SistemInformasiGeografik
KonsepkonsepGeodesiUntukDataSpasialdan SistemKoordinat(Pertemuan/mingguke7)
Pendahuluan
Obyek atau entitas yang memiliki properties geometrik (jalan, sungai, batas-batas pulau, danau, administrasi, dll) disebut sebagai obyek atau entitas spasial. Di dalam SIG obyek-obyek semacam ini harus bereferensi geografis, dan direpresentasikan menggunakan koordinat bumi, bukan koordinat lokal atau sembarang. Keharusan ini sudah menjadi keniscayaan dengan adanya beberapa definisi SIG (meskipun tidak semua - lihat definisi SG) yang secara jelas mensyaratkan bahwa data spasial harus bereferensi geografis. Untuk memahami lebih lanjut perlu dibahas konsep-konsep geodesi yang mendukungnya.
Pengertian Datum
Koordinat yang dimaksud adalah koordinat posisi titik dalam ruang. Koordinat titik dalam ruang, umumnya berupa koordinat kartesi (X, Y) dan (L, B) serta tinggi (Z atau h (H)). Pertanyaanya adalah .. , karena koordintat (X, Y) dan (L, B) adalah koordinat dalam ruang di atas peta maupun di permukaan bumi, darimana koordinat di hitung dan bumi yang mana (dimensi). Pengetahuan selama ini bumi berbentuk bulat (bola) dengan paramater R (jari2), namun apa benar demikian. Bentuk bumi bisa dibayangkan jika permukaan laut diteruskan sampai mengelilingi bumi, apakah menjadi bulatan (bola) ? Ide-ide awal mengenai gambaran atau bentuk geometrik bumi sebagai implementasi dari konsep-konsep mengenai bumi yang dianut oleh manusia telah berevolusi dari abad ke abad. Bentuk-bentuk tersebut adalah :
Lanjutan
Tiram / oyster atau cakram yang terapung di permukaan laut (konsepsi bumi dan alam semesta menurut bangsa Babilon 2500 tahun SM). Lempeng datar (Hecateus, bangsa Yunani kuno pada 500 SM). Kotak persegi panjang (anggapan para Geograf Yunani kuno pada 500 SM hingga awal 400 SM). Piringan lingkaran atau cakram (bangsa Romawi). Bola (bangsa Yunani kuno : Pythagoras ( 495 SM), Aristoteles membuktikan bentuk bumi dengan 6 argumennya ( 340 SM), Archimedes ( 250 SM), ( 250 SM). Buah jeruk asam / lemon (J. Cassini (1683 1718)).
Bentuk bumi yang diyakini sekarang adalah apa yang disebut sebagai Geoid, merupakan suatu bidang ekuipotensial.
Geoid dapat dibayangkan sebagai permukaan air laut rata-rata di suatu tempat pada suatu waktu. Geoid merupakan bentuk riil bumi, namun paramater dimensinya tidaklah sederhana, untuk itu dalam perhitungan bentuk dan dimensi didekati dengan bangun yang paling mendekati dengan geoid yang paramater dimensinya sederhanya, yaitu suatu ellips yang berputar ------> Ellipsoid
Suatu besaran-besaran atau konstanta-konstanta yang dapat bertindak sebagai referensi atau dasar untuk hitungan-hitungan besaran-besaran tertentu disebut sebagai Datum. Ellipsoid yang paling mendekati bentuk dan dimensi bumi dan dipakai sebagai model bumi atau referensi permukaan atau georeferensi disebut sebagai Datum Geodesi.
Datum geodesi digunakan untuk mendefinisikan sistem koordinat yang digunakan untuk kontrol geodesi. Misalnya : untuk keperluan penentuan hitungan koordinat-koordinat titik-titik dipermukaan bumi).
Datum vertikal adalah bidang referensi untuk sistem tinggi ortometris. Datum vertikal digunakan untuk merepresentasikan informasi ketinggian atau kedalaman. Biasanya bidang referensi yang digunakan untuk sistem tinggi ortometris adalah geoid.
SatuanDerajat
1derajat=60menit 1menit=60detik 1derajat=3600detik 125,2625derajat=125 +0,2625 0,2625derajat=0,2625x60=15,75menit 15,75menit=15 +0,75 0,75menit=0,75x60=45 detik 125,2625derajat= 125 1445 125 1445+24=125 1469=125 1509 125 1445 53=125 13105 53=125 1352
Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah usaha (teknik) merubah bentuk permukaan bumi (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar.
Sistem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi sekecil mungkin distorsi (kesalahan) dengan cara :
Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang tidak terlalu luas, dan Menggunakan bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan tanpa mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder.
Ciri-ciri tertentu atau asli yang ingin dipertahankan sesuai dengan tujuan pembuatan / pemakaian peta. Ukuran dan bentuk daerah yang akan dipetakan Letak daerah yang akan dipetakan.
Persinggungan bidang proyeksi dengan bola bumi : Proyeksi Tangen : Bidang proyeksi bersinggungan dengan bola bumi. Proyeksi Secant : Bidang Proyeksi berpotongan dengan bola bumi. Proyeksi "Polysuperficial : Banyak bidang proyeksi.
Posisi sumbu simetri bidang proyeksi terhadap sumbu bumi : Proyeksi Normal : Sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bola bumi. Proyeksi Miring : Sumbu simetri bidang proyeksi miring terhadap sumbu bola bumi. Proyeksi Transversal : Sumbu simetri bidang proyeksi tegak lurus terhadap sumbu bola bumi.
Pertimbangan Intrinsik Sifat asli yang dipertahankan : Proyeksi Ekuivalen : Luas daerah dipertahankan, yaitu luas pada peta setelah disesuaikan dengan skala peta = luas di asli pada muka bumi. Proyeksi Konform : Bentuk daerah dipertahankan, sehingga sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan sudut-sudut di muka bumi. Proyeksi Ekuidistan : Jarak antar titik di peta setelah disesuaikan dengan skala peta sama dengan jarak asli di muka bumi.
Cara penurunan peta : Proyeksi Geometris : Proyeksi perspektif atau proyeksi sentral. Proyeksi Matematis : Semuanya diperoleh dengan hitungan matematis. Proyeksi Semi Geometris : Sebagian peta diperoleh dengan cara proyeksi dan sebagian lainnya diperoleh dengan cara matematis.
Pertimbangan dalam pemilihan proyeksi peta untuk pembuatan peta skala besar adalah : Distorsi pada peta berada pada batas-batas kesalahan grafis. Sebanyak mungkin lembar peta yang bisa digabungkan. Perhitungan plotting setiap lembar sesederhana mungkin. Plotting manual bisa dibuat dengan cara semudah-mudahnya. Menggunakan titik-titik kontrol sehingga posisinya segera bisa diplot.
10
KELAS 1.BidangProyeksi Pertimbangan 2.Persinggungan EKSTRINSIK 3.Posisi 4.Sifat 5.Generasi BidDatar Tangent Normal Ekuidistan Geometris Kerucut Secant Oblique/Miring Ekuivalen Matematis Silinder Polysuperficial Transversal Konform Semi Geometris
Pertimbangan INTRINSIK
11
Ellipsoid
a. Sumbu panjang (a) dan sumbu pendek (b). b. Kegepengan ( flattening ) - f = (a - b)/b.
12
13
14
TERIMA KASIH
15