil Sidang Skripsi November 2012 Desember 2012 Januari 2013 Februari 2013 Maret 2013

48

49

BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Desember 2012 sampai dengan 20 Januari 2013. Pengambilan data dilakukan pengisian kuesioner oleh ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Kuesioner yang terkumpul sebanyak 83 kuesioner. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis Univariat a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Umur Jumlah Frekuensi (%) 20 tahun 0 0 20-30 tahun 52 62,7 > 30 tahun 31 37,3 Jumlah 83 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pada tabel 5.1 diketahui bahwa jumlah responden menurut kelompok umur terbanyak pada golongan umur 20-30 tahun sebanyak 52 responden (62,7%) dan yang terendah pada kelompok umur > 30 tahun sebanyak 31 responden (37,3%).

49 49

50

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Pekerjaan Jumlah Frekuensi (%) PNS 1 1,2 Swasta 2 2,4 IRT 80 96,4 Jumlah 83 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pada tabel 5.2 diketahui bahwa jumlah responden yang dalam bekerja sebagai PNS untuk berkunjung ke posyandu berjumlah 1 responden (1,2%), jumlah responden yang dalam bekerja sebagai swasta untuk berkunjung ke posyandu berjumlah 2 responden (2,4%), dan jumlah responden yang dalam bekerja sebagai IRT untuk berkunjung ke posyandu berjumlah 80 responden (96, 4%). c. Pendidikan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Pendidikan Jumlah Frekuensi (%) Rendah 38 45,8 Tinggi 45 54,2 Jumlah 83 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pada tabel 5.3 diketahui bahwa jumlah responden berdasarkan pendidikan yang tinggi yaitu sebanyak 45 responden (54,2%)dan jumlah responden pendidikan yang terendah yaitu sebanyak 38 responden (45,8%).

50

51

d. Pengetahuan Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Pengetahuan Jumlah Frekuensi (%) Kurang 39 47,0 Baik 44 53,0 Jumlah 83 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pada tabel 5.4 diketahui bahwa jumlah responden menurut pengetahuannya tentang posyandu kurang berjumlah 39 responden (47,0%) dan yang pengetahuannya baik berjumlah 44 responden (53,0%). e. Peran Serta Kader Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran Serta Kader Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Peran Serta Kader Jumlah Frekuensi (%) Kurang 34 41,0 Baik 49 59,0 Jumlah 83 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pada tabel 5.5 diketahui bahwa menurut responden kader posyandu yang kurang aktif dalam pelayanan posyandu berjumlah 34 responden (41,0%) dan menurut responden kader posyandu yang baik aktif dalam pelayanan posyandu berjumlah berjumlah 49 responden (59,0%).

51

52

f. Revitalisasi Posyandu Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Revitalisasi Posyandu Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Revitalisasi Posyandu Jumlah Frekuensi (%) Kurang 32 38,6 Baik 51 61,4 Jumlah 83 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pada tabel 5.6 diketahui bahwa jumlah responden menurut revitalisasi posyandu yang kurang berjumlah 32 responden (38,6%) dan jumlah responden menurut revitalisasi posyandu yang baik berjumlah 51 responden (61,4%). g. Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Kunjungan Ibu Yang Jumlah Frekuensi (%) Mempunyai Balita Ke Posyandu Kurang 27 32,5 Baik 56 67,5 Jumlah 83 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pada tabel 5.7 diketahui bahwa jumlah responden menurut kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu yang kurang berjumlah 27 responden (32,5%) dan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu yang baik berjumlah 56 responden (67,5%).

52

53

2. Analisis Bivariat Pada tahap ini dilakukan analisa bivariat yaitu untuk mengetahui hubungan variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan =0.05. a. Hubungan Pendidikan Dengan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Tabel 5.8 Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kunjungan Responden Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Kunjungan Ibu Yang P Mempunyai Balita ke Total OR value Posyandu Pendidikan Kurang Baik 19 19 38 Rendah 50,0% 50,0% 100% 8 37 45 0,002 4,625 Tinggi 17,8% 82,2% 100% 27 56 83 Total 32,5% 67,5% 100% Sumber : Data Primer, 2013 Pada tabel 5.8 diketahui bahwa distribusi responden hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar menunjukan bahwa kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu yang baik pada ibu yang tingkat pendidikan tinggi sebanyak 37 (82,2%) dan yang pendidikannya rendah sebanyak 19 (50,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,002 maka disimpulkan ada hubungan pendidikan ibu dengan

53

54

kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=4,6 artinya ibu yang mempunyai pendidikan tinggi berpeluang 4,6 kali untuk memiliki kunjungan balita yang baik ke posyandu. b. Hubungan pengetahuan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke Posyandu Tabel 5.9 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Kunjungan Ibu Yang P Mempunyai Balita ke Total OR value Posyandu Pengetahuan Kurang Baik 20 19 39 Kurang 51,3% 48,7% 100% 7 37 44 0,001 5,564 Baik 15,9% 84,1% 100% 27 56 83 Total 32,5% 67,5% 100% Sumber : Data Primer, 2013 Pada tabel 5.9 diketahui bahwa distribusi responden hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar

menunjukan bahwa kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu yang baik pada ibu yang tingkat pengetahuan baik sebanyak 37 (84,1%) dan yang pengetahuannya kurang sebanyak 20 (51,3%). Hasil uji

