Anda di halaman 1dari 4

PERENCANAANAUDIT & PROSEDUR ANALITIS

Yang akan dipelajari pada BAB kali ini mencakup: 1. Perencanaan

2. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Awal Audit 3. Memahami Bisnis dan Industri Klien 4. Menilai Risiko Bisnis Klien 5. Melakukan Prosedur Analitis Awal 6. Kesimpulan dari Bagian-Bagian Perencanaan Audit 7. Prosedur Analitis 8. Lima Prosedur Analitis 9. Rasio-Rasio Keuangan Umum

1. PERENCANAAN
Dalam melakukan sebuah prosedur audit terlebih dahulu seorang auditor harus melakukan suatu perencanaan. Karena dengan adanya perencanaan akan lebih memudahkan auditor dalam melaksanakan tugasnya,misalnya bukti apa saja yang harus didapatkan oleh auditor , langkah-langkah seperti apa yang nantinya semua itu akan membantu kinerja dari para auditor. Dengan kata lain dengan adanya perencanaan diharapkan kinerja dari seorang auditor akan lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu maupun biaya. Dalam bukunya Elder,Randal. J ,Beasley,Mark S., Arens, Alvin A., dan Jusuf, Amir A Jasa Audit dan Assurance. dikatakan ada tiga alasan utama mengapa auditor harus melakukan perencanaan penugasan yang tepat. Ketiga alasan itu adalah 1. untuk mendapatkan bukti yang cukup memadai dan sesuai 2. agar biaya tetap terjangkau 3. mencegah terjadinya kesalahpahaman dengan klien Mendapatkan bukti yang cukup memadai itu penting. Mengapa? karena dalam proses audit auditor tidak harus selalu menggunakan semua bahan bukti untuk dijadikan bukti auditnya. Auditor hanya mengambil beberapa dari bukti tersebut misalnya untuk mengaudit jurnal pengeluaran kas auditor akan membandingkan nama pihak-pihak yang menerima pembayaran tersebut ,seperti jumlah dan tanggal pada cek yang dibatalkan dengan jurnal pengeluaran kas tersebut. Dari beberapa cek yang dikeluarkan oleh klien (pihak yang di audit) misal ada 500 cek auditor hanya mengambil 50 dari cek tersebut yang benar-benar dapat mewakili bukti audit yang lainnya misalnya auditor memilih cek yang nominalnya besar. Dengan begitu auditor akan meminimalkan kewajiban hukum dengan menurunkan resiko kesalahan dalam proses audit serta dapat menjaga reputasi dalam komunitas bisnisnya. Menjaga agar biaya tetap dapat terjangkau membantu KAP agar tetap kompetitif. penting bagi audiot untuk menjaga hubungan yang baik terhadap klien agar tidak terjadi kesalahpahan karena dengan hubungan yang baik itu akan tercipta pekerjaan yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Ada dua istilah penting yang perlu untuk diketahui dalam perencanaan audit yaitu resiko audit yang dapat diterima (acceptabel audit risk) dan risiko bawaan (inherent risk) 1. Resiko audit yang dapat diterima (acceptabel audit risk) sebuah ukuran seberapa besar auditor menerima kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan dapat setelah pengauditan selesai dilaksanakan dan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) telah diterbitkan. 2. Risiko bawaan (inherent risk) sebuah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji material dalam saldo akun sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal .

Menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan merupakan sebuah bagian penting dari perencanaan audit karena hal tersebut dapat membantu dalam menentukan jumlah bukti audit yang diperlukan untuk dikumpulkan dan staf yang akan ditugaskan dalam penugasan tersebut. Sebagai contoh ,jika resiko bawaan atas persediaan tinggi karena masalah penilaian yang kompleks,maka makin banyak bukti yang harus dikumpulkan dalam mengaudit persediaan dan staf yang lebih berpengalaman yang ditugaskan untuk melakukan pengujian ini,

2. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Awal Audit


Ada empat hal yang yang dilibatkan dalam perencanaan awal audit yaitu 1. Auditor menentukan terlebih dahulu apakah akan menerima klien baru atau melanjutkan memberikan jasa pada klien lama. 2. Auditor mengidentifikaskan mengapa klien memerlukan atau menginginkan pengauditan. 3. Adanya kesepahaman dengan klien mengenai kondisi kontrak kerja. 4. Auditor mengembangkan keseluruhan strategi pengauditan ,termasuk penugasan audit dan spesialis-spesialis audit yang di perlukan.

