Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Pemberian Bubuk Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Mencit (Mus

musculus) Yang Diinduksi Aloksan Tetrahidrat Yang Diinduksi Aloksan Tetrahidrat


Disusun Oleh Npm Pembimbing I Pembimbing II : Muzrida Yulisa : 09310273 : dr. Hidayat Sp.PK, M.Kes : dr. Nur Rohmah Arsyad

ABSTRAK Latar Belakang : Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik kadar glukosa darah tinggi. Kayu manis (Cinnamomum burmannii) memiliki komponen methylhydroxychalcone polymer (MHCP) sebagai senyawa kimia larut air yang bertindak seperti insulin dan bersifat menurunkan kadar glukosa dalam darah. Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh pemberian bubuk kayu manis (Cinnamomum burmannii) terhadap kadar glukosa darah puasa (GDP) pada mencit (Mus musculus) yang diinduksi aloksan tetrahidrat dan mengetahui perbedaan penurunan kadar GDP pada dosis rendah (11,82mg/hari) dan dosis tinggi (23,64mg/hari). Metode Penelitian : Jenis penelitian true experiment dengan jumlah sampel 24 ekor terbagi dalam 4 kelompok, 1 K(-), 1 K(+), 1 P1 dan 1 P2. Tahap adaptasi 7 hari, hari ke-8 diinduksi aloksan, hari ke-15 diperiksa kadar GDP (pretest), hari ke15 sampai hari ke-21 kelompok P1 dan P2 diberikan bubuk kayu manis dosis 11,82mg/hari dan 23,64mg/hari, hari ke-22 diperiksa kadar GDP kembali (posttest). Data dianalisis dengan uji Paired Sample T Test dan uji One-way ANOVA. Bila terdapat perbedaan bermakna dilanjutkan uji Post-Hoc LSD untuk data posttest. Hasil : Nilai mean data pretest pada K(-) 99,33mg/dl, K(+) 171,00mg/dl, P1 158,33mg/dl, dan P2 161,17mg/dl. Nilai mean data posttest pada K(-) 105,33mg/dl, K(+) 187,33mg/dl, P1 132,50mg/dl, dan P2 97,17mg/dl. Uji Paired Sample T Test didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) berarti ada pengaruh dan perbedaan bermakna. Uji One-way ANOVA dan uji Post-Hoc LSD analisis data posttest didapatkan hasil (p<0,05) artinya terdapat perbedaan bermakna antar semua kelompok dengan perbedaan penurunan kadar GDP 1

pada dosis 23,64mg/hari lebih besar dibandingkan dengan penurunan kadar GDP pada dosis 11,82mg/hari. Kesimpulan : Pemberian bubuk kayu manis terbukti dapat menurunkan kadar GDP pada mencit yang diinduksi aloksan tetrahidrat. Kata kunci Kepustakaan : bubuk kayu manis, glukosa darah puasa, mencit, aloksan tetrahidrat : 26 (2003-2012) ABSTRACT Background : Diabetes mellitus is a metabolism disorder disease with a characteristic of high glucose level. Cinnamon (Cinnamomum burmannii) contains of methylhydroxychalcone polymer (MHCP) a water soluble substance serving as insulin and has a property to reduce blood glucose. Research Objective : To find out influences of cinnamon powder (cinnamomum burmannii) administration to fasting mice (mus musculus) glucose level induced with tetrahydrate alloxan, and to find out the difference of fasting mice glucose level reduction between low dosage (11.82 mg/day) and high dosage (23.64 mg/day). Methods : This was a true experiment research. Samples were 24 mice divided into 4 groups; 1 K(), 1 K(+), 1 P1 and 1 P2. The adaptation stage was 7 days. Mice were induced with alloxan in day 8. Fasting mice glucose level was examined (pre-test) at day 15. Mice in P1 and P2 were administered with cinnamon powder with doses of 11.82 mg/day and 23.64 mg/day respectively. Fasting mice glucose level was examined again (post-test) at day 22. Data were analyzed using Paired Sample t-test and Oneway ANOVA test. If there was any significant difference, post-test data were analyzed using Post-Hoc LSD test.

