Djanggan Sargowo
PENDAHULUAN
Penyakit jantung katub menyebabkan kelainan pada aliran darah yang melintasi katub-katub tersebut. Katub normal memiliki 2 ciri aliran yang kritis, yaitu : 1. Aliran searah 2. Aliran yang tidak dihalangi Daun katub memiliki respon yang tinggi sehingga perbedaan tekanan yang kecil ( kurang dari 1 mmHg) antara 2 ruang jantung sudah mampu membuka dan menutup daun katub tersebut.
Katub yang terserang penyakit dapat menimbulkan 2 jenis gangguan fungsional, yaitu : 1. Insufisiensi Katub Yaitu daun katub tidak dapat menutup dengan rapat sehingga darah dapat mengalir balik (regurgitasi atau inkompeten katub) 2. Stenosis Katub Yaitu lubang katub mengalami penyempitan sehingga aliran darah mengalami hambatan. Insufisiensi dan Stenosis dapat terjadi bersamaan pada satu katub yang dikenal dengan lesi campuran
PATOFISIOLOGI
I. STENOSIS MITRALIS
Stenosis mitralis menghalangi aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri selama diastolik ventrikel. Untuk mengisi ventrikel dengan adekuat dan mempertahankan curah jantung, atrium kiri harus menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melampaui katub yang menyempit. Lesi stenosis mitralis akan memperkecil lubang katub. Gejalagejala secara khas belum muncul sebelum katub ini mengecil sampai sekitar 50%, yaitu dari ukuran normal 4 6 cm2 menjadi kurang dari 1,5 cm2 . Pada keadaan dimana lubang katub sudah menyempit seperti ini, maka tekanan atrium kiri akan naik untuk mempertahankan pengisian ventrikel dan curah jantung; akibatnya tekanan vena pulmonis akan meningkat, menimbulkan dispea. Pada tahap awal biasanya dapat didengar bising jantung diastolik yang merupakan petunjuk adanya aliran abnormal melalui katub yang menyempit. Lebar katub yang kurang dari 1 cm2 menunjukkan suatu keadaan stenosis mitralis yang gawat.
Dua perubahan hemodinamik yang terkait kerja, kurang dapat ditoleransi pada stenosis mitralis, yaitu : Tatikardia (denyut nadi cepat) Peningkatan tekanan atrium kiri
Kondisi
Bising diastolik dan bunyi jantung pertama (sewaktu katub AV menutup) mengeras dan opening snap akibat hilangnya kelenturan daun katub Pembesaran atrium kiri yaitu gelombang P melebar dan bertakik, dikenal sebagai P mitrale, bila irama sinus normal, hipertrofi ventrikel kanan, fibrilasi atrium Pembesaran atrium kiri dan ventrikel kanan, kongestif vena pulmonis, edema paru-paru interstisial, redistribusi vaskuler paru-paru ke lobus atas; kalsifikasi katub mitralis Peningkatan selisih tekanan pada kedua sisi katub mitrialis; peningkatan tekanan atrium kiri dan tekanan baji kapiler pulmonalis dengan gelombang a yang prominen; peningkatan tekanan arteria paru-paru; curah jantung rendah; peningkatan tekanan jantung sebelah kanan dan tekanan vena jugularis, dengan gelombang v yang bermakna di bagian atrium kanan atau vena jugularis jika ada insufisieni trikuspidalis.
Temuan Hemodinamik
Gejala paling awal dari insufisiensi mitralis adalah : perasaan lemah dan lelah, hal ini disebabkan oleh karena berkurangnya aliran darah dispea saat beraktivitas palpitasi, gejala-gejala yang berat akan tercetus oleh gagal ventrikel kiri sehingga menyebabkan penurunan curah jantung dan kongesti paru-
Elektrokardiogram
Pembesaran atrium kiri (P mitrale) bila irama sinus normal; fibrilasi atrium; hipertrofi ventrikel kiri
Radiogram dada Pembesaran atrium kiri; pembesaran ventrikel kiri; kongesti vaskular paruparu dalam berbagai derajat Temuan Hemodinamik Peningkatan tekanan atrium kiri dengan gelombang v yang bermakna: peningkatan tekanan akhir distolik ventrikel kiri; peningkatan bervariasi dari tekanan paru-paru.
Tiga gejala khas yang berkaitan dengan stenosis aorta : 1. Sinkop 2. Angina 3. Gagal ventrikel kiri
2
3
Elektrokardiogram
Radiogram dada
Temuan Hemodinamik
Kerusakan ventrikel kiri yang irreversibel akibat ejeksi beban volume berlebihan terhadap resistensi sistemik yang berlangsung lama, dapat menetap. Titik kerusakan yang berat sukar ditentukan. Gejala-gejala awal adalah : 1. Rasa lelah 2. Dispnea saat beraktivitas 3. Palpitasi Mungkin juga terdapat angina dengan hipertrofi ventrikel kiri dan tekanan distolik rendah, yang berturut-turut meningkatkan kebutuhan oksigen dan menurunkan suplai oksigen. Namun nyeri substernum yang tidak ada hubungannya dengan iskemia miokardium juga tidak jarang terjadi. Gagal jantung mencetuskan perjalanan yang makin buruk dengan penurunan curah jantung dan peningkatan volume ventrikel, disertai aliran retrograd atrium kiri dan kongesti paru-paru.
Katerisasi Jantung
V. PENYAKIT KATUB TRIKUSPIDALIS Stenosis katub trikuspidalis akan menghambat aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan selama diastolik. Kerusakan ini biasanya menyertai penyakit pada katub mitralis dan aorta sekunder dari penyakit reumatik jantung berat, stenosis trikuspidalis meningkatkan beban kerja atrium kanan, memaksa pembentukan tekanan yang lebih besar untuk mempertahankan aliran katub yang tersumbat.
Temuan klasik pada gagal jantung kanan adalah : 1. Peregangan vena dengan gelombang a yang besar 2. Edema perifer 3. Ascites 4. Pembesaran hati 5. Nausea dan anoreksia akibat bendungan darah
3
4
Insufisiensi trikuspidalis yang murni biasanya disebabkan gagal jantung kiri yang sudah lanjut atau hipertensi pulmonalis yang berat, sehingga terjadi kemunduran fungsi ventrikel kanan. Sewaktu ventrikel kanan gagal dan membesar, terjadilah insufisiensi fungsional dari katub trikuspidalis. Insufisiensi trikuspidalis berkatan dengan gagal jantung kanan.
3 4
T e r i m a
k a s i h