Anda di halaman 1dari 56

PYOGENIC COCCI (COCCUS PENGHASIL NANAH)

Dra. SITTI ZULEIHA


BAGIAN MIKROBIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN USU

4 Genus dalam Pyogenic Cocci :


Staphylococcus Streptococcus Pneumococcus Neisseriae

STAPHYLOCOCCUS

Ordo Famili Genus Species

: Eubacteriales : Micrococcaceae : Staphylococcus : Staphylococcus aureus

Staphylococcus epidermidis (albus) Staphylococcus saprophyticus

TANDA-TANDA STAPHYLOCOCCUS

Bentuk bola, ukuran 0,8-1,0 , susunan buah anggur (kelompok), Gram Positif Gerak (-), Spora (-), Gas (-) Tumbuh baik pada suhu 37 C, aerob Pada MSA (Mannitol Salt Agar) koloni bulat, halus, menonjol, berkilauan Dapat meragikan banyak Karbohidrat

3 Macam Metabolit Bakteri :


1.

Non toksin : Antigen permukaan Koagulasa Hialuronidasa Fibrinolisin Proteasa Lipase Tributirinasa Fosfotasa Katalasa

3 Macam Metabolit Bakteri :


2.

Ekso toksin : alpha hemolisin hemolisin Delta hemolisin Leukosidin Sitotoksin Toksin eksfoliatif

3 Macam Metabolit Bakteri :


3. Entero toksin

Dibuat jika bakteri ditanam dlm perbenihan semisolid dg konsentrasi CO2 30%

Tdd protein yang bersifat : Non hemolitik Non dermonekrotik Non paralitik Termostabil Tahan thd pepsin dan tripsin

Patogenesis & Infeksi Staphylococcus

Terutama Staph epidermidis flora normal kulit, sal pernapasan, sal pencernaan makanan 6,6% bayi umur 1 hr ditemukan Staph di hidung 50% bayi umur 2 hr 62% bayi umur 3 hr 88,8% bayi umur 4-8 hr

Patogenesis & Infeksi Staphylococcus Dapat ditemukan pd udara & lingkungan. Patogenisitas gabungan dr berbagai metabolit yang dihasilkannya

Patogenesis & Infeksi Staphylococcus

Staphylococcus aureus invasif,

penyebab hemolisis, koagulasa (+), catalase (+), mencairkan gelatin, pigmen kuning emas (+), meragikan Mannitol.

Staphylococcus epidermidis : invasif (-),

non hemolitik, warna putih, koagulasa (-), catalase (-), tidak meragikan Mannitol.

PATOLOGI

Furunkel (abses) merupakan contoh lesi oleh Staph. Bakteri berkembang biak dlm folikel rambut nekrosis jar.setempat koagulasi fibrin di sekitar lesi dan pembuluh getah bening dinding yang membatasi proses nekrosis serbukan sel radang pencairan jar.nekrotik di pusat lesi cairan akan keluar di tempat yang kurang tahanannya Pengeluaran cairan abses diikuti dgn pembentukan jar.granulasi. Peradangan setempat merupakan sifat khas dari infeksi Staphylococcus Bakteri dapat menyebar lewat pembuluh getah bening dan pembuluh darah

Staphylococcus dapat Menyebabkan :


Sistesis dan pielitis Septikemia Endokarditis Meningitis Abses serebri Sepsis puerpuralis Trombosis sinus kavernosus Orbitalis Osteomielitis Pneumonia

Umumnya penyakit-penyakit ini disebabkan oleh Staphylococcus koagulasa positif

Gambaran klinik

Tanda-tanda peradangan setempat yang menyembuh setelah pus dikeluarkan Dinding fibrin sekitar abses mencegah penyebaran bakteri. Jika dinding rusak bakteri dapat menyebar bakterimia Pada keracunan makanan karena enterotoksin, tidak ada demam

BAHAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Laboratorium

Diperoleh dengan cara swabbing (langsung) dari darah, pus, sputum, likuor serebrospinalis

PEMERIKSAAN LANGSUNG
PERBENIHAN

Memakai pewarnaan gram yang diambil dari bahan (spesimen) langsung

Menanam bahan yang diambil dari media

TES KOAGULASI

Ada 2 cara : - slide test Bound Coagulase (Clumping Factor) - tube test koagulasa bebas

PENENTUAN TIPE BAKTERIOFAGA

Cara ini penting untuk menentukan tipe staph. Yang diasingkan

Pencegahan

Penyebaran langsung dengan kontak fisik dapat dicegah dengan kebersihan kulit, mencegah pencemaran bakteri pada luka dan lecet Air borne infection di kamar operasi dicegah dengan memakai sinar ultra violet Dari Lingkungan Rumah sakit :

70-80 % Staphylococcus di Rumah Sakit tahan terhadap Penicillin

Perbedaan Sifat dari Sp. Staphylococcus


S. AUREUS WARNA KOLONI HEMOLISIS PERTUMBUHAN KOAGULASA PER.GLUKOSA PER.MANITOL PROTEIN A ASAM : -Ribitol -glicerol -glicerol-N-acetil glukosamin Kuning emas + + + + + + + S. EPID Putih + + + S. SAPRO Kuning jeruk +

STREPTOCOCCUS

Fam : Streptococcaceae Genus : Streptococcus Spesies : Strep. Pyogenes Strep. Pneumoniae Morfologi : - coccus bentuk rantai : 0,5-1 m - sifat patogen - infeksi pada manusia gram (+) - umur tua gram (-) - spora (-), gerak (-)

Sifat Pertumbuhan
Bersifat anaerob fakultatif Tumbuh baik pada pH 7,4-7,6 Suhu optimal 37C selama 18-24 jam Bentuk koloni mucoid dan glossy

Sifat Pertumbuhan
Berdasarkan sifat hemolitik pada agar darah: 1. Strep. viridans (hemolisis tipe ) : membentuk warna hijau dan hemolisis sebagian di sekeliling koloni 2. Strep. haemolyticus (hemolisis tipe ) : membentuk zona bening di sekeliling koloni clear zone 3. Strep. anhaemolyticus (hemolisis tipe ) : tidak menyebabkan hemolisis

Klasifikasi Streptococcus dapat berdasarkan :


1. Daya kerjanya sel darah merah 2. Daya tahan faktor fisika dan kimia 3. Tes biokimia

BAHAN YANG DIAMBIL UNTUK PEMERIKSAAN : Usap tenggorokan Nanah Darah


MEDIA : Blood agar (agar darah) Media + darah 5 %

Bakteri ini menyebabkan penyakit epidemik : Scarlett fever Radang tenggorokan Febris puerpuralis Rheumatic fever Kategori Strep. dapat dipisahkan dalam 5 klp : 1. Strep.hemolitik 2. Strep.viridans 3. Strep.faecalis (enterococcus) 4. Strep.laktat 5. Peptostreptococcus

Enzim yang dihasilkan : 1. Streptokinase 2. Streptodornase 3. Hialuronidase 4. Proteinase 5. Amilase 6. Esterase Pemeriksaan Laboratorium : 1. Bahan pemeriksaan 2. Pemeriksaan langsung 3. Perbenihan 4. Imunitas daya tahan 5. Pengobatan antibiotika

Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri Strep.dibagi dalam bbrp kategori :


a. Penyakit yang tjd akibat invasi Strep. hemolitikus Grup A : - erisipelas - sepsis puerpuralis b. Penyakit yang tjd karena infeksi lokal Strep. hemolitikus Grup A : - radang tenggorokan - impetigo

c. Endokarditis bakterialis - endokarditis bakterialis akuta - endokarditis bakterialis subakuta d. Infeksi lainnya e. Penyakit paska infeksi Strep. hemolitikus Grup A - glomerulonefritis - jantung reuma CARA KONTROL YANG PENTING : 1. Antibiotika secara intensif 2. Pencegahan penyebaran bakteri : mencegah pengotoran debu, ventilasi yang baik, saringan udara, sinar UV, pemakaian aerosol

Dra. Sitti Zuleiha Bagian Mikrobiologi FK USU

1881 STERNBERG dan PASTEUR (tempat berbeda) menemukan Pneumokokus dalam saliva manusia 1886 FRUENKEL dan WEICHSELBAUM (terpisah) : Bakteri ini menyebabkan P. lobaris Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit : 1. Pneumonia 5. Osteomielitis 2. Sinusitis 6. Artritis 3. Otitis 7. Peritonitis 4. Meningitis 8. Ulserasi kornea

MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI :

PNEUMOKOKUS (STREP.PNEUMONIAE)

A. Ciri-ciri :

Diplokokus bentuk lanset, gram + ve dan ve Terlihat dalam bahan biakan muda Pada dahak (nanah) kokus tunggal (rantai) Makin tua organ cepat gram ve dan secara spontan cenderung timbul lisis Strep.viridans mengalami lisis Pertumbuhan Pneu. dihambat pada perbenihanpada sekitar cakram optochin Tes ini membedakan antara Pneu & Strep hemolisis

B. Kultur
Tumbuh membentuk koloni bundar kecil Pertumbuhan bentuk kubah bentuk pusat plateau dengan tepi yang mengalami peninggian Merupakan hemolitik pada agar darah Pertumbuhan akan ditingkatkan oleh CO2 : 5-10 %

C. Sifat Pertumbuhan
Energi diperoleh dari fermentasi glukosa & produksi as.laktat secara cepat yang menghambat pertumbuhan Netralisasi kultur broth dengan alkali dalam waktu tertentu pertumbuhan besar

D. Variasi Pneumokokus menghasilkan sejumlah besar kapsul koloni mukoid besar Produksi kapsul bagi pertumbuhan pada medium agar Produksi kapsul hilang setelah dilakukan subkultur Pneumokokus akan menghasilkan kapsul lagi & virulensinya apabila disuntikkan pada tikus

PATOGENESIS
A. TIPE PNEUMOKOKUS Orang dewasa, tipe 1-8 bertanggung jawab kasus pneumonia karena Pneumococcus, lebih dari setengah kematian akibat bakterimia karena Pneumococcus Pada anak-anak tipe 6,14,19 & 23 paling sering B. PRODUKSI PENYAKIT Pneumococcus penyakit melalui kemampuannya untuk berkembang biak dalam jaringan Tidak menghasilkan toksin Virulensi dari organ fungsi kapsul, dapat mencegah pencernaan oleh fagosit Manusia diimunisasi dengan tipe polisakarida pneumococcus kebal terhadap tipe pneumokukus tersebut

PATOGENESIS
C. KEHILANGAN DAYA TAHAN 40-70 % manusia sebagai CARRIER Pneumoccus yang virulen Mukosa pernafasan normal harus memiliki daya tahan alamiah bagi Pneumococcus 1. Ketidaknormalan saluran pernafasan 2. Alkohol (intoksikasi obat) menekan fagositik 3. Dinamika peredaran abnormal (ke gagal jantung) 4. Mekanisme lain : gizi, anemia, nefrosis

TANDA -TANDA KLINIS

- Serangan mendadak - Demam, menggigil & nyeri tajam pada pleura - Sputum berwarna merah kecoklatan

UJI DIAGNOSTIK LABORATORIUM

Bahan : Darah, Sputum A. Hapusan yang diwarnai : secara gram dapat memperlihatkan organ yang khas, sebahagian polimorfonuklear neutrofil & sebahagian sel darah merah B. Tes Pembengkakan kapsul : Sputum segar diemulsi dicampur dengan anti serum menyebabkan pmbengkakan kapsul (reaksi Quellung) untuk identifikasi Pneumococcus dan penentuan tipe

UJI DIAGNOSTIK LABORATORIUM


C. Kultur : sputum yang dikultur pada agar darah dan inkubasi dalam suasana CO2 (Candle Jar) D. Suntikan intraperitoneal sputum pada tikus. Hewan akan mati dalam waktu 18-48 jam, darah dari jantung akan memberikan kultur murni yang mengandung Pneum. E. Pneumococcus meningitis : Pemeriksan kultur cairan cerebrospinal akan membuat diagnosa tepat F. Obat pilihan : Penicillin G

BENTUK-BENTUK PNEUMONIA SPESIFIK


1. Pneu. Pneumokokus Paru 2. Pneu. Legionela penularan melalui air, AC, sistem air hangat Tanda : kaku, demam, gejala saluran pernafasan 3. Pneu. Mikoplasma paru Tanda : demam, batuk Komplikasi : meningitis, ensefalitis, perikarditis, miokarditis

BENTUK-BENTUK PNEUMONIA SPESIFIK


4. Pneumoniae yang disebabkan Haemophilus influenzae 5. Pneu. Klebsiella 6. Pneu. Staphylococcus

TANDA-TANDA PNEUMONIA PADA PENDERITA - Mendadak - Demam - Menggigil - Sakit pleura yang nyata

TANDA-TANDA KLASIK
infeksi mulai dengan mendadak kekakuan yg berat kenaikan suhu sangat cepat batuk produktif sputum seperti karat besi nyeri dada pleuritis pemeriksaan dada adanya konsolidasi lobus ekspansi thorax terbatas pada sisi yang terkena

PNEUMONIA PADA ORANG DEWASA

Strep. pneumonia Mycoplasma pneumonia Legionella pneumophilia


PNEUMONIA PADA ANAK-ANAK Haemophilus influenzae S. pneumoniae Staph. aureus

Ordo : Eubacteriales Fam : Neisseriaceae Genus : Neisseria Spesies : 1. N. meningitidis

2. N. gonorrhoeae Beda antara: N.meningitidis: fermentasi gula-gula membentuk


asam dari glukosa & maltosa N.gonorrhoeae: membentuk asam dari glukosa. Identifikasi tambahan: sintesis iodine-reacting polysaccharide dari sukrosa oleh sp. Neisseria selain N. gonorrhoeae, N. meningitidis & N. lactamicus.

MORFOLOGI & IDENTIFIKASI


A. Ciri Organisme: - bakteri gram ,diplococcus non motil:0,8M - bentuk ginjal, berpasangan, sisi yang cekung berdekatan B. Kultur: Media: - Mueller-Hinton - Thayer Martin - Coklat agar

MORFOLOGI & IDENTIFIKASI


- pembenihan selama 48 jam - koloni Gonococci & Meningococci : bentuk cembung, berkilau, meninggi & sifatnya mukoid dengan diameter 1-5 mm, transparan (pekat) - tidak berpigmen, tidak bersifat hemolitik

MORFOLOGI & IDENTIFIKASI


C. Karakteristik Pertumbuhan: - kondisi aerob, beberapa sp. dapat tumbuh anaerob - fermentasi karbohidrat - dihasilkan asam, gas - oksidasi kunci identifikasi - menghasilkan enzim autolitik yang dari pembengkakan yang cepat & lisis in vitro 25 C, pH alkalis.

N. meningitidis (meningococcus) Patogenesis, patologi & temuan klinik:


- manusia (satu-satunya inang) meningococci jadi patogen - hidung & tenggorokan pintu masuk penyakit yang disebabkan meningococci - pd organ tersebut bakteri menempel pd sel epitel dgn bantuan piliflora transient gejala - dari hidung & tenggorokan (nasopharynx) organ aliran darah. Timbul bakteremia, gejala mirip infeksi saluran pernafasan.

Patogenesis, patologi & temuan klinik:


- fulminant meningococcemia demam tinggi dan ruam koagulasi diseminasi intravaskuler & kolaps pada aliran darah (sindrom waterhouse friderichsen) - meningitis komplikasi paling banyak, gejala: mendadak, sakit kepala terus-menerus, muntah, leher kaku koma (bbrp jam) - thrombosis pd pemb. darah kecil di bbrp. organ myocarditis interstitial, arthritis & lesi pd kulit. Permukaan otak tertutupi eksudat nanah.

