Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang dapat digunakan yang bertujuan untuk

menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Istilah "alternatif" ini dimaksud dengan teknologi selain teknologi yang digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Dari data statistik oleh Ditjen MIGAS dari tahun 2004-2012 didapat penurunan sebesar 14% total cadangan minyak, dari yang terbukti dan berpotensial. Pernah disampaikan oleh Harry Jusron, Kepala Bidang Evaluasi Riset Iptek Masyarakat, Kementerian Riset dan Teknologi . Dari berita yang diterbitkan Badan Pusat Statistik tentang data ekspor dan impor Indonesia, selama Januari Juli 2013 nilai impor lebih besar dari ekspor, selisihnya USD5.651 juta atau defisit. Nilai ekspor untuk migas defisit USD7.634 juta, sedangkan nonmigas positif USD1.983 juta. Nilai ekspor-impor migas terdiri atas tiga bagian; pertama, minyak mentah hasilnya defisit USD2.139 juta; kedua, hasil minyak defisit USD14.014 juta; dan ketiga, hasil gas positif USD9.518 juta. Sangat jelas impor minyak mentah dan hasil minyak adalah penyebab utama defisit ekspor-impor nasional. Minyak mentah utamanya adalah bahan baku pembuatan bahan bakar minyak (BBM), sedangkan hasil minyak dapat disetarakan dengan BBM. Pemboros BBM Pengguna BBM terdiri atas empat sektor yaitu pembangkit listrik yang menggunakan 11% dari total BBM nasional, sektor rumah tangga 19%, sektor industri 22%, dan sektor transportasi 48% (Bagus Setiawan Beyond HP to Kwh). Proporsi sektor transportasi adalah kereta api dan angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP) menggunakan 1%, angkutan udara 4%, angkutan laut 7%, sisanya sebesar 88% digunakan angkutan jalan. Proporsi penggunaan BBM angkutan jalan terdiri atas bus menggunakan 9%, sepeda motor (13%), mobil angkutan (32%), dan mobil pribadi (34%). Data tersebut menunjukkan, mobil pribadi adalah pengguna BBM terbanyak, berikutnya mobil angkutan yang digunakan banyak orang maupun truk yang digunakan untuk mengangkut barang. Sedangkan sepeda motor berada di urutan ketiga. Saat ini pertambahan jumlah kereta api, kapal untuk ASDP, pesawat udara, kapal laut, bus dan truk sangat kecil dibanding pertambahan mobil pribadi dan sepeda motor. Data pada 2011, jumlah mobil 8,5 juta, pada 2012 menjadi 9,5 juta atau naik 12%. Sedangkan sepeda motor pada 2011 berjumlah 69,2 juta unit, pada 2012 menjadi 77,76 juta, naik 12%. Bandingkan dengan bus yang berjumlah 1,92 juta pada 2011, pada 2012 menjadi 1,95 juta, naik 1%. Melihat data ini, kemudian hari proporsi penggunaan BBM oleh mobil pribadi dan sepeda motor akan sangat mendominasi. Beberapa tahun terakhir penjualan mobil pribadi dan sepeda motor meningkat cukup tajam karena digunakan berbagai cara memikat pembeli seperti iklan dan promosi, potongan harga, serta pembelian dengan cara mengangsur (kredit). Di samping itu, belakangan mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) akan meningkatkan penjualan mobil pribadi.Dapat diperkirakan defisit ekspor-impor migas nasional akan meningkat. Di kota besar yang lalu lintasnya sudah padat, pertambahan mobil pribadi dan sepeda motor akan menambah kemacetan, tetapi jumlah orang dan barang yang terangkut tidak bertambah. Jarak yang ditempuh untuk pemakaian satu liter BBM menjadi sangat pendek. Ini penyebab peningkatan

pemborosan BBM dan polusi udara. Kemacetan di Jakarta, Surabaya, dan Bandung adalah bukti dari peningkatan kepadatan jalan raya oleh kendaraan bermotor.

ExxonMobil juga memperkirakan permintaan energi global akan meningkat 35% pada 2030 dan permintaan di Timur Tengah akan naik 85% selama jangka waktu itu karena kebutuhan listrik meningkat bersamaan dengan peningkatan populasi. Minyak, gas alam, dan batubara masih akan berlanjut menjadi kebutuhan dunia selama periode ini karena tidak ada sumber energi lain yang setara dengan ketersediaan, kemampuan, keterjangkauan, dan besarannya, kata Rob Gardner Manajer Divisi Energi dan Ekonomi Departemen Perencanaan Strategis ExxonMobil, Sabtu, 14 Mei 2011 di Riyadh, Saudi Arabia.