Anda di halaman 1dari 20

NILUH WINDA ANGGRIANI

PENYELIDIKAN WABAH
A. 1. PENGERTIAN DARI SUDUT ARTI KATA WABAH A/ apidemi berasal dari bahasa yunani yaitu epi= pada & demos yg = penduduk a/ rakyat. Jadi epidemiologi diartikan sgb hal2 tentg penyakit yg trjadi pd penduduk 2. Dari sudut apidemiologi Wabah berartisuatu peningkatan kejadian kesakitan a/ kematian suatu penyakit disuatu tempat tertentu, yang melebihi keadaan biasanya. 3. Dari sudut perUUngan (UU no. 4 tahun 1984 ) Wabah ialah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dlm masyarakat yg jumlah penderitanya meningkat scr nyata melebihi dari pada keadaan yg lazim pd waktu & daerah trtentu serta dpt menimbulkan malapetaka.

B. Bentuk wabah (menurut sifat)


1. Point sourceepidemic ( common source epidemic ) suatu letusan penyakit yg do sebabkan oleh keterpaparan sejumlah orang dalam suatu kelompok scr menyeluruh dan terjadinya dlm waktu yg relatif singkat dan mendadak dan sumbernya berasal dari satu sumber. Ciri2 common soirce epidemic : Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yg masa inkubasi penyakit yg pendek (periode penularan penyakit 48 jam ) Episode penyakit merupakan peristiwa unggal dgn penyakit di tularkan dari 1 sumber Waktu mu nculnya penyakit jelas Lenyapnya penyakit dalam waktu yg cepat

Median dari masa tunas (perkiraan saat terjadinya penularan) pt ditentukan scr mudah dgn mmbaca waktu dari setengah (50%) yg trjadi pd grafik a/ dapat di hitung dgn cara :

2. Contagious disease epidemic a/ propagated epidemic ( progressive epidemic)


Bentuk epidemic yg terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik scr langsung maupun tdk langsung melalui udara makanan maupun vektor. Ciri2 Timbulya gejala penyakit(onset penyakit) scr pelan Masa inkubasi penyakit yg panjang Episode penyakit yg majemuk Waktu munculnya penyakit tdk jelas Lenyapnya penyakit dlm waktu lama Umumnya berlaku u/ suatu penyakit menular 3. Mix source epidemic (wabah campuran) Suatu keadaan wabah di samping ditemukan gejala dari wabah bentuk pertama jg d temukan gejala2 dari wabah bentuk yg ke2. gejala u/ wabah jenis ini tdk khas sehingga sering mengacaukan interpretasi yg dpt mempersulit upaya penanggulangan.

Penyebab terjadinya wabah


Keracunan makanan yaitu enteritis yg di sebabkan oleh : E.coli, safilokokus & salmonella Penyakit menular yg masa inkubasinya singkat yaitu Demam berdarah, kolera, influenzamalaria, campak, pes, dan demam kuning. Penyakit menular yg masa inkubasinya lebih lama seperti : tripanosomiasis afrika (penyakit tidur dgn waktu lama dan tidak bagun2 sekelas parasit dan kebanyakan dotemukan hanya di afrika), hepatitis infeksi Bahan beracun yaitu makanan yg tercemar insektisida dan bahan kimia yg di pakai dlm pertanian

Tujuan penyelidikan wabah


1. Mencari penyebab sbg upaya pemberantasan wabah 2. Mencegah perluasan wabah untuk tujuan memperkecil akibatnya. Langkah-2 penanggulangan wabah 1. Cara penanggulangan sementara kejadian wabah : - penaggulangan sementara dpt dilakkukan/ diperlukan sblum semua tahap penyelidikan dilampaui -

2. Langkah 2 umum penyelidikan wabah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Konfirmasi informasi : menelaah kasus yg dilaporkan dlm upaya menegakan diagnosis melalui analisis riwayat klinis & uji Lab (bila tidak memadai dpt di ambil tindkan atas dasar diagnosis Pemastian diagnostik penyakit & penentuan KLB Mendeskripsikan kasus berdasarkan org, waktu, & tempat Membuat penanggulangan sementara (jika dibutuhkan) Melaksanakan penyelidikan melalui interview Menegakan hipotesis Analisa & interpretasi data Melakukan tindakan pencegahan & penanggulangannya Membuat laporan penyelidikan

Pastian terjadinya wabah


Peningkatan jumlah penderita yg ekstrim di daerah trtentu diansumsikan / diduga adanya wabah Penyakit endemis yg bersifat musiman, bila pola penyakit berjangkit dipengaruhi oleh musim, mk jumlah penderita diharapkan sebanyak penderita di musim yg sama pada tahun yg lalu Penyakit yg bukan endemis Penyakit endemis yg tidak di pengaruhi oleh musim Di indonesia wabah ditetapkan oleh mentri kesehatan sedangkan out Breack bila kejadian terbatas & dapat ditanggulangi sendiri oleh pemda setempat

Langkah menetapkan terjadinya wabah


Memastikan kebenaran laporan yg diterima Menilai ada tidaknya peristiwa wabah dengan cara : Menetapkan nilai batas keadaan wabah dgn cara menunjukan keadaan normal sbgmn lazimnya berdasarkan nilai rata2 (mean) penderita pada satu penyakit pada satu kurun waktuyang sama Menghitung jumlah rata2 penderita baru yg di temukan Membandingkan jumlah rata2 penderita baru dgn

contoh
Di suatu puskesmas dlm keadaan lazim , tercatat jumlah pnderita baru u/ penyakit X selama 12 minggu sebanyak 8 orang , 10 orang, 13 orang, 9 org, 9 org, 15 org, 10 org, 8 orag, 11 org, 13 org,14 orang, dan 14 orang. Tetapi pada empat minggu kemudian di temukan jumlah penderita baru penyakit x tersebut sebanyak 25 org, 40 org, 60 org, dan 75 org . Pertanyaan apakah di wilayah kerja puskesmas trsebut terjangkit penyakit X ? Jawab : Hitunglah nilai batas keadaan wabah dgn mencari nilai rata2 pd keadaan wabah

Sebuah kasus
Disuatu puskesmas dlm keadaan yg lazim, tercatat jumlah penderita baru u/ penykit X slm 12 minggu sebanyak 1. 8 org , 10, 13,10,10,15,10,8,11,13,14,&14 org. Tetapi pada empat minggu kemudian di temukan jumlh penderita bbaru penyakit X tersebut sebanyak 35, 40, 60, 75, pertanyaa : apakah di wilayah kerja puskesmas trsebut terjangkit penyakit X 2. 5 org ,7, 10, 9, 9, 11, 9,8,12,10,0rang 14, dan 14 orang. Tetapi pada empat minggu kemudian di temukan jumlah penderita baru penyakit X tersebut sebanyak 30 org, 27m 35, & 47 org. 3. 9,10,12,14,19,21,19,18,12,10,14,& 14 org ttpi pada 4 minnggu kemudian di temukan jumlah penderita baru penyakit x tersebut sebanyak 37, 42, 45, & 57 org 4. 19,12,12,14,19,21,19,18,14,10,14,& 14 org ttpi pd 4 mggu kemudian dtemkan jumlah penderita baru X tersebut sebanyak 37, 42, 45,& 57 org.

Alamat e-mail :

dd234hs@yahoo.co.id

Penyaringan (screening)
Usaha pencegah an Tinkat II

Suatu usaha mendeteksi/ menemukan penderita penyakit trtent yg tanpa gejala (tidak tampak) dlm suatu masyarakat a/ sekelompok penduduk tertentu dgn menggunakan suatu tes uji yg dpt diterapkan scr cepaT dlm sebuah skala yg besar

Macam2 screening 1. Mass screening (penyaringan massal) yaitu penyaringan yg melibatkan poulasi scr keseluruhan 2. Penyaringan multiple (multiphasik) -> penggunaan dari berbagai uji penyaringan yg diterapkan pd saat yg sama. 3. Penyaringan yg ditargetkan pd kelompok yg terkena paparan2 yg spesifik -> TK pabrik yg menggunakan bahan timbal 4. Penyaringan oportunitis (penyaringan pd penemuan kasus, terbatas pada penderita yg berkonsultasi pd praktisi kesehatan Tujuan program screening Tujuan umum : mendeteksi penderita sedini mungkin sebelum timbul gejala klinis yg jelas

Tujuan khusu 1. u/ diagnosa dini penyakittrtentu guna pengobatan yg tepat & pencegahan yg lebih dini. 2. u/ mmperoleh keterangan epidemiologis yg berguna bagi petugas kes. Terutama bgi dikter / klinis & bagi peneliti 3. u/ mendidik a/ mmbiasakan masyarakat un/ memeriksakan diri scr teratur dan sedini mungkin. Kriteria pelaksanaan screening ( wilson 1968) 1. Penyakit Serius bila tdk dpt didiagnosis scr dini Prevalensi tinggi pada tahap praklinik Periode panjang diantara tanda2 I & timbulnya penyakit 2. Uji diagnostik Sensitif & spesifik -sederhana & murah Aman & dapat di terima reliabel 3. Diagnosis & pengobatan Faselitas adekuat -efelktif dpt diterima & pengobatan yg aman telah trsedia

Keuntungan pelaksanaan program screning


Biaya relatif murah Pelaksanaanya singkat & efektif Mmberikan informasi yg cepat Pelaksanaan mudah & cukup sederhana Fleksibel Validitas : kemampuan dari tes penyaringan u/ memisahkan mereka yg betul2 menderita terhadap mereka nyg betul2 sehat. Dua komponen menentukan besarnya tkt validitas 1. Nilai sensitivitas : kemampuan dari suatu tes penyaringan yg scr benar menempatkan mereka yg betul2 menderita pd kelompok penderita (probabilitas hasil uji (+) pada org2 yg mengidap penyakit. A/ (a+c) 2. Nilai spesifitas : kemampuan suatu tes yg scr benar menempatkan mereka yg betul2 tdk menderita pada kelompok sehat. (probabilitas hasil uji (-) pd org yg tidak menderita penyakit. Beberapa perhitungan dlm uji validitas 1. Positive sebenarnya (true positife) 2. Positif palsu (pals positife) 3. Negative palsu (pals negative) = pd tes penyaringan dinyatakan sehat tp di diagnose klinik teryata menderita

Nilai sensitivitas spesifisitas dipengaruhi oleh : 1. Risiko adanya kasusu yg tdk terjaring / lolos dari seleksi karena menolak diperiksa/ tdk ikut berpartisipasi 2. Besarnya biaya dignosa klinik u/ menentyukan penderita scr klinis terutama pada mereka dgn positif palsu 3. Frekuensi penyaringan ( kemungkinan pad penyaringan berikut akan mengambil kasus

Hasil tes + Jumlah

Keadaan penderita sakit a c a+c Tidak sakit b d b +d

jumlah a +b c +d N

a. Positive benar = jumlah mkereka yg sakit dan yg tejaring positive melalui penyaringan b. Positive palsu = jumlah mereka yg sehat dan yg terjaring positive pd penyaringan c. Negative palsu = jumlh mereka yg skit dan yang terjaring negative pd penyaringan. d. Negative enar = jumlah mereka yg sehat dan terjaring

Nilai validitas pada tabel


1. sesitivitas : besarnya presenytase mereka yg sakit yg terjaring positve melalui tes penyaringan : S = a / ( a + c ) x 100 % 2. Spesifisitas : besarnya presentase mereka yg sehat yg secara benar terjaring negetiv pada tes penyaringan : f = d / ( b + d ) x 100 % 3. Negative palsu : besarnya presentasi mereka yg sakit tetapitidak terjaring oleh tes ( hasilnya negativ ) : g = c / ( a + c ) x 100 % 4. positiv palsu ; presentasi mereka yg sehat yg oleh tes penyaringan dinyatakan positiv : p = b / ( b + d ) x 100 % Kelemahan perhitungan sensitifitas dan spesifisitas untuk skrining : 1. Tidak semua hasil pemerikassan dpt dinyarakan dgn tegas ya / tidak 2. Perhitungn sensitifitas dan spesifisitas di lakukan setelah penyakit di ketahui atau di diagnosa

Nilai perkiraan kecermatan


Nilai kecermatan positif ( positive accurary ) : proporsi jumlah yg sakit terhadap semua hasil tes positiv : y = a / ( a+b) x 100 % Nilai kecermatan negative akurat ( negative accurary) : proporsi jumlah yg tidak sakit terhadap semua hasil tes negative : z = d / ( c+d)

Prevalensi pada penderita dalam suatu populasi = a + c

Sebuah uju skrining yg di lakukan mahasiswa semester akhir akademi kebidanan makassar u/ mendeteksi adanya kanker servik uteri pada 64810 wanita usia 40-47 tahun melalui papsmaer setelah 5 tahun dari 1115 dengan hasil skrinning positiv di konfirmasi sebanyak 132 org menderita kanker serviks uteri sedangkan pada 63695 peserta yg di skrining dengan hasil yg negatife teryata 45 orang di konfirmasi menderita kangker serfik. Gunakan data ini pada soal berikut hitunglah 1. Besarnya angka sensitifitas tes adalah : 2. Besarnya angka spesifisitas tes adalah : 3. Besarnya nilai predikstif positif adalah 4. Besarnya prevalensi adalah :
Hasil uji skrining
Positive (+) Negative (-) jumlah

kangker serviks
CE A 132 C 45 177 sehat B 983 7.351

jumlah
1.115 64.710

D 63.630 63695

Air kepala mengandung isotonik yg bersivat menetralkan racun

Anda mungkin juga menyukai