BAB VII Praktikum Mekanika Tanah
BAB VII Praktikum Mekanika Tanah
41
Kelompok 21
Praktikum Hidrolika 42
Hydraulics bench
7.3 a. b.
Langkah Kerja Slope diukur dengan perbandingan 1 : 200; Hambatan ditempatkan pada sekat di tengah flume (langkah ini tidak dilakukan untuk visualisasi aliran tanpa hambatan);
c.
Motor dihidupkan, ketinggian diatur hingga kedalaman yang diinginkan (head hulu = 13 cm) dan amati aliran;
d. e.
Tailgate ditempatkan dibagian hilir flume untuk mendapatkan loncatan air; Kertas kalkir dipasang pada dinding luar kaca flume, rekatkan dengan selotip;
f.
Plot pada kertas kalkir posisi dari hambatan(untuk visualisasi aliran tanpa hambatan tidak dilakukan) dan muka air. Hasil plotting aliran dapat dilihat pada lampiran;
g. h.
Volume dan waktu dicatat untuk penghitungan debit aliran. Langkah dari poin b sampai f diulangi untuk setiap penggunaaan tailgate
Kelompok 21
Praktikum Hidrolika 43
7.4
Analisa, Hasil Perhitungan dan Kesimpulan Hasil analisis dan perhitungan berdasarkan data percobaan diperoleh
seperti yang akan dibahas berikut : 7.4.1 Visualisasi Aliran Melalui Ambang Lebar 7.4.1.1 Tujuan Untuk mengamati profil muka air melalui hambatan ambang lebar hulu vertikal dan ambang lebar hulu bulat serta mengetahui panjang loncat air. 7.4.1.2 Analisa Data Hasil Percobaan dan Kesimpulan 1. Plotting muka air untuk visualisasi aliran melalui hambatan ambang lebar dapat dilihat pada kertas kalkir. 2. a. b. c. Data-data yang diperoleh : Lebar saluran (b) Tebal ambang lebar (t) = 7,6 cm = 35 cm
: 1:200 : 13 cm : 5 cm
Kelompok 21
Praktikum Hidrolika 44
Tabel7.1 Hasil Percobaan Visualisasi Aliran melalui Ambang Lebar Hulu Vertikal Head Hulu (cm) Volume V (liter) Run I 5 13 5 5 6,95 7,05 7,50 7,167 Run II Run III Waktu t (detik ) Waktu rata-rata t (detik)*) Debit Q (L/dt ) 0,71942 0,70922 0,66667 0,69844 Debit**) Rata-rata Q (L/dt )
= 2,123
Kesimpulan :
Kelompok 21
Praktikum Hidrolika 45
Pada saat air mendekati ambang lebar di bagian hulu yang berbentuk siku, muka air menjadi turun, kemudian ketika air mengalir di atas hambatan ambang lebar, garis muka air mendekati datar. Ketika air mencapai bagian hilir ambang lebar yang berbentuk lengkungan, air mengalir dan jatuh mengikuti bentuk lengkung dari ambang lebar tersebut serta diperoleh tinggi y1 = 0,010 m, y2= 0,03 m dan panjang loncat air L = 0,12 m. Ambang Lebar Hulu Bulat
Tabel 7.2 Hasil Percobaan Visualisasi Aliran melalui Ambang Lebar Hulu Bulat
Volume (liter) 5 5 5 Waktu (detik) 10,26 11,22 10,93 Debit (Q) 0,487 x 10 0,446 x 10 0,457 x 10
-3 -3 -3
Q rata-rata =
Kelompok 21
Praktikum Hidrolika 46
yc = Kecepatan aliran : V1 = =
= 0,0157 m
= 0,514 m/d
= 1,498
Kesimpulan : Profil muka air di hulu dan di atas hambatan untuk ambang lebar hulu bulat sama seperti profil muka air pada ambang lebar hulu vertikal. Namun ketika air mencapai bagian hilir ambang lebar yang berbentuk siku, air yang mengalir tidak bisa mengikuti bentuk dari hilir ambang lebar, sehingga air mengalir membentuk parabolis yang mengakibatkan terbentuknya rongga udara di antara hilir ambang lebar dan di daerah bawah aliran jatuhan air serta diperoleh tinggi y1 = 0,012 m, y2= 0,0254 m dan panjang loncat air L = 0,0804 m.
7.4.2 Visualisasi Aliran Melalui Ambang Tipis 7.4.2.1 Tujuan Untuk mengamati profil muka air melalui hambatan ambang tipis.
Kelompok 21
Praktikum Hidrolika 47
7.4.2.2 Analisa Data dan Hasil Percobaan 1. Plotting muka air untuk visualisasi aliran melalui hambatan ambal tipis dapat dilihat pada kertas kalkir. 2. Data-data yang diperoleh : a. Lebar saluran (b) b. Tebal ambang tipis (t) = 7,5 cm = 0,7 cm
: 1:250 : 13 cm : 6 cm
Q rata-rata =
Kelompok 21
Praktikum Hidrolika 48
q=
= 2,496
Kesimpulan : Pada aliran melalui ambang tipis, tinggi muka air di bagian hulu (di belakang ambal tipis) relatif sama, tapi aliran menjadi berubah cepat (rapidly varied flow) sewaktu melewati hambatan ambang tipis, karena kondisinya berupa terjunan serta diperoleh tinggi y1 = 0,014 m, y2= 0,0494 m dan panjang loncat air L = 0,2125 m.
7.4.3 Visualisasi Aliran Melalui Pintu Sorong 7.4.3.1 Tujuan Untuk mengamati profil muka air melalui hambatan pintu sorong.
Kelompok 21
Praktikum Hidrolika 49
7.4.3.2 Analisa Data dan Hasil Percobaan 1. Plotting muka air untuk visualisasi aliran melalui hambatan pintu sorong dapat dilihat pada kertas kalkir. 2. Data-data yang diperoleh : a. Lebar saluran (b) b. Tinggi tailgate = 7,5 cm = 7 cm
: 1:250 : 13cm : 7 cm
Q rata-rata =
Kelompok 21
Praktikum Hidrolika 50
q=
= 6,72
Kesimpulan : Pada aliran air melalui pintu sorong dengan bukaan 1cm dapat dilihat bahwa semakin tinggi head hulu maka semakin besar pula debit alirannya dan panjang loncat air juga semakin besar. Selain itu pada bagian hilir terbentuk olakan air yang terjadi sebelum muka air menjadi stabil kembali serta diperoleh tinggi y1 = 0,007 m, y2= 0,066 m dan panjang loncat air L = 0,354 m
7.4.4
7.4.4.1 Tujuan Untuk mengamati profil muka air tanpa hambatan pada saluran terbuka.
Kelompok 21
Praktikum Hidrolika 51
7.4.4.2 Analisa Data dan Hasil Perhitungan 1. Plotting muka air untuk visualisasi aliran tanpa hambatan dapat dilihat pada kertas kalkir. 2. Data-data yang diperoleh : Lebar saluran (b) = 7,6 cm Slope Head hulu = 1:250 = 3,1 cm
Kesimpulan : Bentuk aliran sangat tergantung pada kecepatan aliran, slope dasar saluran, debit, hambatan yang dilalui dan tailgate. Pada aliran bebas hambatan, tinggi head hulunya 3,1 tinggi y1 = y2 = 0,032 m dan tidak diperoleh panjang loncat airnya.
Kelompok 21