3. Memahami Bisnis dan Industri Klien


Seorang auditor harus mendapatkan pemahaman yang memadai atas entitas dan lingkungannya , termasuk pengendalian internalnya untuk menilai resiko salah saji material dalam laporan keuangan ,baik disebabkan karena kesalan atau kecurangan ,dan untuk merancang sifat ,waktu dan keluasan prosedur audit yang lebih lanjut. Industri dan Lingkungan Eksternal Terdapat tiga alasan utamauntuk mendapatkan pemahaman yang baik atas industri klien dan lingkungan eksternal yaitu a. risiko terkait industri tertentu dapat memengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan audit yang dapat diterima -dan dapat mempengaruhi auditor untuk menolak kontrak kerja dalam industri-industri yang lebih berisiko ,misalnya industri simpan pinjam dan asuransi kesehatan. b. beberapa risiko bawaan biasanya umum untuk semua klien dibeberapa industri tertentu. Kepahaman atas risiko-risiko tersebut dapat membantu auditor dalam menilai relevansinya dengan klien. c. banyak industri yang memilki ketentuan akuntansi yang khusus dimana auditor harus memilki pemahaman dalam hal tersebut untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Operasi dan Proses Bisnis -Mengunjungi Pabrik dan Kantor Mengunjungi pabrik dan kantor secara langsung maka akan memberikan kesempatan pada auditor untuk mengamati kegiatan operasi secara langsung dan untuk menemui pegawai-pegawai kunci . Dengan begitu maka auditor dapat menilai keamanan fisik terhadap aset-aset klien dan menginterpretasikan data akuntansi yang terkait dengan aset tersebut seperti misalnya persediaan dalam proses dan peralatan pabrik -Identifikasi Pihak-Pihak yang Memilki Hubungan Istimewa Transaksi dengan pihak-pihak yang memilki hubungan istimewa sangat penting bagi auditor karena prinsip akuntansi berlaku umum mengharuskan transaksi semacam itu untuk diungkapkan dalam laporan keuangan jika nilainya signifikan. Pihak istimewa didefinisikan dalam PSA 34(SA 334) sebagai perusahaan terafiliasi ,pemilik

utama atas perusahaan klien atau pihak lainnya yang memilkii kesepakatan bisnis dengan klien ,dimana satu pihak dapat memengaruhi manajemen atau kebijakan operasi yang lainnya. Manajemen dan Tata Kelola Perusahaan - Akta Pendirian Perusahaan dan Peraturan-Peraturan Akta pendirian perusahaan yang diberikan oleh pemerintah di daerah di mana perusahaan tersebut didirikan dan merupakan dokumen legal yang penting untuk mengakui suatu perusahaan sebagai suatu entitas yang terpisah. - Kode Etik Perusahaan sering kali mengomunikasikan nilai-nilai yang dianut serta standar etikanya melalui pernyataan kebijakan dan kode etik. - Notulensi Rapat Notulesi rapat perusahaan merupakan catatan resmi atas rapat yang dilakukan oleh dewan direksi dan pemegang saham.Notulensi rapat tersebut termasuk pengesahan-pengesahan penting dan ikhtisar topik-topik penting pada rapat-rapat tersebut dan keputusan-keputusan yang dibuat oleh direksi dan pemegang saham. Pengesahan umum dalam notulensi termasuk kompensasi bagi para direktur ,kontrak dan persetujuan baru,pembelian aset tetap,pinjaman dan pembayaran dividen. Tujuan dan Strategi Klien Untuk mencapai sebuah tujuan diperlukan sebuah strategi. Auditor harus memahami tujuan klie dengan hal-hal berikut 1. Keandalan laporan keuangan 2. Efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan 3. Kepatuhan dengan hukum dan peraturan Pengukuran Kinerja Sistem pengukuran dan kinerja klien termasuk indikator-indikator kinerja penting yang digunakan oleh manajemen dalam mengukur setiap kemajuan dalam mencapai tujuan perusahaan. Indikato-indikator tersebut lebih dari sekadar angka-angka dalam laporan keuangan.seperti penjualan dan laba bersih ,yang dimasukkan dalam pengukuran-pengukuran yang sesuai dengan tujuan perusahaan,.