Results : Mean value of pre-test data were 99.33 mg/dl at K(-), 171.00 mg/dl at K(+), 158.33 mg/dl at P1, and 161.17 mg/dl at P2. Mean value and of post-test data were 105.33 mg/dl at K(-), 187.33 mg/dl at K(+), 132.50 mg/dl at P1, and 97.17 mg/dl at P2. Paired Sample t-test derived p-value = 0.000 (p<0.05) indicating that there was a significant influence and difference. One-way ANOVA and Post-Hoc LSD test analysis results of post-test data derived p<0.05 indicating that there were significant differences amongst all groups with fasting mice glucose level reduction at dose 23.64 mg/day was bigger than at dose 11.82 mg/day. Conclusions : Cinnamon powder administration is proven to reduce fasting mice glucose level induced by tetrahydrate alloxan. Keywords : cinnamon powder, fasting glucose level, mice, tetrahydrate alloxan References : 26 (2003 2012) PENGANTAR Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya yang berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh. DM mengakibatkan berbagai komplikasi akut maupun kronik yang dapat mengenai beberapa organ dan jaringan tubuh. Komplikasi akut DM dapat berupa ketoasidosis diabetik, koma hiperosmolar akibat reaksi insulin atau syok insulin, dan infeksi akut. Sedangkan komplikasi kronis DM dapat berupa kelainan pada organ mata, ginjal, syaraf, penyakit pembuluh darah koroner dan perifer, infeksi kronik dan ulkus kaki diabetik.1 Selain komplikasi DM yang banyak dan mematikan insidensinya pun tergolong tinggi. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 tercatat sekitar 346 juta orang di dunia menderita DM dan hampir 3,4 juta orang di dunia meninggal setiap tahunnya akibat komplikasi dari kadar gula darah yang tinggi. Tingkat prevalensi diabetes melitus semakin meninggi. Terdapat sekitar 16 juta kasus diabetes di Amerika Serikat dan setiap tahunnya didiagnosis bertambah 600.000 kasus. Diabetes merupakan penyebab kematian ke 3 di Amerika Serikat dan 75% penderita diabetes meninggal karena penyakit 2

vaskular. Di Asia Tenggara diperkirakan sekitar 71 juta orang mengidap diabetes sejak tahun 2010 dan hampir 1 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya. Saat ini Indonesia masih menempati peringkat pertama di Asia Tenggara dengan prevalensi sekitar 8 juta orang sejak 2009 dan diperkirakan pada tahun 2030 penderita diabetes di Indonesia sebanyak 21 juta orang.2 Besarnya insidensi, prevalensi dan komplikasi DM menggambarkan betapa pentingnya pencegahan dan penatalaksanaan dini penyakit tersebut. Salah satu langkah yang biasa dilakukan oleh penderita DM adalah dengan mengkonsumsi obat-obatan penurun kadar glukosa darah.3,4,5 Pengobatan diberikan kepada penderita DM dengan target minimal menurunkan kadar glukosa darah menjadi normal dan diharapkan dapat mengurangi resiko komplikasi kardiovaskular.6,7 Namun harga obat yang semakin mahal dan maraknya efek samping dari obat-obat kimia saat ini, terutama pada pemakaian terus menerus, membuat masyarakat memilih alternatif pengobatan yang lebih aman, murah dan memilih efek samping yang paling minimal.8 Untuk mendukung pengobatan herbal tradisional, Kementrian Kesehatan pada tahun 2009 menyelenggarakan program saintifikasi aneka pengobatan herbal dan jamu-jamuan. Adapun sebagian besar penderita DM mencari dan menggunakan salah satu pengobatan tradisional diantaranya, bubuk kayu manis.9 Kayu manis adalah salah satu rempah rempah yang diperoleh dari kulit bagian dalam pada beberapa pohon dari genus Cinnamomum. Selain digunakan untuk masakan dan pengobatan, kayu manis juga telah menjadi bagian penting dalam pengobatan alami untuk berbagai penyakit yang salah satunya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengobati DM.10 Menurut penelitian Dr Richard A Anderson dkk yang dilakukan di Human Nutrition Research Center dari US Departement of Agriculture yang mempelajari efek dari 49 tanaman yang bersifat dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah dan mirip dengan insulin, kayu manis lebih efektif dibandingkan tanaman yang lain. Komponen dari kayu manis yang mirip dengan insulin adalah polymer methylhydroxychalcone atau MHCP ini adalah senyawa kimia yang larut dalam air yang bertindak seperti insulin serta meningkatkan asupan glukosa pada sel sel tubuh.10 Berdasarkan penelitian Giand E Tusara, bubuk kayu manis mampu

menurunkan kadar glukosa darah pada kondisi diabetik.11 DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen sesungguhnya / true experiment dengan metode pretest and posttest control group design yaitu suatu langkah penelitian dengan melakukan satu kali pengukuran didepan (pretest) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (posttest). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh dari perlakuan yang dilakukan pada subjek yang DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

diselidiki, serta mengetahui perbandingan pengaruh dari pengukuran sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan sehingga hasil yang diperoleh akan lebih akurat.23 RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah pretest and posttest controlled group design. Penelitian ini menggunakan mencit jantan yang berumur 12 minggu sebanyak 24 ekor mencit yang dipilih secara acak yang dibagi dalam 4 kelompok, dan 6 kali pengulangan sesuai dengan rumus penentuan sampel untuk uji eksperimental.23

