Anda di halaman 1dari 22

MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

TUGAS PELABUHAN Dinding Penahan Gelombang.

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

KELOMPOK III
Nama : Andika Nur Rokim
(2090510008)

Lukman Hakim
(2090510011)

Fajar
(2090510009)

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim Dengan ucapan puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas Pelabuhan yang berjudul Dinding Penahan Gelombang. Sholawat serta salam semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kepada beliau junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang senantiasa mengikuti sunnahnya. Dalam penulisan tugas pelabuhan ini, penulis tidak akan terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik bantuan yang bersifat materiil maupun moril. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat : 1. 2. Bapak Anang Bachtiar.ST ,yang telah memberikan ilmunya kepada kami. Teman kelompak III yang telah menyelesaikan tugas pelabuhan ini. Tentunya dalam penulisan ini jauh dari kesempurnaan, sekalipun usaha sudah semaksimal mungkin dan telah banyak menerima bantuan, untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis kelompok III harapkan dari pembaca semua, demi kesempurnaan tugas ini. Dengan demikian mudah mudahan amal dan budi semua pihak yang telah membantu atas terselesainya tugas pelabuhan ini, selalu mendapatkan balasan yang setimpal dan pahala dari Allah SWT. dan semoga tugas pelabuhan ini bermanfaat bagi kita semua, khusunya bagi penulis kelompok III dan teman teman Jurusan Teknik Sipil.

Amin...amin...amin ya rabbalalamin...

Malang, 22 Oktober 2012

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi.................................. BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................ 1.1 Latar Belakang 1.2 Jenis Gelombang Berdasarkan Cara Terpecahnya.. 1.3 Rumusan Masalah 1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian BAB II. LANDASAN TEORI. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Gelombang Laut 2.1.2 Pantai. 2.1.3 Seawall.. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Tahapan Persiapan 3.2 Metode pengumpulan Data.. 3.2.1 Data Primer 3.2.2 Data Sekunder 3.3 Pengolahan Dan Analisis Data.. 3.3.1 Analisis hidrooceanografi..
3.3.2 Analisis pasang surut...

3.4 Pemecahan Masalah.. BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1Upaya Minimalisir Kerusakan / Korban Gelombang. 4.2Perencanaan Dinding Penahan Gelombang 4.2.1Studi Literatur.. 4.2.2Perancangan Model..

BAB V. PENUTUP........................................................................................... 5.1Kesimpulan Dan Saran... 5.2Daftar Pustaka.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering muncul pada daerah pantai adalah abrasi pantaiyang terutama disebabkan oleh aktivitas gelombang laut. Salah satu metodemenanggulangi abrasi pantai adalah penggunaan struktur penahan gelombang dimana struktur tersebut berfungsi sebagai peredam energi gelombang padadaerah tertentu. Gempuran gelombang yang besar dapat diredam dengan caramengurangi energi gelombang datang, sehingga gelombang yang menuju pantaienerginya menjadi kecil. Untuk itu diperlukan konstruksi pemecah gelombangyang berfungsi untuk memecahkan, merefleksikan dan

mentransmisikan energi gelombang.Struktur penahan gelombang yang ada seperti tipe armour stone atau beton,breakwater, rubber mound Gelombang laut adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin, gaya tarik menarik bumi bulan matahari, gempa di dasar laut, maupun pergerakan kapal. Angin di atas lautan memindahkan tenaganya ke permukaan perairan, menyebabkan riak-riak, alunan/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang atau ombak. Gelombang ada beberapa jenis seperti pada gambar di bawah ini

1.2Jenis Gelombang Berdasarkan Cara Terpecahnya Spilling, biasanya terjadi apabila gelombang dengan kemiringan yang kecil menuju ke pantai yang datar (kemiringan kecil) yang pecah pada jarak yang cukup jauh dari pantai dan berangsur-angsur. Plunging, apabila kemiringan gelombang dan dasar bertambah gelombang akan pecah dan puncak gelombang akan memutar, sebagian kecil akan memantulkan ke laut. Surging, gelombang yang terjadi pada pantai dengan kemiringan yang sangat besar seperti yang terjadi pada pantai berkarang. Jenis Gelombang Berdasarkan Pembangkitnya 1. Gelombang Angin : Gelombang yang terjadi akibat adanya angin yang bertiup. 2. Gelombang Pasang Surut : Gelombang yang terjadi karena adanya gaya tarik menarik bumi, bulan, dan matahari. 3. Gelombang Vulkanik / Tektonik : Gelombang yang terjadi akibat terjadinya gempa. 4. Gelombang Tsunami : Gelombang yang terjadi akibat pergeseran lempengan bumi 5. Gelombang Kapal : Gelombang yang terjadi akibat gerakan kapal

JENIS GELOMBANG BERDASARKAN KEDALAMAN RELATIF Yaitu perbandingan antara kedalaman air (d) dan panjang gelombang (L), (d/L). Jenisnya ada 3 macam : 1. Gelombang di laut dangkal jika d/L 1/20 2. Gelombang di laut transisi jika 1/20 < d/L < 1/2 3. Gelombang di laut dalam jika d/L 1/2 JENIS GELOMBANG BERDASARKAN SIFATNYA 1. Gelombang pembangun / pembentuk pantai (Constructive wave) yang

termasuk gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai ketinggian kecil dan kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang tersebut pecah di pantai akan mengangkut sedimen (material pantai). Material pantai akan tertinggal di pantai (deposit) ketika aliran balik dari gelombang pecah meresap ke dalam pasir atau pelan-pelan mengalir kembali ke laut 2. Gelombang perusak pantai (destructive wave)Sedangkan gelombang perusak pantai biasanya mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat yang besar (sangat tinggi). Air yang kembali berputar mempunyai lebih sedikit waktu untuk meresap ke dalam pasir. Ketika gelombang datang kembali menghantam pantai akan ada banyak volume air yang terkumpul dan mengangkut material pantai menuju ke tengah laut atau ke tempat lain. Gelombang dapat berubah-ubah bentuk yang disebut dengan Deformasi Gelombang 1. Refraksi, terjadi karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut. 2. Difraksi, apabila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan seperti pemecah gelombang atau pulau. 3. Refleksi, gelombang datang yang mengenai atau membentur suatu rintangan, akan di pantulkan oleh sebagian atau seluruhnya. 4. Gelombang pecah, gelombang yang menjalar dari laut dalam menuju pantai mengalami perubahan bentuk, karna adanya pengaruh perubahan kedalaman laut.

Fungsi Dan Manfaat Gelombang 1. Menjaga Kestabilan Suhu Dari Iklim Dunia 2. Melalui Permukaan Ombak, Terjadi Pertukaran gas 3. Meningkatkan Kemampuan Adaptasi dan Kekuatan Dari Mahluk Hidup 4. Meningkatkan Adanya Keanekaragaman Hayati 5. Gelombang Laut Membantu Adanya Hubungan Simbiosis Mutualisme 6. Gelombang Laut Membantu Membuat Pantai 1.3Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tentang tema diatas, maka peneliti memfokuskan permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk meminimalisir kerusakan / korban gelombang ? 2. Bagaimana perencanaan dalam pembuatan dinding penahan gelombang ? 1.4Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengaetahui upaya-upaya meminimalisir kerusakan / korban dari bencana gelombang. Untuk mengetahui perencanaan dalam pembuatan dinding penahan gelombang.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 KAJIAN TEORITIK 1. Gelombang Laut Dalam bidang oseanografi, Ombak dikenal sebagai gelombang

dalam (internal wave). Fenomena ini juga ada dalam bidang meteorologi, dimana gelombang menjalar pada lapisan antar muka antara udara yang hangat dan dingin (lihat gambarnya di sini dan sini, karena kedua bidang ilmu ini memang memiliki banyak kesamaan yaitu sama-sama berkecimpung dengan fluida. Para ahli meteorologi lebih banyak berkecimpung dengan fluida dalam bentuk gas yaitu atmosfer, sedangkan para ahli oseanografi lebih banyak berkecimpung dengan fluida dalam bentuk cair yaitu air laut. Pembahasan mengenai gelombang dalam oseanografi secara umum dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu gelombang permukaan dan gelombang internal. Gelombang permukaan adalah fenomena yang akan kita temui ketika mengamati permukaan air laut, dan biasa disebut sebagai ombak. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya ombak adalah hembusan angin, disamping ada pula faktor lain seperti pasang surut laut yang terjadi akibat adanya gaya tarik bulan dan matahari.1 Berikut fungsi-fungsi dari gelombang laut 1. Menjaga Kestabilan Suhu Dari Iklim Dunia Ombak laut tidak dapat terjadi tanpa angin. Mula-mula menyebabkan riak di permukaan laut dan kemudian gelombang, Gelombang membantu

meminimalkan suhu ekstrem di planet ini, memindahkan air dingin dari kutub, sementara pada saat yang sama bergerak air hangat dari khatulistiwa ke arah yang dingin. 2. Melalui Permukaan Ombak, Terjadi Pertukaran Gas
1