statistik diperoleh nilai p=0,001 maka disimpulkan ada hubungan

54

55

pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=5,5 artinya ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik berpeluang 5,5 kali untuk memiliki kunjungan balita yang baik ke posyandu. c. Hubungan peran serta kader dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke Posyandu Tabel 5.10 Hubungan Peran Serta Kader Dengan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Kunjungan Ibu Yang P Mempunyai Balita ke Total OR value Peran Serta Posyandu Kader Kurang Baik 18 16 34 Kurang 52,9% 47,1% 100% 9 37 49 0,001 5,000 Baik 18,4% 81,6% 100% 27 56 83 Total 32,5% 67,5% 100% Sumber : Data Primer, 2013 Pada tabel 5.10 diketahui bahwa distribusi responden hubungan peran serta kader dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar menunjukan bahwa kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu yang baik pada responden yang menganggap peran serta kader baik sebanyak 37 (81,6%) dan yang menganggap peran serta kader kurang sebanyak 18

55

56

(52,9%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,001 maka disimpulkan ada hubungan peran serta kader dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=5,0 artinya ibu yang menganggap peran serta kader baik berpeluang 5 kali untuk memiliki kunjungan balita yang baik ke posyandu. d. Hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke Posyandu Tabel 5.11 Hubungan Revitalisasi Posyandu Dengan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Kunjungan Ibu Yang P Total OR Revitalisasi Mempunyai Balita ke Posyandu value Posyandu Kurang Baik 17 15 32 Kurang 53,1% 46,9% 100% 10 41 51 0,002 4,647 Baik 19,6% 80,4% 100% 27 56 83 Total 32,5% 67,5% 100% Sumber : Data Primer, 2013 Pada tabel 5.11 diketahui bahwa distribusi responden hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar menunjukan bahwa kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu yang baik pada responden yang menganggap revitalisasi posyandu baik sebanyak 41 (80,4%) dan yang menganggap revitalisasi posyandu kurang

56

57

sebanyak 17 (53,1%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,002 maka disimpulkan ada hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=4,6 artinya ibu yang menganggap revitalisasi posyandu baik berpeluang 4 kali untuk memiliki kunjungan balita yang baik ke posyandu. 3. Analisis Multivariat Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui variabel yang paling dominan berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. Dari analisis bivariat diperoleh 4 variabel yaitu pendidikan, pengetahuan, peran serta kader dan revitalisasi posyandu. Kemudian dilakukan analisis regresi logistik untuk melihat variabel yang paling berhubungan. Setelah dilakukan analisis logistik regresi ke empat variabel independen tersebut sebagaimana hasilnya diuraikan pada tabel 5.12. Tabel 5.12 Analisis Faktor Yang Paling Erat Hubungannya Dengan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar 95.0% C.I.for exp(B) Variabel B S.E. Sig. Exp(B) Lower Upper Pendidikan .008 1.134 .994 1.008 .109 9.308 Pengetahuan 1.220 1.190 .305 3.388 .329 34.899 Peran serta kader .374 1.282 .771 1.453 .118 17.930 Revitalisasi posyandu .215 1.072 841 1.240 .152 10.139 Constant -1.954 2.319 .399 .142 Sumber : Data Primer 2013

57

58

Dari analisis regresi logistik didapatkan variabel yang paling berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu adalah pengetahuan dengan nilai B 1,220 dan nilai p=0,001. B. Pembahasan 1. Hubungan pendidikan ibu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke Posyandu Hasil analisa univariat menunjukan bahwa lebih dari sebagian responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi (54,2%) dan hanya 45,8% responden yang berpendidikan rendah. Sedangkan berdasarkan analisa bivariat menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Hal ini sejalan dengan teori Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa seseorang dengan pendidikan yang tinggi dapat berpikir secara objektif untuk perubahan tingkah laku melalui proses belajar. Di dalam proses belajar akan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik, dewasa dan lebih matang dalam diri individu. Hasil penelitian didapatkan responden dengan tingkat pendidikan rendah sebanyak 38 responden, 19 responden memiliki kunjungan yang baik dan 19 responden memiliki kunjungan kurang baik. Berdasarkan teori semestinya orang yang berpendidikan rendah kurang berkunjung ke posyandu tetapi pada kenyataannya didapatkan responden yang berpendidikan rendah tetapi kunjungannya ke posyandu kategori baik. Hal ini terjadi karena tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kunjungan.
58

59

Boleh saja mereka yang tingkat pendidikannya rendah tetapi memiliki pengetahuan yang baik terhadap posyandu. Dengan demikian responden tersebut mendatangi posyandu karena merasa memilki manfaat. Dari hasil uji statistik dengan chi square diketahui bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita. Penelitian ini sesuai dengan hasil yang diperoleh Waluyo (2009) di Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan danMinta Ito Melinda Harahap (2011) di Puskesmas Padang Bulan Medan. 2. Hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke Posyandu Berdasarkan analisa univariat menunjukan bahwa jumlah responden dengan pengetahuan yang baik sebanyak 53,0% dan responden dengan pengetahuan yang kurang sebanyak 47,0%. Sedangkan berdasarkan analisa bivariat menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Dalam analisa multivariat menunjukan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan kunjungan ibu mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar adalah pengetahuan ibu. Hasil penelitian ini didukung oleh Notoatmodjo (2007) yang mengungkapkan bahwa pengetahuan dapat mengubah perilaku ke arah yang diinginkan. Begitu juga kaitannya dengan partisipasi ibu dalam berkunjung ke posyandu.