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian dan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas maka dibuat definisi operasional. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Aloksan tetrahidrat Definisi Operasional Bahan kimia yang dapat menginduksi diabetes pada binatang percobaan dengan cara merusak sel pankreas sehingga menghasilkan kondisi hiperglikemi. Digunakan aloksan dengan dosis 5,09mg/1ml aquadest diberikan secara intraperitoneal. Serbuk yang didapat dari hasil penggilingan kayu manis alami. Digunakan dosis 11,82mg/0,5ml aquadest/hari secara peroral pada perlakuan (P1) dan pada perlakuan (P2) dengan dosis 23,64mg/0,5ml aquadest/hari secara peroral. Kadar glukosa darah puasa mencit yang diukur sebelum dan setelah perlakuan. Sebelumnya mencit dipuasakan terlebih dahulu selama 8 jam sebelum diambil darahnya. Alat Ukur Neraca Cara Ukur Dosis Hasil Ukur Dalam satuan mg. Dengan nilai dosis : 5,09mg Skala Ordin al

Bubuk kayu manis

Neraca

Dosis

Dosis rendah : 11,82mg Dosis tinggi : 23,64mg

Ordin al

Kadar glukosa darah puasa

Glucometer

Sampel darah puasa mencit diambil dari bagian ekor sebanyak 1 tetes (0,05ml). Kemudian di analisa dengan

Dalam mg/dl. Patokan kadar GDP normal mencit : 60-120 mg/dl

Rasio

Glucometer

Mencit jantan

Mencit (Mus musculus) yang berjenis kelamin jantan berusia 12 minggu dengan berat 20-40 gram.

Timbangan

Timbang per ekor

Dalam satuan gram. Berkisar 20-40 gram.

Rasio

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA Seluruh data yang diperoleh dari kegiatan penelitian dicatat secara rinci dan sistematis meliputi tahap (checking) memeriksa data, menyunting data (editing), mengolah data (coding), memasukan data (entry), memproses data (processing), membersihkan data (cleaning), dan tabulasi data (tabulating). Kemudian seluruh data kuantitatif yang didapat dianalisis dengan alat bantu perangkat komputer software IBM SPSS for windows versi 20 secara statistik. Diawali dengan uji normalitas untuk melihat distribusi data pada analisis deskriptif data. Selanjutnya, dilakukan analisis univariat untuk mengetahui besar penurunan kadar glukosa darah pada tiap kelompok digunakan paired sample t test (uji tes berpasangan). Derajat kemaknaan yang digunakan adalah = 5%. Variabel penelitian ini merupakan kelompok kategorik dan numerik, sehingga analisis data bivariat secara statistik yang dilakukan adalah uji homogenitas Levene test

yang bertujuan untuk mengetahui varian antara kelompok data satu apakah sama dengan kelompok data yang kedua. Kemudian dilanjutkan dengan uji analisis varian ANOVA atau Uji F (one way) karena dalam penelitian ini jenis data yang dihubungkan adalah data numerik dengan data kategorik untuk kategorik lebih dari 2 kelompok.26 Uji one way ANOVA digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan mean (rerata) kadar glukosa darah diantara 4 kelompok perlakuan, Selanjutnya dilanjutkan dengan analisis multiple comparison (posthoc test) bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut kelompok mana saja yang berbeda meannya bilamana pada uji ANOVA dihasilkan ada perbedaan bermakna. Jenis analisis multiple Comparison yang digunakan adalah tes uji Least Significant Difference (LSD) dengan = 5% untuk melihat lebih jelas perbedaan antara kelompok perlakuan. Dan data disajikan dalam bentuk tabel.26

HASIL PENELITIAN posttest dari 24 ekor mencit penelitian 4.1.1 Hasil Pengukuran Kadar GDP diuraikan sebagai berikut. Pada Tiap Kelompok Data hasil pengukuran kadar glukosa darah puasa (GDP) pretest dan Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kadar GDP Pretest dan Posttest Kelompok Kadar GDP Pretest (mg/dl) Posttest (mg/dl) 116 100 96 115 100 107 80 108 107 102 97 100 4 Selisih Kadar GPD Pre & Post (mg/dl) 16 19 7 28 5 3

K(-)

99,33 189 154 171 K(+) 207 143 162 Rerata 171,00 173 160 169 P1 153 146 149 Rerata 158,33 171 161 175 P2 146 159 155 Rerata 161,17 Dari tabel 4.1 di atas terlihat kelompok K(-) mempunyai rerata kadar GDP sebesar 99,33 mg/dl saat pretest dan sebesar 105,33 mg/dl saat posttest. Ini adalah kelompok tanpa perlakuan dan hanya pemberian pakan serta minum secukupnya. Ini menunjukkan bahwa kelompok K(-) memiliki kadar GDP yang normal sesuai kriteria yaitu 60-120 mg/dl. Kelompok K(+) mempunyai rerata kadar GDP sebesar 171,00 mg/dl saat pretest dan sebesar 187,33 mg/dl saat posttest. Kelompok ini adalah kelompok dengan perlakuan hanya pemberian aloksan dosis tunggal. Ini menunjukkan bahwa kelompok K(+) memiliki kadar GDP yang tinggi sesuai kriteria mencit DM yaitu kadar GDP >120 mg/dl.

Rerata

105,33 184 161 238 180 172 189 187,33 133 124 133 142 136 129 132,50 116 97 80 96 115 79 97,17

6 5 7 67 27 29 27 16,33 40 36 36 11 10 20 25,83 55 64 95 50 44 76 64 Kelompok P1 saat pretest setelah pemberian aloksan dosis tunggal mempunyai rerata kadar GDP sebesar 158,33 mg/dl dan setelah pemberian bubuk kayu manis (Cinnamomum burmannii) dengan dosis 11,82 mg/hari selama 7 hari mengalami penurunan rerata kadar GDP saat posttest menjadi sebesar 132,50 mg/dl. Kelompok P2 saat pretest setelah pemberian aloksan dosis tunggal mempunyai rerata kadar GDP sebesar 161,17 mg/dl dan setelah pemberian bubuk kayu manis dengan dosis 23,64 mg/hari selama 7 hari mengalami penurunan rerata kadar GDP saat posttest menjadi sebesar 97,17 mg/dl.

Kadar Glukosa Darah Puasa


200 150 mg/dl 100 50 0 K(-) K(+) Kelompok P1 P2 99,33 105,33 171 187,33 158,33 132,5 97,17 Pretest Posttest 161,17

Gambar 4.1 Diagram Perbedaan Rerata Kadar GDP Pretest dan Posttest Pada gambar 4.1 terlihat jelas saat posttest pada kelompok K(-) rerata kadar GDP masih berada pada nilai normal sebesar 105,33 mg/dl, sedangkan terlihat jelas terjadi peningkatan rerata kadar GDP pada kelompok K(+) menjadi sebesar 187,33 mg/dl. Pada kelompok perlakuan P1 terlihat penurunan rerata kadar GDP menjadi sebesar 132,50 mg/dl, sedangkan terlihat jelas penurunan rerata kadar GDP pada perlakuan P2 menjadi sebesar 97,17 mg/dl. Proses pengolahan data pretest dan posttest kadar glukosa darah puasa mencit dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi statistik software IBM SPSS for windows versi 20 diawali uji normalitas Shapiro-wilk karena jumlah sampel pada penelitian ini kurang dari 50 sampel. Berdasarkan uji normalitas Shapirowilk, data pretest dan posttest dari 4 kelompok yang didapat terdistribusi secara normal (p>0,05). Hal ini terlihat pada tabel 4.2, sehingga ukuran pemusatan data yang digunakan adalah mean dan ukuran penyebaran yang digunakan adalah standar deviasi.

4.1.2 Analisis Perubahan Kadar GDP Mencit Tabel 4.2 Uji Normalitas Distribusi Kadar GDP Mencit Kadar Glukosa Darah (Mean SD) Kelompok Uji Uji Pretest Posttest Normalitas Normalitas K(-) 0,861* 0,306* 99,33 12,061 105,33 5,854 K(+) 0,866* 0,125* 171,00 23,554 187,33 26,696 P1 0,570* 0,922* 158,33 10,948 132,50 6,716 P2 0,887* 0,245* 161,17 10,591 97,17 16,117 * Uji normalitas bermakna (jika nilai p>0,05)

Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji varians data yang diuji dengan menggunakan uji homogenitas Levene test dan didapatkan nilai p>0,05 yaitu p=0,157 untuk .

data pretest dan p=0,138 untuk data posttest, artinya varians data normal, ini terlihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 berikut

Tabel 4.3 Analisis Homogenitas Data Pretest Test of Homogeneity of Variances KadarGlukosa_Pre Levene Statistic df1 df2 1,932 3 20 * Uji homogenitas bermakna (jika nilai p>0,05) Tabel 4.4 Analisis Homogenitas Data Posttest Test of Homogeneity of Variances KadarGlukosa_Post Levene Statistic df1 df2

Sig. ,157*

Sig.

2,057 3 20 ,138* * Uji homogenitas bermakna (jika nilai p>0,05) Kemudian analisis data didapatkan nilai p=0,006 (lebih kecil dari nilai dilanjutkan dengan uji Paired-Samples T Test alpha = 0,05) yang artinya terdapat perbedaan untuk menganalisis perbedaan rata-rata antara yang bermakna, sedangkan pada kelompok kadar GDP pretest dengan kadar GDP posttest. perlakuan 2 (P2) didapatkan nilai p=0,000 yang Pada tabel 4.5 berikut, berdasarkan hasil uji artinya juga terdapat perbedaan yang bermakna Paired-Samples T Test kadar GDP mencit pada (signifikan) maka disimpulkan Ho ditolak. Hal kelompok K(-) didapatkan nilai p=0,398 yang ini menunjukkan bahwa didapatkan perubahan berarti tidak ada perbedaan yang bermakna, hal kadar glukosa darah mencit antara sebelum ini serupa pada kelompok K(+) dengan nilai dengan sesudah pemberian bubuk kayu manis. p=0,272. Pada kelompok perlakuan 1 (P1) Tabel 4.5 Distribusi Nilai Rata-rata Hasil Uji Paired-Samples T Test Kadar GDP Mencit antara Data Pretest dengan Data Posttest Variabel Kadar Glukosa Darah Puasa K(-) Pretest K(-) Posttest K(+) Pretest K(+) Posttest P1 Pretest P1 Posttest P2 Pretest P2 Posttest n 6 6 6 6 Mean 99,33 105,33 171,00 187,33 158,33 132,50 161,17 97,17 Std. Deviation 12,061 5,854 23,554 26,696 10,948 6,716 10,591 16,117 glukosa Sig.(2 Tailed) ,398 ,272 ,006* ,000*

* Uji Paired Sample T Test bermakna (jika nilai p<0,05) Kemudian analisis data dilanjutkan pada kadar dengan melakukan uji parametrik menggunakan kelompok. uji One way ANOVA karena syarat uji parametrik telah terpenuhi, yaitu distribusi dan varians data normal / sama. Pada tabel 4.6 uji One way ANOVA didapatkan analisis data posttest (sesudah perlakuan) dengan nilai p=0,000 (lebih kecil dari nilai alpha = 0,05) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna 7

darah

antar

semua

Tabel 4.6 Nilai Hasil Uji One way ANOVA ANOVA KadarGlukosa_Posttest Sum of Df Mean Square Squares Between Groups 29870,833 3 9956,944 Within Groups 5259,000 20 262,950 Total 35129,833 23 * Uji One way ANOVA bermakna (jika nilai p<0,05) Sehingga untuk melihat perbedaan yang bermakna pada data posttest kadar glukosa darah antara masing-masing kelompok percobaan, analisis data dilanjutkan dengan uji Post Hoc F 37,866 Sig. ,000*

menggunakan uji Least Significant Difference (LSD). Nilai p dari uji Post Hoc LSD tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Nilai p Hasil Uji Post Hoc-LSD pada Data Posttest Kadar GDP Mencit Kelompok K(-) K(+) P1 P2 K(-) 0,000* 0,009* 0,393 K(+) 0,000* 0,000* 0,000* P1 0,009* 0,000* 0,001* P2 0,393 0,000* 0,001* * Uji Post Hoc-LSD bermakna (jika nilai p<0,05) Berdasarkan tabel 4.7 , diketahui analisis bahwa kelompok K(-) terdapat hasil rerata kadar Post Hoc LSD menunjukkan bahwa terdapat GDP sebesar 105,33 mg/dl yang berarti berada perbedaan penurunan kadar GDP posttest secara pada batas normal kadar GDP mencit yaitu bermakna antara kelompok K(+) dengan P1 sebesar 60-120 mg/dl. Hal ini disebabkan karena (p=0,000) dan antara K(+) dengan P2 (p=0,000). hanya dilakukan pemberian pakan berupa pelet Juga didapatkan perbedaan yang bermakna dan minum secukupnya tanpa disertai pemberian antara P1 dengan P2 (p=0,001) dan antara K(-) lainnya. dengan P1 (p=0,009). Sedangkan tidak Pada kelompok K(+) terdapat peningkatan terdapatnya perbedaan bermakna antara K(-) rerata kadar GDP menjadi 187,33 mg/dl yang dengan P2 karena nilai pada K(-) dan P2 relatif menunjukan kadar GDP tersebut berada diatas sama (p=0,393). ketentuan normal sehingga dianggap memenuhi kriteria mencit DM. Hal ini terjadi karena Pembahasan dilakukan pemberian aloksan dosis tunggal 5,09 Kadar glukosa darah adalah gambaran mg yang didapat dari dosis konversi yang banyaknya jumlah glukosa yang beredar di diberikan pada tikus.12 4 dalam sirkulasi darah. Berdasarkan uji One way Pada kelompok P1 yang diberikan bubuk ANOVA, analisis data posttest kadar glukosa kayu manis 11,82 mg/hari terdapat penurunan darah puasa (GDP) pada mencit didapatkan nilai kadar GDP mencit dengan nilai rerata 132,50 p=0,000 (lebih kecil dari nilai alpha = 0,05) pada mg/dl. P1 memiliki penurunan rerata kadar GDP semua kelompok sehingga Ho ditolak. Artinya, posttest lebih sedikit dari rerata kadar GDP P2 dalam penelitian ini didapatkan efek penurunan (97,17 mg/dl). Hal ini dikarenakan dosis dari kadar GDP yang bermakna dengan pemberian bubuk kayu manis yang diberikan merupakan bubuk kayu manis dengan dosis 11,82 mg/hari dosis rendah yang didapat dari dosis konversi 3g dan 23,64 mg/hari. yang diberikan sehari-hari pada manusia.18 Dari hasil analisis data posttest kadar Pada kelompok P2 yang diberikan bubuk glukosa darah pada mencit dapat diketahui kayu manis 23,64 mg/hari terdapat penurunan 8

kadar GDP mencit dengan nilai rerata 97,17 mg/dl, pada kelompok perlakuan ini didapatkan penurunan kadar GDP yang lebih besar dari kadar GDP kelompok P1 (132,50 mg/dl). Hal tersebut dapat dikarenakan dosis dari bubuk kayu manis yang diberikan merupakan dosis tinggi yang didapat dari dosis konversi 6g yang diberikan sehari-hari pada manusia.18 Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa pemberian bubuk kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah disebabkan karena adanya zat methylhydroxychalcone polymer (MHCP) yang terkandung didalam bubuk kayu manis. MHCP menurunkan kadar glukosa darah dengan cara berikatan dengan subunit pada reseptor insulin di membran sel kemudian pada subunit melalui autofosforilasi. Selanjutnya akan mengaktifkan Phospadity Inositol - 3 - Kinase (PI3K), translokasi Glucose Transporter 4 (GLUT 4), dan uptake glukosa.15 Hal ini sesuai dengan penelitian Dr Richard A Anderson dkk yang dilakukan di Human Nutrition Research Center dari US Departement of Agriculture yang menunjukkan bahwa pemberian bubuk kayu manis dengan dosis 3g dan 6g pada manusia dewasa dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah dan bersifat mirip dengan insulin serta meningkatkan asupan glukosa pada sel-sel tubuh. Seperti halnya juga penelitian Giand Elmadahlia Tusara yang mengatakan bahwa terdapat penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih diabetik setelah pemberian bubuk kayu manis selama 7 hari dengan dosis 3,6 mg/hari didapatkan nilai rerata penurunan kadar glukosa darah sewaktu dari 216,73 mg/dl menjadi 181,99 mg/dl dan pada dosis 7,2 mg/hari didapatkan nilai rerata penurunan kadar glukosa darah sewaktu dari 215,86 mg/dl menjadi 180,15 mg/dl. Disimpulkan juga bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan semakin tinggi efek penurunan kadar glukosa darah, ini disebabkan kandungan kimia berupa zat methylhydroxychalcone polymer (MHCP) yang mampu menstimulasi reseptor insulin kinase pada reseptor insulin sehingga regulasi signal insulin meningkat menyebabkan sensitivitas reseptor insulin meningkat dan proses ambilan glukosa dari dalam darah meningkat.11,14

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian bubuk kayu manis (Cinnamomum burmannii) berpengaruh terhadap penurunan kadar GDP pada mencit (Mus musculus) yang diinduksi aloksan tetrahidrat. 2. Pemberian bubuk kayu manis dapat menurunkan kadar GDP secara bermakna, pada kelompok P2 dengan dosis 23,64 mg/hari menunjukkan perbedaaan penurunan kadar GDP yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok P1 dengan dosis 11,82 mg/hari. Daftar Pustaka 1. Gustaviani, R. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi 4. Bab 12. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Setiati, S.M. (editor). Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta ; 2006. Hal : 1866-1878 World Health Organization. Diabetes fact sheet 2012. South-East Asia Region ; 2012. Adeghate E, Ponery A. Diabetes mellitus influences the degree of colocalization of calcitoningene - related peptide with insulin and somatostatin in the rat pancreas. J Pancreas ; 2004. Hal (4) : 311-319 Schteingart, D.E. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6 Volume 2. Bab 10. Pankreas : Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus. Hartanto, H., Susi, N., Wulansari, P., Mahanani, D.A. (editor). EGC. Jakarta ; 2006. Hal : 1259-1274 Harrison, T.R. Harrison's Principles of Internal Medicine, 17th Edition. Chapter 10. Endocrinology and Metabolism. Kasper, D.L., Fauci, A.S., Longo, D.S., et Al (editor). McGraw-Hill Professional. USA ; 2008. Hal : 379-393

2.

3.

4.

5.

6.

Guyton, A.C., Hall, J.E. Textbook of Medical Physiology, 11th Edition. Chapter 78. Insulin, Glucagon, and Diabetes Mellitus. Saunders, W.B., et Al (editor). Elsevier. Philadelphia, USA ; 2008. Hal : 1010-1027 Gardner, D., Shoback, D. Greenspan Basic & Clinical Endocrinology, 9th edition. Chapter 63. Diabetes. Dolores, M.D., et Al (editor). McGraw Hill Professional. USA ; 2007. Hal : 19331956 Joslin, E.P. Joslins Diabetes Mellitus 14th Edition. Chapter 19. Health Issues In Diabetes Mellitus. Kahn, C.R., Weir, G.C., et Al (editor). Lippincott Williams & Wilkins. 2006. Hal : 747-764 Nurmalina, R., Valley, B. 24 Herbal Legendaris untuk Kesehatan Anda. EMK. Jakarta ; 2012

Medicinal Food 11 (2) ; 2008. Hal : 275281 14. Anderson, R.A., Broadhurst, C.L., Polansky, M.M., Schmidt, W.F., Khan, A.,Schoene, N.W., Graves, D.J. Isolation and characterization of polyphenol type-A polymers from cinnamon with insulin-like biological activities, Journal of Agricultural and Food Chemistry 52 (1) ; 2004. Hal : 65-70 Taher, M., Abdul Majid, F.A., Sarmidi, M.R. A proanthocyanidin from Cinnamomum zeylanicum stimulates phosphorylation of insulin receptor in 3T3-L1 adipocytes, Jurnal Teknologi 44 ; 2006. Hal : 53-68 Al-Jamal, A.R and Rasheed, I.N. Effect of cinnamon (Cassia zeylanicum) in rats, African Journal of Food Science 4 ; 2010. Hal (9) : 615-617 Thomas, J., Duethi, P.P. Handbook Of Herbs and Spices. Chapter 11. Cinnamon. Ravindran., et Al (editor). Kerala Agricultural University. 2004. Hal : 143153 Khan, A., Safdar, M., Khan, M.M.A., Khattak, K.N., Anderson, R.A. Diabetes Care. Chapter 26. Cinnamon improve glucose and lipids of people with type 2 diabetes. Nutrition Research Center Press. USA ; 2003. Hal : 3215-3218 Musser, G., Amori, G., Hutterer, R., Krystufek, B., Yigit, N. & Mitsain, G. 2008. Mus musculus. In: IUNC 2012. IUNC Red List of Threatened Species. Version 2012. Hal : 255-258. <www.iucnredlist.org> Musser, G. G. And Carleton, M. D. Superfamily Muroidea. In : D. E. Wilson and D. A. Reeder (eds), Mammal Species of the World: a geographic and taxonomic reference. The John Hopkins University Press, Baltimore, USA ; 2005. Hal : 8941531

7.