Wikipedia

Di permukaan gelombang laut, pertukaran gas terjadi dimana oksigen keluar dan karbon dioksida masuk ke dalam permukaan gelombang laut tersebut. 3. Meningkatkan kemampuan adaptasi dan kekuatan dari Makluk hidup Teori Darwin tentang evolusi berlaku di sini, karena gelombang pecah di pantai, makhluk yang ada di laut harus lebih kuat dan lebih beradaptasi untuk bertahan tidak terbawa oleh obak ke pantai. Tanpa gelombang, tidak akan ada sebagai spesies yang hidup di laut. 4. Meningkatkan Adanya Keanekaragaman Hayati Gelombang laut yang disebabkan oleh angin dan ombak memungkinkan penghuni laut agar larva/telur mereka diangkut jarak jauh, sehingga muncul spesies baru dari hasil evolusi dan adaptasi dari makluk laut yang terbawa gelombak laut tersebut. 5. Gelombang Laut Membantu Adanya Hubungan Simbiosis Mutualisme Sementara gelombang laut yang mengikis karang dengan terus menerjang pada mereka, organisme laut telah beradaptasi dengan ini dan menempel ke karang-karag tersebut sehingga disini membantu adanya penundaan pengikisan batu karang tersebut dalam hal ini terjadi hubungan simbiosis sejati. 6. Gelombang Laut Membantu Membuat Pantai Pantai diciptakan oleh pasir yang dibawa naik dari dasar laut oleh ombak, yang juga mencuci pasir dan bersihkan. Pasir diaduk dan tersuspensi dalam air yang memungkinkan untuk diangkut ke pantai oleh ombak. Gelombang Pecah Dapat Di Bedakan Menjadi 3 Tipe:

Spilling, biasanya terjadi apabila gelombang den gan kemiringan yang

kecil menuju ke pantai yang datar (kemiringan kecil) yang pecah pada jarak yang cukup jauh dari pantai dan berangsur-angsur.

Plunging, apabila kemiringan gelombang dan dasar bertambah

gelombang akan pecah dan puncak gelombang akan memutar, sebagian kecil akan memantulkan ke laut.

Surging, gelombang yang terjadi pada pantai dengan kemiringan yang

sangat besar seperti yang terjadi pada pantai berkarang.

Klasifikasi Gelombang Menurut Kedalaman Relatif Yaitu perbandingan antara kedalaman air (d) dan panjang gelombang (L), (d/L), ada 3 macam:

Gelombang di laut dangkal jika d/L 1/20 Gelombang di laut transisi jika 1/20 < d/L < Gelombang di laut dalam jika d/L

Dua jenis gelombang, bila dipandang dari sisi sifat-sifatnya. Yaitu: 1. 2. 2. Pantai Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan dapat berubah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi. Perubahan garis pantai disebabkan oleh faktor alam dan / atau faktor manusia. Faktor alam diantaranya gelombang laut, arus laut, angin, sedimentasi sungai, kondisi tumbuhan pantai serta aktivitas tektonik dan vulkanik. Sedangkan faktor manusia antara lain pembangunan pelabuhan dan fasilitas fasilitasnya (misalnya breakwater), pertambangan, pengerukan, perusakan vegetasi Gelombang pembangun/pembentuk pantai (Constructive wave) Gelombang perusak pantai (Destructive wave)

pantai, pertambakan, perlindungan pantai serta reklamasi pantai. Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya sedemikian sehingga mampu menghancurkan energi gelombang yang datang. Penyesuaian bentuk tersebut merupakan tanggapan dinamis alami terhadap laut. Proses dinamis pantai sangat dipengaruhi oleh littoral transport, yang didefinisikan sebagai gerak sedimen di daerah dekat pantai (nearshore zone) oleh gelombang dan arus. Littoral transport dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu transpor sepanjang pantai (longshore transport) dan transpor tegak lurus pantai (onshore-offshore transport). Material pasir yang ditranspor disebut dengan littoral drift. Transpor tegak lurus pantai terutama ditentukan oleh kemiringan gelombang, ukuran sedimen dan kemiringan pantai. Pada umumnya