4. Menilai Risiko Bisnis Klien


Auditor menggunakan pengetahaunnya untuk menilai risiko bisnis klien. Risiko bisnis klien yaitu risikop bahwa klien akan gagal mencapai tujuannya. Risiko bisnis klien dapat muncul dari setiap faktor yang memengaruhi klien dan lingkungannya ,seperti kemajuan teknologi baru merusak keunggulan kompetitif klien ,atau klien gagal dalam menerapkan strateginya demikian juga para kompetitornya.

5. Melakukan Prosedur Analitis Awal


Auditor melakukan prosedur analitis awal agar dapat memahami dengan lebih baik bisnis klien dan untuk menilai risiko bisnis klien. Salah satu prosedur yang digunakan adalah membandingkan rasio-rasio klien dengan industri atau kompetitor yang dijadikan acuan untuk memberikan indikasi kinerja perusahaan. Pengujian awal tersebut dapat mengungkapkan perubahan-perubahan yang tidak biasa dalam rasio-rasio dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau dengan rata-rata industri, dan membantu auditor dalam mengidentifikasi bagian-bagian yang mengalami peningkatan risiko salah saji yang membutuhkan perhatian lebih lanjut selama menjalankan audit

6. Kesimpulan dari Bagian-Bagian

Perencanaan Audit
Tujuan utama perencanaan audit adalah untuk mendapatkan pemahaman atas bisnis dan risiko klien ,yang digunakan untuk menilai resiko audit yang dapat diterima,risiko bisnis klien dan risiko salah saji material dalam laporan keuangan . Terdapat empat bagian utama dari perencanaan audit 1. Menerima klien dan melakukan perencanaan awal - Penerimaan klien baru dan melanjutkan klien lama - Identifikasi alasan klien melakukan audit - Mendapatkan kesepamahan dengan klien - Penugasan staf dalam kontrak kerja 2. Memahami bisnis dan industri klien - Memahami industri dan lingkungan eksternal klien - Memahami kegiatan opetasi,strategi dan sistem kinerja klien 3. Menilai risiko bisnis klien - Menilai risiko bisnis klien - Mengevaluasi pengendalian manajemen yang memengaruhi risiko bisnis - Menilai risiko salah saji material 4. Melakukan Prosedur analitis awal

7. Prosedur Analitis
Prosedur analitis berikut dapat dilakukan pada setia fase selama sebuah penugasan kerja berlangsung 1. Prosedur analitis diperlukan dalam fase perencanaan untuk membantu menentukan sifat ,keluasan dan waktu dalam prosedur pengauditan 2. Prosedur analitis sering kali dikerjakan selama fase pengujian audit sebagai pengujian substantif untuk mendukung saldo-saldo akun. 3. Prosedur analitis diperlukan selama fase penyelesaian audit.

8. Lima Prosedur Analitis


Dalam setiap kasus, auditor membandingkan data klien dengan hal-hal berikut 1. Data Industri 2. Data yang sama diperiode sebelumnya 3. Hasil ekspektasi yang ditentukan oleh klien 4. Hasil ekspektasi yang ditentukan oleh auditor 5. Ekspektasi hasil dengan menggunakan data nonkeuangan

9. Rasio-Rasio Keuangan Umum


Prosedur analitis auditor sering kali memasukkan rasio-rasio keuangan yang umum selama perencanaan dan penelaahan akhir dalam pengauditan atas laporan keuangan. Rasio-rasio tersebut berguna untuk memahami kejadian-kejadian saat ini dan status keuangan dari bisnis klien serta untuk melihat dari perspektif seorang pengguna laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai