Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
senantiasa menjadi sorotan kaum muslimin di dunia ini. Dalam artian, persoalan
ini bukan hanya baru terjadi pada saat ini, namun persoalan awal bulan
Qomariyah ini sudah terjadi semenjak awal tersebarnya keberadaan Islam itu
sendiri dan sudah mendapatkan perhatian serta pemikiran yang cukup serius dari
para pakar hukum Islam (fuqaha), mengingat persoalan ini sangat berkaitan erat
Perbedaan yang paling mencolok dari persoalan ini sering terjadi pada saat
awal-awal bulan Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah dan perbedaan persoalan ini
awal dan akhir Ramadhan harus dilakukan oleh pemerintah karena menyangkut
data hisab, Departemen Agama selalu berkonsultasi dengan instansi terkait seperti
awal dan akhir Ramadhan secara terperinci yang kemudian dari hasil proses
tersebut, Menteri Agama melakukan sidang itsbat pada malam hari tanggal 29
Sya’ban atau Ramadhan untuk memutuskan awal dan akhir Ramadhan. Sidang
itsbat tersebut dihadiri oleh anggota Badan Hisab Rukyah, MUI, Wakil Ormas
Islam, dan undangan lainnya. Dari hasil keputusan sidang itsbat tersebut
Ramadhan atau Syawal yang kemudian pada malam hari itu juga diumumkan
kepada masyarakat.2
1
Wahyu Widiana, Proses pengambilan Keputusan Departemen Agama Tentang Penentuan
Awal Dan Akhir Ramadhan, (Jakarta : gema Insani Press, 1994), h. 82.
2
Ibid, h. 83.
3
dengan cara penentuan atau penetapan awal bulan Ramadhan, Syawal dan
Zulhijjah harus dengan metode rukyat hilal, namun apabila dengan metode rukyat
tidak berhasil atau bulan tidak tampak maka disempurnakanlah bilangan hitungan
bulan tersebut menjadi 30 hari. Bagi kalangan Nahdlatul Ulama melakukan rukyat
Hal ini berdasarkan pendapat Imam Hanafi, Maliki dan Syafi’i yang
organisasi Islam, namun secara keseluruhan bahwa hasil dari pelaksanaan rukyat
tersebut yang dapat menetapkan kapan masuknya awal bulan tersebut adalah dari
bulan Sya’ban jatuh pada hari Minggu tanggal 31 Agustus 2008 dan awal
Ramadhan 1429 Hijriyah jatuh pada tanggal 1 September 2008. Sedangkan akhir
Ramadhan 1429 Hijriyah jatuh pada hari Selasa tanggal 30 September 2008
3
DR. Ir. H.S. Farid Ruskanda, M. Sc, APU, 100 Masalah Hisab & Rukyat Telaah Syariah,
Sains dan Teknologi, (Jakarta : Gema Insani Press, 1996), h. 18.
4
sehingga secara otomatis awal dari bulan Syawal jatuh pada hari Rabu tanggal 1
Oktober 2008.
menentukan awal dan akhir bulan dengan rukyat yang tidak terikat pada batasan
negara tertentu. Misalnya, apabila di Indonesia melihat hilal, maka negara lain
seperti Malaysia, Singapura, Mesir dan sebagainya yang terikat dengan metode
tersebut. Oleh karena itu, rukyat global merupakan upaya untuk menyamakan
awal dan akhir bulan secara serentak di seluruh dunia untuk umat Islam.
Pandangan Hizbut Tahrir ini tidak jauh berbeda dengan pandangan Imam
dunia, di bagian bumi yang berada pada malam atau siang yang sama.4
Pengamatan yang dilakukan oleh tim ahli falak dari anggota Hizbut Tahrir
Intenasional, akhir bulan Sya’ban jatuh pada hari Minggu tanggal 31 Agustus
2008 dan awal Ramadhan 1429 Hijriyah jatuh pada tanggal 1 September 2008,
dalam hal penetapan awal bulan Ramadhan 1429 Hijriyah, antara Hizbut Tahrir
hal awal bulan Ramadhan. Namun bagi kalangan Hizbut Tahrir, akhir Ramadhan
1429 Hijriyah jatuh pada hari selasa tanggal 29 September 2008 sehingga di
4
Ibid, h. 19.
5
kalangan Hizbut Tahrir awal dari bulan Syawal jatuh pada hari Selasa tanggal 30
September 2008.