gelombang dengan kemiringan besar menggerakkan material kearah laut (abrasi), dan gelombang kecil dengan periode panjang menggerakkan material kearah darat (akresi). 3. Seawall (Penahan Gelombang) Seawall merupakan tembok besar yang dibangun disepanjang pesisir pantai dengan tujuan untuk menahan gelombang dalam skala besar yang tidak dapat diredam oleh breakwater. Seawall pertama sekali dibangun di sepanjang pantai kepulauan Hokkaido, Jepang. Pembangunan ini dilakukan untuk mengurangi kuatnya gelombang yang terjadi di tempat tersebut. Fungsi seawall Seawall berfungsi sebagai penahan laju gelombang yang datang menuju pantai, gelombang yang datang tersebut dapat menimbulkan kerusakan, baik itu berupa abrasi maupun kerusakan yang lain. Dan jika gelombang datang dalam frekuensi yang cukup besar maka dapat menimbulkan kerusakan yang besar (seperti gelombang tsunami). Kerusakan inilah yang akan dikurangi oleh seawall. Seawall biasanya menahan gelombang yang tersisa dari breakwater, sebagian gelombang yang tidak bisa ditahan oleh breakwater akan ditahan di seawall. Prosesnya, gelombang yang ditahan oleh breakwater sebagian akan menyebar melewati breakwater tersebut, sebagian gelombang inilah yang akan di hancurkan di seawall. Jika gelombang yang datang melebihi daya pecah seawall setidaknya seawall telah mengurangi dari dampak yang akan ditimbulkan dari gelombang tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 TAHAPAN PERSIAPAN Tahap persiapan adalah kegiatan sebelum memulai mengumpulkan data. Pada tahap persiapan ini menyusun rangkaian atau kerangka kegiatan yang akan dilakukan dengan tujuan agar waktu dan pekerjaan yang akan dilakukan bisa efektif. Adapun susunan dari tahapan yang dilakukan meliputi : 1. Studi pustaka dari berbagai sumber yang berhubungan dengan desain perencanaan pemecah gelombang dan pelabuhan perikanan. 2. Menentukan data apa saja yang diperlukan untuk desain perencanaan bangunan penahan gelombang. 3. Mempersiapkan semua persyaratan administrasi yang dibutuhkan untuk

pengumpulan data dan pelaksanaan pembuatan makalah. 3.2 METODE PENGUMPULAN DATA Dalam proses perencanaan, diperlukan analisis yang teliti, semakin rumit permasalahan yang dihadapi maka kompleks pula analisis yang akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisis yang baik, diperlukan data/informasi, teori konsep dasar dan alatbantu memadai, sehingga kebutuhan data sangat mutlak diperlukan. 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara melakukan survei secara langsung. Pencarian data primer dilakukan jika di dalam proses

perencanaannya tidak diperoleh data dari instansi lain. Pada pembuatan laporan ini penulis tidak melakukan pencarian data primer dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya yang dikeluarkan. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi hal ini data sekunder didapatkan dari Badan Meteorologi dan Geofisika. terkait dalam

Tabel 3.1 Data Yang Diperlukan Dalam Penyusunan Tugas Akhir

No 1 2 3

Data Angin (1996 2011) Pengukuran pasang surut (2011) Peta Topografi

Ketersediaan Ada / Tidak Ada / Tidak Ada / Tidak

Keterangan Sumber: BMG Sumber: BMG Untuk menentukan panjang fetch

4 5 6

Kondisi tanah setempat Topografi daerah sekitar Peta Geologi

Ada / Tidak Ada / Tidak Ada / Tidak

PT. Yodya Karya (Persero) PT. Yodya Karya (Persero)

3.3 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Analisis dan pengolahan data yang dibutuhkan, dibagi sesuai identifikasi permasalahannya, sehingga didapat penganalisisan dan pemecahan yang efektif dan terarah. Analisis data yang dilakukan adalah : 1. 2. Analisis hidrooceanografi meliputi angin, arus dan gelombang Analisis pasang surut

3.4 PEMECAHAN MASALAH Setelah pengolahan dan analisis data, diperoleh hasil perhitungan

hidrooceanografi yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan bangunan penahan gelombang. Kemudian menentukan pemilihan lay out untuk

pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dari hasil pemilihan alternatif terbaik lay out penahan gelombang kemudian dilakukan desain dan penentuan spesifikasi teknis penahan gelombang. Jika desain yang dilakukan sesuai dengan syarat kekuatan dan stabilitas langkah selanjutnya adalah menghitung RAB sehingga out put yang dihasilkan adalah desain bangunan penahan gelombang lengkap dengan RAB-nya. Perencanaan bangunan penahan

gelombang ini harus mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain aspek teknis, ekonomis, dan lingkungan. Solusi yang diambil harus layak dikerjakan secara teknik dan mempunyai kemampuan untuk melindungi pelabuhan dan pantai, mempunyai biaya pengerjaan yang sesuai dengan hasilnya serta tidak merusak lingkungan sekitar.