59

60

Menurut Kresno (2008) Hal ini disebabkan karena jika ibu mengetahui manfaat dan pelayanan yang dilakukan di posyandu serta gunanya balita dibawa terus-menerus ke posyandu dan arti pentingnya KMS sebagai alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak yang mudah dilakukan ibu, maka ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk berusaha memperbaiki dan meningkatkan kesehatan anaknya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan dasar untuk berbuat, karena itu kemampuan seseorang melakukan sesuatu tergantung pengetahuan yang ia miliki. Atas dasar pengetahuan tentang posyandu, tujuan dan manfaat yang diperoleh di posyandu memungkinkan ibu untuk hadir pada setiap pelaksanaan posyandu. Hasil penelitian didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 39 responden, 19 responden memiliki kunjungan yang baik dan 20 responden memiliki kunjungan kurang baik. Berdasarkan teori semestinya orang yang berpengetahuan kurang baik, kurang berkunjung ke posyandu tetapi pada kenyataannya didapatkan responden yang berpengetahuan kurang baik tetapi kunjungannya ke posyandu kategori baik. Hal ini terjadi karena tingkat pengetahuan bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kunjungan. Boleh saja mereka yang tingkat pengetahuannya kurang tetapi memiliki kunjungan yang baik terhadap posyandu seperti peran kader dan petugas kesehatan.

60

61

Walaupun responden sudah tahu tentang arti pentingnya posyandu bagi balita tetapi petugas kesehatan yang bertugas di posyandu kurang simpatik atau menurut masyarakat kurang bersahabat maka dapat menghambat ibu untuk membawa anaknya ke posyandu tersebut. Selain itu jika kader tidak berperan secara optimal termasuk dalam hal mensosialisasikan program posyandu dan jadwal posyandu kepada masyarakat, maka kunjungan ibu balita ke posyandu juga akan kurang. Sebaliknya, jika peran petugas kesehatan dan kader baik maka walaupun pengetahuan ibu kurang atau tidak terlalu memahami dengan baik manfaat posyandu bagi balita tetapi merasa bahwa petugas kesehatan dan kader sangat baik terhadap dirinya maka dapat membuat ibu membawa anaknya ke posyandu tersebut. Dengan demikian responden tersebut mendatangi posyandu karena merasa memiliki manfaat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Marat (2008) bahwa semakin orangtua mengetahui dan memahami konsep pelayanan Posyandu maka semakin aktif berperan serta dalam pelaksanaan Posyandu. Posyandu merupakan milik masyarakat, jadi pelaksanaan tidak hanya berdasarkan keaktifan petugas kader dan petugas kesehatan tetapi masyarakat itu sendiri. Sciartino (2005) dalam teorinya mengemukakan bahwasanya pelayanan posyandu dilakukan berfungsi untuk memperoleh gambaran status gizi anak balita dengan sasaran anak balita, orang tua, dan keluarganya. Bentuk kegiatannya adalah pengukuran berat badan dan tinggi/panjang badan, pengolahan data dan pelaporan. Petugas ke posyandu menganalisa hasil
61

62

kegiatan posyandu selanjutnya melaporkan hasilnya kepada kepala Puskesmas untuk menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan masalah yang ditemukan dan sesuai kebutuhan posyandu. Posyandu adalah forum komunikasi, ahli teknologi dan ahli kelola untuk upaya-upaya kesehatan kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya sebagai upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar hidup sehat. Dari hasil uji statistik dengan chi square diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita. Penelitian ini sesuai dengan hasil yang diperoleh Reni Malia (2008) di Posyandu RW 12 Keluran Bojo Gede Bogor Jawa Barat, Waluyo (2009) di Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara, Abdul Razak (2009) di Puskesmas Antara Makassar dan Minta Ito Melinda Harahap (2011) di Puskesmas Padang Bulan Medan. 3. Hubungan peran serta kader posyandu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita keposyandu Berdasarkan analisa univariat menunjukan bahwa jumlah responden dengan peran serta kader yang baik sebanyak 59,0% dan responden dengan peran serta kader yang kurang sebanyak 41,0%. Sedangkan berdasarkan analisa bivariat menunjukan bahwa ada hubungan antara peran serta kaderdengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Penelitian ini sejalan dengan teori Sciartino (2005) bahwa salah satu faktor kurang aktifnya kinerja kader yaitu pengetahuan kader tentang posyandu yang masih
62

