Anda di halaman 1dari 5

INFLASI

Penyebab inflasi : 1. DEMAND PUSH INFLATION Pada saat perekonomian sedang membaik kesempatan kerja membaik pendapatan akan naik memicu pengeluaran naik Agregat Demand (AD) naik P

P3 P2 P1 E1 AD1 E2

E3

AS

AD3 AD2

Y1

Yf

Y3

Y riel

Mula2 keseimbangan berada pada E1 (Y1,P1) perpotongan antara AD1 dan AS karena perekonomian membaik maka E1 E2 (Yf, P2) perpotongan antara AD2 dan AS. AD1 AD2 : pergeseran ke kanan karena AD bertambah. Setelah AD2 ternyata pengeluaran/permintaan masih tetap bertambah dari AD2 ke AD3 yaitu pada titik keseimbangan E3 (Y3,P3). Pada saat ini akan menjadi tidak efektif dalam jangka panjang sebab harga akan terus meningkat merangsang pekerja (konsumen) untuk menuntut kenaikan upah membebani biaya produksi. Pergeseran AD juga bisa disebabkan oleh karena bertambahnya pengeluaran pemerintah (G) karena adanya instabilitas politik atau keadaan perang.

2. COST PUSH INFLATION

Perekonomian sedang membaik kebutuhan akan SDM meningkat meningkatkan penawaran upah terjadi kenaikan biaya. P

P5 P4 P3 P2 P1

AS3 AD3 AS2 AD2 AS1 AD1

Y1 = Yf

Yriel

Dengan adanya kenaikan upah maka AS1 AS2 AS3 karena produsen mengurangi supply sebab kenaikan biaya. P berubah dari P1 P2 P3. Bagi tenaga kerja yang mengalami kenaikan upah Y akan naik maka pengeluaran akan naik pada tingkat Yf yang sama sebab tidak terjadi PHK. Sehingga AD akan naik dari AD1 AD2 AD3 dan P akan naik lebih cepat yaitu pada P4 dan P5. 3. INFLASI KARENA KENAIKAN BARANG IMPORT. Inflasi ini bisa disebabkan : 1. Kebutuhan barang import meningkat 2. Kenaikan harga barang import 3. Penurunan kurs Karena keadaan perekonomian selalu terdapat pengangguran, maka bisa menyebabkan STAGFLASI stagnasi dan inflasi. Yaitu pada saat pengangguran tinggi dan terjadi inflasi.

AS2 P2 AS1

KEBIJAKSANAAN FISKAL DAN PENGANGGURAN Kebijaksanaan fiskal yang dilakukan adalah : menambah pengeluaran pemerintah atau menurunkan pajak supaya Y naik mendekati full employment pengangguran turun. 1. Pendekatan Y = E Penambahan G E E= Y Penurunan T E E=Y E1(T1) E2 (G1) E0(To) E1 (Go) G1 To Go T1

Yo Y1 Y Dengan adanya pertambahan G maka Yo Y1 pengangguran berkurang

Karena itu pertambahan G lebih banyak mempengaruhi Y daripada penurunan pajak 2. PENDEKATAN Y & AS P

Yo Y2 Y Dengan penurunan pajak mempengaruhi konsumsi sebab komponen pengeluaran (E) adalah Konsumsi (C) Penurunan T T = Y yang bertambah untuk menambah konsumsi Bila C = MPC . Y maka C = MPC . T Namun kenaikan konsumsi untuk menambah pengeluaran agregat yang berarti menambah pendapatan tidak sebesar pengaruh pertambahan G AS

P1 P2 E2

E1

Dengan adanya pertambahan G maka Eo akan bergeser menjadi E1 untuk kombinasi dengan AS. Dimana Yo Y1 dan Po P1. Apabila tingkat harga tidak berubah maka jumlah pendapatan karena pertambahan G adalah pada Yx. Dengan adanya penurunan pajak maka E0 bergeser menjadi E2 untuk kombinasi dengan AS dimana Y0 Y2 dan Po P2 Apabila tingkat harga tidak berubah maka jumlah pendapatan karena penurunan pajak adalah sebesar YZ. Karena efek pengganda dari pertmabhan G > dari pada efek pengganda dari penurunan pajak maka Y2 < Y1 namun P1 > P2.

2. KEBIJAKSANAAN MONETER DAN PENGANGGURAN Kebijaksanaan moneter yang dilakukan adalah yang bertujuan menaikkan pengeluaran menaikkan investasi bunga harus turun Ms ditambah.

PENDEKATAN E = Y E

E=Y E1 ( I1)

I1

E2 (Io)

Io

Yo

Y1

PENDEKATAN Y & AS P AS

P2 P1 A

C B

AD1

AD2

Yo Y2 Y1 Y riel Dengan bertambahnya jumlah uang beredar menurunkan tingkat bunga menaikkan investasi. Pada E = Y terlihat bahwa Yo Y1. Namun pada pendekatan Y dan AS terlihat bahwa sebenarnya secara riel Y bertambah dari Yo Y2 sebab ada kenaikan harga menjadi P2 dan merupakan kombinasi dari AS dan AD2. Apabila Y naik pengangguran turun. Kebijakan Fiskal dan moneter untuk mengatasi inflasi adalah kebalikan dari mengatasi pengangguran. Sehingga : Kebijakan Fiskal : G diturunkan dan T dinaikkan Kebijakan Moneter : Ms diturunkan.

Anda mungkin juga menyukai