Langkah langkah dalam merencanakan bangunan penahan gelombang akan disajikan dalam flowchart berikut ini :

Mulai

Perumusan Masalah

Lengkapi Data

Input : - data angin - data gelombang - data pasang surut - data mekanis tanah - topografi d a t a

Data Lengkap ? Tidak Ya Analisis data,Angin,Pasang Surut,Topografi, Mekanika Tanah

a n g i n d a t a m e k a n i k a t a n a h d a t a g e l o m b

Pemilihan Layout Dinding Penahan Gelombang

Desain dan penentuan spesifikasi teknis dinding penahan gelombang

Re-design
Cek kekuatan dan kestabilan dinding

Tidak

penahan ?

Ya Hitung RAB

Output : Desain bangunan dan RAB

Selesai

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 UPAYA MINIMALISIR KERUSAKAN / KORBAN GELOMBANG Dalam UU Lingkungan hidup yang diantaranya menyatakan bahwa 200 m dari garis pantai haruslah ditetapkan sebagai jalur hijau. Tersirat dalam UU, Kepres dan Kepmen bahwa jalur hijau di wilayah pesisir sebagai kawasan konservasi sangat penting. Untuk hal tersebut dapat dipahami karena perlunya daerah buffer/penyangga antara wilayah darat dan wilayah laut. Tetapi bagi kota/ wilayah pesisir yang teridentifikasi rawan bencana (terutama tsunami), maka undang-undang tersebut perlu

ditindaklanjuti secara seksama. Faktor utama yang sangat vital dan perlu dipertimbangkan sesungguhnya bukan jarak dari pantai ke darat sejauh 200 m seperti yang tertuang dalam UU lingkungan Hidup tersebut, tetapi adalah ketinggian suatu kota/wilayah pesisir dari permukaan laut. a) zona amat berbahaya (< 7 m dpl) Zona ini merupakan zona dengan kerentanan sangat tinggi sebaiknya diperuntukan bagi kawasan pertahanan awal dari bencana tsunami atau ditetapkan sebagai zona konservasi. Pada zona ini sebaiknya dikembangkan green belt/ jalur hijau baik dengan hutan mangrove maupun cemara laut serta perkebunan kelapa sebagai soft protection. Daerah sempadan pantai sangat perlu dihijaukan sesuai dengan kesesuaian kawasan pesisirnya. Peneliti Jepang pada tahun 2003 meneliti efektivitas hutan pantai untuk meredam tsunami. Ternyata hutan pantai dengan ketebalan 200 m, kerapatan 30 pohon per 100 m dan diameter pohon 15 cm, dapat meredam 50 % energi gelombang. Selain upaya pengijauan pantai, dapat juga dilakukan hard

protection seperti pembangunan pemecah gelombang dengan ketinggiannya disesuaikan dengan karakteristik gelombang atau ketinggian gelombang. Pada zona konservasi, masih dimungkinkan dimanfaatkan untuk fungsi-fungsi yang berorientasi laut seperti budidaya (pertambakan), prasarana kelautan (pelabuhan) dan perikanan walaupun harus dengan intensitas rendah/sangat terbatas dan hati-hati. Jalur hijau atau hutan pantainya dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka dan fasilitas umum serta sebagai kawasan pertahanan pertama.