63

kurang. Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan kader tentang fungsi dan manfaat posyandu, maka akan semakin aktif seorang kader dalam kegiatan posyandu, dengan demikian semakin baik tingkat pengetahuan seorang kader maka peran serta kader dalam posyandu akan semakin baik pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Yuwono 2000 dan Irawati 2001 (dikutip dalam Ridwan et al 2007) bahwa jika motivasi kader rendah atau kader menjadi jenuh dalam kegiatan posyandu maka bisa menyebakan kader drop out karena seperti yang kita ketahui bahwa menjadi kader merupakan pekerjaan sosial yang tidak mempunyai kekuatan mengikat jadi mereka leluasa untuk keluar menjadi kader apalagi ditambah regenerasi kader yang belum terencana dengan baik. Faktor lain yang menyebabkan kader tidak aktif adalah umur kader sudah lebih dari 50 tahun dan lama menjadi kader kurang dari 10 tahun sehingga posyandu dikelola oleh kader yang telah berpengalaman menjadi kader sekurangnya 60 bulan atau 5 tahun. Hasil penelitian didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 34 responden, 16 responden memiliki kunjungan yang baik dan 18 responden memiliki kunjungan kurang baik. Berdasarkan teori semestinya persepsi responden tentang peran serta kader kurang baik, kurang berkunjung ke posyandu tetapi pada kenyataannya didapatkan peran serta kader kurang baik tetapi kunjungannya ke posyandu kategori baik. Hal ini terjadi karena peran serta kader bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi
63

64

kunjungan. Banyak faktor lain yang peran serta kader kurang tetapi memiliki kunjungan yang baik terhadap posyandu seperti faktor kesibukan dimana waktu mereka terbatas dan biasanya mereka hanya perhatian pada petugas kesehatan atau membawa anaknya ke tempat praktek. Olehnya itu, saat melakukan penyuluhan kesehatan atau saat kader melakukan tugasnya termasuk sosialisasi tentang posyandu sebaiknya petugas kesehatan mendampingi kader sehingga fungsi kader dapat dipahami oleh masyarakat sehingga kunjungan balita di posyandu dapat meningkat seiring dengan pro aktifnya kader dalam menjalankan tugasnya bukan hanya saat kegiatan posyandu berlangsung tetapi juga kegiatan sosialisasi dan penyuluhan. Penelitian ini di dukung oleh teori Rudito (2003) keterampilan dan pengetahuan kader dalam posyandu merupakan usaha untuk melancarkan proses pelayanan yang diberikan terhadap pelanggan, atau masyarakat, memberikan pengaruh positif pada efektifitas suatu pelayanan. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader di posyandu dalam rangka peningkatan kualitas kinerja kader di posyandu diperlukan bimbingan dan pelatihan secara rutin, yaitu pelaksanaan sistem lima meja. Dari hasil uji statistik dengan chi square diketahui bahwa ada hubungan antara peran serta kader dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita. Penelitian ini sesuai dengan hasil yang diperoleh Ulfa Oktaviani (2008) di Desa Rancaekek Kulon Kecamatan Rancaekek Bandung, Reni Malia (2008)
64

65

di RW 12 Kelurahan Bojo Gede Bogor Jawa Barat, Waluyo (2009) di Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara, Abdul Razak (2009) di Puskesmas Antara Makassar danMinta Ito Melinda Harahap (2011) di Puskesmas Padang Bulan Medan. 4. Hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke Posyandu Berdasarkan analisa univariat menunjukan bahwa jumlah responden dengan revitalisasi posyandu yang baik sebanyak 61,4% dan responden dengan revitalisasi posyandu yang kurang sebanyak 38,6%. Sedangkan berdasarkan analisa bivariat menunjukan bahwa ada hubungan antara revitalisasi posyandu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Hal ini berarti bahwa revitalisasi posyandu yang baik mempunyai peranan dalam peningkatan jumlah kunjungan balita ke posyandu dimana revitalisasi ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam menunjang upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan status gizi dan kesehatan ibu, anak, melalui peningkatan kader, manajemen dan fungsi posyandu. Hal ini sejalan dengan teori Kurniasih (2002) seperti dikutip dalam Ferizal (2007) revitalisasi adalah upaya pemberdayaan posyandu dengan

meningkatkan fungsi kerja dan kinerja posyandu untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak.

65

66

Hasil penelitian didapatkan responden dengan tingkat revitalisasi posyandu rendah sebanyak 32 responden, 15 responden memiliki kunjungan yang baik dan 17 responden memiliki kunjungan kurang baik. Berdasarkan teori semestinya persepsi responden tentang revitalisasi posyandu kurang baik, kurang berkunjung ke posyandu tetapi pada kenyataannya didapatkan persepsi responden tentang revitalisasi posyandu kurang baik tetapi kunjungannya ke posyandu kategori baik. Hal ini terjadi karena revitalisasi posyandu bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kunjungan. Banyak faktor lain yang tingkat revitalisasi posyandu kurang tetapi memilki kunjungan yang baik terhadap posyandu seperti belum meningkatkan partisipasi dan pengembangan posyandu. Dengan demikian kegiatan posyandu sudah rutin dilakukan tiap bulan sehingga responden sudah tahu jadwal posyandu tiap bulannya. Dari hasil uji statistik dengan chi square diketahui bahwa ada hubungan antara revitalisasi posyandu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita. Penelitian ini sesuai dengan hasil yang diperoleh Abdul Razak (2009) di Puskesmas Antara Makassar dan Nita Kurnia (2011) di Posyandu Kelurahan Sukasari Kota Tangerang Jawa Barat.

