1410 8178 2012 2 5312

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan

Yogyakarta, 26 September 2012

KARAKTERISASI PENUKAR PANAS TERHADAP LAJU ALIR PADA SISI PRIMER UNTAI UJI BETA
Edy Sumarno, Kiswanta, Bambang Heru, Joko Prasetio, Ainur R. Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Gd.80 Serpong-Tangerang E-mail :edysumarno60@yahoo.co.id

ABSTRAK KARAKTERISASI PENUKAR PANAS TERHADAP LAJU ALIR PADA SISI PRIMER UNTAI UJI BETA. Telah dilakukan karakterisasi penukar panas terhadap laju alir pada sisi primer Untai Uji BETA. Untai Uji BETA (UUB) adalah sarana eksperimen untuk mempelajari berbagai fenomena termohidrolika khususnya untuk sekuen postLOCA (Lost of Coolant Accident). Pada Untai Uji BETA terdapat sistem penukar panas yang berfungsi sebagai pengambil panas dari sisi primer ke sisi sekunder. Karakterisasi dimaksudkan untuk mengetahui kinerja sistem penukar panas, selanjutnya dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan analisis, dan sebagai acuan rancangan eksperimen. Metode karakterisasi dilakukan dengan cara mengoperasikan sistem penukar panas dengan variasi laju alir fluida sisi primer. Penentuan efisiensi penukar panas dilakukan dengan membandingkan energi panas yang masuk pada inlet penukar panas yang dibawa oleh fluida primer dengan energi keluar pada outlet penukar panas yang diambil oleh fluida sekunder. Dari hasil karakterisasi diperoleh bahwa kenaikan laju alir fluida sisi primer dari 0,000397 m3/s ke 0,000904 m3/s terjadi penurunan efisiensi penukar panas dari 78,25% menjadi 71,17%. Harga efisiensi dapat lebih besar lagi apabila sistem tangki penukar panas tersebut dibungkus dengan isolasi panas sehingga tidak ada kebocoran panas. Kata kunci: Efisiensi, Penukar panas, Untai Uji BETA ABSTRACT CHARACTERIZATION OF THE HEAT EXCHANGER AGAINTS THE FLOW RATE IN THE BETA TEST LOOP. Characterization of the heat exchanger has been carried out against the flow rate on the BETA Test Loop. BETA Test Loop (UUB) is a facility of experiments to study the thermal hydraulic phenomena, especially for thermal hydraulic post-LOCA (Lost of Coolant Accident). Sequences on the BETA Test Loop contained a heat exchanger system that serves as a heat removal from the primary side to the secondary side. Characterization is intended to determine the performance of the heat exchanger system, shall be used as material for analysis, and as a reference design experiments. The method characterization is done by operating the heat exchanger system with a variety of primary side fluid flow rate. Determination of the efficiency by comparing the heat energy carried by the primary fluid in the inlet heat exchanger to the energy taken out form oulet heat exchanger by a secondary fluid. The results from the characterization to obtained that rising primary side fluid flow rate of 0.000397 m3/s to 0.000904 m3/s decline in the efficiency of the heat exchanger from 78.25% to 71.17%. Efficiency value can be even greater when the system heat exchanger tank is wrapped with thermal insulation so that no heat leakage. Key words: Efficiency, heat exchanger, BETA Test Loop.

PENDAHULUAN

ntai Uji BETA (UUB) adalah sarana eksperimen untuk mempelajari berbagai

fenomena termohidrolika khususnya untuk sekuen post-LOCA (Lost of Coolant Accident). Konfigurasi UUB terdiri dari sistem sirkulasi air termasuk
Buku II hal. 531

Edy Sumarno, dkk.

ISSN 1410 8178

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

bagian uji (test section), pemanas listrik dan sistem pembuangan panas. Untuk penelitian terkait fenomena termohidrolika tersebut, UUB dilengkapi dengan tiga bagian uji yaitu QUEEN (Quenching Experiment) untuk mempelajari fenomena pembasahan kembali (rewetting), SEPHIA untuk mempelajarai karakteristik penukar panas cangkang dan tabung (shell and tube), dan HeaTiNG (Heat Transfer in Narrow Gap) untuk mempelajari perpindahan panas pada celah sempit[1]. Untai Uji BETA memiliki sistem penukar panas yang berfungsi sebagai pengambil panas dari sisi primer ke isi sekunder. Perancangan dan pembuatan serta pemasangan penukar panas pada instalasi Untai Uji BETA telah dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi terhadap penukar panas Untai Uji BETA. Diagram UUB seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Metode karakterisasi dilakukan dengan cara mengoperasikan sistem penukar panas dengan variasi laju alir fluida sisi primer. Penentuan efisiensi penukar panas dilakukan dengan membandingkan energi panas yang masuk pada inlet penukar panas yang dibawa oleh fluida primer dengan energi keluar pada outlet penukar panas yang diambil oleh fluida sekunder.

minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar. Jenis penukar panas yang sederhana ialah sebuah wadah dimana fluida yang panas dan fluida yang dingin dicampurkan secara langsung. Dalam sistem yang demikian kedua fluida akan mencapai temperatur akhir yang sama, dan jumlah panas yang berpindah dapat diperkirakan dengan persamaan kerugian energi dari fluida yang lebih panas dengan perolehan energi oleh fluida yang lebih dingin. Contoh peralatan perpindahan panas yang menggunakan pencampuran fluida secara langsung adalah pemanas air pengisi ketel terbuka (open feed-water heater), dan kondensor-jet (jet condenser). Tetapi yang lebih lazim adalah penukar panas dimana satu fluida terpisah dari fluida lainnya oleh suatu dinding atau sekat. Termasuk dalam kelompok ini adalah penukar kalor cangkang dan tabung (shell and tube) yang merupakan penukar panas yang paling banyak digunakan. Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 3 macam aliran yaitu Counter current flow (aliran berlawanan arah), Paralel flow atau current flow (aliran searah), Cross flow (aliran silang)[2][3]. Setiap tipe penukar panas mempunyai spesifik karakteristik yang terkait dengan kinerjanya (unjuk kerjanya) yang didasarkan terhadap panas (energi panas) yang diambil dengan yang dilepaskan (dipindahkan). Karakteristik yang umum pada penukar panas adalah efisiensi yaitu berupa perbandingan antara energi yang masuk ke bagian inlet dengan energi yang keluar pada outlet penukar panas. Energi masuk adalah energi yang dikandung oleh fluida panas yang biasa disebut fluida primer. Sedangkan energi keluar adalah energi yang dapat diambil oleh fluida dingin yang biasa disebut fluida sekunder. Sehingga secara umum efisiensi sistem penukar panas diformulasikan sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Untai Uji BETA TEORI Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain dan dapat berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Media pemanas yang dipakai dalam penelitian ini adalah air. Penukar panas dirancang sedemikian rupa agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya perbedaan temperatur di antara fluida, sehingga terjadi aliran panas dari fluida yang temperaturnya lebih tinggi ke fluida yang temperaturnya lebih rendah. Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang
Buku II hal. 532

E2 x100% E1
o

(1) (2) (3)

E1 m1 x c p x T1 (primer )
E 2 m 2 x c p x T2 (sekunder )
o

dimana: = Efisiensi (%) E1 = Energi pada bagian primer (KWatt atau KJoule/detik). E2 = Energi pada bagian sekunder (KWatt atau KJoule/detik). m1 = laju massa fluida panas (kg/det) m2 = laju massa fluida dingin (kg/det) Cp = kapasitas panas spesifik fluida (KJoule/kgoC)
Edy Sumarno, dkk

ISSN 1410 8178

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

T1 T1 in T1 out ( o C)

T2 T2 out T2 in ( o C)
T = selisih temperatur masukan-keluaran T1,out = temperatur fluida primer keluar. T1,in = temperatur fluida primer masuk. T2,in = temperatur fluida sekunder masuk. T2,out = temperatur fluida sekunder keluar. Terhadap penukar panas yang merupakan produk suatu industri dan telah dipergunakan secara luas, maka umumnya karakteristik yang terkait dengan efisiensi ini telah menyertakan sertifikasi produk tersebut. Tetapi apabila penukar panas sebagai hasil dari rancangan sendiri, maka karakterisasi efisiensinya harus ditentukan sendiri dengan cara melakukan uji fungsi atau percobaan. TATA KERJA Alat yang digunakan Untai Uji BETA. DAS (data akuisisi sistem) untuk pencatat data. Flow meter untuk mengukur laju alir fluida panas primer dan sekunder Termokopel untuk mengukur temperatur. Tang kombinasi untuk pemasangan termokopel. Obeng untuk pemasangan termokopel. Alat bantu lain. Cara kerja 1. Langkah pertama sistem kelistrikan pada panel Untai Uji BETA dihidupkan, selanjutnya pompa sekunder dihidupkan dan dilakukan pencatatan laju alirnya. Pre-heater dihidupkan sebanyak 3 buah yaitu pemanas No.3 ; No.4 ; serta No.8 Pompa primer dihidupkan dan pada inverter dilakukan penyetingan sebesar 20 Hz lalu DAS (Data Acquisisi System) dihidupkan dan dilakukan perekaman datanya. 2. Selanjutnya ditunggu hingga temperatur masukan dan temperatur keluaran pada penukar panas benar-benar stabil, dan jika sudah menunjukan data yang stabil maka inverter pada motor primer dinaikkan tahap demi tahap hingga mencapai 50 Hz. 3. Setiap kali dilakukan penambahan perubahan laju alir maka putaran (rpm) pompa primer pada inverter harus dinaikkan selanjutnya dilakukan pencatan laju alir dan perekaman datanya menggunakan DAS. Penukar panas seperti ditunjukkan pada Gambar 2 yang merupakan hasil rancang bangun sendiri, sebelum dipergunakan untuk keperluan mendukung pelaksanaan eksperimen termohidrolika, perlu diketahui lebih dahulu kinerjanya terutama karakteristik efisiensinya.
Edy Sumarno, dkk.