b) zona berbahaya (7 12 m dpl) Pada zona ini dapat dimanfaatkan untuk aktifitas yang masih terbatas seperti kegiatan pariwisata pantai dan bahari dan permukiman nelayan dengan intensitas pembangunan sedang. Namun demikian haruslah dengan pengaman yang memadahi seperti tersedianya persyaratan pembangunan yang ketat. Pengamanan yang dimaksud seperti struktur bangunan anti gempa maupun tata masa bangunannya. Tata masa bangunan wilayah pesisir hendaknya diupayakan sedemikian rupa yaitu tata letak masa bangunan yang tegak lurus terhadap garis pantai. Hal ini adalah untuk memperkecil tekanan air pada masa bangunan bila gelombang tsunami datang. Bagi para pelaku pembangunan (pemerintah maupun swasta/developer) perlu memakai konsep hunian cluster (mengelompok) dimana dalam setiap kelompok hunian diperlukan bangunan perlindungan (shelter) sebagai ruang evakuasi seperti fasilitas publik/ruang publik yang mempunyai struktur bangunan yang kokoh dan anti gempa. Sedangkan untuk struktur bangunan dapat diterapkan struktur bangunan anti gempa. c) zona cukup aman (12 -25 m dpl) Pada zona cukup aman sudah dapat dilakukan pembangunan, namun demikian tetap dengan kepadatan sedang dan pola permukiman cluster dimana tetap disediakan ruang evakuasi seperti mesjid, GOR, sekolah dan lain-lain dengan struktur dan konstruksi anti gempa. d) zona aman ( > 25 m dpl) Terutama untuk fungsi-fungsi vital seperti pusat pemerintahan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Intensitas pembangunan dapat dilakukan dari sedang sampai tinggi dengan peruntukan lahan permukiman dan berpola cluster. Untuk antisipasi akibat tsunami dan tingginya potensi gempa di sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat, salah satu cara yang harus dilakukan adalah mengurangi tingkat resiko. Artinya adalah setiap upaya pembangunan yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah maupun masyarakat, harus diarahkan pada upaya untuk meminimalisir dampak bencana

tsunami. Hal yang dilakukan antara lain adalah pada zona berbahaya dan sangat berbahaya perlu pengetatan pengeluaran Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yang harus dibarengi dengan IMB anti gempa.

Dengan demikian diharapkan tata ruang pesisir yang rawan bencana tetapii ramah bencana menjadi solusi untuk meminimisasi korban jiwa dan harta benda jika terjadi bencana tsunami. 4.2 PERENCANAAN DINDING PENAHAN GELOMBANG

4.2.1Studi Literatur Penelitian dimulaidengan melakukan studi awal berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya dan ditunjang dengan literatur-literatur yang mendukung, seperti jumal, proceeding, buku, dan lain lain. Persiapan Percobaan 4.2.2Perancangan Model
Perancangan model fisik penahan gelombang dilakukan karakteristik prototipe untuk mewakili penahan gelombang yang sebenarnya. Beberapa hal yang

harus dilakukan dalam perancangan model fisik sebelum pembuatan model tersebut

BAB V PENUTUP V1. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Permasalahan pada daerah pantai adalah abrasi Salah satu metode menanggulangi abrasi pantai adalah penggunaan struktur penahan gelombang dimana struktur tersebut berfungsi sebagai peredam energi. 2. Gelombang laut disebabkan oleh angin, gaya tarik menarik bumi bulan matahari, gempa di dasar laut, maupun pergerakan kapal. Angin di atas lautan memindahkan tenaganya ke permukaan perairan, menyebabkan ombak. 3. -Jenis Gelombang Berdasarkan Cara Terpecahnya: Gelombang Kapal Spilling, Plunging, Surging -Jenis Gelombang Berdasarkan Cara Pembangkitnya :Gelombang Angin, Gelombang Pasang Surut,Gelombang Vulkanik / Tektonik,Gelombang Tsunami. - Jenis Gelombang Berdasarkan Kedalaman Relatif :Gelombang di laut dangkal jika d/L 1/20,Gelombang di laut transisi jika 1/20 < d/L < ,Gelombang di laut dalam jika d/L . 4. Berikut fungsi-fungsi dari gelombang laut :Gelombang Laut Membantu Membuat Pantai,Menjaga Kestabilan Suhu Dari Iklim Dunia,Melalui Permukaan Ombak, Terjadi Pertukaran Gas,Meningkatkan kemampuan adaptasi dan kekuatan dari Makluk hidup,Meningkatkan Adanya Keanekaragaman Hayati,Gelombang Laut Membantu Adanya Hubungan Simbiosis Mutualisme. 5. Seawall merupakan tembok besar yang dibangun disepanjang pesisir

pantai.Seawall biasanya menahan gelombang yang tersisa dari breakwater.Tujuan untuk menahan gelombang dalam skala besar.

V.3 DAFATAR PUSTAKA 1.43598126-Makalah-Breakwater.doc 2.ITS-Undergraduate-17492-4306100097-Paper.docx 3.1941_CHAPTER_III.doc 4.164091326_0853-2028.docx 5.67723426-Perencanaan-Pelabuhan-I.docx 6.PENATAAN RUANG KAWASAN RAWAN TSUNAMI.doc

Anda mungkin juga menyukai