66

67

C. Keterbatasan Penelitian Beberapa kendala atau keterbatasan yang dihadapi dan dirasakan oleh peneliti dalam penelitian ini diantaranya adalah: 1. Kemampuan dan pengalaman peneliti yang kurang optimal karena ini merupakan pengalaman pertama bagi peneliti dalam melakukan penelitian. 2. Waktu penelitian yang agak terbatas sehingga peneliti tidak dapat melakukan observasi dan wawancara yang mendalam kepada responden untuk mendapatkan data yang menunjang hasil penelitian ini. 3. Instrumen pengukuran dirancang berdasarkan persepsi ibu sehingga penilaiannya bersifat objektif sesuai dengan apa yang diketahui oleh ibu,karena tidak semua ibu memahami dengan baik tentang posyandu, tugas petugas kesehatan,peran kader dan tentang revitalisasi posyandu sehingga tidak dapat menilai yang sebenarnya dengan baik.

67

68

BAB VI PENUTUP Penutup merupakan bab terakhir dalam penelitian ini. Di dalam bab ini, peneliti mengambil beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait pendidikan ibu, pengetahuan ibu, peran serta kader, revitalisasi posyandu serta kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Selain itu, peneliti memberikan saran kepada bidang pelayanan kesehatan dan bidang terkait penelitian ini. A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Ada hubungan pendidikan ibu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita keposyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. 2. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. 3. Ada hubungan peran serta kader dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita keposyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. 4. Ada hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar.

68

69

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dilakukan dapat diberikan beberapa saran berupa: 1. Perlunya lebih meningkatkan kinerja dari petugas kesehatan dalam hal pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan ibu yang mempunyai anak balita tentang pentingnya berkunjung ke posyandu. 2. Mengingat keterbatasan peneliti, maka kepada peneliti berikutnya supaya melakukan penelitian dengan menggunakan metode yang lain agar penelitian dapat lebih optimal. 3. Perlunya lebih meningkatkan peran serta kader terutama dalam hal memotivasi ibu balita berkunjung ke posyandu. 4. Bagi Instansi terkait dalam hal ini pihak puskesmas supaya lebih memperhatikan fungsi dan kinerja posyandu serta penyegaran dan pelatihan untuk kader posyandu agar terus termotivasi dalam menjalankan fungsi dan perannya di posyandu.

69

70

DAFTAR PUSTAKA Anonim, (2005). Pedoman Pengelolaan Posyandu. Cetakan ke-1. Pokjanal Posyandu. Jakarta Adisasmito, W. (2010). Sistem Kesehatan. Edisi I. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Budiono. (2002). Modul Statistika Internal. Universitas Padjadjaran Bandung. Dahlan, M S. 2008. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Depkes RI. (2011). Buku Kader Posyandu : Dalam Usaha Perbaikan Gizi. (http://gizi.depkes.go.id), diakses 21 November 2012. Depkes RI. (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. (http://gizi.depkes.go.id), diakses 21 November 2012. Dinkes Sul-Sel. (2012). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2011, [e-book], (http://bankdata.depkes.go.id/Profil/Indo05/Bab%20IV.pdf),diakses pada 21 November 2012. Entjang, Indan. (2006). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Citra Aditya Bakti. Fajri, E.Z. (2002). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Difa Publisher. Ferizal, Y Dan Hasanbasri, M. (2007). Proses Pelaksanaan Manajemen Pelayanan Posyandu Terhadap Intensitas Posyandu : Analisis Data Sakerti 2000. KMPK Universitas Gadjah Mada. (http://lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UPPDF/_working/No.12_Yon_Ferizal_04_07.pdf), diakses 28 Oktober 2012. Firyadi, I. (2008). Evaluasi Penimbangan Balita di Kota Tanjung Pinang, www.muslimpinang.com, Diakses diakses 30 Oktober 2012. Hasbullah. (2006). Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada Haryono. (2006). Membangun Posyandu Mandiri. Damandiri. (http://www.damandiri.or.id/file/buku/bukuharyonoposdayabab3a.pdf), diakses 20 Oktober 2012. Hermawan, D. (2007). Posyandu Mendesak Direvitalisasi, Jurnal Keluarga ; Informasi K.B Dan Kependudukan. p.21-22 Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Ismawati, C.S. (2010). Pos Pelayanan Terpadu dan Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika. Kresno, M. (2008). Laporan Penelitian Studi Pemanfaatan Posyandu di Kelurahan Cipinang Kec. Jatinegara Kodya Jakarta Timur. FKM Universitas Indonesia. Jakarta. Kurnia, N. (2011). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu Balita Dalam Pemanfaatan Pelayanangizi Balita Di Posyandu Kelurahah Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang. Skripsi. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

70

71

Malia, R. (2008). Hubungan Pelayanan Posyandu Dengan Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Di RW 12 Kelurahan Bojong Gede Kecamatan Bojong Gede Bogor Jawa Barat. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Marat, S. (2008). Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, Bandung. Melinda, M.I.T. (2011). Motivasi Masyarakat Berkunjung Ke Posyandu Binaan Puskesmas Padang Bulan Medan. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Mendagri, (2001). Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu. Wordpress. (http://sintanauli.files.wordpress.com/2008/07/se-mendagri-193-2001-pedomanumum-revitalisasi-posyandu.pdf), diakses tanggal 28 Oktokber 2012. Nain, U. (2008). Posyandu : Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Kareso. Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Penilaian. Yogyakarta : Andi Offset. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-Prinsip Dasar. Cetakan Ke Dua. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi II. Jakarta: Salemba Medika. Oktaviani, U Dan Mardiyah, A. (2008). Hubungan Keaktifan Keluarga Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi Balita Di Desa Rancaekek Kulon Kecamatan Rancaekek. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung. Rudito, Prasetijo Dan Kussairi. (2003). Akses Peran Serta Masyarakat. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Mitra Cendikia Press. Sciartino, (2005). Menuju Kesehatan Madani. Penerbit PT. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Graha Medika. Sembiring, N. (2004). Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. USU Digital Library. (http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-nasap.pdf), diakses 30 Oktober 2012. Pratiknya, A.W. (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Razak, A.M. (2009). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Balita Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta. Tim Pengajar. (2008). Keperawatan Komunitas. Jakarta: Trans Info Media.