Uji laboratorium diagnostik:


A. Spesimen : - darah kultur - cairan spinal smear, kultur, determinasi kimiawi - swab nasopharynx kultur cocok utk survei pembawa materi B. Smear : pewarnaan gram dari sedimen cairan spinal neisseria dlm leukosit polimorfonuklear (ekstrace)

Uji laboratorium diagnostik:


C. Kultur : - medium coklat agar 37C - media Thayer Martin modifikasi antibiotika ( vancomycin, colistin, amphotericin ) pertumbuhan neisseria, menghambat pertumbuhan bakteri lain. D. Serologi : antibiotika utk polisakarida meningococci dpt diukur dengan aglutinasi lateks ( tes hemaglutinasi) atau dgn aktivitas bakterisidal

Pengobatan :
- Penicillin G - Cefotaxime - Ceftriaxone

orang yg alergi penicillin

N. gonorrhoeae (gonococcus)
Struktur antigen :
antigen yg heterogen & mampu berubah struktur permukaannya pd tabung uji (in vitro) yang di asumsikan berada dlm organ hidup (in vivo) utk menghindar dari pertahanan inang (host)

Struktur permukaan :
A. Pili tentakel berbentuk rambut memanjang hingga mikrometer dr permk. gonococci menempel pd sel inang & resisten thd fagositosis. Terbuat dr protein pilin (B.M. 17.000 - 21.000)

Struktur permukaan :
B. Por : por membesar mencapai membran sel gonococci. Terjadi dlm trimer utk membentuk pori-pori pd permukaan melalui nutrisi yg masuk ke sel (B.M. 34.000 37.000) C. OPA: protein berfungsi dlm adhesi gonococci dlm koloni & penempelan gonococci pd sel inang (B.M. 24.000 32.000) D. RMP: B.M. 33.000 secara antigen tersimpan di semua gonococci. Reduction Modifiable Protein (RMP) saat tjd reduksi bergabung dgn por membentuk pori pd permukaan sel

Struktur permukaan :
E. Lipopolisakarida (LOS) : beda dengan batang enterik gram , memiliki rantai antigen O panjang (B.M. 3000 7000)

Uji laboratorium diagnostik :


A. Spesimen : - nanah & sekresi urethra, cervix, rectum, conjunctiva, tenggorokan - kultur darah penyakit sistemik B. Smear : - urethra (eksudat) dr endocervix gram, akan terlihat diplococcus dlm sel nanah

Uji laboratorium diagnostik :


C. Kultur : tanam pd media Thayer Martin (37C) D. Serologi : - antibodi terhadap pili, berbagai protein selaput luar, mungkin terhadap endotoksin terbentuk - gonococcus yg resisten thd efek serum dapat menimbulkan infeksi yang menyebar - peka terhadap penicillin & obat lain dan tergolong oksotipe kausus nutritionally deficient - tes radioimmunoassay - ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay)

INFEKSI GONOCOCCUS
Penyakit yg disebabkan oleh infeksi gonococcus gonore. Gonore dan sifilis seringkali ditemukan pada seorang penderita sekaligus.

1838 : Ricord membuktikan bahwa gonore & sifilis


merupakan 2 jenis penyakit yg berbeda setelah dilakukan penelitian

Neisser : pendapat Ricord setelah Neisser


menemukan N. gonorrhoeae gonore

1905 : Schaudinn & Hoffman menemukan


Treponema pallidum sifilis

Infeksi pada pria :


Penularan gonore kontak seksual Masa tunas rata-rata 4 hari. Penderita mengeluh disuria dan mengeluarkan pus sewaktu miksi. Timbul demam dan terjadi leukositosis, sering tidak dijumpai gejala sistemik. Pengobatan secara adekuat dengan antibiotik yg tepat dapat mempercepat penyembuhan.

Infeksi pada wanita :


Masa tunas gonore sukar ditentukan karena tidak menunjukkan gejala-gejala. Gejala dapat berupa disuria/poliuria, keluar getah dari vagina, demam atau nyeri perut. Komplikasi dapat timbul berupa radang pelvis merupakan kelanjutan infeksi yg terjadi dalam tuba fallopii. Ini merupakan penyebab utama terjadinya kemandulan di kemudian hari.

Infeksi pada anak :


Umumnya terjadi pada masa perinatal, yaitu saat bayi lewat jalan lahir. Manifestasinya dapat berupa infeksi pada mata yang disebut ophthalmia neonatorum atau blenorrhoeae. Bila dibiarkan tanpa pengobatan dapat mengakibatkan kebutaan.

Anda mungkin juga menyukai