Namun bila dilihat dalam tinjauan fiqih (hukum Islam), penentuan awal
dalamnya. Akan tetapi, jika ditinjau dari segi sosial kemasyarakatan, perbedaan
dalam awal bulan Qomariyah atau kalender Islam pada umumnya, jelas lebih
merupakan suatu rahmat bagi umat Islam itu sendiri, karena di setiap perbedaan
tetapi penulis ingin menelaah kajian dan menggali ilmu yang sebanyak-
mendalam, objektif dan seksama dengan penuh rasa tanggung jawab dalam
5
Purwanto dan D.N. Dawanas, Peran Astronomi Dalam Penentuan Awal Bulan Hijriyah,
makalah pada Koordinasi Pelaksanaan Hisab Rukyat, Tugu 31 Januari-1 Februari 1994, h. 1.
6
INDONESIA.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep penetapan awal dan akhir bulan Ramadhan 1429 H antara
metode rukyatul hilal oleh Nahdlatul Ulama dan metode rukyat global oleh
2. Sejauh mana perbedaan dan persamaan penetapan awal dan akhir bulan
Ramadhan 1429 H antara metode rukyatul hilal oleh Nahdlatul Ulama dan
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui konsep penetapan awal dan akhir bulan Ramadhan 1429 H
antara metode rukyatul hilal oleh Nahdlatul Ulama dan metode rukyat global
2. Untuk mengetahui sejauh mana perbedaan dan persamaan penetapan awal dan
akhir bulan Ramadhan 1429 H antara metode rukyatul hilal oleh Nahdlatul
D. DEFINISI OPERASIONAL
dalam penelitian ini, maka penulis merasa perlu memberikan definisi operasional
sebagai berikut :
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang
yang ditentukan.8
6
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h. 43.
7
Ibid, h. 100.
8
Ibid, h. 740.
8
profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk
berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam
penelitian ini ormas yang diteliti adalah organisasi Nahdlatul Ulama dan Hizbut
Tahrir Indonesia.
Hijriyah dengan mengamati hilal (bulan) secara langsung. Apabila hilal (bulan
sabit) tidak terlihat (atau gagal terlihat), maka bulan berjalan digenapkan
yang menganut prinsip bahwa jika satu penduduk negeri melihat hilal, maka
penduduk seluruh negeri berpuasa (dalam arti luas telah memasuki bulan Hijriyah
konsep perbandingan antara dua pandangan Nahdlatul Ulama dan Hizbut Tahrir
Indonesia mengenai metode penetapan awal dan akhir bulan Ramadhan 1429
Hijriyah. Adapun metode tersebut yang diajukan Nahdlatul Ulama adalah metode
rukyatul Hilal, dan Hizbut Tahrir Indonesia menggunakan metode rukyat global,
9
Undang-undang No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
10
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Hijriyah.
9
yang mana dari kedua organisasi tersebut akan melahirkan suatu penetapan
mengenai awal dan ahkir bulan Ramadhan 1429 Hijriyah dan pula kedua
organisasi ini merupakan salah satu dari sekian organisasi Islam di Indonesia yang
E. KEGUNAAN PENELITIAN
sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi pada tingkat sarjana
bulan Qomariyah, yaitu Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah, hal ini sangat
berbeda sekali dalam hal menentukan awal waktu sholat lima waktu dan
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah objek dari mana data dapat diperoleh.
a. Bahan primer, yaitu bahan-bahan yang berasal dari buku-buku atau bahan
lain buku yang membahas tentang ilmu falak, yaitu Ilmu Falak Dalam
11
Teori dan Praktek (Hamdan Mahmud), Hisab dan Rukyat (DR. Susiknan
sebagainya.
c. Bahan tersier, yaitu bahan hukum yang sifatnya melengkapi kedua bahan
dan akhir bulan Ramadhan yang terjadi pada tahun 2008 Masehi atau 1429
Hijriyah oleh kalangan Nahdlatul Ulama dengan metode rukyatul hilal dan
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari lima (5)
Nahldatul Ulama terhadap metode rukyatul hilal, teknik dan proses penetapan
11
Nana Sudjana, Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung : Sinar Baru, 1991), h. 6-7.
13
awal dan akhir bulan ramadhan 1429 hijriyah oleh metode Nahdlatul Ulama,
pandangan Hizbut Tahrir Indonesia terhadap metode rukyat global, teknik dan
proses penetapan awal dan akhir Ramadhan 1429 hijriyah oleh Hizbut Tahrir,
Bab IV adalah analisa teori, dalam bab ini dibahas secara komperatif
antara materi-materi dan teori-teori yang ada di Bab II dan Bab III.