71

72

Tim Penyusun. (2012). Pedoman Panduan Penulisan Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan. STIKES Nani Hasanuddin.Makassar. Trihono, (2005). Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma sehat. Jogjakarta: Sagung Seto. Zulkifli. (2003). Posyandu Dan Kader Kesehatan. USU Digital Library. (http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli1.pdf), diakses 1 November 2012. Wakur. (2007). Ilmu Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC Waluyo. (2009). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Anak Balita Ke Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi. Universitas Haluoleo Kendari.

72

73

Lampiran 1 SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada yth. Ibu Calon Responden Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar, dengan : Nama NIM : La Ode Muhamad Syahrir : NH. O2 11 100

Hendak melaksanakan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kunjungan Ibu Yang mempunyai Balita ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. Bahwa penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika ibu tidak bersedia menjadi responden tidak ada ancaman maupun sanksi bagi ibu. Jika ibu telah menjadi responden dan terjadi hal yang merugikan, maka ibu boleh mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi dalam penelitian. Saya sebagai peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini.

Peneliti

73

74

Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya bertanda tangan di bawah ini , bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar, dengan : Nama Alamat : :

Judul Penelitian : Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. Saya berharap penelitian ini tidak akan mempunyai dampak negatif serta merugikan bagi saya dan keluarga saya, sehingga pertanyaan yang akan saya jawab, benar-benar dapat dirahasiakan. Demikian lembar persetujuan ini saya tanda tangani dan kiranya dipergunakan sebagaimana mestinya.

Makassar,

Desember 2012

Responden

(...)

74

75

Lampiran 3 Kuesioner No. Responden:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA KE POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR Petunjuk: Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Anda Anggap Benar I. Karakteristik Responden Inisial : Umur : < 20 Tahun >30 Tahun 20 30 Tahun Pendidikan Ibu : Tinggi Rendah Pekerjaan Ibu : PNS IRT Swasta II. Pengetahuan Ibu 1. Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat dibantu petugas kesehatan oleh suatu wilayah kerja puskesmas. Benar Salah 2. Salah satu tujuan dari posyandu adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu hamil, melahirkan dan nifas). Benar Salah 3. Pemberian makanan tambahan (PMT) diberikan setiap kegiatan posyandu. Benar Salah 4. Salah satu sasaran dari pelayanan di posyandu ditujukan kepada ibu hamil dan ibu nifas. Benar Salah 5. Tugas dan peran kader posyandu adalah melaksanakan pendaftaran, melaksanakan penimbangan balita dan memberi penyuluhan dan membantu pelayanan kesehatan. Benar Salah 6. Sistem pelayanan posyandu terdiri dari 5 meja. Benar Salah 7. Pada pelayanan posyandu terdapat sistem 5 meja. Meja kedua melakukan pelayanan pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat). Benar Salah 8. Pelayanan di posyandu hanya untuk imunisasi. Benar Salah

75

76

9. Kegiatan posyandu rutin dilakukan tiap perbulan. Benar Salah 10. Posyandu merupakan pelayanan yang dimiliki dan berguna bagi masyarakat khususnya ibu dan anak. Benar Salah III. Peran Serta Kader 1. Apakah petugas kader hadir setiap kegiatan rutin posyandu dan datang tepat waktu pada saat jam buka posyandu ? Ya Tidak 2. Apakah petugas kader menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana sebelum pelaksanaan posyandu ? Ya Tidak 3. Apakah petugas kader melaksanakan pelatihan kader sebagai tenaga pendamping? Ya Tidak 4. Apakah kader aktif melakukan kunjungan ke rumah untuk mengingatkan pergi ke posyandu? Ya Tidak 5. Apakah kader memberikan penyuluhan mengenai hasil dari penimbangan anak anda? Ya Tidak 6. Apakah petugas kader di posyandu tampak ramah dan terampil dalam memberikan pelayanan? Ya Tidak 7. Apakah para kader diberikan sarana operasional seperti dacin, KMS/Buku KIA, panduan posyandu dan lain-lain ? Ya Tidak 8. Apakah petugas kader diberikan pemberdayaan ekonomi kader/insentif? Ya Tidak 9. Apakah kader dapat memberikan makanan tambahan(PMT) saat kegiatan posyandu? Ya Tidak 10. Apakah para petugas kader hubungannya akrab dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat? Ya Tidak

76

77

IV.