15.

8.

16.

9.

17. 10. Ravindran, P.N., Babu, K.N., Shylaja, M (editor). Cinnamon and Cassia : The Genus Cinnamomum, CRC Press. USA ; 2004. Hal : 185-198 Tusara, G. E., Pengaruh Pemberian Bubuk Kayu Manis (Cinnamon burmani) Terhadap Kadar Glukosa Darah pada Tikus Putih Diabetik yang Diinduksi Alloxan, Publikasi Ilmiah UMY ; 2012. Hal : 1-5 Suarsana, I.N., Priosoeryanto, B.P., Bintang, M., Wresdiyati, T. Aktivitas Daya Hambat Enzim -Glukosidase dan Efek Hipoglikemik Ekstrak Tempe pada Tikus Diabetes, Jurnal Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bukit Jimbaran Kuta Badung. Bali ; 2008. Hal (3) : 122-127 Dearlove, R.P., Greenspan, P., Hartle, D.K., Swanson, R.B., Hargrove, J.L. Inhibition of protein glycation by extracts of culinary herbs and spices, Journal of 18.

11.

12.

19.

20.

13.

10

23. 21. Kim, J.S., Jung B.Ju., Chang W. Choi and Sei C.Kim. Hypoglicemic and antihyperlipidemic effect of four korean medicinal plants in alloxan induced diabetic, Am J. of Biochemistry and Biotechnology. 2006. Hal (2) : 154-160 Lenzen S. The mechanism of alloxan and streptozotocin induced diabetes. 2007. Available from: (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18 087688)

Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Rev. RC. Jakarta ; 2010. Hal : 50-64; 100-150; 171-187 Supranto, J. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta ; 2004. Hal : 109121 Roche. Manual Book Accu-chek. PT Roche Indonesia, Diagnostics Division. Jakarta ; 2008. Hal : 22-34 Hastono, S.P. Modul Analisis Data. Bab 2. Metode Eksperimental. FKM UI. Depok ; 2010. Hal : 56-111

24.

22.

25.

26.

11

SURAT PERNYATAAN

Surat pernyataan ini menyatakan bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama NPM Universitas Fakultas Jurusan Judul : Muzrida Yulisa : 09310273 : Malahayati : Kedokteran : Kedokteran Umum : Pengaruh Pemberian Bubuk Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Mencit (Mus musculus) Yang Diinduksi Aloksan Tetrahidrat

Melalui surat ini saya menyatakan bahwa saya tidak akan mempublikasikan artikel ini ke jurnal lain. Surat ini saya buat atas kesadaran sendiri bukan karena paksaan dari pihak lain.

Bandar Lampung,

2013

Muzrida Yulisa

12

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Data Moy
    Data Moy
    Dokumen3 halaman
    Data Moy
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Artikel Chandra
    Artikel Chandra
    Dokumen12 halaman
    Artikel Chandra
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Artikel Elin
    Artikel Elin
    Dokumen8 halaman
    Artikel Elin
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Cover PDF
    Cover PDF
    Dokumen2 halaman
    Cover PDF
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Data Normalitas Untuk T-Test
    Data Normalitas Untuk T-Test
    Dokumen2 halaman
    Data Normalitas Untuk T-Test
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Artikel Yayu
    Artikel Yayu
    Dokumen11 halaman
    Artikel Yayu
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Absensi Yuli
    Absensi Yuli
    Dokumen1 halaman
    Absensi Yuli
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Nama
    Nama
    Dokumen3 halaman
    Nama
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Absensi Yuli
    Absensi Yuli
    Dokumen1 halaman
    Absensi Yuli
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Cover PDF
    Cover PDF
    Dokumen2 halaman
    Cover PDF
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Persetujuan
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Surat Keterangan
    Surat Keterangan
    Dokumen2 halaman
    Surat Keterangan
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Persetujuan
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen2 halaman
    Daftar Tabel
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Moy Bab 1
    Moy Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Moy Bab 1
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Lampiran
    Daftar Lampiran
    Dokumen2 halaman
    Daftar Lampiran
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen2 halaman
    Daftar Tabel
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Moy Bab 1
    Moy Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Moy Bab 1
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen7 halaman
    Cover
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Moyeee 3
    Moyeee 3
    Dokumen2 halaman
    Moyeee 3
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Lanjutan BAB 3
    Lanjutan BAB 3
    Dokumen16 halaman
    Lanjutan BAB 3
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen7 halaman
    Cover
    Jennifer Tate
    Belum ada peringkat