Metode dalam penentuan efisiensi adalah dengan membandingkan energi panas yang masuk yang dibawa oleh fluida primer dengan energi keluar yang diambil oleh fluida sekunder. Sehingga peralatan yang dipersiapkan adalah yang dapat untuk mencatat besaran parameter yang diperlukan misalnya laju alir, temperatur fluida dan lain-lain.

Gambar 2. Rancangan alat penukar panas. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil eksperimen pengaruh laju alir sisi primer terhadap temperatur fluida primer dan fluida sekunder pada penukar panas UUB seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Laju alir pada sisi sekunder ditetapkan sebesar 0.0004416 m3/s tidak divariasikan (tetap). Sedangkan daya (energi panas) masuk diasumsikan sama dengan energi pemanas listrik (dianggap tidak ada rugi panas). Panas ini sebagai panas awal untuk dapat beroperasinya Untai Uji BETA. Untuk mendapatkan nilai efisiensi dilakukan perhitungan menggunakan persamaan no. 1, 2, dan 3. Selanjutnya data-data tersebut diatas diubah dalam bentuk grafik seperti disajikan pada Gambar 3. Berdasarkan hasil perhitungan dan Gambar 3 diatas, dapat dijelaskan bahwa nilai efisiensi berubah mengikuti setiap perubahan laju alir, tetapi perubahannya tidak besar yaitu untuk laju alir terendah (0,000397 m3/s) efisiensinya adalah 78,25 % dan laju alir tertinggi (0,000904 m3/s) efisiensinya adalah 71,17%. Beda efisiensi terendah dan tertinggi adalah sekitar 7,08%. Sehingga bila diambil nilai rata-ratanya maka efisiensinya sekitar 74,57%. Nilai deviasi dari harga efisiensi tertinggi dan terendah terhadap nilai rata-rata adalah sekitar 3,83%, dan nilai ini merupakan deviasi yang relatif kecil sehingga dapat diterima dan dipertanggungjawabkan. Hasil karakterisasi tersebut diperoleh efisiensi yang relatif masih rendah, hal ini disebabkan karena masih banyak panas yang terbuang ke lingkungan.
Buku II hal. 533

ISSN 1410 8178

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

Tabel 1. Data suhu primer dan suhu sekunder penukar panas. No Frekuensi ( Hz ) 20 25 30 35 40 45 50 Primer Sekunder Laju alir Tin (oC) (m3/s) (t1) Tout (oC) Tin (oC) Tout (oC) E1 (t2) (T1) (T2) (Watt) 0,000397 0,000494 0,000604 0,000707 0,000802 0,000898 0,000904 72,11 72,11 72,75 73,82 72,00 70,43 70,30 64,55 65,87 67,32 68,72 67,67 66,66 66,63 45,00 45,37 45,77 45,72 44,89 44,37 43,07 50,32 50,93 51,58 51,64 50,51 49,80 48,42 E2 (Watt) Efisiensi () (%) 78,25 79,64 78,15 72,49 71,49 70,85 71,17

1 2 3 4 5 6 7

0,003002 0,002349 0,003080 0,002453 0,003282 0,002564 0,003611 0,002618 0,003473 0,002483 0,003389 0,002401 0,003316 0,002360

80 78 Efisiensi, %

dibungkus dengan isolasi panas sehingga tidak ada kebocoran panas. UCAPAN TERIMA KASIH

76 74 72

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir Suharno, M.Sc sehingga dapat selesainya makalah ini. DAFTAR PUSTAKA

70 0,397 0,494 0,604 0,707 0,802 Laju alir, 10-3 m3/s 0,898 0,904

Gambar 3. Hubungan efisiensi penukar panas terhadap laju alir KESIMPULAN Dari hasil karakterisasi diperoleh bahwa kenaikan laju alir fluida sisi primer dari 0,000397 m3/s ke 0,000904 m3/s terjadi penurunan efisiensi penukar panas dari 78,25% menjadi 71,17%. Harga efisiensi dapat lebih besar lagi apabila sistem tangki penukar panas tersebut

1. MULYA JUARSA dan A.R. ANTARIKSAWAN, Studi Eksperimental Quencing pada Celah Sempit, Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia, Vol.4, Edisi Khusus 4, Agustus, 2003. 2. FRANK KREITH dan ARKO PRIJONO M.Sc. Prinsip prisip Perpindahan Panas, Edisi ketiga. ERLANGGA, 1986. 3. TAMZIL MUSA. Latihan Keahlian Thermohidrolika Eksperimental, PPTKR, Serpong, 1993.

Buku II hal. 534

ISSN 1410 8178

Edy Sumarno, dkk

Anda mungkin juga menyukai