Anda di halaman 1dari 4

I.

Tujuan Untuk mengetahui dan memahami teknik identifikasi bakteriEschericia coli dengan uji biokimiawi menggunakan media Mc Concey, KIA, LIA, SIM, dan EMB serta mengetahui ciri ciri pertumbuhannnya. II. Dasar Teori Di dunia ini banyak sekali dijumpai berbagai jenis bakteri, dan setiap bakteri mempunyai karakteristik yang berbeda tetapi juga ada yang sebagian mempunyai kemiripan. Oleh karena itu untuk mempermudah dalam mempelajarinya dipergunakan pendekatan secara taksonomi. Bakteri merupakan mikroba uniseluler yang masuk dalam kelas Shizomycetes. Pada umumnya bakteri tersebar luas di alam. Ada yang hidup bebas, bersifat saprofitik, parasit, atau patogen pada manusia, binatang atau tumbuhan. Ada beberapa jenis bakteri bersifat fotosinteteik. Ada tiga bentuk dasar bakteri, yaitu bulat(coccus),batang (acillus), dan spiral ( Irianto, 2007 ). Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni, morfologi sel bakteri, pengujian sifat-sifat fisiologi dan biokimianya. Selain itu, identifikasi juga dapat dilakukan dengan penguraian sifat patogenitas dan serologinya. Pertumbuhan bakteri di alam dipengaruhi oleh beberapa faktor luar seperti susbtrat, pertumbuhan , pH, temperatur, dan bahan kimia. Bakteri yang nampak dapat memiliki morfologi yang sama, namun keperluan nutrisi dan persyaratan ekologinya berbeda. Untuk pengamatan morfologi bakteri dengan jelas ,tubuhnya perlu diisi dengan cat warna, pewarnaan ini disebut pengecatan ekteri ( Irianto ,2007). Beberapa media diramu oleh ahli mikrobiologi untuk menjaring dan membedakan mikroorganisme, kelompok media biakan ini disebut dengan media selektif dan media diferensial. Media selektif adalah media biakan yang mengandung paling sedikit satu bahan yang menghambat perkembangbiakan mikroorganisme yang tidak di inginkan dan membolehkan perkembangbiakan mikroorganisme tertentu yang ingin di isolasi. Bahan yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme adalah antibiotik seperti streptomycin dan penicillin, bahan kimiawi seperti Na-diazine atau zat warna kristal violet dan malakit hijau. Sedangkan media diferensial itu diramu agar dapat membedakan kelompok mikroorganisme tertentu yang tumbuh pada media biakan. Media diferensial ini biasanya mengandung bahan kimia yang dapat digunakan oleh kelompok mikroorganisme tertentu. Apabila beberapa mikroorganisme tumbuh pada media diferensial, maka dapat dibedakan kelompok mikroorganisme berdasarkan perubahan pada media biakan atau penamoilan koloninya ( Lay, 1994 ). Berikut beberapa uji biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri, antara lain : a) Mc Concey Agar Persenyawaan utama didalam media ini adalah laktosa, garam empedu dan merah netral. Media McConcey ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram Positif yang disebabkan oleh garam empedu dan kristal violet. Bakteri Gram Negatif yang tumbuh dibedakan dalam kemampuannya memfermentasikan laktosa. Koloni dari bakteri yang memfermentasikan laktosa berwarna merah bata dan dapat dikelilingi oleh endapan garam empedu. Endapan ini disebabkan oleh penguraian laktosa menjadi asam yang akan bereaksi dengan garam empedu.

Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa biasanya bersifat patogen, dimana golongan bakteri ini tidak memperlihatkan perubahan pada media, ini berarti bahwa warna koloninya sama dengan warna media ( Lay, 1994 ). b) SIM ( Sulfit Indol Motility ) Media ini biasanya digunakan dalam identifikasi yang cepat, hasil uji indol yang negatif karena tidak terbentuk lapisan ( cincin ) berwarna merah muda pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai sumber carbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovacs. Asam amino triptopan merupan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein. Hasil positif ditunjukkan terbentuk warna hitam yang berarti bekteri menghasilkan gas Hidrogen Sulfit (H2S) dan cincin indol berwarna merah muda setelah penambahan reagens kovacs (Pelczar dan Chan. 2005 ). c) MR-VP 1. Uji MR ( Methyil Red ) Uji methyil red digunakan untuk menentukan adanya fermentasi asam campuran . Beberapa bakteri memfermentasikan glukosadan menghasilkan berbagai produk yang bersifat asam, sehingga akan menurunkan pH media pertumbuhan menjadi 5,0 atau lebih rendah. Penambahan indikator methyil red dapat menunjukkan adanya perubahan pH menjadi asam, dimana pada pH 4,4 berwarna merah dan pH 6,2 ( sedikit mendekati basa ) berwarna kuning, sehingga jika hasilnya positif yang ditunjukkan dengan terjadinya fermentasi asam campuran, maka kaldu biakan akan tetap berwarna merah (asam) sedang apabila tidak terjadi fermentasi maka biakan akan berubah warna menjadi kuning (basa ) ( Lay, 1994 ). 2. Uji VP ( Voges Proskauer ) Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang melaksanakan fermentasi 2,3-butanadiol. Penambahan 40% KOH dan 5% -napthol dalam etanol dapat menentukan adanya asetoin ( asetil metil karbinol ), sehingga hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya asetoin yang berwarna merah muda setelah penambahan KOH ( Lay,1994 ). d) Simmons Citrate Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi,dimana media simmons sitrat berupa media padat. Simmons sitrat agar merupakan media sintetik dengan Na sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon, NH4+ sebagai sumber N dan Brom Thymol biru sebagai indikator pH. Hasil positif ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna dari hijau menjadi biru yang menunjukkan bahwa mikroorganisme mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon ( Lay,1994 ). e) TSIA ( Triple Sugar Iron Agar ) TSIA terutama digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri Gram Negatif, medianya mengandung 3 macam gula yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. Mengandung indikator merah

fenol dan FeSO4 untuk memperlihatkan pembentukan H2S yang ditunjukkan dengan adanya endapan berwarna hitam, endapan hitam terbentuk akibat H2S bereaksi dengan Fe menjadi FeS yang berwarna hitam ( Lay,1994 ). E. coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5 micrometer. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 micrometer kubik. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37 derajat. Kita mungkin banyak yang tidak tahu jika di usus besar manusia terkandung sejumlah E. coli yang berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan. Dari sekian ratus strain E. coli yang teridentifikasi, hanya sebagian kecil bersifat pathogen, misalnya strain O157:H7. Bakteri yang namanya berasal dari sang penemu Theodor Escherich yang menemukannya di tahun 1885 ini merupakan jenis bakteri yang menjadi salah satu tulang punggung dunia bioteknologi. Hampir semua rekayasa genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E. coli akibat genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa. Riset di E. coli menjadi model untuk aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini juga merupakan media cloning yang paling sering dipakai. Teknik recombinant DNA tidak akan ada tanpa bantuan bakteri ini. Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan E. coli. Misalnya dalam produksi obat-obatan (insulin, antiobiotik), high value chemicals (1-3 propanediol, lactate). Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh bakteri ini asal genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa guna menghasilkan jenis produk tertentu yang diinginkan. Jika mengingat besarnya peranan ilmu bioteknologi dalam aspekaspek kehidupan manusia, maka tidak bisa dipungkiri juga betapa besar manfaat E. coli bagi kita. Escherichia coli adalah bakteri yang menyerang organ-organ traktus digestivus, traktus urinarius, dapat menyebabkan meningitis pada bayi prematur dan neonatus. Strain enteropatogenik E. coli sering menyebabkan diare akut pada anak-anak umur di bawah dua tahun. Tabel 1. Hasil Identifikasi E coli Dengan Media Selektif Media Bakteri 1. SSS 2. KIA 3. LIA 4. MIO Timbul gas, warna media berubah dari merah menjadi kuning, Media tetap berwarna ungu, H2S negatif, Terjadi perubahan warna media dari ungu ke kuning, terjadi pergerakan bakteri dan timbul cincin merah (indo positif) setelah ditambahkan pereaksi covac (Raharni,2000) DAPUS Raharni, dkk, 2000, Hubungan antara Waktu Kadaluwarsa Ampisilina dengan Daya Hambat Pertumbuhan E. coli secarain vitro Identifikasi Timbul gas, warna media berubah dari merah menjadi kuning,

Irianto, K, 2007, Mikrobiologi Lay, Bibiana W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium Pelczar dan Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi 2.

Anda mungkin juga menyukai