Revitalisasi Posyandu 1. Apakah di posyandu melakukan pelatihan petugas kesehatan ? Ya Tidak 2. Apakah di posyandu mengadakan pelatihan ulang kader? Ya Tidak 3. Apakah di posyandu melaksanakan pembinaan dan pendampingan kader? Ya Tidak 4. Apakah di posyandu tersedia sarana yang memadai dan lengkap ? Ya Tidak 5. Apakah di posyandu menyiapkan penyediaan biaya operasional? Ya Tidak 6. Apakah di posyandu terdapat petugas kader yang membantu petugas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu? Ya Tidak 7. Apakah di posyandu diberikan penyuluhan mengenai imunisasi dan penyakit penyakit yang sering terjadi? Ya Tidak 8. Apakah di posyandu menyiapkan penyediaan pemberdayaan ekonomi kader? Ya Tidak 9. Apakah di posyandu melakukan pemungutan biaya sebagai dana untuk melaksanakan kegiatan posyandu? Ya Tidak 10. Apakah petugas kesehatan yang ada pada kegiatan posyandu bekerja dengan baik? Ya Tidak

V. Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu 1. Apakah anda datang ke posyandu bersama anak anda atas kemauan anda sendiri? Ya Tidak 2. Apakah anak anda diikutsertakan saat dilakukan imunisasi balita di posyandu? Ya Tidak 3. Apakah anak anda mendapat pelayanan penimbangan? Ya Tidak 4. Apakah anak anda dibawa ke posyandu untuk ditimbang setiap bulan? Ya Tidak 5. Apakah anda menanyakan tentang kegiatan apa saja yang dilakukan di posyandu? Ya Tidak 6. Apakah anda mendapat manfaat dari mengunjungi posyandu? Ya Tidak

77

78

78

79

79

80

80

81

Lampiran 5 FREKUENSI TABEL


Umur Responden Frequency Valid 20 - 30 tahun > 30 tahun Total 52 31 83 Percent 62.7 37.3 100.0 Valid Percent 62.7 37.3 100.0 Cumulative Percent 62.7 100.0

Pendidikan Responden Cumulative Percent 45.8 100.0

Frequency Valid rendah tinggi Total 38 45 83

Percent 45.8 54.2 100.0

Valid Percent 45.8 54.2 100.0

Pengetahuan Responden Frequency Valid Kurang Baik Total 39 44 83 Percent 47.0 53.0 100.0 Valid Percent 47.0 53.0 100.0 Cumulative Percent 47.0 100.0

Peran Serta Kader Cumulative Percent 41.0 100.0

Frequency Valid Kurang Baik Total 34 49 83

Percent 41.0 59.0 100.0

Valid Percent 41.0 59.0 100.0

Revitalisasi Posyandu Frequency Valid kurang Baik Total 32 51 83 Percent 38.6 61.4 100.0 Valid Percent 38.6 61.4 100.0 Cumulative Percent 38.6 100.0

Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Cumulative Percent 32.5 100.0

Frequency Valid kurang baik Total 27 56 83

Percent 32.5 67.5 100.0

Valid Percent 32.5 67.5 100.0

81

82

Lampiran 6 HASIL ANALISIS SPSS


Case Processing Summary Cases Valid N Pendidikan Responden * Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu 83 Percent 100.0% N 0 Missing Percent .0% N 83 Total Percent 100.0%

Pengetahuan Responden * Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Peran Serta Kader * Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Revitalisasi Posyandu * Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu

83

100.0%

.0%

83

100.0%

83

100.0%

.0%

83

100.0%

83

100.0%

.0%

83

100.0%

Pendidikan Responden * Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Crosstabulation


Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu kurang Pendidikan Responden rendah Count Expected Count % within Pendidikan Responden % within Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu % of Total tinggi Count Expected Count % within Pendidikan Responden % within Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Total % of Total Count Expected Count % within Pendidikan Responden % within Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu % of Total 19 12.4 50.0% 70.4% 22.9% 8 14.6 17.8% 29.6% 9.6% 27 27.0 32.5% 100.0% 32.5% Baik 19 25.6 50.0% 33.9% 22.9% 37 30.4 82.2% 66.1% 44.6% 56 56.0 67.5% 100.0% 67.5% Total 38 38.0 100.0% 45.8% 45.8% 45 45.0 100.0% 54.2% 54.2% 83 83.0 100.0% 100.0% 100.0%

82

83

Chi-Square Tests Exact Sig. (1sided)

Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test N of Valid Cases 83 9.746
a

df 1 1 1

Asymp. Sig. (2-sided) .002 .004 .002

Exact Sig. (2-sided)

8.333 9.913

.002

.002

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.36. b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures Value Nominal by Nominal N of Valid Cases Contingency Coefficient .324 83 Approx. Sig. .002

Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Pendidikan Responden (rendah / tinggi) For cohort Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu = kurang For cohort Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu = baik N of Valid Cases 4.625 2.813 .608 83 Lower 1.711 1.391 .430 Upper 12.499 5.688 .859

Pengetahuan Responden * Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Crosstabulation

Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu kurang Pengetahuan Responden kurang Count Expected Count % within Pengetahuan Responden 20 12.7 51.3% Baik 19 26.3 48.7% Total 39 39.0 100.0%

83

84

% within Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu % of Total baik Count Expected Count % within Pengetahuan Responden % within Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Total % of Total Count Expected Count % within Pengetahuan Responden % within Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu % of Total

74.1%

33.9%

47.0%

24.1% 7 14.3 15.9% 25.9%

22.9% 37 29.7 84.1% 66.1%

47.0% 44 44.0 100.0% 53.0%

8.4% 27 27.0 32.5% 100.0%

44.6% 56 56.0 67.5% 100.0%

53.0% 83 83.0 100.0% 100.0%

32.5%

67.5%

100.0%

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2sided) 1 1 1 .001 .001 .001 .001 11.645 83 1 .001 .001 Exact Sig. (2sided) Exact Sig. (1sided)

Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
b

df

11.787a 10.230 12.115

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.69. b. Computed only for a 2x2 table Symmetric Measures Value Nominal by Nominal N of Valid Cases Contingency Coefficient .353 83 Approx. Sig. .001

84

85

Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Pengetahuan Responden (kurang / baik) For cohort Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu = kurang For cohort Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu = baik N of Valid Cases 5.564 3.223 .579 83 Lower 2.000 1.530 .410 Upper 15.479 6.790 .819

Peran Serta Kader * Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita Ke Posyandu Crosstabulation
Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu kurang Peran Serta Kader kurang Count Expected Count % within Peran Serta Kader % within Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu % of Total baik Count Expected Count % within Peran Serta Kader % within Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu % of Total Count Expected Count % within Peran Serta Kader % within Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu % of Total 18 11.1 52.9% 66.7% 21.7% 9 15.9 18.4% 33.3% 10.8% 27 27.0 32.5% 100.0% 32.5% Baik 16 22.9 47.1% 28.6% 19.3% 40 33.1 81.6% 71.4% 48.2% 56 56.0 67.5% 100.0% 67.5% Total 34 34.0 100.0% 41.0% 41.0% 49 49.0 100.0% 59.0% 59.0% 83 83.0 100.0% 100.0% 100.0%

Total

85

86

Chi-Square Tests

Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 10.800 83 10.932a 9.413 10.959

df 1 1 1

Asymp. Sig. (2sided) .001 .002 .001

Exact Sig. (2sided)

Exact Sig. (1sided)

.002 1 .001

.001

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.06. b. Computed only for a 2x2 table Symmetric Measures Value Nominal by Nominal N of Valid Cases Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Peran Serta Kader (kurang / baik) For cohort Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu = kurang For cohort Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu = baik N of Valid Cases 5.000 2.882 .576 83 Lower 1.861 1.475 .394 Upper 13.431 5.633 .843 Contingency Coefficient .341 83 Approx. Sig. .001

86

87

Revitalisasi Posyandu * Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Crosstabulation


Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu kurang Revitalisasi Posyandu kurang Count Expected Count % within Revitalisasi Posyandu % within Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu % of Total baik Count Expected Count % within Revitalisasi Posyandu % within Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu % of Total Total Count Expected Count % within Revitalisasi Posyandu % within Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu % of Total 17 10.4 53.1% 63.0% Baik 15 21.6 46.9% 26.8% Total 32 32.0 100.0% 38.6%

20.5% 10 16.6 19.6% 37.0%

18.1% 41 34.4 80.4% 73.2%

38.6% 51 51.0 100.0% 61.4%

12.0% 27 27.0 32.5% 100.0%

49.4% 56 56.0 67.5% 100.0%

61.4% 83 83.0 100.0% 100.0%

32.5%

67.5%

100.0%

87

88

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2sided) .002 .003 .002 .003 9.943 83 1 .002 .002 Exact Sig. (2sided) Exact Sig. (1sided)

Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
b

df 1 1 1

10.064a 8.595 9.995

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.41. b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures Value Nominal by Nominal N of Valid Cases Contingency Coefficient .329 83 Approx. Sig. .002

Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Revitalisasi Posyandu (kurang / baik) For cohort Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu = kurang For cohort Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu = baik N of Valid Cases 4.647 2.709 .583 83 Lower 1.744 1.423 .394 Upper 12.378 5.159 .864

88

89

Variables in the Equation 95% C.I.for EXP(B) B Step 1a penddkn(1) pengthuan prnsertkader revitlpos Constant .008 1.220 .374 .215 -1.954 S.E. 1.134 1.190 1.282 1.072 2.319 Wald .000 1.052 .085 .040 .710 df 1 1 1 1 1 Sig. .994 .305 .771 .841 .399 Exp(B) 1.008 3.388 1.453 1.240 .142 Lower .109 .329 .118 .152 Upper 9.308 34.899 17.930 10.139

a. Variable(s) entered on step 1: penddkn, pengthuan, prnsertkader, revitlpos.

89

90

90

91

91

92

92

93

93

94

94

95

Lampiran 12 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Jenis Kelamin Tempat/Tanggal Lahir Agama Asal Alamat Rumah

: La Ode Muhamad Syahrir : Laki Laki : Lasunapa, 18 Agustus 1983 : Islam : Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara : Jln. Poros Raha Napabale No. 82 Raha Kab. Muna Sulawesi Tenggara

Email Twitter

: am.sjahrir@gmail.com : @amsyahrir

PENDIDIKAN FORMAL No. 1. 2. 3. 4. 5. SDN 1 Waara SLTP Negeri 4 Katobu SMU Negeri 2 Raha AKPER Pemkab. Muna S1 PSIK STIKES Nani Hasanuddin Makassar Riwayat Pendidikan Tahun 1990-1996 1996-1999 1999-2002 2002-2005 2011-2013

95

Anda mungkin juga menyukai